Dona Yuliyanti
(10-2011-442) / F3
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat
Telp: (021) 569 42061
Email: donayulianti20@yahoo.com
Kasus
Seorang pria berusia 30 tahun mengeluh tentang sariawan di sisi kiri lidah bagian
dalam yang tidak sembuh-sembuh. Pada pemeriksaan ada indurasi pada radix linguae sinistra
dan pembesaran kelenjar Nnll cervicalis profundae pars jugulo-digastrica.
I.
PENDAHULUAN
Sistem digestivus atau sistem pencernaan memiliki fungsi utama dalam tubuh
adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang
kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan yang di makan penting
untuk sumber energi yang kemudian di gunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP.
Tetapi untuk di jadikan sebagai sumber energi sel tersebut harus memodifikasi
makanan tersebut dari makronutrien menjadi mikronutrien sehingga dapat diserap
oleh organ-organ pencernaan.
PEMBAHASAN
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan
dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan
makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan
menjadi dua macam seperti berikut :
1) Proses mekanis,
yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang terjadi di
lambung.
2) Proses kimiawi,
yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan dengan
mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi molekul yang berukuran
kecil.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga
proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan.
Adapun proses pencernaan makanan meliputi hal-hal berikut :
1) Ingesti
: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2) Mastikasi
: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3) Deglutisi
: proses menelan makanan di kerongkongan.
4) Digesti
: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana
dengan bantuan enzim, terdapat di lambung.
5) Absorpsi
: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6) Defekasi
: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk
tubuh melalui anus.
1. Vestibulum oris
Merupakan daerah antara bibir dan pipi sebelah luar dan gigi geligi dengna
processus alveolarisnya disebelah dalam.
Bibir atau labium, di sudut mulut kanan kiri yang saling berhubungan pada
angulis oris. Terdapat alur di antara sudut bibir atas dengan hisung yang disebut
sulcus nasolabialis. Sedangkan alur yang menghubungkan antara bibir bawah
dengan dagu adalah sulcus mentolabialis. Philtrum merupakan lekuk di atas
pertengahan bibir atas. Diantara kulit dan mukosa terlerak otot-otot wajah antara
lain : m. Buccinator dan m. Orbicularis oris.1
Pipi atau bucca, daerah di antara angulus orid samapi tepi depan m. Masseter.
Dibawah kulir ditemukan jaringan lemak diantaranta terdapat suatu gumpalan
lemak besar yang bagian depannya gterdapat m. Buccinator dan meluas ke
belakang menyusuo di antara buccinator dan m. masseter dan mencapai tepi depan
m.temporalis.1
Selaput lendir, melapisi vestibulum oris sebelah dalam. Di garis tengah terdapat
suatu liipat yang menghubungakan bibir dengan processus alveolaris dan
dinamakan frenulum labii superioris et inferioris. Terdapat kelenjar-kelenjar kecil
yang dinamakan glandulae buccales et laniales, setinggi geraham molar atas ke 2
yaitu papila salivaria buccalis yang merupakan muara ductus parotidicus.1
Atas
Bawah
: diaphragma oris
Belakang
: isthimus faucium
Isi
: lidah
a. Gigi geligi
Terletak pada processus alveolaris yang
dilapisi oleh selaput lendir. Setiap orang memiliki 16 gigi rahang atas
maupun rahang bawah, yang terdiri atas: 2 gigi seri (dens incivus), 1 gigi
taring (dens caninus), 2 geraham depan (dens premolaris), 3 geraham
belakang (dens molaris). Didalam gigi terdapat suatu rongga yang melalui
canalis radicis berhubungan dengan dunia luar. Pendarahan pada gigi
geligi atas berasal dari cabang a. Facialis rr. Alveolaris supperiores dan a,
infra orbitalis ramus alveolaris superior anterior. Gigi geligi bawah a.
