(FEES)
Oleh :
K1A1 12 086
PEMBIMBING
KENDARI
2018
1
Flexible Endoscopic Evaluation of Swallowing (FEES)
I. Pendahuluan
pergerakan makanan dan cairan dari rongga mulut ke lambung. Proses ini
antara otot-otot di sekitar mulut, lidah, faring, laring, dan esophagus1,2,3. Proses
menelan terbagi menjadi 3 fase yaitu fase persiapan dan transportasi oral, fase
faring, dan fase esofagus3. Adanya gangguan fungsional dan koordinasi pada
esophagus1. Keluhan ini akan timbul bila terdapat gangguan gerakan otot-otot
Susan Langmore dan kawan-kawan pada tahun 1988. Tujuan FEES adalah
anatomi dan fisiologi penyebab disfagia dan menentukan posisi aman dan lebih
2
II. Anatomi
A. Rongga Mulut
mukosa pipi bagian dalam dan gigi adalah vestibulum oris. Palatum
dibentuk oleh tulang dari palatum durum di bagian depan dan sebagian
besar dari otot palatum mole di bagian belakang. Dasar mulut di antara
lidah dan gigi terdapat kelenjar sublingual dan bagian dari kelenjar
frenulum lidah6.
3
B. Faring
sebagian otot bagian atasnya dari belakang. Di sebelah depan, otot-otot ini
bertemu satu sama lain dan di bagian belakang bertemu pada jaringan ikat
yang disebut rafe faring. Batas hipofaring di sebelah superior adalah tepi
atas epiglotis, batas anterior adalah laring, batas posterior ialah vertebra
Bagian ini merupakan dua buah cekungan yang dibentuk oleh ligamentum
4
Dari pleksus faringealis keluar cabang-cabang untuk otot – otot
cabang n. Glosofaringeus5,6,7.
C. Esofagus
esofagus yang terletak setinggi batas bawah kartilago krikoid atau setinggi
5
vertebra. Akhirnya esofagus ini sampai di rongga abdomen dan bersatu
krikoid pada batas antara esofagus dengan faring, yaitu tempat peralihan
terletak di rongga dada bagian tengah, akibat tertekan lengkung aorta dan
berakhir pada kardia lambung. Otot polos pada bagian ini murni bersifat
sfingter. Inervasi esofagus berasal dari dua sumber utama, yaitu saraf
6
III. Fisiologi
3. Kerja sama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong
dan laring
respirasi
1. Fase Oral
Fase oral terbagi menjadi fase persiapan oral dan fase transportasi
oral. Fase oral berlangsung secara sadar. Pada fase oral bekerja saraf
kranial nervus n.V2 dan n.V3 sebagai serabut afferen dan n.V, n.VII, n.IX,
geligi, palatum mole, dan otot bukal. Pergerakan dan posisi makanan
durum.
7
Fase transportasi oral merupakan fase pemindahan bolus makanan
yang dibentuk pada fase persiapan oral dari mulut hingga ke faring. Bolus
mulut dan tekanan otot bukal untuk mencegah makanan masuk diantara
2. Fase Faringeal
usia.
3. Fase Esofageal
Fase esofagus berlangsung tanpa disadari atau secara refleks. Fase ini
primer terjadi akibat kontraksi otot longitudinal dan otot sirkuler dinding
8
esofagus bagian proksimal. Gerakan peristaltik bagian tengah esofagus
otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus dan gelombang ini
peristaltik primer.
Gambar 4. Fase-fase menelan. a: fase oral, b-c: fase faring, d-f: fase esofagus3.
IV. DISFAGIA
perkataan yang berasal dari bahasa Yunani dys yang berarti kesulitan atau
terjadi pada semua kelompok usia, akibat dari kelainan kongenital, kerusakan
keluhan yang umum didapat di antara orang berusia lanjut, dan insiden
disfagia lebih tinggi pada orang berusia lanjut dan pasien stroke. Kurang lebih
9
51-73% pasien stroke menderita disfagia. Penyebab lain dari disfagia
atau penyakit di orofaring dan esophagus. Keluhan ini akan timbul bila terdapat
seperti odinofagia (rasa nyeri waktu menelan), rasa panas di dada, rasa mual,
berat badan yang cepat berkurang. Manifestasi klinik yang sering ditemukan
ialah sensasi makanan yang tersangkut di daerah leher atau dada ketika menelan 1.
A. Penyebab disfagia
Disfagia dapat terjadi pada satu atau lebih fase menelan dan dapat
10
Tabel 1. Penyebab disfagia5
oleh massa tumor dan benda asing. Penyebab lain adalah akibat peradangan
esophagus dari luar, misalnya oleh pembesaran kelenjar timus, kelenjar tiroid,
lumen esophagus. Pada keadaan normal lumen esophagus orang dewasa dapat
meregang sampai 4 cm. Keluhan disfagia mulai timbul bila dilatasi ini tidak
11
Keluhan disfagia motorik disebabkan oleh kelainan neuromuscular
yang berperan dalam proses menelan. Lesi di pusat menelan di batang otak
n.V, n.VII, n.IX, n.X dan n.XII, kelumpuhan otot faring dan lidah serta
Keluhan disfagia dapat juga timbul bila terdapat gangguan emosi atau
tekanan jiwa yang berat. Kelainan ini dikenal sebagai globus hosterikus1.
B. Klasifikasi disfagia
orofaring timbul dari kelainan di rongga mulut, faring, dan esofagus, dapat
dan air liur di dalam mulut, kesukaran untuk mulai menelan, batuk dan
12
tersedak saat menelan, penurunan berat badan yang tidak jelas
biasanya tertahan beberapa saat setelah ditelan, dan akan berada setinggi
pneumonia berulang4,8.
