Anda di halaman 1dari 46

PRAKTIKUM ANATOMI SISTEM DIGESTIF

MULUT
Sumber : https://www.dictio.id/t/apa-yang-anda-ketahui-tentang-anatomi-rongga-
mulut/120280/3

1. Anatomi (topografi)/letak
Rongga mulut (cavum oris) terbagi menjadi dua bagian, yaitu cavum oris
proprium dan vestibulum oris. Cavum oris proprium adalah bagian mulut yang berada di
sebelah dalam arcus dentalis dan ginggiva, ke dorsal sampai arcus palatoglosus. Bagian
atap (superior) dari cavum oris proprium dibentuk oleh palatum durum dan palatum
molle. Palatum durum membatasinya dengan cavum nasi dan palatum molle
membatasinya dengan naso pharynx. Bagian dasar (inferior) cavum oris proprium
dibentuk oleh bagian depan lidah dan refleksi membran mukosa dari sisi lidah ke
mandibula. Vestibulum oris adalah suatu interval antara bibir dan pipi disatu pihak (luar)
dan arcus dentalis superior dan inferior , ginggiva rahang atas dan bawah di pihak lain.
https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/ANATOMI%20saluran%20cerna.pdf

2. Vaskularisasi (arteri dan vena)


- Rami labialis superior cabang dari a. infraorbitalis dan a. facialis
- Rami labialis inferior cabang dari a. mentalis dan a. facialis
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/fee4275321953abbb47905cadcf
cb1cc.pdf

3. Inervasi
- Rami labialis superior cabang dari n. infraorbitalis (v2)
- Rami labialis inferior cabang dari n. mentalis (v3)
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/fee4275321953abbb47905cadcf
cb1cc.pdf

4. Limfonodi (kelenjar getah bening)


- Labia superior dan bagian lateral dari labia inferior dialirkan menuju lnn.
Submandibularis
- Bagian medial dari labia inferior dialirkan menuju lnn. Submentalis.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/fee4275321953abbb47905cadcf
cb1cc.pdf

5. Fungsi
Mulut memiliki fungsi sebagai tempat awal terjadinya proses pencernaan, seperti
ingesti (memasukkan makanan ke dalam rongga mulut), mastikasi (gerakan menguyah)
berupa digesti fisik oleh gigi dan lidah serta proses digesti kimia oleh saliva,
pembentukan bolus, menelan, dan lain sebagainya.
https://www.researchgate.net/publication/325986943_Saluran_Cerna_yang_Sehat_Anato
mi_dan_Fisiologi

6. Jenis dan Proses yang terjadi


Proses pencernaan makanan dalam rongga mulut terjadi secara mekanik dan kimiawi.
Proses pencernaan di mulut diawali dengan ingesti, yaitu memasukkan makanan ke
dalam rongga mulut. Pada saat makanan kontak dengan lidah, taste bud akan mendeteksi
komposisi kimia zat makanan. Proses ingesti dilanjutkan dengan mastikasi atau gerakan
mengunyah, yaitu digesti fisik oleh gigi dan lidah (proses pencernaan secara mekanik)
serta proses digesti kimia oleh saliva (proses pencernaan secara kimiawi). Gigi
melakukan digesti mekanis pertama untuk memecah makanan menjadi bagian yang kecil.
Kunyahan gigi meningkatkan luas permukaan makanan sehingga penetrasi enzim digesti
yang terkandung dalam saliva menjadi lebih mudah. Selain itu, lidah turut membantu
gerakan ke depan, belakang, dan samping untuk mengoptimalkan pencampuran makanan
dengan saliva. Saliva mengandung enzim amilase atau ptyalin yang berfungsi untuk
memecah zat tepung menjadi maltose. Setelah proses digesti mekanis dan kimia terjadi,
lidah akan memindahkan bolus-bolus makanan ke dalam faring sebagai langkah awal
menelan.
https://www.researchgate.net/publication/325986943_Saluran_Cerna_yang_Sehat_Anato
mi_dan_Fisiologi
.

PHARYNX

Nama : Yayanasri
NIM : 2008551051
Gambar Opened Posterior View of Pharynx

Sumber : Netter, Frank H.. 2019. Atlas of Human Anatomy. Edisi VII. ISBN:978-0-323-39322-5

1. Anatomi (topografi) / letak

Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong yang
besar di bagian atas dan sempit di bagian bawah serta terletak pada bagian anterior kolum
vertebra (Arjun S Joshi, 2011). Kantong ini mulai dari dasar tengkorak terus menyambu-
ng ke esophagus setinggi vertebra servikal ke-6. Ke atas, faring berhubungan dengan
rongga hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui
isthmus orofaring, dan ke bawah berhubungan dengan introitus esophagus. Panjang
dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih 14 cm; bagian ini merupakan
bagian dinding faring yang terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam keluar)
selaput lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal
(Frank H. Netter, 2019).

Faring terdiri atas :

a. Nasopharynx
Nasopharynx berhubungan dengan nasal cavity dan telinga tengah masing-masing
melalui choanae dan tuba auditiva. Batas Nasopharynx di superior adalah dasar
tengkorak, di anterior adalah palatum mole, di bagian inferior adalah rongga hidung
sedangkan di bagian posterior adalah vertebra servikal. Nasopharynx yang relatif
kecil, mengandung serta berhubungan erat dengan beberapa struktur penting, seperti
adenoid, jaringan limfoid pada dinding lateral faring dengan resesus faring yang
disebut fosa Rosenmuller, kantong Rathke, yang merupakan invaginasi struktur
embrional hipofisis serebri, torus tubarius, suatu refleksi mukosa faring di atas
penonjolan kartilago tuba Eustachius, koana, foramen jugulare, yang dilalui oleh n.
glosofaring, n. vagus dan n.asesorius spinal saraf cranial dan v.jugularis interna,
bagian petrosus os temporalis dan foramen laserum dan muara tuba Eustachius (F.
Paulsen dan J. Waschke, 2011).
b. Oropharynx
Oropharynx disebut juga mesophrynx dengan batas superiornya adalah palatum
mole, batas anterior adalah tepi atas epiglottis, inferior adalah rongga mulut,
sedangkan posterior adalah vertebra sevikal. Struktur yang terdapat di rongga
orofaring adalah dinding posterior faring, tonsil palatine, fosa tonsil serta arkus
faring anterior dan posterior, uvula, tonsil lingual dan foramen sekum. Oropharynx
menghubungkan antara pharynx inferior dan superior serta berhubungan dengan
Cavitas oris/ Oral cavity melalui isthmus faucium (F. Paulsen dan J. Waschke,
2011).
c. Laryngopharynx (Hypopharynx)
Laryngopharynx memiliki hubungan anterior dengan larynx melalui Aditua
Laryngis dan transisi ke kaudal menjadi Oesophagus. Saluran napas dan saluran
pencernaan menyilang di Pharynx. Batas Laryngopharynx di sebelah superior adalah
tepi atas epiglotis, batas anterior ialah laring, batas inferior ialah esofagus, serta batas
posterior ialah vertebra servikal. Struktur pertama yang tampak di bawah lidah ialah
valekula. Bagian ini merupakan dua cekungan yang dibentuk oleh ligamentum
glosoepiglotika medial dan ligamentum glosoepiglotika lateral pada tiap sisi.
Valekula disebut juga “kantong pil” (pill pockets) sebab pada beberapa orang,
kadang – kadang bila menelan pil akan tersangkut di situ. Di bawah valekula
terdapat epiglotis. Pada bayi epiglotis ini berbentuk omega dan pada
perkembangannya akan lebih melebar, meskipun kadang – kadang bentuk infantile
(bentuk omega) ini tetap sampai dewasa. Dalam perkembangannya, epiglotis ini
dapat menjadi demikian lebar dan tipisnya. Epiglotis berfungsi juga untuk
melindungi glotis ketika menelan minuman atau bolus makanan, pada saat bolus
tersebut menuju ke sinus piriformis dan ke esophagus (F. Paulsen dan J. Waschke,
2011).
d. Ruang Faringal
Ada dua ruang yang berhubungan dengan faring yang secara klinis mempunyai
arti penting, yaitu ruang retrofaring dan ruang parafaring. Ruang
retrofaring( Retropharyngeal space), dinding anterior ruang ini adalah dinding
belakang faring yang terdiri dari mukosa faring, fasia faringobasilaris dan otot – otot
faring. Ruang ini berisi jaringan ikat jarang dan fasia prevertebralis. Ruang ini mulai
dari dasar tengkorak di bagian atas sampai batas paling bawah dari fasia servikalis.
Serat – serat jaringan ikat di garis tengah mengikatnya pada vertebra.Di sebelah
lateral ruang ini berbatasan dengan fosa faringomaksila. Kemudian ruang parafaring
(Pharyngomaxillary Fossa), ruang ini berbentuk kerucut dengan dasarnya yang
terletak pada dasar tengkorak dekat foramen jugularis dan puncaknya pada kornu
mayus os hioid. Ruang ini dibatasi di bagian dalam oleh m. konstriktor faring
superior, batas luarnya adalah ramus asenden mandibula yang melekat dengan m.
pterigoid interna dan bagian posterior kelenjar parotis. Fosa ini dibagi menjadi dua
bagian yang tidak sama besarnya oleh os stiloid dengan otot yang melekat padanya.
Bagian anterior (presteloid) adalah bagian yang lebih luas dan dapat mengalami
proses supuratif sebagai akibat tonsil yang meradang, beberapa bentuk mastoiditis
atau petrositis, atau dari karies dentis. Bagian yang lebih sempit di bagian posterior
(post stiloid) berisi a.karotis interna, v. jugularis interna, n. vagus yang dibungkus
dalam suatu sarung yang disebut selubung karotis (carotid sheath). Bagian ini
dipisahkan dari ruang retrofaring oleh sesuatu lapisan fasia yang tipis (F. Paulsen
dan J. Waschke, 2011).
Sumber :