Alveolaris inferior cabang dari a. Facialis dan ginggiva saliva lingual oleh
a. Palatini major sedangkan sisi labial oleh a. Buccalis. Pembuluh balik
pada rahang atas ke v. Facialis atau plexsus pterygoideus dan ranhang
bawah melalui v. Alveolaris inferior ke dalam v. Maxillaris.1
Persarafan rahang atas pada gigi geligi oleh
nn. Alveolaris superiores anteriores medii, posteriores . pada gingiva di sisi
labial oleh nn. Alveolaris superiores dan sisi lingual daerah incisivus oleh
nn. Nasopalatini. Sedangkan pada rahang bawah gigi geligi dipersarafi nn.
Alveolaris inferior
Alveolaris inferior, dan oada gingiva dipersarafi nn. Mentalis dan bucalis
sedangkan sisi lingual N. Lingualis.1
b. Palatum
Palatum terdiri atas palatum durum (tulang) dan palatum molle (otot).
tulang dilapisi oleh selaput lendir di sisi posterior (cavum nasi) dan
inferior (cavum oris) di bagian dorsal palatum ini memiliki kelenjarkelenjar, ialah glandulae palatini, yang bermuara di foveolae palatinae.
Di garis tengah terdapat suatu raphe palati yang ke arah depan beakhir
pada papilla incisiva, suatu tonjolan di belakang gigi seri pertama.
Pada bagian anterior ditemukan rigi-rigi melintang, yang dinamakan
rugae transversae.
molle.
a.
Palatina
major
melalui
foramen
incisivum
otot
ekstrinsik
dan
otot
intrinsik.
Otot-otot
ekstrinsik
n.lingualis (N. V3), pengecap: chorda tympani (N. VII), bagian 1/3
posterior: (+papillae vallatae) sensibel: N. IX dan X, (+vallecua
epiglottica) pengecap: N. IX.
Kelenjar-Kelenjar Ludah
1. Glandula parotis
Glandula parotis berbentuk piramida dan terletak di fossa retromandibulare
antara os mandibula dan m. Sternocleidomastoideus. Di dalam kelenjar ini terletak
(dari lateral ke medial) n. Facialis (N.VII), v. Facialis posterior dan a. carotis
externa. Dari pertengahan tepi depannya keluar saluran keluarnya: ductus
parotideus (stenoni), yang menuju ke arah depan sejajar dengan arcus
zygomaticus, 1 cm di bawahnya. Di tepi depan m. Masseter ia membelok ke
dalam, menembus m. Buccinator dan bermuara di vestibulum oris setinggi gigi
molar ke-2 atas. Kelenjar ini diliputi oleh fascia yang tebal, yaitu fascia yang
tebal, yaitu fascia parotidea, yang ke arah depan juga meliputi m. Masseter
sebagai fascia parotideo-masseterica.
2. Glandula submandibularis
Pada glandula submandibularis dapat dibedakan 2 bagian: yang dangkal dan
yang dalam. Bagian yang dangkal terletak di bawah m. Mylohyoideus, antara m.
Stylohyoideus, m. Digastricus dan mandibula. Pada permukaannya terdapat
beberapa nodi lymphaticy submandibulares. Melalui tepi dorsal m. Mylohyoideus
kelenjar ini membelok ke sisi atasnya (bagian yang dalam) dimana ia terletak di
antara mandibula (sebelah lateral) dan m. Hyoglossus (sebelah medial) dan
bersentuhan dengan glandula sublingualis. Saluran keluarnya adalah ductus
submandibularis whartoni, yang menuju ke depan melalui sisi medial glandula
sublingualis dan bermuara bersama saluran keluar kelenjar sisi yang lain di
caruncula sublingualis s. Papilla salivalis inferior, yang terletak di belakang gigi
seri rahang bawah.