13
Dan disfagia mekanik progresif dapat disebabkan oleh striktur esofagus
C. Patogenesis disfagia
beberapa faktor, yaitu ukuran bolus makanan, diameter lumen esophagus yang
bagian atas dan bagian bawah dan kerja otot-otot rongga mulut dan lidah1.
muskular mulai dari susunan saraf pusat, batang otak, persarafan sensorik
lurik esophagus dan sfingter esophagus bagian atas. Oleh karena otot lurik
esophagus dan sfingter esophagus bagian atas juga mendapat persarafan dari
inti motor n.vagus, maka aktivitas peristaltik esophagus masih tampak pada
D. Penilaian disfagia
14
1. Anamnesis
diagnosis disfagia, yaitu antara lain: air liur yang mengalir berlebihan;
bawah lidah, atau pada palatum durum; suara serak; suara cegukan
harus menelan beberapa kali untuk satu bolus makanan; slurred speech;
adanya perasaan makanan seperti tertahan di leher atau dada; dan waktu
15
2. Pemeriksaan fisik
sarung tangan pada dasar mulut, gusi, fosa tonsiler, bahkan lidah, untuk
pada pipi bagian luar dan menahan lidah penderita yang diminta untuk
16
mole dan dinding faring berkontraksi secara simetris. Pada anak adanya
3. Pemeriksaan penunjang
dan ultrasonografi5.
17
V. Evaluasi Menelan Dengan Menggunakan Endoskopi Fleksibel (FEES)
lentur. Pemeriksaan ini dapat mengevaluasi fase persiapan oral, fase oral
maupun fase faring, namun tidak dapat menilai fase esofagus. Pasien
diberikan berbagai jenis konsistensi makanan dari jenis makanan cair sampai
(FEESST)
Scintigraphy
dibandingkan MBS. Prosedur ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis THT-
fungsi menelan makanan padat atau cair, diagnosis, rencana terapi selanjutnya
endoskopi. FEES sudah digunakan sebagai alat evaluasi pada kasus gangguan
18
menelan sejak dideskripsikan oleh Susan E. langmore pada tahun 1988.
diberikan berbagai jenis konsistensi makanan dari jenis makanan cair sampai
19
Tahap pemeriksaan dibagi dalam beberapa tahap1,3:
menilai fungsi muskular dari oromotor dan mengetahui kelainan fase oral.
untuk pasien.
evaluasi efektifitasnya.
A. Indikasi
20
Tanda dan gejala disfagia di bawah ini dapat mengindikasikan
6. Globus pharyngeus
B. Kontraindikasi
Riwayat vasovagal
Trauma nasal
(bedah,kemoterapi, radioterapi)
Stenosi nasofaringeal
21
Fraktur pada wajah atau basis kranii
C. Prosedur pemeriksaan
Agar pemeriksaan FEES ini dapat berlangsung dengan baik dan untuk
1. Persiapan penderita.
penyakit perdarahan
2. Anestesi
22
3. Persiapan alat
Endoskop fleksibel
Light source
Monitor televisi
Mavigraf
D. Teknik pemeriksaan
proksimal trakea.
23
Prosedur pemeriksaan FEES ada 2 tahap, pertama yaitu evaluai refleks
melalui saluran khusus dalam endoskop dan yang kedua evaluasi menelan
(FEESST)3,10.
Bila tidak ada respon pada satu sisi tertentu, stimulus supra treshold
pulsasi udara kontinyu selama 1 detik. Bila tetap tidak ada reaksi
tidak mempunyai LAR atau mengalami defisit sensorik berat dan tidak
> 6 mmHg disebut defisit sensorik berat. Bila respon positif muncul
24
maka ambang sensoris dianggap 2 mmHg dan keadaan ini disebut
normal. Bila pasien tidak memberikan respon pada 2 mmHg APP, maka
berubah dari negatif ke positif terletak antara 2-4 mmHg. Oleh karena
mmHgAPP.
dengan ukuran bolus yang makin besar mulai dari 1/4 sensok teh (sdt),
½ sdt, dan 1 sdt. Cairan diberikan lewat sendok teh, cangkir dan
25
sedotan. Proses menelan dievaluasi untuk masing-masing presentasi.
aspirasi.
sehingga makanan tersebut akan mudah masuk ke jalan napas pada saat
26
5. Aspirasi : masuknya makanan ke jalan napas melewati pita suara yang
E. Komplikasi
2. Epistaksis
3. Respon vasovagal
5. Laringospasme.
VI. Kesimpulan
1. Menelan merupakan suatu proses sensorimotorik yang melibatkan
dan esophagus1,2,3.
disfagia1.
27
5. Disfagia diklasifikasikan dalam dua kelompok besar, yaitu disfagia
penderita disfagia1,3,5.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
7. Ballenger, John Jacob. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala,
dan Leher. Jilid Satu. Edisi 13. Staf Penerjemah Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta:
Binarupa Aksara. 2014. Hal 318-321
8. Ludman, Harold. Bradley, Patrick J. ABC Telinga Hidung Tenggorok.
Edisi Kelima. Jakarta: EGC. 2012. Hal 63-66
9. Mehta, Shamik Paresh. Innovations in Flexible Endoscopic
Evaluation of Swallowing and Laryngeal Sensation Testing.
International Journal of Phonosurgery and Laryngology. India:
Departement of ENT Sushrusha Hospital. 2015. Page 17-19
Internet : www.jaypeejournals.com/.../ShowText.aspx. (akses 13 Desember
2017)
13 Desember 2017)
30