Netter, Frank H.. 2019. Atlas of Human Anatomy. Terjemahan Edisi VII. Jakarta:
EGC.

Paulsen, F. dan J. Waschke. 2011. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Terjemahan Edisi
15. Jakarta: EGC.

2. Vaskularisasi (arteri dan vena) dan Inervasi


Vaskularisasi faring difasilitasi oleh Arteri palatine asenden, cabang tonsil arteri
facialis, arteri faringeal asenden, dan cabang arteri maksilaris interna. Sedangkan secara
motorik, persarafan faring adalah N. Assesorius melalui fleksus faringeal dan secara
sensorik persarafannya adalah fleksus faringeal dari N. Glosso Pharyngeal (Raimundus
Chalik, 2016).

Otot-otot pada faring dibagi menjadi tiga bagian yaitu m. constrictor pharyngis
superior, medius, dan inferior. Serabut dari ketiga bagian tersebut berjalan hampir
melingkar. M. stylopharyngeus dan m.salphingopharyngeus serabutnya berjalan dengan
arah hampir longitudinal. Kontraksi otot-otot ini dapat mendorong bolus kedalam
esophagus. Serabut paling bawah disebut m. cricopharyngeus. Otot ini melakukan efek
sfingter pada ujung bawah faring sehingga dapat mencegah masuknya udara ke dalam
esofagus saat gerakan menelan (Raimundus Chalik, 2016).

Nama Otot Fungsi Persarafan

Membantu palatum molle N. Assesorius melalui


M. Constrictor
dalam menutup nasofaring , Plexus pharyngeus
Pharyngis Superior
mendorong bolus kebawah (motorik)
M. Constrictor
Mendorong bolus ke bawah
Pharyngis Medius
M. Constrictor Mendorong bolus ke bawah
Pharyngis Inferior
Sebagai sfingter pada ujung
M. Cricopharyngeus
bawah laring
Plexus Pharyngeus dari
Mengangkat laring selama
M. Stylopharyngeus N. Glossopharyngeus
proses menelan
(sensorik)
M.
Mengangkat faring
Salphingopharyngeus
N. Assesorius melalui
Mengangkat dinding faring, Plexus pharyngeus
M. Palatopharyngeus menarik plica (motorik)
palatopharyngeal ke medial

(F. Paulsen dan J. Waschke, 2011)

Sumber :

Chalik, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Cetakan I. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

Paulsen, F. dan J. Waschke. 2011. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Terjemahan Edisi 15.
Jakarta: EGC.

3. Limfonodi (kelenjar getah bening)

Cincin Waldeyer merupakan jaringan limfoid yang membentuk lingkaran di


faring yang terdiri dari tonsil palatina, tonsil faringeal (adenoid), tonsil lingual, dan tonsil
tubal. Permukaan tonsil palatina ditutupi epitel berlapis gepeng yang juga melapisi
invaginasi atau kripti tonsila. Jaringan limfoid ini berfungsi untuk imun tubuh, barrier
terhadap bakteri yang masuk ke Pharynx (F. Paulsen dan J. Waschke, 2011).

Sumber :

Paulsen, F. dan J. Waschke. 2011. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Terjemahan Edisi 15.
Jakarta: EGC.

4. Fungsi, Jenis, dan proses yang terjadi

Fungsi faring yang terutama ialah untuk respirasi, pada waktu menelan, resonansi
suara, dan artikulasi. Selain itu, faring juga berfungsi membawa udara antara rongga
hidung dan laring; filter, menghangatkan dan melembabkan udara yang dihirup; sebagai
saluran untuk makanan dari mulut ke kerongkongan; menyetarakan tekanan udara dengan
telinga tengah melalui tabung pendengaran (Raimundus Chalik, 2016).

Fungsi Menelan :

Proses menelan dibagi menjadi 3 fase, yaitu fase oral, fase faringeal dan fase
esophagus yang terjadi secara berkesinambungan (Raimundus Chalik, 2016). Pada proses
menelan akan terjadi hal-hal sebagai berikut:

1. Pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi yang baik.


2. Upaya sfingter mencegah terhamburnya bolus selama fase menelan.
3. Mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring pada saat respirasi.
4. Mencegah masuknya makanan dan minuman ke dalam nasofaring dan laring. Hal
ini berhubungan dengan kerjasama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk
mendorong bolus makanan kearah lambung.
5. Usaha untuk membersihkan kembali esophagus.

Fase oral terjadi secara sadar. Makanan yang telah dikunyah dan bercampur
dengan air liur akan membentuk bolus makanan. Bolus ini akan bergerak dari rongga
mulut melalui dorsum lidah, terletak di tengah lidah akibat kontraksi otot intrinsik lidah.
Kontraksi M. Levator veli palatine mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum lidah
diperluas, palatum mole terangkat dan bagian atas dinding posterior
faring (Passavant’s ridge) akan terangkat pula (Raimundus Chalik, 2016).

Bolus terdorong ke posterior karena lidah terangkat ke atas. Bersamaan dengan ini
terjadi penutupan nasofaring sebagai akibat kontraksi M. Levator veli palatine.
Selanjutnya terjadi kontraksi M. Paltoglossus yang menyebabkan isthmus fausium
tertutup, diikuti oleh kontraksi M. Palatofaring, sehingga bolus makanan tidak akan
berbalik ke rongga mulut (Raimundus Chalik, 2016).

Fase faringeal (pada faring) terjadi secara refleks pada akhir fase oral, yaitu
perpindahan bolus makanan dari faring ke esophagus. Faring dan  laring bergerak ke atas
oleh kontraksi M.Stilofaring, M.Tirohioid dan M.Palatofaring. Aditus laring tertutup oleh
epiglottis, sedangkan ketiga sfingter laring, yaitu plika ariepligotika, plika ventrikularis
dan plika vokalis tertutup karena kontraksi M.Ariepliglotika dan M. Aritenoid obligus.
Bersamaan dengan ini terjadi juga penghentian aliran darah ke laring karena refleks yang
menghambat pernapasan, sehingga bolus makanan akan meluncur ke arah esophagus,
karena valekula dan sinus piriformis sudah dalam keadaan lurus (Raimundus Chalik,
2016).

Fase esophageal ialah fase perpindahan bolus makanan dari esophagus ke


lambung. Dalam keadaan istirahat introitus esophagus selalu tertutup. Dengan adanya
rangsangan bolus makanan pada akhir fase faringeal, maka terjadi relaksasi
M.Krikofaring, sehingga introitus esophagus terbuka dan bolus makanan masuk ke dalam
esophagus. Setelah bolus makanan lewat, maka sfingter akan berkontraksi lebih kuat,
melebihi tonus introitus esophagus pada saat istirahat, sehingga makanan tidak akan
kembali ke faring. Dengan demikian refluks dapat dihindari (Raimundus Chalik, 2016).
Pada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari otot-otot palatum
dan faring. Gerakan ini berupa pendekatan palatum mole kearah dinding belakang faring.
Gerakan penutupan ini terjadi sangat cepat dan mula-mula melibatkan M.Salpingofaring
dan M.Palatofaring, kemudian M.Levator veli palatine bersama M.Konstriktor faring
superior. Pada gerakan penutupan nasofaring M.Levator veli palatine menarik paltum
mole ke atas belakang hampir mengenai dinding posterior faring. Jarak yang tersisa ini
diisi oleh tonjolan ( fold of) (Raimundus Chalik, 2016).