3. Glandula sublingualis
Glandula sublingualis berbentuk memanjang dan terletak di dasar rongga mulut
dekat frenulum linguae, di antara m. Geniohyoideus dan m. Genioglossus sebelah
medial dan m. Hyoglossus sebelah lateral. Glandula sublingualis menimbulkan
suatu lipat pada selaput lendir di atasnya, yang disebut plica sublingualis. Bagian
depannya terletak di fossa sublingualis; bagian belakangnya menyentuh glandula
parotis:
serabut
preganglioner
dari
n.
Gambar 2, kelenjar ludah (sumber : google dengan kata kunci kelenjar ludah)
Otot-Otot Pengunyah
Terdapat 4 otot pengunyah yang melekatkan mandibula pada basis cranii, ialah:
Pharynx
Oesophagus
Oesophagus adalah suatu pipa musculair sepanjang 25 cm, yang merupakan lanjutan
pharynx dan mulai di tepi bawah cartilago cricoidea setinggi vertebra C6, dan berakhir di
cardia ventriculi setinggi vertebra th X-XI. Selama perjalanannya ke distal, ia mengikuti
lengkung-lengkung columna vertebralis, yang terletak tepat dibelakangnya. Pada oesophagus
dapat dibedakan 3 bagian : pars cervicalis, parsthoracalis, dan pars abdominalis.
Persarafan: Simpatis : cabang-cabang truncus symphaticus pars thoracalis atas.
Parasimpatis: cabang-cabang N.vagus dan N.recurrens, Dibawah hilus pulmonalis,nn. Vagi
membentuk plexus pada dinding oesophagus ; yang kiri ke sisi depannya dan yang kanan ke sisi
belakangnya.
Pendarahan: arteri: dua cabang ventral yang tunggal dari aorta. Pars cervicalis: cabang a.
thyreoidea inferior. Pars thoracalis: aa. Intercostales dextrae yang atas, aa. Oesophagei. Pars
abdominalis: a. gastrica sinistra, a. gastrica inferior. Vena: mendapingi nadi-nadi yang
senama. Darahnya di alirkan ke dalam sistem azygos. Di bagian bawah: terdapat hubungan
antara sistem pembuluh balik oesophagus dan vena porta. Melalui sistem azygos, darah
mengalir ke dalam v. Cava superior. Darah dari v. Gastrica sinistra masuk ke dalam v. Porta.
Getah bening: dari pars cervicalis: ke noduli lymphatici cervicales profundii. Dari pars
thoracalis: ke noduli lymphatici mediastinalis posteriores. Dari pars abdominalis: ke noduli
lymphatici gastrica sinistra.1
Lambung
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama
di
daerah
epigaster,
lambung
terdiri
dari
bagian
atas
fundu s
uteri
Pendarahan: arteri: a. gastrica sinistra cabang a. coeliaca (tripus halleri), aa. Gastricae
breves cabang a. lienale di fundus ventriculi, a. gatroepiploica (gatro omentalis) sinistra
cabang a. lienale. Vena: mengikuti jalannya arteri. Darah dari v. Gastrica dextra dan sinistra
dialirkan ke dalam v. Porta, darah dari v. Gastrica brevis, v. Gastroepiploica sinistra, dialirkan
ke dalam v. Lienalis yang bergabung dengan v. Mesenterica superior menuju v. Porta.
Usus halus
Adalah saluran pencernaan doantara lambung dan usus besar yang merupakan tuba terlilit
yang merentang dari sphinter pylorus samapi katup ileosekal, tempatnya menyatu dengan
usus besar. Usus halus terbagi menjadi1 :
1. Duodenum
Organ ini disebut juga usus 12 jari yang panjangnya 25-30 cm, berbentuk
sepatu kuda melengkung ke kiri pada lengkungan ini terdpat pancreas yang yang
menghasilkan amilase. Duodenum merupakan bagian yang terpendek dari usus halus.
Bagian-bagian duodenum1 :
Pars superius duodeni. Terletak [ada bidang transpyloric. Pars superior duodeni
dimulai dari pylorus memuju ke belakang berakhir pada flexura duodenalis superior
10 cm.
