Tutor :
Disusun Oleh :
Shabrina Nur Zahra Setiawati
G1B017022
2018
I. Anatomi Cavum Oris
A. Pembagian Cavum Oris
Rongga mulut (cavum oris) adalah bagian tubuh yang
merupakan awal dari saluran pencernaan. Bagian depan rongga
mulut dibatasi oleh bibir, bagian atas dibatasi palatum durum
hingga palatum mole, bagian bawah terdapat otot-otot yang
membentuk bagian mulut dan lidah serta pipi. Rongga mulut dibagi
menjadi dua bagian oleh proscessus alveolaris dan gigi yaitu
vestibulum oris dan celah antara pipi dan gusi dari gigi.
Posteromedial, terletak medial dari proscessus alveolaris disebut
cavum oris proprium. Rongga mulut dilapisi dengan mukosa oral
(tunika mukosa oris), tertutup oleh epitel skuamus berlapis.
Menurut Utomo (2015), fungsi rongga mulut salah satunya
adalah untuk bicara,disamping merupakan jalan masuk bagi sistem
pencernaan dan pernapasan. Di dalam mulut terdapat gigi, lidah
dan glandula ludah. Bentuk rongga mulut dapat berubah dan
bervariasi sesuai perubahan dari jaringan keras maupun lunak
seperti palatum, lidah, pipi dan gigi. Rongga mulut terdiri dari lidah
bagian oral (dua pertiga bagian anterior dari lidah), palatum durum
(palatum keras), dasar dari mulut, trigonum retromolar, bibir,
mukosa bukal, ‘alveolar ridge’, dan gingiva. Tulang mandibula dan
maksila adalah bagian tulang yang membatasi rongga mulut. Pipi
membentuk dinding bagian lateral masing-masing sisi dari rongga
mulut. Pada bagian eksternal dari pipi, pipi dilapisi oleh kulit.
Sedangkan pada bagian internalnya, pipi dilapisi oleh membran
mukosa, yang terdiri dari epitel pipih berlapis yang tidak
terkeratinasi. Otot-otot businator (otot yang menyusun dinding pipi)
dan jaringan ikat tersusun di antara kulit dan membran mukosa dari
pipi. Bagian anterior dari pipi berakhir pada bagian bibir. Bagian
yang terdapat dalam cavum oris yaitu:
1. Vestibulum Oris
Merupakan ruang antaraarcus dentalis dan permukaan
internal dari pipi dan labium oris, dilapisi mucosa oris. Bagian
dalam labiumnya dilapisi mucosa labium. Di antara mucosa
labium oris superior dan inferior dihubungkan dengan mucosa
alveolar oleh frenulum labiae. Bagian posterior mucosa labium
disebut mcosa buccalis, di bawahnya terdapat kumpulan
jaringan lemak yang disebut buccal fat pad, fungsinya sebagai
bantalan pelindung pipi selama proses mastication.mucosa
buccalis berhadapan dengan molar 2 atas terdapat suatu
lubang tempat bermuara duktus glandula parotis (ductus
stenoni). Peralihan dari mucosa buccal menjadi mucosa
alveolaris disebut fornix vestibularis.
2. Cavum oris propium
Cavum oris propium adalah ruangan yang terletak di
dalam arcus dentalis. Ruangan ini ke posterior berhubungan
dengan pharynx lewat isthmus faucium yang dbentuk oleh arcus
glossopalatinus (anterior faucal pilar) dan arcus
glossopharyngeus (posterior faucial pilar). Di tengahnya adalah
uvula. Palatum adalah struktur yang menjadi atap cavum oris
(batas antara cavum oris dan cavum nasi). Palatum dibedakan
menjadi palatum durum (keras) dan palatum molle (lunak).
B. Inervasi Cavum Oris
Nervus yang memberikan suplai pada cavum oris diturunkan
dari nervus maxillaries dan nervus mandibularis, yang merupakan
cabang dari nervus cranial kelima, yaitu nervus trigeminus. Selain
percabangan dari Nervus Trigeminus, ada pula Nervus fascialis
menginervasi serabut-serabut viserosensorik atau sensoris khusus
pada 2/3 anterior lidah yang berfungsi dalam pengecapan. Nervus
glossopharyngeus berperan sebagai sensoris umum pada rongga
mulut dan lidah 1/3 posterior.
1. Nervus Maxillaris
Melintas menuju dinding cavernous sinus dan
meninggalkan tengkorak melalui foramen rotundum. Nervus
maxillaries juga memiliki sebuah cabang posterior superior
alveolar dari porsi pterygopalatinenya. Syaraf ini terbagi,
memasuki foramina pada permukaan posterior dari maxilla dan
membentuk sebuah plexus, terdistribusi menuju gigi molar dan
jaringan penyangga.
2. Nervus Mandibullaris
Meninggalkan tengkorak melalui foramen ovale dan
memecahkan beberapa cabang-cabangnya. Cabang-cabang
pendek paling bawah adalah nervus alveolaris inferior, yang
pertama kali bergerak secara langsung turun melintasi
permukaan medial dari pterygoid external. Nervus alveolaris
inferior berlanjut menuju canal mandibula di bawah akar gigi
molar dan menuju foramen mental. Selama bagian ini berada
pada lintasannya, meninggalkan cabang-cabang menuju gigi
molar dan premolar dan tulang penyangganya serta pembuluh
halus. Syaraf menuju gigi tidak muncul sebagai cabang-cabang
tunggal namun sebagai dua atau tiga cabang lebih besar yang
membentuk sebuah plexus dari cabang inferior dental
memasuki akar gigi tunggal dan cabang-
cabang interdental, mensuplai tulang alveolar, membrane
periodontal dan gingivae. Pada foramen mental, syaraf akan
terbagi, dan sejumlah kecil cabang incisive berlanjut guna
mensuplai gigi anterior dan tulang serta cabang mental yang
lebih besar yang muncul melalui foramen guna mensuplai kulit
pada bagian bawah bibir dan dagu.
C. Vaskularisasi Cavum Oris
Cavum oris di supply oleh arteri carotis externa serta
percabangannya, seperti contohnya arteri lingualis, arteri maxillaris,
arteri alveolaris inferior, arteri buccalis, arteri labialis superior, arteri
labialis inferior, dan sebagainya.
Suniarni, J., Yuliati, Aflah, B., 2007, Perbedaan Persepsi Pengecap Rasa
Asin Antara Usia Subur Dan Usia Lanjut, Majalah Faal Indonesia, vol 6
(3) : 182 – 191.
Utomo, R. B., 2015, Rongga Mulut Mempengaruhi Pola Spektrum Frekuensi
Suara Pada Penerapan Klinis Pengucapan Kata bahasa Indonesia:
Pada Anak laki-Laki Usia 9 Dan12tahun Dengan Maloklusi Klasi Angle
Variasi Berjejal, Dentofasial, Vol 14 (1) : 38 – 44.
Wahyuni, S., Kentjono, W., 2012, Diagnosis Dan Penatalaksanaan
Karsinoma Lidah, Jurnal THT-KL, vol 5 (1) : 44 – 61.
Wangko, S., 2013, Papila lidah dan kuncup kecap, Jurnal Biomedik, vol 5 (3)
:40 – 42.
Wibowo, Daniel S., 2005, Anatomi Tubuh Manusia, Jakarta: Gramedia.