Passavant pada dinding belakang faring terjadi akibat dua macam mekanisme,
yaitu pengangkatan faring sebagai hasil gerakan M.Palatofaring (bersama
M.Salpingofaring) dan oleh kontraksi aktif M.Konstriktor faring superior. Mungkin
kedua gerakan ini bekerja tidak  pada waktu yang bersamaan. Ada yang berpendapat
bahwa tonjolan Passavant ini menetap pada periode fonasi tetapi ada pula pendapat yang
mengatakan tonjolan ini timbul dan hilang secara cepat bersamaan dengan gerakan
palatum (Raimundus Chalik, 2016).

Sumber :

Chalik, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Cetakan I. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

ESOPHAGUS

Nama : Yayanasri
NIM : 2008551051
Gambar Veins of Esophagus

Sumber : Netter, Frank H.. 2019. Atlas of Human Anatomy. Edisi VII. ISBN:978-0-323-39322-5

1. Anatomi (topografi) / letak

Esophagus memiliki panjang 25 cm dan berpangkal di kartilago krikoid yang


diproyeksikan pada vertebra cervical Vl. Esophagus berujung di Cardia lambung setinggi
vertebra thorakal X yang terletak di bawah Processus xiphoideus Sternum (Frank H.
Netter, 2019).

Oesophagus tersusun dalam tiga bagian (F. Paulsen dan J. Waschke, 2011) :

a. Pars cervicalis (5-6 cm) bersebelahan dengan kolumna vertebralis.


b. Pars thoracica (16 cm) melintasi arcus aortae yang bersebelahan pada sinistra bagian
dorsal. Bagian ini berjalan bersama bronkus utama sinistra dan turun ke anterior
dengan semakin menjauhi kolumna vertebralis. Sudut pandang dorsal menunjukkan
kedekatan Pars thoracica dengan Pericardium dan dengan atrium kiri. Bagian kaudal
Pars thoracica Esophagus dipisahkan dari atrium hanya oleh perikardium.
c. Pars abdominalis (1-4 cm). Setelah melewati Hiatus esophagus diafragma, dimulailah
Pars abdominalis yang pendek yang terletak intraperitoneum.

Esophagus terletak di bagian belakang Trachea dan di depan vertebrae. Di antara


Esophagus dan vertebrae, terdapat Ductus thoracicus yang tipis, yang membawa limfe
seperti susu (mengandung lemak yang diabsorbsi dari makanan) dari tubuh bagian bawah
(F. Paulsen dan J. Waschke, 2011).

Sama seperti keseluruhan usus, dinding Esophagus terdiri dari membran mukosa
luminal (Tunica mucosa) yang dipisahkan dari lapisan muskular (Tunica muscularis) oleh
lapisan jaringan ikat longgar (Tela submucosa). Partes cervicalis dan thoracica dilapisi
oleh Tunica adventitia. Permukaan bagian luar Pars abdominalis intraperitoneal dilapisi
oleh peritoneum viseral (Peritoneum viscerale) yang membentuk Tunica serosa (F.
Paulsen dan J. Waschke, 2011).

Esophagus mempunyai tiga konstriksi dalam proses vertikal (Raimundus Chalik, 2016) :

a. Konstriksi cervical di kartilago krikoid (Angustia cricoidea; konstriksi pharyngo


-esophageal). Konstriksi cervical mempunyai lumen terkecil dan terletak setinggi sfingter
esofagus bagian atas dan vertebra cervical Vl.
b. Konstriksi thoracis di Aorta (Angustia aortica; konstriksi aortobronchial). Konstriksi
aortobronchial terjadi karena proksimitas langsung arkus aorta dari sisi kiri dan dorsal
(setinggi vertebra thorakal lV).
c. Konstriksi diafragmatika (Angustia diaphragmatica). Konstriksi diaphragmatica
terletak di dalam Hiatus esophagus (setinggi vertebra X). Tidak ada otot sfingter sejati
namun adanya mekanisme angiomuskular yang bekerja seperti katup di bawah perluasan
(lower oesophageal sphincter, LES) jaringan ikat elastis (Lig. phrenicooesophageale)
melekatkan bagian luar esophagus ke Hiatus esophageus.

Benda asing yang tertelan (mis. tulang ikan) dapat tersangkut di konstriksi
esofageal. Divertikula sejati (evaginasi) pada seluruh dinding esofagus dapat muncul di
beberapa lokasi. Divertikula ZENKER [70%] adalah yang paling sering dijumpai.
Divertikula ini menonjol melalui trigonum KILLIAN pada otot-otot hipofaring dan salah
dikategorikan sebagai divertikula esofageal. Penyebab terbentuknya divertikula ini adalah
adanya defek pada relaksasi konstriktor faringeal inferior (Pars cricopharyngeal).
Divertikula traksi (22%) adalah divertikula "sejati" dan mengenai seluruh dinding esof-
agus. Divertikula ini dapat disebabkan oleh pemisahan tidak sempurna antara
Cesophagus dan Trachea selama perkembangan ataupun akibat reaksi inflamasi yang
mengenai struktur di sebelahnya. Divertikula epifrenik (8%) diyakini karena gangguan
fungsi angiomuskular sfingter esofagus bagian bawah (LES) (F. Paulsen dan J. Waschke,
2011).

Sumber :

Netter, Frank H.. 2019. Atlas of Human Anatomy. Terjemahan Edisi VII. Jakarta: EGC.

Paulsen, F. dan J. Waschke. 2011. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Terjemahan Edisi 15.
Jakarta: EGC.

2. Vaskularisasi (arteri dan vena)

Bagian-bagian Esophagus yang berbeda-beda disuplai oleh arteri di sekitarnya :

 Pars cervicalis: A. thyroidea inferior


 Pars thoracica: Aorta, Rr. Oesophageales
 Pars abdominalis: A. gastrica sinistra dan A. phrenica inferior
Suplai arteri dan vena pada Esophagus pars cervicalis dan pars thoracica sama
dengan pembuluh darah pada Trachea. Jaringan vena yang rumit di Tunica adventitia
dialirkan ke dalam vena-vena berbeda:
Pars cervicalis: V. thyroidea inferior
Pars thoracica dan Pars abdominalis: V. azygos dan V. hemiazygos ke dalam V. cava
superior (F. Paulsen dan J. Waschke, 2011).
Bagian inferior mendapatkan akses ke sistem vena porta melalui vena gaster (V.
gastrica sinistra). Vena-vena ini dapat digunakan sebagai anastomose portocava pada
peningkatan tekanan di dalam intercostales vena porta (hipertensi porta) (F. Paulsen dan
J. Waschke, 2011).

Berbeda dengan organ lainnya di dalam traktus gastrointestinal, Esophagus tidak


memiliki arteri yang khusus namun disuplai oleh pembuluh darah dari organ-organ di
sekitarnya. Hal ini mempunyai implikasi untuk prosedur pembedahan dan menimbulkan
tantangan dalam pembedahan esophagus (F. Paulsen dan J. Waschke, 2011).

Jaringan vena yang luas di dalam Tunica adventitia terhubung dengan vena-vena
submukosa (Plexus venosus submucosus). Darah dialirkan melalui V. azygos (dextra)
dan V. hemiazygos (sinistra) menuju ke atas ke V. cava superior. Bagian bawah
Esophagus juga berhubungan dengan V. portae hepatis melalui vena-vena di curvatura
minor lambung (V. gastrica sinistra) (F. Paulsen dan J. Waschke, 2011).

Sumber :

Paulsen, F. dan J. Waschke. 2011. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Terjemahan Edisi 15.
Jakarta: EGC.

3. Innervasi
Inervasi Esophagus secara ekstrinsik :
a. Parasimpatik, dari nervus vagus yang berasal dari nukleus dorsalis nervi vagi ‐› rami
thoracalis nervi vagi ‐› pleksus esophagealis nervi vagi (Raimundus Chalik, 2016).
b. Simpatik, dari trunkus simpatikus dan nervus splanchnicus thoracicus (Raimundus
Chalik, 2016).

Inervasi Esophagus secara intrinsik ‐› pleksus neuralis myentericus Auerbachii


(Raimundus Chalik, 2016).