Pars inferior duodeni, terletak setinggi vertebra L3 dengan panjang 7,5 cm .
Pars ascendens duodeni, terletak setinggi vertebra L2 , kurang lebih 2,5 cm sebelah
kiri bidang tengah dengan panjang 5 cm.
Pendarahan duodenum oleh a. Gastroduodenalis, a. Pancreaticoduodenalis
superior dan a. Pancreatico inferior . darah dari v. Pancreaticoduodenalis superior di
alirkan ke v. Porta dan darah dari v. Pancreaticoduodenalis inferior dialirkan ke v.
Ileum merentang sampai menyatu dengan usus besar dengan panjang 2-2,5
m.Lekukan jejunum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior
dengan perantaraan lipatan peritonium yang berbentuk berbentuk kipas dikenal
sebagaimesenterium (penggantung usus). Ujung bawah ileum berhubungan
dengancaecum
dengan
perantaraan
lubang
yang
bernama
orifisium
ileoseikalis,orifisium ini di perkuat oleh sphincter, ileoseikalis dan pada bagian ini
terdapatkatup valvula seikalis atau valvula baukini. 1
Usus besar
Usus besar merupakan bagian akhir dari proses pencernaan. Panjangnya kurang lebih
1,5 m, lebarnya 5-6 cm. Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah selaput lendir,
lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang, dan jaringan ikat. Ukurannya lebih besar
daripada usus halus, disini terdapat taenia coli dan apendicsapeploica. Serabut otot
longitudinal dalam muskulus externa membentuk tiga pita,taenia coli yang menarik colon
menjadi kantong-kantong besar yang disebut haustra. Di bagian bawah terdapat katup
ileosekal yaitu katup antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka
untuk merespon gelombang peristaltik,sehingga memungkinkan kimus mengalir 15 ml sekali
masuk dan untuk total aliran sebanyak 500 ml/hari. Usus besar terdiri dari caecum, colon
ascendens, colon transversum, colon descendens, colon sigmoid, rectum dan canalis ani serta
sphincter ani. 1
a. Coecum, Terletak pada fossa iliaca dextra dan diproyeksikan pada dinding abdomen
padapertengahan garis SIAS kanan-symphysis pubis.
b. Colon ascendens, Colon ascendens dimulai pada junctura ileocoecalis sampai flexura
coli dextra.Pendarahan oleh a. Colica dextra.
c. Appendix vermiformis, sering dianggap bagian usus yang tidak mempunyai
fungsi.Appendix mempunyai lipatan peritonium yang disebut mesenteriolum.
Pendarahan : aa. Appendiculares.
d. Colon tranverserum, Terletak dibawah bidang transpyloric dan menyilang pars
descendens duodeni,melengkung di antara flexura coli dextra dan flexura coli sinistra.
Pendarahan : a.Colica media dan a. Colica sinistra.
e. Colon descendens, Pendarahan : a. Coli sinistra yang merupakan cabang a.
Mesenterica inferior.
f. Colon sigmoideum, Colon sigmoideum berbentuk menyerupai huruf S dan
memanjang dari crista iliacasampai vertebrae S2-3. Pendarahan : aa.sigmoideum (2-4
buah) yang merupakancabang a. Mesenterica inferior.
g. Rectum, panjangnya kurang lebih 12-15 cm. Rectum merupakan lanjutan colon
sigmoideum yang memanjang dari vertebra S3 sampai anus. Setinggi vertebra S3
taenia colon sigmoideum berubah menjadi lapisan otot polos longitudinal dan
appendicesepiploicae menghilang. Berbeda dengan colon, rectum tidak mempunyai
haustra, taenia, appendices epiploicae, mesocolon.
Pendarahan : a. Rectalis superior, a.Rectalis media, a. Rectalis inferior.
