Anda di halaman 1dari 35

Pengaruh Rinitis Alergi pada Hasil Obstruksi Nasal setelah

Open Septorhinoplasty Fungsional

• DANI MAULANA JUNIA 1940312008


• MUHAMMAD ARIEF SAPUTRA 1940312011

Perseptor
dr. Alhafiz SpTHT-KL(K) FICS

Journal Reading
OUTLINE

PENDAHULU
PEMBUKAAN AN HASIL DISKUSI KESIMPULAN PENUTUP

2
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk
mengevaluasi pengaruh diagnosis rhinitis alergi
terhadap hasil Open Septorhinoplasty (OSR) dan
menilai apakah tindakan OSR dapat
meningkatkan kualitas hidup yang sama pada
pasien dengan dan tanpa rinitis alergi.

Penelitian ini adalah studi epidemiologi analitik


retroprospektif yang dilakukan pada 646 pasien
yang menjalani Open Septorhinoplasty dalam
praktik otolaringologi tersier antara
tahun 2008 - 2015.

3
• Kualitashidup pasien sebelum dan pasca
operasi diukur menggunakan Skala
NOSE(Nasal Obstruction Symptom
Evaluation) pada 307 pasien yang
memenuhi kriteria inklusi.
• Sampel kemudian dibagi menjadi dua
kelompok berdasarkan diagnosis rinitis
alergi (non-rinitis alergi danrinitis alergi).
Kemudiandibuat perbandingan peningkatan
kualitas hidup berdasarkan skor NOSE.

4
• HASIL : Terdapat 213 pasien dalam
kelompok non-rinitis alergidan 94 pasien
dalam kelompok rinitis alergi.
• Setelah tindakan OSR, kedua kelompok
mengalami perbaikan yang signifikan
terhadap sumbatan jalan napas di
hidung.
• Rata-rata skor NOSE sebelum operasi
untuk kelompok non-rinitis alergi adalah
69,9 dan rhinitis alergi73,4 (p = 0,087).
Rata-rata skor NOSE pasca tindakan
untuk kelompok non-rinitis alergi dan
rinitis alergi pada hari ke-30 adalah 48,6
dan 45,9 (p = 0,41); dan pada hari ke-90
adalah 48,1 dan 51,5 (p = 0,402).
5
Pasien dengan dan tanpa rinitis alergi memiliki hasil
OSR yang sama setelah diukur dengan skor NOSE.

Tindakan Open septorhinoplasty memperbaiki


beberapa komponen yang berkontribusi terhadap
sumbatan jalan napas hidung, dan dapat
mengimbangi efek rinitis alergi.

Pada pasien dengan indikasi dan memiliki rinitis


alergi, tindakan ini dapat ditawarkan setelah
manajemen medis lengkap.

6

Pendahuluan
Rinitis alergi merupakan reaksi hipersensitivitas tipe 1 yang terjadi
ketika alergen di mukosa hidung menginduksi
respons inflamasi yang dimediasi IgE
Gejala rhinitis alergi dapat berupa
rinore, sumbatan hidung, bersin dan
gatal.

Penyakit ini dapat didiagnosis dengan


anamnesis dan pemeriksaan fisik
namun, tes provokasi dengan alergen
hidung dan tes IgE spesifik juga
merupakan tambahan penting dalam
diagnosis.

Kondisi komorbid dari penyakit ini


adalah asma, dermatitis atopik,
gangguan tidur, konjungtivitis,
rinosinusitis, dan otitis media. Alergi
hidung juga telah terbukti
mempengaruhi hasil operasi hidung.

9
Obstruksi nasal dapat disebabkan oleh
banyak faktor termasuk infeksi, alergi,
dan kelainan bentuk struktural.

Penyebab struktural yang dapat


menyumbat hidung adalah deformitas
septum, hipertrofi turbinatum, dan
kolaps katup hidung.

10
• Berbagai metode pengobatan dapat
digunakan untuk mengatasi obstruksi jalan
napas hidung tergantung pada etiologinya.

• Pengobatannya termasuk dekongestan,


steroid hidung, stent hidung, dan operasi.
Rhinoplasty fungsional dilakukan untuk memperbaiki
struktur dan fungsi hidung. I

Rhinoplasty dilakukan untuk memperbaiki daerah


perpotongan katup hidung dan memperbaiki pernapasan
hidung.