Sumber :
Chalik, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Cetakan I. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

4. Limfonodi (kelenjar getah bening)


Limfe Esophagus didrainase ke dalam nodus limfe yang secara langsung
bersebelahan dengan Esophagus lNodi lymphoidei juxtaoesophageales):
Pars cervicalis : Nodi lymphoidei cervicales profundi
Pars thoracica dan Pars abdominalis : Nodus limfe pada Mediastinum (Nodi lymphoidei
mediastinales posteriores, Nodi lymphoidei tracheobronchiales, dan paratracheales) dan
pada rongga peritoneum (Nodi lymphoidei phrenici inferiores pada sisi abdomen
diafragma dan Nodi lymphoidei gastrici di curvatura minor lambung) (F. Paulsen dan J.
Waschke, 2011).
Limfe pada Pars cervicalis mencapai Truncus jugularis melalui Nodi lymphoidei
cervicales profundi. Pars thoracica dialirkan ke dua arah: bagian atas di atas bifurcatio
trachea melalui nodus limfe di mediastinum masuk ke dalam Truncus bronchomediasti-
nalis; bagian bawah di bawah bifurcatio trachea berhubungan dengan nodus limfe di
abdomen yang merupakan nodus limfe regional untuk Pars abdominalis. Dari sini, limfe
melewati Nodi lymphoidei coeliaci untuk mencapai Truncus intestinalis (F. Paulsen dan
J. Waschke, 2011).
Arah aliran limfe memengaruhi lokasi metastasis karsinoma esofagus dan
lambung. Metastasis karsinoma esofagus bagian bawah kemungkinan terjadi pada nodus
limfe abdomen. Cara aliran serupa tampaknya juga terjadi untuk darah vena karena
karsinoma esofagus di bawah bifurcatio trachea sering kali menyebabkan metastasis hati,
sedangkan karsinoma di atas bifurcatio trachea biasanya bermetastasis ke paru (F.
Paulsen dan J. Waschke, 2011).
Sumber :
Paulsen, F. dan J. Waschke. 2011. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Terjemahan Edisi 15.
Jakarta: EGC.

5. Fungsi

Esophagus adalah tuba muskular yang menghubungkan Pharynx dengan lambung


(Gaster). Esophagus mempunyai fungsi untuk transportasi makanan pada proses menelan
atau deglutisi dengan memanfaatkan gerakan peristaltik (Raimundus Chalik, 2016).
Selain itu, Esophagus juga berperan dalam mengurangi refluks lambung. Lambung
menghasilkan asam lambung , campuran asam kuat yang terdiri dari asam klorida (HCl)
dan garam kalium dan natrium untuk memungkinkan pencernaan makanan. Penyempitan
sfingter esofagus bagian atas dan bawah membantu mencegah refluks (aliran balik) isi
lambung dan asam ke esofagus, melindungi mukosa esofagus. Sudut tajam His dan
bagian bawah diafragma juga membantu aksi sfingterik ini.
Sumber :

Chalik, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Cetakan I. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

6. Jenis dan proses yang terjadi


Esofagus adalah tabung sepanjang 25 cm (10 inci) yang dimulai dari laringofaring
dan turun di belakang trakea melalui mediastinum (rongga di antara paru-paru).
Kemudian makanan melewati diafragma ke sebuah lubang yang disebut hiatus esofageal
dan berhubungan dengan lambung. Makanan didorong ke esofagus menuju lambung
secara peristaltis. Dua otot lingkar seperti cincin (sfingter), otot lingkar esofagus di
bagian atas esofagus dan otot lingkar kardia (otot lingkar esofagus bawah) di dasar
esofagus, mengendalikan pergerakan makanan ke dalam dan ke luar esophagus (F.
Paulsen dan J. Waschke, 2011).
Deglutisi (Penelanan) dibagi menjadi tiga fase:
1) Fase bukal terjadi secara sadar di dalam mulut ketika lidah menggerakkan gumpalan
makanan kembali ke dalam faring (Raimundus Chalik, 2016).
2) Fase faring terjadi secara tidak sadar ketika makanan memasuki faring, sebagai
berikut:
langit-langit lunak dan tekak tertekuk ke atas menutup nasofaring untuk mencegah
masuknya makanan ke rongga hidung. Epiglotis, kelepak tulang rawan yang fleksibel di
atas laring, menekuk ke bawah sementara laring naik. Akibatnya, lubang menuju laring
tertutup, dan makanan hanya dapat masuk ke esophagus (Raimundus Chalik, 2016).
3) Fase esofagus terjadi secara tidak sadar di dalam esofagus. Otot lingkar esofagus, yang
biasanya tertutup kemudian terbuka sehingga memungkinkan makanan lewat ketika
laring naik selama penelanan. Ketika makanan mencapai bagian bawah esofagus, otot
lingkar kardia terbuka sehingga memungkinkan makanan memasuki lambung. Gerak
bolus makanan di esophagus bagian atas masih dipengaruhi oleh kontraksi M.Konstriktor
faring inferior pada akhir fase faringeal. Selanjutnya bolus makanan akan didorong ke
distal oleh gerakan peristaltic esophagus. Dalam keadaan istirahat sfingter esophagus
bagian bawah selalu tertutup dengan tekanan rata-rata 8mmHg lebih dari tekanan didalam
lambung sehingga tidak akan terjadi regurgitasi isi lambung. Pada akhir fase
esofagalsfingter ini akan terbuka secara refleks ketika dimulainya peristaltic esophagus
servikal untuk mendorong bolus makanan ke distal. Selanjutnya setelah bolus makanan
lewat maka sfingter ini akan menutup kembali (Raimundus Chalik, 2016).
Sumber :

Chalik, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Cetakan I. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

Paulsen, F. dan J. Waschke. 2011. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Terjemahan Edisi 15.
Jakarta: EGC.
GASTER
Sumber : Frank H. Netter MD. 2014. Netter’s Atlas of Human Anatomy. 6th edn. Elsevier. USA.

1. Anatomi
Gaster merupakan bagian dari traktus gastrointestinal pertama yang berada di intra
abdominal, terletak di antara esophagus dan duodenum. Terletak pada daerah epigastrium
dan meluas ke hipokhondrium kiri. Dalam keadaan kosong lambung menyerupai tabung
bentuk J, dan bila penuh, berbentuk seperti buah pir raksasa. (Price & Wilson, 2006)
Gaster terbagi atas 4 daerah secara anatomi, yaitu :

a. Pars cardiaca, bagian gaster yang berhubungan dengan esofagus dimana didalamnya
terdapat ostium cardiacum.

b. Fundus gaster, bagian yang berbentuk seperti kubah yang berlokasi pada bagian kiri dari
kardia dan meluas ke superior melebihi tinggi pada bagian gastroesofageal junction.

c. Korpus gaster, merupakan 2/3 bagian dari lambung dan berada di bawah fundus sampai
ke bagian paling bawah yang melengkung ke kanan membentuk huruf “J”.

d. Pars pilori, terdiri dari dua bangunan yaitu anthrum pyloricum dan pylorus. Didalam
antrum pyloricum terdapat canalis pyloricus dan didalam pylorus terdapat ostium
pyloricum yang dikelilingi M. sphincter pyloricus. Dari luar M. sphincter pylorus ini
ditandai adanya V. prepylorica (Mayo). (Oktanida, 2014)Gaster memiliki dinding
anterior dan 7 posterior dengan curvatura minor terletak di sisi kanan, sedangkan
curvatura major di sisi kiri (Lauralee Sherwood, 2010).
Sumber :
Lauralee Sherwood. 2010. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. EGC, Jakarta.
pp.559-563.
Price, A. S., Wilson M. L. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih
Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Jakarta: EGC. hal. 219-222.
Shofa, Oktanida Amalia and Ismail, Akhmad (2014) Pengaruh Pemberian Metanil Yellow
Peroral Dosis Bertingkat Selama 30 Hari Terhadap Gambaran Histopatologi Gaster
Mencit Balb/C. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine Diponegoro University.

2. Vaskularisasi
Vaskularisasi gaster berasal dari arteri gastrica sinistra yang berasal dari truncus
coeliacus, arteri gastric dekstra yang merupakan cabang dari arteri hepatica, arteri
gastroepiploica cabang dari arteri gastricaduodenalis, arteri gastroepiploica cabang dari arteri
gastricaduodenalis, arteri gastroomentalis cabang dari arteri splenica, dan arteri gastrica
breves cabang dari distal arteri splenica (Paulsen dan Waschke, 2010).
Vena-vena gaster mengikuti arteri-arteri yang sesuai dengan letak dan lintasan. Vena gastrica
dekstra dan vena-vena gastrica sinistra membawa darah kembali ke dalam vena porta hepatis.
Vena gastrica breves dan vena gastroomentalis membawa isinya ke vena splenica yang
bersatu dengan vena mesentrika superior untuk membentuk vena porta hepatis. Vena
gastroomentalis dekstra bermuara dalam vena mesentrica superior (Paulsen dan Waschke,
2010).
Sumber :
Paulsen, F., & Waschke, J. 2010. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia. Edisi 23. Jakarta: EGC.
pp: 76-84.