Persarafan : sistem saraf ototonom
Simpatis melalui saraf spinalis Nn splanchnicus lumbales
dan
plexushypogastricus/plexus pelvicus
Parasimpatis berasal dari nervus spinalis S2-4 melalui N. Splanchnicus
pelvicus, plexus hypogastricus inferior kanan dan kiri menuju plexus
rectalis/pelvicus.
Rectum
Panjang: 12-15 cm. Rectum merupakan lanjutan colon sigmoideum yang memanjang dari
vertebra S3 sampai anus. Setinggi vertebra S3 taenia colon sigmoideum berubah menjadi
lapisan otot polos longitudinalis dan epiploicae menghilang.
Pendarahan: arteri: a. rectalis superior, a. rectalis media, a. rectalis inferior. Vena: v.
Rectalis superior, v. Rectalis medius, v. Rectalis inferior
Pembuluh getah bening: rectum pertengahan bagian proximal: nnll. Pars rectal
menuju atas nnll. Mesenterica inferior. Rectum pertengahan bagian distal: nnll. Sacralis
Persarafan: simpatis melalui spinalis nn splanchnicus lumbales dan plexus
hypogastricus/plexus pelvicus. Parasimpatis berasal dari nervus spinalis S2-4 melalui N.
Splanchnicus pelvicus, plexus hypogastricus inferior kanan dan kiri menuju plexus
rectalis/pelvicus.1
berlapis
gepeng
tidak
Gigi
Secara klinis, gigi terdiri mahkota, leher gigi, dan akar gigi. Mahkota adalah
bagian gigi yang terlihat pada rongga mulut, akar adalah bagian gigi yang tertanam
pada tulang rahang, dan leher gigi adalah bagian pertemuan mahkota dengan akar.
Struktur gigi terdiri dari 4 bagian yaitu : enamel, dentin, pulpa, dan sementum.
Mahkota tersusun atas :
o Enamel/email (bagian terluar), adalah lapisan terluar gigi, yang menutupi
seluruh mahkota gigi dan merupakan bagian tubuh yang paling keras dan
dibentuk oleh sel-sel yang disebut ameloblast. Jaringan email adalah struktur
kristalin yang tersusun oleh jaringan anorganik 96 %, material organik hanya 1
% dan sisanya adalah air. Komposisi ini membuat sifat email gigi mirip seperti
keramik. Meskipun sangat keras, email rentan terhadap serangan asam, baik
langsung dari makanan atau dari hasil metabolisme bakteri yang
memfermentasi karbohidrat yang kita makan dan menghasilkan asam. Pola
makan yang kaya asam akan mempercepat kerusakan email gigi. Demikian
juga pada penderita penyakit tertentu misalnya bulimia yang selalu
memuntahkan kembali makanan yang baru dimakan, di mana makanan yang
dimuntahkan tersebut telah bercampur dengan asam lambung sehingga bersifat
erosif bagi gigi.
o Dentin, merupakan struktur penyusun gigi yang terbesar. Jaringan ini jauh
lebih lunak dibandingkan email karena komposisi material organiknya lebih
banyak dibandingkan email yaitu mencapai 20 %, di mana 85 % dari material
Sebagai indera pengecap, pada permukaan lidah terdapat badan sel saraf
perasa (papila). Ada tiga bentuk papila, yaitu:
Papila fungiformis
Papila filiformis
Papila sirkumvalata
Papila fungiformis
Papila fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan
berbentuk jamur.
Papila firiformis
Papila filiformis banyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah
yang berfungsi untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan.
Papila sircumvalata
Papila sirkumvalata memiliki bentuk V dan terdapat 812 jenis yang
terletak di bagian dasar lidah. Papila ini berukuran paling besar daripada
yang lain
Pharynx
Pharynx: ruangan dibelakang cavum nasi, yang menghubungkan traktus digestivus
dan traktus respiratorius. Yang termasung bagian dari faring:
Nasopharynx merupakan epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Dibawah
membrana basalis, pada lamina propia terdapat kelenjar campur. Pada bagian
posterior terdapat jaringan limfoid yang membentuk tonsila faringea. Pada anakanak sering membesar dan meradang adenoiditis. Terdapat muara dari saluran
yang menghubungkan rongga hidung dan telinga tengah disebut osteum
faringeum tuba auditiva. Sekelilingnya banyak kelompok jaringan limfoid disebut
tonsilitis.