Rhinoplasty fungsional juga dapat memperbaiki aliran


udara nasal setelah dievaluasi dengan pengukuran yang
valid seperti skor NOSE (Nasal Obstruction Symptom
Evaluation) yang dapat mengukur kualitas hidup terkait
kesehatan (QoL) yang dikembangkan oleh Stewart et al.
pada tahun 2004
Metode

Persetujuan Institutional Review Board diperoleh dari Colorado Multiple


Institutional Review Board (COMIRB) dan dilakukan tinjauan
retrospektif dari catatan medis elektronik (EPIC, Verona, WI dan Sistem
Manajemen Dokumen Perusahaan Siemens, Malvern, PA).
Peneliti melakukan evaluasi retrospektif dari 646 pasien yang menjalani
open septorhinoplasty oleh ahli bedah tunggal (AAW) di pusat rujukan
tersier tunggal antara tahun 2008 dan 2015.
13
Kriteria inklusi untuk penelitian ini
meliputi: 1. Usia> 18 tahun, 2. Adanya
obstruksi jalan napas hidung, dan 3.
menyelesaikan kuesioner NOSE.

Kriteria eksklusi meliputi: 1. Adanya


deformitas hidung karena trauma, 2.
Adanya penyakit inflamasi seperti
granulomatosis dengan polyangitis,
rinosinusitis kronis, dan poliposis hidung.

14
• Pengukuran terhadap peningkatan skor NOSE diukur pada bulan ke-
tiga setelah open septorhinoplasty.
• Sampel kemudian dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan
diagnosis rinitis alergi (non-rinitis alergidan rinitis alergi).
• Perbandingan antara kelompok rinitis alergi dan non- rinitis alergi
dibuat berdasarkan skor NOSE. Perbandingan intervensi intraoperatif
juga dibuat antara kedua kelompok.Perbandingan manajemen medis
perioperatif juga dilakukan antara kedua kelompok.

15

Hasil
HASIL
• 370 pasien memenuhi kriteria inklusi.
• Skor rerata NOSE sebelum operasi adalah 70,7 (95% CI 68,6-72,9 ± SD
19,4), sedangkan skor rata-rata NOSE pasca operasi adalah 19,2 (95%
CI 16,2-22,2 ± SD 19,9).
• Rata-rata skor NOSE delta 30 hari adalah 46,7 (95% CI 43,7-49,7 ± SD
23,2), dan 50,4 (95% CI 46,6-54,1 ± SD 25,1) pada hari ke-90 .
• Terdapat 213 pasien dalam kelompok non-rinitis alergi dan 94 pasien
dalam kelompok rinitis alergi. Rasio pria: wanita adalah 0,6 untuk
kelompok rinitis alergi, dan 0,58 untuk kelompok non- rinitis alergi. (p
= 0,74)
• Usia rata-rata adalah 43,1 pada kelompok rinitis alergi dan 39,0 pada
kelompok non- rinitis alergi. (0,024)
• Rata-rata skor NOSE sebelum operasi mirip untuk kelompok non-rinitis
alergi dan rinitis alergi (69,9 vs 73,4 p = 0,087).
• Setelah tindakan OSR, pasien di kedua kelompok mengalami
perbaikan yang signifikan dalam sumbatan jalan napas hidung.
Peningkatan rata-rata (delta) dalam skor NOSE untuk kelompok non-
rinitis alergi dan rinitis alergi pada 30 hari adalah 48,6 (95% CI 43,0-
54,2 ± SD 23,9) dan 45,9 (95% CI 42,4-49,4 ± SD 23,0) (p = 0,41) ; dan
pada hari ke-90 48,1 (95% CI 40,9-55,3 ± SD 27,2) dan 51,5 (95% CI
47,0-55,9 ± 24,0)(p = 0,402).
Grafik Bar menunjukkan skor NOSE pra operasi serta skor NOSE
pasca operasi hari ke-30 dan 90.
Grafik Bar yang menunjukkan delta skor NOSE pada hari ke-30
dan 90 pada kelompok alergi rhinitis dan kelompok kontrol.

20
Intervensi intraoperatif
spreader grafts,
batten grafts,
columellar struts, dilakukan pada tingkat yang sama antara
flaring sutures, kedua kelompok.
osteotomi,
dan reduksi turbinatum inferior

21
• Steroid nasal sebelum operasi digunakan pada 50% pasien dengan
rinitis alergi dan 19,7% pasien tanpa rinitis alergi.
• Terdapat pengurangan yang signifikan secara statistik dalam
penggunaan steroid intranasal pada kedua kelompok, masing-masing
menjadi 30,9% dan 11,3% (p <0,05).
• Tingkat revisi dan komplikasi mirip di antara kedua kelompok. (Tabel 2)
82 pasien (28 rinitis alergi dan 54 Non-rinitis alergi) memiliki skor
NOSE pra-op> 75, pada tindak lanjut hari ke-90 masih tidak ada
perbedaan yang signifikan pada skor NOSE delta antara kelompok
(60,5 pada rinitis alergi dan 65,5 pada Non-rinitis alergi, p = 0,385).