3. Inervasi
Persarafan gaster sepenuhnya berasal dari system saraf otonom. Suplai saraf parasimpatis
untuk gaster dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Traktus vagus
mencabangkangkan ramus gastrika, pilorika, hepatica dan seliaka. Persarafan simpatis
melalui saraf splanchnicus major dan ganglia seliaka. Serabut-serabut aferen menghantarkan
implus nyeri yang dirangsang oleh peregangan, kontraksi otot, serta peradangan dan
dirasakan di daerah epigastrium sinistra. Serabut-serabut eferen simpatis menghambat
motilitas dan sekresi gaster. Pleksus saraf mienterikus (Auerbach) dan submukosa (Meissner)
membentuk persarafan intrinsik dinding gaster dan mengoordinasi aktivitas motorik dan
sekresi mukosa lambung (Sylvia A. Price, 2010).
Sumber :
Price Sylvia A. 2010. Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processes. ISBN 0-07-
050857-7.

4. Limfonodi
Getah lambung merupakan hasil sekresi sel-sel epithelia permukaan dan kelenjar-kelenjar
kardia, pepsin (badan dan fundus) dan pilorus. Getah lambung itu tak berwarna, seringkali
mengandung benang-benang mucus, terbentuk dari 2 komponen sekresi asam sel parietalis
(HCl) dan sekresi basa non-parietalis yang mengandung pepsin, musin dan elektrolit.
Komposisi getah lambung itu bervariasi dengan tingkat sekresi, bisa sangat asam (pH = 1)
dan berair/cair pada tingkat sekresi yang tinggi atau bisa rendah keasamannya dan
konsistensi kental pada waktu berpuasa. Getah lambung terdiri atas air, bahan organis,
inorganis dan asam HCl. Dalam bahan organis getah lambung itu termasuk 3 enzim : pepsin,
rennin dan lipase lambung.

5. Fungsi
 Tempat penyimpanan sementara dan penghancuran makanan.
 Denaturasi dan pencernaan protein.
 Menghasilkan asam lambung yang juga berfungsi untuk membunuh mikroorganisme
yang masuk bersama makanan.
 Membentuk faktor intrinsic untuk penyerapan vitamin B12.
 Pelepasan mediator dan hormone untuk regulasi pembentukan asam lambung.
Sumber :
Team Medical Mini Notes. 2019. Atlas Of Anatomy. Makassar : Medical Mini Notes.

6. Jenis dan proses


- Sebagai reservoar, alat untuk mencerna makanan secara mekanik, dan kimiawi. Makanan
yang ditelan mengalami homogenisasi lebih lanjut oleh kontraksi otot dinding gaster, dan
12 secara kimiawi diolah oleh asam dan enzim yang disekresi oleh mukosa lambung.
Saat makanan sudah menjadi kental, sedikit demi sedikit mendesak masuk ke dalam
duodenum.
- Penyimpanan gaster yaitu ketika makanan masuk ke dalam gaster, makanan membentuk
lingkaran konsentris makanan dibagian oral gaster, makanan yang paling baru terletak
paling dekat dengan dinding luar gaster. Normalnya, bila makanan meregangkan gaster,
“reflex vasocagal” dari gaster ke batang otak dan kemudian kembali ke lambung akan
mengurangi tonus di dalam dinding otot korpus gaster sehingga dinding menonjol keluar
secara progresif, menampung jumlah makanan yang makin lama makin banyak sampai
suatu batas saat gaster berelaksasi sempurna, yaitu 0,8 sampai 1,5 liter. Tekanan dalam
gaster akan tetap rendah sampai batas ini dicapai. (Oktanida, 2014)
- Sekresi gaster dikendalikan oleh mekanisme neural dan humoral. Sekresi gaster mulai
terjadi pada awal orang makan, bila melihat makanan dan mencium bau makanan maka
sekresi lambung akan terangsang. Rasa makanan merangsang sekresi lambung karena
kerja saraf sehingga menimbulkan rangsangan kimiawi yang menyebabkan dinding
lambung melepaskan hormon. (Lutvia, 2015)
Sumber :
Krismayanti, L. 2015. Anatomi Fisiologi Manusia. Mataram: Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Mataram. ISBN: 978-602-74071-7-6.
Shofa, Oktanida Amalia and Ismail, Akhmad (2014) Pengaruh Pemberian Metanil Yellow
Peroral Dosis Bertingkat Selama 30 Hari Terhadap Gambaran Histopatologi Gaster
Mencit Balb/C. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine Diponegoro University.

.
DUODENUM, JEJUNUM, ILEUM

GUNGARI
COLON, REKTUM, ANUS

SINTA
HEPAR

RIKA
GIGI DAN GINGIVA

Sumber: Arda. Biz. 2019. Struktur Gigi


Susu Permanen Seri Taring Geraham
Manusia: Fungsi Jenis Rumus Susunan.

Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat


keras dibanding yang lainnya. Gigi memiliki
struktur yang berlapis - lapis mulai dari email
yang keras, dentin (tulang gigi) di dalamnya,
pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh
saraf, dan bagian lain yang memperkokoh gigi. Gigi juga merupakan bagian dari alat sistem
pencernaan. (Wahyuni, 2019)

Sumber:

Wahyuni, Ayu (2019) GAMBARAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN


SISWA KELAS IV DAN V DI SDN 23 DANGIN PURI KAJA DENPASAR UTARA TAHUN
2019. Diploma thesis, Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar

ANATOMI
Struktur penyusun Gigi adalah sebagai berikut:

1. Email
Email berasal dari jaringan ectoderm yang membuat email sebagai lapisan terluar pada
mahkota gigi. Kandungannya sarat dengan garam kalsium. Email merupakan jaringan paling
keras dan kuat dengan kandungan an organik 96%. Karena itu, email merupakan pelindung gigi
dari sensitivitas panas atau dingin dan nyeri saat mengunyah. Email tidak memiliki
kemampuan regenerasi untuk mengganti bagian-bagian yang rusak. Sehingga bila
terjadi kerusakan perlu dirawat dengan cara penambalan.
2. Dentin
Dentin adalah suatu lapisan gigi yang terdapat sesudah lapisan email gigi pada mahkota
gigi. Dentin mempunyai struktur seperti tulang namun lebih keras, karena mempunyai
konsentrasi kalsium yang lebih tinggi, oleh karena itu Ia sering disebut dengan Tulang Gigi.
Dentin juga merupakan suatu struktur terluas pada gigi karena yang melapisi seluruh tubuh gigi,
dari mahkota sampai dengan akar.
3. Pulpa
Pulpa atau rongga gigi yaitu suatu jaringan lunak pada tengah gigi yang berbentuk rongga
dan terisi oleh pembuluh darah dan pembuluh saraf. Pulpa mempunyai fungsi untuk memberikan
nutrisi pada gigi karena mempunyai pembuluh darah, juga berfungsi untuk mengidentifikasi jika
terdapat zat asing dalam gigi karena mempunyai pembuluh saraf. Pulpa juga berfungsi untuk
membentuk suatu lapisan dentin.
(Fitriana, 2012)
Sumber:
Fitriana. 2012. ANALISIS TINGKAT KEKERASAN GIGI PADA SIMULASI KARIES GIGI DENGAN
INHIBISI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.). UNIVERSITAS JEMBER.

VASKULARISASI
Seperti pada organ lainnya, di sekitar gigi juga terdapat pembuluh saraf dan pembuluh
darah.
A. Arteri
Semua gigi memiliki arteri yang merupakan cabang dari arteri maksilaris. Gigi bagian
bawah diperdarahi oleh arteri alveolar inferior, yang berasal dari arteri maksilaris pada
infratemporal fossa. Pada bagian atas, gigi diperdarahi oleh arteri alveolar superior, anterior, dan
posterior. Arteri alveolar superior posterior berasal dari arteri maksilaris. Arteri superior cabang
anterior berasal dari arteri infra-orbital yang muncul dari arteri maksilaris
B. Vena
Pembuluh vena gigi bagian atas dan bawah mengkuti arteri. Vena alveolar inferior yang
berasal dari gigi bagian bawah dan vena alveolar inferior yang berasal dari gigi bagian atas
dialirkan terutama menuju pleksus vena pterygoid yang berada pada infratemporal fossa. Pleksus
pterygoid mengalir ke vena maksilaris dan menuju ke vena retromandibular lalu masuk ke vena
sistem jugular. Tambahan, terdapat vena komunikasi kecil lewatke arah superior, dari pleksus,
dan melalui foramen emissary kecil pada dasar tengkorak untuk berhubungan dengan sinus
cavernosus di rongga kranial. Infeksi yang berasal dari gigi dapat menjalar ke rongga cranial
vena emissary kecil tersebut. (Prasetiyo, 2015 dan Irlinda, 2014).
Sumber:
Irlinda. 2014. Hubungan Antara Paparan Asap dengan Kejadian Pembesaran Gingiva.
Skripsi. Universitas Diponegoro.
Prasetiyo. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai Anatomi dan Karies Gigi
dengan Status Karies Gigi. Skripsi. Universitas Islam Bandung.

INERVASI
Pembuluh saraf berfungsi untuk menerima dan memberikan rangsangan, sedangkan
pembuluh darah berfungsi untuk memberikan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh struktur di
sekitarnya. Saraf pada gigi adalah cabang dari saraf trigeminal (V). Saraf trigeminal bercabang
menjadi saraf alveolar superior (CN V2) yang mempersarafi gigi bagian atas (maksilaris) dan
saraf alveolar inferior (CN V3) yang mempersarafi gigi bagian bawah (mandibular). (Prasetiyo,
2015).
Sumber:
Irlinda. 2014. Hubungan Antara Paparan Asap dengan Kejadian Pembesaran Gingiva.
Skripsi. Universitas Diponegoro.
Prasetiyo. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai Anatomi dan Karies Gigi
dengan Status Karies Gigi. Skripsi. Universitas Islam Bandung.
LIMFONODI
Pembuluh darah limfatik dari gigi dan gingiva disalurkan terutama menuju ke nodus
submandibular, submental, dan deep cervical. Drainase limfatik dimulai pada papila jaringan ikat
dan terserap ke dalam nodus limpatikus regional. (Prasetiyo, 2015 dan Irlinda, 2014).
Sumber:
Irlinda. 2014. Hubungan Antara Paparan Asap dengan Kejadian Pembesaran Gingiva.
Skripsi. Universitas Diponegoro.
Prasetiyo. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai Anatomi dan Karies Gigi
dengan Status Karies Gigi. Skripsi. Universitas Islam Bandung.

FUNGSI
a. Pengunyah Pertama kali makanan dipotong dan diremukkan dengan gigi. Kemudian
dikunyah lalu ditelan.
b. Penyangga Gigi memberikan sandaran yang kuat dengan bantuan tulang rahang pada
struktur wajah.
c. Perlindungan dan pengendalian Gigi melindungi dari debu, kuman, dan benda-benda luar
yang masuk dalam mulut dengan bantuan bibir.
d. Pemegang Gigi berguna untuk memegang benda seperti sedotan dan lain-lain.
(Irlinda, 2014)
Sumber:
Irlinda. 2014. Hubungan Antara Paparan Asap dengan Kejadian Pembesaran Gingiva.
Skripsi. Universitas Diponegoro.

JENIS DAN PROSES YANG TERJADI


Manusia mempunyai 2 macam gigi yaitu gigi susu dan gigi dewasa. Gigi susu merupakan
gigi yang tumbuh pada anak usia 6 bulan hingga 8 tahun. Jumlah gigi ini pada anak yakni 20
buah dengan rincian 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring, dan 8 buah gigi geraham. Sejak usia 6
tahun hingga usia 14 tahun, gigi susu akan tanggal satu persatu dan digantikan dengan gigi
dewasa. Gigi dewasa atau gigi tetap merupakan gigi orang dewasa yang berjumlah 32 buah.
Rinciannya 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring, 8 buah gigi geraham depan, dan 12 buah gigi
geraham belakang. Proses yang terjadi pada gigi adalah proses pemecahan makanan secara
mekanik. (Wahyuni, 2019)

Sumber:
Wahyuni, Ayu (2019) GAMBARAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN SISWA
KELAS IV DAN V DI SDN 23 DANGIN PURI KAJA DENPASAR UTARA TAHUN 2019. Diploma
thesis, Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar.

Sumber: Hadeel Mazin. 2018. Periodontology.

Merupakan mukosa mulut yang menutupi tulang maksila dan mandiula di dalam rongga
mulut. Jaringan gingiva ini sendiri sebenarnya berwarna transparan, warna merah terbentuk
karena terdapat banyak pembuluh darah di bagian tersebut. Fungsi gusi adalah untuk melindungi
akar gigi dan jaringan sekitar akar gigi. Warna gingiva normal umunya berwarna merah jambu.
Besar gingiva ditentukan oleh jumlah elemen seluler, intra seluler, dan pasokan darah.

ANATOMI
Secara anatomi gingiva dibagi menjadi:
1. Unattached gingiva (free gingiva atau marginal gingiva)
Unattached gingiva merupakan bagian dari gingiva yang tidak melekat pada gigi, mengelilingi
daerah leher gigi, membuat lekukan seperti kulit kerang. Unattached gingiva ini mulai dari arah
mahkota sampai pertautan semento enamel. Batas antara marginal gingiva dengan gingiva cekat
merupakan suatu lekukan dangkal yang dimana free gingiva grove. Free gingiva groove ini
berjalan sejajar dengan margin gingiva. Dalam keadaan normal free gingiva groove ini dapat
dipakai sebagai petunjuk dasar sulkus gingiva.
2. Sulkus gingiva
Sulkus gingiva merupakan suatu celah antara gigi dan marginal gingiva. Celah ini ke arah
medial dibatasi oleh permukaan gigi ke arah lateral dibatasi oleh epitelium marginal gingiva
sebelah dalam. Bagian dalam celah yang terbentuk seperti huruf V ini dan kedalamannya
berkisar antara 0-6 mm, dengan rata-rata 1,8 mm.
3. Papila interdental
Papila interdental atau gingiva interdental merupakan bagian gingiva yang mengisi ruang
interdental yaitu ruangan di antara dua gigi yang letaknya berdekatan dari daerah akar sampai
titik kontak. Gingiva interdental ini terdiri atas bagian lingual dan bagian fasial. Interdental
gingiva dapat berbentuk piramida atau col. Bentuk interdental gingiva bergantung pada titik
kontak gigi dan adanya resesi.
4. Gingiva cekat (attached gingiva)
Attached gingiva merupakan lanjutan marginal gingiva, meluas dari gingiva groove
sampai kepertautan mukogingiva. Gingiva cekat ini melekat erat ke sementum mulai dari
sepertiga bagian akar ke periosteum tulang alveolar. Pada permukaan attached gingiva ini
terdapat bintik-bintik atau lekukan kecil yang disebut stipling. Luas attached gingiva yang tipis
atau sempit merupakan salah satu factor pendukung resesi gingiva. (Irlinda,2014)
Sumber:
Irlinda. 2014. Hubungan Antara Paparan Asap dengan Kejadian Pembesaran Gingiva.
Skripsi. Universitas Diponegoro.

Vaskularisasi

a. Arteri
Pembuluh darah arteri mencapai gingiva melalui tiga jalan yang berbeda, yaitu:
1) Cabang arteri alveolar. Arteri yang terletak lebih superficial dari periosteum, mencapai
gingiva pada daerah yang berbeda di rongga mulut dari cabang alveolar arteri – arteri
infraorbital, naspalatin, palatal, bukal, mental, dan lingual.
2) Di daerah interdental, cabang arteri intraseptal masuk ke daerah krista procesus alveolar.
3) Pembuluh-pembuluh darah yang terdapat pada ligamen periodontal bercabang keluar kearah
daerah gingiva.
(Irlinda, 2014)
Sumber:
Irlinda. 2014. Hubungan Antara Paparan Asap dengan Kejadian Pembesaran Gingiva.
Skripsi. Universitas Diponegoro.
FUNGSI
Gingiva berfungsi untuk menutupi dan mengelilingi akar gigi. (Irlinda, 2014)
Sumber:
Irlinda. 2014. Hubungan Antara Paparan Asap dengan Kejadian Pembesaran Gingiva.
Skripsi. Universitas Diponegoro.

LIDAH

Sumber: Jana Vasković. 2020. Oral


cavity
Lidah adalah kumpulan dari otot rangka pada lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan yaitu dalam proses mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera
pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam
tindakan bicara dan juga membantu membolak balik makanan dalam mulut.

ANATOMI
Bagian – bagian dari lidah adalah sebagai berikut:

1. Papillae
Papillae adalah tonjolan – tonjolan pada lidah manusia yang membantu kita dalam
mengidentifikasi rasa yang berbeda-beda pada makanan. Pada manusia terdapat 3 jenis papillae
yaitu:
a. Papila filiformis, merupakan papila yang berada di dorsum linguae (punggung lidah) dan
bentuknya serupa benang halus. Organ ujung untuk pengecapan adalah putting-putting pengecap
yang sangat banyak terdapat dalam dinding pappilae sirkumvalata dan fungiforum. Pappilae
filiform lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh daripada rasa pengecapan yang sebenarnya.
Selaput lendir langit-langit dan farinx juga bermuatan putting-putting pengecap
b. Papila sirkumvalata, yaitu papila yang berbentuk bulat dan tersusun membentuk huruf V
di bagian belakang lidah. ada delapan hingga dua belas buah dari jenis ini yang terletak pada
bagian dasar lidah. Pappilae sirkumvalata adalah jenis pappilae yang terbesar dan masing masing
di kelilingi semacam lekukan seperti parit . pappilae ini terdudun berjejer membentuk huruf V
pada belakang lidah.
c. Papila fungiformis, sesuai dengan namanya, berbentuk seperti jamur dan berada di bagian
depan lidah.
d. Papila foliate, terletak di sebalah kiri dan kanan lidah. Jumlah papila ini tidak banyak dan
ukurannya pun tidak besar. Namun, mereka tetap memiliki reseptor rasa yang berguna dalam
proses pengecapan. (Aris Kurniawan, 2020)
2. Sulcus terminalis
Merupakan bagian lidah yang memiliki bentuk seperti huruf V yang memisahkan anterior
dan posterior lidah. Permukaan anterior terdiri atas puncak dan ujung lidah, sedangkan posterior
terdiri atas akar lidah yang berkaitan dengan tulang hyoid dan saraf saraf glossopharyngeal.
3. Tonsil
Merupakan kumpulan dari jaringan getah bening (limfoid) yang terletak di dalam rongga
mulut. Tonsil memiliki fungsi sebagai penyaring bakteri dan kuman yang masuk ke tubuh baik
melalui jalur udara dan alat alat pernafasan maupun lewat makanan.
a. Tonsil Palatina, merupakan tonsil yang sering disebut sebagai amandel dan terletak di kiri
dan kanan rongga mulut.
b. Tonsil faringers, disebut juga sebagai adenoid dan terletak di bagian dinding belakang
nesofaring.
c. Tonsil lingulis, merupakan tonsil yang terletak pada daerah pintu masuk saluran nafas
dan saluran pencernaan.
4. Epiglotis
Epiglotis merupakan susunan tulang rawan yang terletak di belakang lidah dan terletak di
depan laring (kotak suara). Epiglotis biasanya memiliki konformasi menghadap atas agar udara
dapat masuk ke dalam jalur selanjutnya. Bila terjadi proses menelan makanan, epiglotis akan
menghadap ke bawah untuk menutup jalur kepada kotak suara, mencegah makanan dan
minuman masuk ke dalam trakea. (Dosen Pendidikan. 2020)

Sumber:
Aris Kurniawan. 2020. Fungsi Lidah. https://www.gurupendidikan.co.id/fungsi-lidah/ . Diakses
pada 16 Desember 2020.
Dosen Pendidikan. 2020. Pancaindra. https://www.dosenpendidikan.co.id/lidah-adalah/ . Diakses
pada 16 Desember 2020.
VASKULARISASI
A. Arteri

Arteri yang menperdarahi lidah adalah arteri lingualis yaitu cabang dari arteri karotis eksterna.
Arteri ini berjalan melewati otot-otot pengunyah pada bagian posterior ke tulang hioid, kemudian
bersama-sama dengan nervus hipoglosus dan vena lingualis menuju otot hioglosus. Setelah
melewati otot hioglosus arteri lingualis ini bercabang, yaitu rami dorsalis lingual dan di ujung
anterior terbagi lagi menjadi dua cabang terminalis: Arteri sublingualis berjalan diantara otot
genioglosus dan glandula sublingual. Arteri lingualis profunda terletak di bagian lateral
permukaan bawah lidah.

B. Vena

Vena yang terletak pada lidah adalah Vena lingualis profunda yang terletak pada membran
mukosa bagian lateral bawah lidah. Vena lingualis profunda dan vena sublingualis bergabung
dengan dorsal lingualis di daerah posterior dari otot hipoglossus, lalu berjalan menuju vena
jugularis. (Wirentari. 2010)

Sumber:
Wirentari, W. 2010. Penatalaksanaan Kanker Lidah Dengan Teknik Diseksi Leher Radikal.
Skripsi. Universitas Sumatra Utara. Medan.
Inervasi Lidah
Persarafan pada lidah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Saraf sensoris, yang mempersyarafi 2/3 anterior oleh nervus lingualis dan 1/3 posterior oleh
nervus lingualis, glosofaring dan vagus.
2. Saraf pengecap, yang mempersyarafi 2/3 anterior oleh serabut-serabut nervus fasialis dan 1/3
posterior oleh nervus glosofaring.

3. Saraf motorik yang mempersarafi otot-otot lidah yaitu otot stiloglosus, hioglosus dan
genioglosus.

(Wirentari. 2010)

Sumber:
Wirentari, W. 2010. Penatalaksanaan Kanker Lidah Dengan Teknik Diseksi Leher Radikal.
Skripsi. Universitas Sumatra Utara. Medan.
Limfonodi Lidah

Pembuluh limfa berjalan di belakang papila sirkum valata menuju posterior menembus dinding
faring dan memasuki nodus limfatikus di daerah servikal yang terletak di sebelah lateral vena
jugularis interna:

1. Pembuluh sentral
Pembuluh ini berjalan dari ujung lidah ke bawah melalui otot miloihioid dan berakhir pada nodus
submental.
2. Pembuluh marginal
Pembuluh marginal terdapat pada satupertiga luar dari permukaan atas lidah. Pembuluh marginal
terbagi menjadi dua bagian, bagian anterior berjalan dari ujung lidah dan berakhir di nodus
limfatikus submaksilaris, bagian posterior berjalan di belakang otot milohioid dan berakhir di
nodus jugulo omohioiedeus.

(Wirentari. 2010)

Sumber:
Wirentari, W. 2010. Penatalaksanaan Kanker Lidah Dengan Teknik Diseksi Leher Radikal.
Skripsi. Universitas Sumatra Utara. Medan.

Fungsi Lidah
Secara umum, lidah berfungsi untuk menunjukkan kondisi tubuh Selaput lidah manusia dapat
digunakan sebagai indikator metabolism tubuh,terutama kesehatan tubuh manusia. Warna Lidah
contoh Kuning menandakan adanya infeksi bakteri, Bentuk Lidah contoh bentuk tipis dan
berwarnapucat menandakan defisiensi / kekurangan darah. Membasahi makanan di dalam mulut
Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah. Mengecap atau merasakan makanan. Membolak-
balik makanan. Membantu menelan makanan. Mengontrol suara dan membantu dalam
mengucapkan kata-kata. (Ari Kurniawan, 2020)
Sumber:
Aris Kurniawan. 2020. Fungsi Lidah. https://www.gurupendidikan.co.id/fungsi-lidah/ . Diakses
pada 16 Desember 2020.
Jenis Dan Proses Yang Terjadi
Proses Pengecapan
1. Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori-pori
bagian atas.
2. Tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut berukuran mikro yang
sensitif, (mikrovilli).
3. Larutan kimia makanan saat berkontak dengan mikrovili merangsang sel-sel kemudian
timbul lah impuls yang akan menjalar ke syaraf no VII dan syaraf IX otak.
4. Impuls diteruskan ke thalamus dan berakhir di daerah pengecap primer di lobus parietalis
untuk kemudian diinterpretasikan.
5. Otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan tersebut dan menentukan rasa dari
makanan yang kita makan.
6. Mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.
(Ari Kurniawan, 2020)

Sumber:
Aris Kurniawan. 2020. Fungsi Lidah. https://www.gurupendidikan.co.id/fungsi-lidah/ . Diakses
pada 16 Desember 2020.
PANCREAS
Sumber: Kenhub. 2020. Pancreas. https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/the-pancreas.
Diakses pada 30 November 2020.

1. Anatomi Pankreas
Lokasi: Retroperitoneal
Merentang pada epigastric (Spans the epigastric), left hypochondriac, and a portion of the
umbilical abdominal regions (Kenhub, 2020)

Pankreas letaknya di perut bagian atas di belakang perut. Letaknya retroperitoneal di antara
spleen dan small intestine. Dekat dengan curvature mayor gaster. Caput pancreas dikelilingi oleh
duodenum dan cauda berbatasan dengan limpa

Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin
mengeluarkan larutan encer alkalis serta enzim pencernaan melalui duktus pankreatikus ke dalam
lumen saluran cerna. Dia antara sel-sel eksokrin di seluruh pankreas tersebar kelompok-kelompok
atau “pulau” sel endokrin yang dikenal sebagai pulau (islets) Langerhans. Sel endokrin pankreas
yang terbanyak adalah sel β (beta), tempat sintesis dan sekresi insulin, dan sel α (alfa) yang
menghasilkan glukagon. Sel D (delta), yang lebih jarang adalah tempat sintesis somatostatin.
Pankreas dapat dibagi ke dalam empat bagian:

a. Caput Pancreatis (Head), berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian
cekung duodenum. Sebagian caput meluas di kiri di belakang arteri dan vena
mesenterica superior serta dinamakan Processus Uncinatus.

b. Collum Pancreatis (Neck), merupakan bagian pankreas yang mengecil dan


menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatic terletak di
depan pangkal vena portae hepatis dan tempat di percabangkannya arteria
mesenterica superior dari aorta.

c. Corpus Pancreatis (Body)berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada
potongan melintang sedikit berbentuk segitiga

d. Cauda Pancreatis (Tail), berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan


mengadakan hubungan dengan hilum lienale.

Head merupakan perluasan medial part dari pancreas. Terletak langsung dengan
decending dan horizontal C-shaped duodenum yang membungkus di sekitar bagian head
dari pancreas. inferiorly from the head is the uncinate process, which extends posteriorly
towards the superior mesenteric artery. Berlanjut secara lateral dari head ialah neck, suatu
struktur yang pendek skitar 2cm yang menghubungkan kepala (head) dengan tubuh
(body). Setelah Neck, pancreas berlanjut pada body yang terdiri atas dua surfaces
(anterior dan posterior) dan dua borders (superior dan inferior). Terletak di anterior dari
L2 vertebra dan juga membentuk lantai dari omental bursa (lesser sac). Terakhir adalah
intraoeritoneal tail dari pancreas, Berhubungan dengan hilum dari spleen dan berjalan
dengan splenic vessel di splenorenal ligament (Kenhub, 2020).

Ductus Pancreaticus

a. Ductus Pancreaticus Mayor (Wirsungi)


Mulai dari kauda dan berjalan di sepanjang kelenjar menuju ke kaput, menerima
banyak cabang pada perjalanannya. Ductus ini bermuara ke pars desendens
duodenum di sekitar pertengahannya bergabung dengan ductus choledochus
membentuk papilla duodeni mayor Vateri. Kadang-kadang muara ductus pancreaticus
di duodenum terpisah dari ductus choledochus.

b. Ductus Pancreaticus Minor (Santorini)


Mengalirkan getah pankreas dari bagian atas kaput pankreas dan kemudian bermuara
ke duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus pada papilla duodeni minor.

c. Ductus Choledochus et Ductus Pancreaticus


Ductus choledochus bersama dengan ductus pancreaticus bermuara kedalam suatu
rongga, yaitu ampulla hepatopancreatica (pada kuda). Ampulla ini terdapat di dalam
suatu tonjolan tunica mukosa duodenum, yaitu papilla duodeni major. Pada ujung
papilla itu terdapat muara ampulla

Sumber:

Kenhub. 2020. Pancreas. https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/the-pancreas.


Diakses pada 30 November 2020.

1. VASKULARISASI
1. Arteri
1. A.pancreaticoduodenalis superior (cabang A.gastroduodenalis)
2. A.pancreaticoduodenalis inferior (cabang A.mesenterica cranialis)
3. A.pancreatica magna dan A.pancretica caudalis dan inferior cabang A.lienalis
2. Vena
Vena yang sesuai dengan arterinya mengalirkan darah ke sistem porta
1) Vena splenic
2) Vena mesentric inferior
3) Vena mesentric superior
Sumber:

Universitas Sumatera Utara. Bab 2 : Tinjauan Pustaka.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/55721/Chapter%20II.pdf?
sequence=4. Diakses pada 01 Desember 2020.

2. INERVASI
Parasimpatik: vagus nerve (CN X)
Simpatik: greater dan lesser splanchic nerves
(Kenhub, 2020)
Inervasi kanker pankreas berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglionseliaca) dan
parasimpatis (vagus).

Sumber:

Kenhub. 2020. Pancreas. https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/the-pancreas. Diakses


pada 30 November 2020.

3. LIMFONODI
Limfonodi: Pancreaticosplenic dan pyloric lymph nodes (Kenhub, 2020)
Lymph dialiri dari body dan tail dari pancreas melaui pembuluh lymphatic yang kosong ke
kelenjar pancraeticosplenic lymph nodes yang berlokasi di sepanjang splenic artery. Pembuluh
mengaliri bagian kepala yang kosong ke pyloric lymph nodes. Selanjutnya, lymph diangkut ke
superior mesenteric atau celiac lymph nodes.
Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteri yang mendarahi kelenjar. Pembuluh eferen akhirnya
mengalirkan cairan limfe ke nodi limfe coeliaci dan mesenterica superior.

Sumber: Kenhub. 2020. Pancreas. https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/the-pancreas.


Diakses pada 30 November 2020.

4. Fungsi
1. Fungsi eksokrin, menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim- enzim pencernaan
seperti enzim amilase pankreas, enzim- enzim proteolitik, dan lain-lain. Menyekresi enzim
pencernaan ke dalam duodenum
2. Fungsi endokrin menghasilkan hormon insulin, glukagon, somatostatin dan polipeptida
pankreas. Menghasilkan insulin dan glukagon ke dalam darah
Sumber:

Universitas Sumatera Utara. Bab 2 : Tinjauan Pustaka.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/55721/Chapter%20II.pdf?
sequence=4. Diakses pada 01 Desember 2020.
5. Jenis dan Proses Yang terjadi

Pankreas adalah organ yang unik karena memenuhi peran eksokrin dan endokrin. Fungsi
eksokrinnya termasuk sintesis dan pelepasan enzim pencernaan ke dalam duodenum usus kecil.
Fungsi endokrinnya melibatkan pelepasan insulin dan glucagon ke dalam aliran darah, dua
hormon penting yang bertanggung jawab untuk mengatur metabolisme glukosa, lipid, dan
protein. (Kenhub, 2020)
Pemain utama yang bertanggung jawab untuk fungsi pankreas adalah kelenjar endokrin dan
eksokrin. Yang juga menyintesis enzim pencernaan pankreas tidak aktif (zymogen), yang
dilepaskan ke dalam sistem saluran kelenjar dan pankreas. Setelah mencapai duodenum, zymogen
diaktifkan oleh enzim proteolitik, menjadi peptida aktif, amilase, lipase dan nuklease yang
bertindak untuk lebih mencerna makanan yang memasuki usus kecil dari perut.
Fungsi endokrin pankreas dilakukan oleh pulau-pulau pankreas Langerhans. Kelenjar endokrin
ini mengeluarkan hormon langsung ke dalam aliran darah dan terdiri dari tiga jenis sel utama
(alfa, beta, dan delta). Beta cella mensekresi insulin, alpha cells melepaskan glucagon, dan delta
cells memproduksi somatosin. Hormon ini sangat pentong dalam meregulasi fungsi metabolisme
dan gastrointestinal.
Fungsi Eksokrin:
Pankreas mengandung kelenjar eksokrin yang menghasilkan enzim yang penting untuk
pencernaan. Enzim ini termasuk trypsin dan chymotrypsin untuk mencerna protein; amilase untuk
pencernaan karbohidrat; dan lipase untuk memecah lemak. Ketika makanan memasuki perut, jus
pankreas ini dilepaskan ke dalam sistem saluran yang berujung pada saluran pankreas utama
(main pancreatic duct). Saluran pankreas bergabung dengan saluran empedu umum untuk
membentuk ampulla Vater yang terletak di bagian pertama usus kecil (small intestine), yang
disebut duodenum. Saluran common bile duct berasal dari hati dan kantong empedu
(gallbladder) dan menghasilkan jus pencernaan penting lainnya yang disebut bile (empedu). Jus
pankreas dan empedu yang dilepaskan ke dalam duodenum, membantu tubuh mencerna lemak,
karbohidrat, dan protein.
Fungsi Endokrin:
Komponen endokrin pankreas terdiri dari sel islet (pulau Langerhans) yang menciptakan dan
melepaskan hormon penting langsung ke aliran darah. Dua hormon pankreas utama adalah
insulin, yang bertindak untuk menurunkan gula darah, dan glucagon, yang bertindak untuk
meningkatkan gula darah. Mempertahankan kadar gula darah yang tepat sangat penting untuk
berfungsinya organ kunci termasuk otak, hati, dan ginjal.
Sumber:
Kenhub. 2020. Pancreas. https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/the-pancreas. Diakses
pada 01 Desember 2020.

OVARIUM

Satya
THYMUS

Satya
ADRENAL GLAND

PUTRI
TESTES

Anda mungkin juga menyukai