Laringopharynx epitel bervariasi, sebagian besar epitel berlapis gepeng tanpa
lapisan tanduk. Laringopharynx terletak di belakang larynx.
Oesophagus
Dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Dalam submukosaterdapat
kelompokan kelenjar penghasil mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal. Padalamina propria
dekat lambung terdapat kelompokan kelenjar yang disebut kelenjarkardia esofagus yang juga
menghasilkan mukus. Pada ujung distal esofagus, lapisanototnya terdiri atas serat otot polos, pada
bagian tengah terdapat campuran serat ototbergaris (rangka) dan serat otot polos, pada ujung
proksimal terdapat serat ototrangka. Hanya bagian esofagus dalam rongga peritoneum yang
ditutupi oleh serosa.Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat longgar yang disebut adventisia. 3
1. Tunika mukosa
Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
TMM hanya satu lapisan longitudinal
Pada lamina propria didapati kelenjar mukus tubulosa kompleks yang
merupakan perluasan kelenjar kardia.
2. Tunika submukosa
Terdapat kelenjar mukus tubulosa komppleks yang disebutjuga kelenjar
submukosa.
3. Tunika muskularis
Pada 1/3 proksimal terdiri dari otot lurik
1/3 medial terdiri dari campuran otot polos dan lurik
1/3 distal seluruhnya otot polos
Lambung (Gaster)
Seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastrica
Epitel mukosa selapis torak tanpa sel goblet
3 daerah: cardia, fundus, pilorus
Lapisan otot tebal untuk menggiling/mencampur makanan
Mensekresikan enzim-enzim dan asam untuk memulai pencernaan
Dindingnya sangat berlipat yang dinamakan rugae
Sitoplasma pada permukaan apikalnya mengandung musigen
Intinya oval
Pada lamina propria terdapat kelenjar di cardia, fundus maupun pilorus
Kelenjar mulai dari dasar gastric pit meluas ke arah TMM
Usus halus
berbentuk jari
Plika Sirkularis Kerkringi: lipatan mukosa dan submukosa
Pada jejunum plika kerkringi tinggi-tinggi
Sepanjang membran mukosa terdapat kelenjar Intestinalis (cryptusLieberkuhn),
eosinofilia
Sel-sel cryptus menggantikan sel-sel epitel permukaan yang rusak.
a. Duodenum, memiliki ciri khas terdapat kelenjar Brunner, kompleks tubulosa
bercabang, mukus.
b. Jejunum
Tidak terdapat kelenjar Brunner ataupun agmina peyeri
Plica sirkularis Kerckringi tinggi-tinggi.
c. Ileum , Terdapat agregat limfonodus atau Agmina Peyeri/Plaque Peyeri di lamina
propriameluas ke Tunika submukosa.
Rectum
Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencapur dan mendorong isi saluran
pencernaan seperti otot polos vaskuler, otot polos di dinding saluran pencernaan
terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang dikenal sebagai tonus.
Tonus penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan
tetap serta untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen
setelah mengalami distensi (peregangan). Terdapat aktivitas tonik yang terus
menerus tersebut , terjadi 2 jenis dasar motilitas pencernaan: gerakan propulsif
besar tersebut tidak mampu menembus membran plasma utuh untuk diserap dari
lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe. Proses pencernaan
Mulut
Pada mulut selain terjadi pencernaan mekanik terjadi pula mekanisme pencernaan secara
kimiawi, yaitu dengan bercampurnya makanan yang telah dikunyah dengan air liur yang
mengandung ptialin. Enzim ini berfungsi untuk mengubah amilum menjadi maltosa. Selain
itu enzim ini juga berfungsi unutk membunuhkuman yang masuk bersamaan dengan
makanan.5
Karbohidrat
Pencernaan
Di dalam mulut, zat tepung dicerna oleh -amilase saliva. Tetapi, pH optimal
enzim ini adalah 6,7, sehingga kerjanya dihambat oleh getah lambung yang asam bila
makanan masuk ke lambung. Di dalam usus halus, -amilase saliva dan pankreas
keduanya juga bekerja pada polisakarida yang dimakan. Akibatnya, hasil akhir
pencernaan -amilase adalah oligosakarida : maltosa, maltitriosa dan beberapa
polimer yang sedikit lebih besar dengan glukosa pada ikatan 1:4, dan -dekstrin,
yaitu polimer molekul glukosa yang terdiri atas rata-rata sekitar 8 molekul glukosa
dengan ikatan 1:6.5
Penyerapan
Heksosa dan pentosa cepat diserap melalui dinding usus halus. Hal yang
pentingadalah bahwa semua heksosa diserap sebelum sisa makanan mencapai bagian ujung
ileum. Molekul molekul gula bergerak dari sel-sel mukosa ke dalam darah
kapilerlalu masuk ke dalam vena porta.
Oleh karena kadar Na+ intraseluler di dalam usus halus dan sel ginjal
rendah,seperti juga di dalam sel-sel lainnya, Na + bergerak ke dalam sel sesuai dengan
beda konsentrasinya. Glukosa bergerak bersama Na+ dan dilepaskan di dalam sel. Na+
diangkut ke dalam ruang interseluler lateral, dan glukosa diangkut oleh GLUT 2
kedalam interstitium lalu masuk ke dalam kapiler. Jadi, transpor glukosa
merupakancontoh transpor aktif sekunder ; energi untuk transpor glukosa diperoleh
tidak langsung, melalui transpor aktif Na+ keluar sel. Ini akan mempertahankan beda
konsentrasi di kedua sisi batas sel luminal, sehingga lebih banyak Na + dan akibatnya
lebih banyak glukosa yang masuk.5
Mekanisme transport glukosa
juga
mengangkut
galaktosa.
Fruktosa
Pencernaan lemak
Kebanyakan pencernaan lemak mulai di duodenum, dengan melibatkan salah
satu enzim terpenting, yaitu lipase pankreas. Kebanyakan kolesterol makanan
berbentuk ester kolesteril, dan ester kolesteril hidrolase menghidrolisis ester-ester ini
di dalam lumen usus halus Lemak diemulsifikasi dengan halus didalam usus halus
oleh kerja garam empedu,lesitin, dan monogliserida. Bila konsentrasi garam empedu
dalam usus halus tinggi,seperti setelah kontraksi kandung kemih, lipid dan garam
empedu berinteraksi spontan membentuk misel. Agregat agregat silindris ini
mengikat
lipid,
danmeskipun
konsentrasi
lipidnya
berbeda-beda,
umunya
sel mukosa.5
Penyerapan
Di dalam sel lipid lipd ini akan mengalami esterifikasi cepat, sehingga
gradien konsentrasi yang memudahkan zat masuk ke sel dipertahankan. Berbeda dengan mukosa
ileum, kecepatan penyerapan garam empedu oleh mukosa jejunum rendah,dan
sebagian besar garam empedu tetap berada dalam lumen usus halus, dan dapat
digunakan untuk pembentukan misel baru. Nasib asam lemak di enterosit bergantung pada
ukurannya. Asam lemak yang atom karbonnya kurang dari 10-12 dari sel mukosa langsung
masuk kedarah portal, danakan ditransport sebagai asam lemak bebas ( tanpa
esterifikasi ). Asam lemak yangatom karbonnya lebih dari 10 12 mengalami
esterifikasi kembali menjadi trigliserida dalam sel-sel mukosa. Selain itu, sebagian
kolesterol yang diserap diesterifikasi. Trigliserida dan ester kolesteril kemudian
dilapisi oleh lapisan protein,kolesterol, dan fosfolipid membentuk kilomikron. Zat ini
kemudian meninggalkan seldan masuk ke peredaran limfatik.5
Dalam sel-sel mukosa, sebagian besar trigliserida dibentuk oleh asilasi 2monogliserida yang diserap, terutama di dalam retikulum endoplasma halus.
Akantetapi, sebagian trigliserida dibentuk dari gliserofosfat, yang adalah hasil
katabolismeglukosa. Gliserofosfat juga dikonversi menjadi gliserofosfolipid yang ikut
berperandalam pembentukan kilomikron. Asilasi gliserofosfat dan pembentukan
lipoproteinterjadi di dalam retikulum endoplasma kasar. Bagian molekul karbohidrat
ditambahkan pada protein dalam aparatus golgi, dan kilomikron yang telah selesai
dikeluarkan melalui eksositosis dari bagian basal atau lateral sel.Penyerapan asam
lemak rantai panjang terutama di usus halus bagian atas, tetapi sejumlah tertentu juga
diserap dalam ileum. Pada masukan lemak sedang, 95% atau lebih lemak yang
dimakan diserap.5
Protein
Pencernaan protein
Pencernaan protein dimulai di dalam lambung, di situ pepsin menguraikan
beberapa ikatan peptida. Pepsin menghidrolisis ikatan
aminoromatik seperti fenillalanin atau tirosin dan asam amino kedua, sehingga
hasilpencernaan peptik adalah berbagai polipeptida dengan ukuran yang sangat
berbeda. Oleh karena pH optimum untuk pepsin adalah 1,6 3,2 kerjanya terhenti
bila isilambung bercampur dengan getah pankreas yang alkali di duodenum dan
jejunum. pH isi usus halus di bagian superior duodeni 2,0 - 4,0 tetapi pada bagian
lain ialah kira-kira 6,5. Di usus halus, polipeptida yang terbentuk melalui pencernaan
di lambungdicerna lebih lanjut oleh enzim-enzim proteolitik kuat yang berasal dari
pankreas dan mukosa usus halus. Jadi pencernaan akhir terhadap asam amino terjadi
di 3 tempat : lumen usus halus, brush border, dan sitoplasma sel-sel mukosa.5
Penyerapan
Ada paling sedikit 7 sistem transpor yyang berbeda yang mengangkut asam
aminoke dalam enterosit. Lima darinya memerlukan Na+ dan kotransport asam amino
danNa+ dengan cara yang mirip dengan kotranspor Na+ dan glukosa. Dua dari 7 sistem
transpor ini membutuhkan Cl-. Pada 2 sistem, transpor tidak membutuhkan Na+.
Transpor dipeptida dan tripeptida ke dalam enterosit dilakukan oleh sistem
KESIMPULAN
Sistem gastrointestinal merupakan pintu masuknya bahan energi baik berupa
makromolekul ataupun mikromolekul yang akan di uraikan menjadi unit-unit yang
dapat di cerna dan di serap, terutama di dalam usus halus. Pencernaan melibatkan
sejumlah besar enzim dan hormon yang di sekresikan oleh organ bersangkutan,
sehingga hasil dari saluran pencernaan akan menghasilkan energi dalm bentuk ATP
dan panas serta hasil penyerapan dari saluran pencernaan akan di sekresikan dalam
bentuk keringat dan feses.
DAFTAR PUSTAKA
1. Winami WW, Kindangen K, Inggriani YK. Buku ajar traktus digestivus. Edisi 2.
Jakarta: Fakultas kedokteran Universita Kristen Krida Wacana; 2010 .h. 29- 86.
2. Junqueria LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. Edisi 10. Jakarta: EGC;
2007.
3. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan kolerasi fungsional. Edisi 9. Jakarta :
EGC; 2003. 147-215.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011.h. 538- 69.
5. Ganong W F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2008.h. 450-89.