22
Diskusi
DISKUSI
• Open septorhinoplasty telah sangat berkembang yang awalnya dari
tulisan-tulisan Sushrutha di India pada abad ketujuh hingga prosedur
yang biasa dilakukan oleh para ahli THT dan ahli bedah plastik wajah
hari ini.
• Goodman dan Anderson mempopulerkan pendekatan terbuka untuk
Rhinoplasty pada akhir tujuh puluhan dan awal delapan puluhan.
Sejak itu, OSR telah terbukti memberikan hasil fungsional yang baik
yang diukur dengan skor NOSE .
• Peningkatan skor NOSE yang dilaporkan dalam penelitian ini mirip
dengan evaluasi prior-tunggal dan kohort multi-center sebelumnya
yang mengevaluasi kualitas hidup setelah Rhinoplasty.
• Peneliti menyatakan bahwa diagnosis rinitis alergi tidak memiliki efek
yang signifikan pada kualitas hidup setelah septorhinoplasty terbuka,
yang diukur dengan skor NOSE.
• Data menunjukkan bahwa septorinoplasti meningkatkan kualitas
hidup yang berhubungan dengan keseehatan, serta mengurangi
kebutuhan akan steroid intranasal.
• Karatzanis dkk. melaporkan bahwa pasien dengan riwayat rhinitis
alergi mendaparkan hasil akhir yang lebih buruk setelah septoplasty,
dan lebih jarang memberikan hasil yang memuaskan.
• Stewart dkk. melaporkan bahwa pengobatan bedah rhinitis alergi
dengan reduksi konka inferior sebagai tambahan untuk septoplasty
tidak memberikan penurunan yang diharapkan pada skor NOSE.
• Septoplasty adalah operasi serbaguna yang
mengoreksi obstruksi jalan napas hidung dengan
membuang dan / atau meluruskan daerah yang
deviasi.

• Prosedur ini kadang-kadang dikombinasikan


dengan reduksi konka rendah dengan atau tanpa
pendekatan out-facture untuk memperbaiki
hipertrofi konka Inferior.
• Pasien dengan rinitis alergi, memiliki
tingkat dasar hipertrofi mukosa yang
memberikan kontribusi untuk penyempitan
saluran napas.
• Sementara luas penampang saluran napas
hidung ditingkatkan oleh septoplasty, hal
itu mungkin tidak cukup untuk mengatasi
efek rinitis alergi, menyebabkan hasil yang
relatif ke arah lebih buruk.
• septorhinoplasty memiliki potensi untuk menangani daerah-daerah
tambahan dari obstruksi, termasuk kolumela, kaudal septum dan
katup hidung.
• Koreksi beberapa sasaran bedah selama septorhinoplasty memberikan
peningkatan yang lebih besar dalam perbaikan pernapasan hidung
relatif terhadap septoplasty. Hal ini menjelaskan penemuan peneliti
yang menyatakan bahwa pasien dengan riwayat rinitis alergi
mengalami peningkatan skor NOSE yang sama dengan pasien tanpa
riniti alergi.
• Penelitian ini dilakukan pada pasien dilihat oleh seorang dokter ahli bedah
saja pada satu institusi, dimana penelitian ini bisa dibuat lebih kuat, dan
valid secara eksternal dengan memasukkan lebih banyak pasien dari
lembaga lainnya.
• Namun, keseragaman pendekatan, prosedur, dan pengaturan
kelembagaan meningkatkan validitas internal dan mencegah variabilitas
apapun dalam hasil bedah. Skala ukur hasil kami adalah skor NOSE setelah
3 bulan.
• Ada kemungkinan bahwa 3 bulan bukan merupakan waktu yang
cukup untuk mengevaluasi hasil operasi OSR secara memadai.
Akhirnya, diagnosis rinitis alergi dilakukan secara klinis, bersamaan
dengan mayoritas ahli THT, daripada tes kulit atau serologis.
• Penelitian prospektif di masa depan menggunakan tes kulit atau
serologis dengan pengujian serologis mengidentifikasi tingkat IgE
spesifik diperlukan untuk lebih ketat menentukan kelompok
perlakuan.

31
Kesimpulan
Kesimpulan
Pasien yang mempunyai diagnosis rinitis alergi mengalami hasil OSR yang sama dengan pasien tanpa rinitis
alergi yang diukur dengan skor NOSE.

Terdapat juga pengurangan penggunaan steroid intranasal pasca operasi

Ahli bedah rinoplasti harus mewaspadai diagnosis rinitis alergi pasien dan memberikan konseling sebelum
• . berkontribusi terhadap obstruksi jalan napas hidung dibandingkan dengan septoplasty saja.
operasi. Open septorhinoplasty memiliki kemampuan untuk mengatasi lebih banyak faktor yang


Ketika diindikasikan, Open septorhinoplasty dapat dengan aman ditawarkan kepada pasien dengan rinitis alergi
selain tatalaksana medikamentosa.
Pertanyaan?

34
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai