BAB I
PENDAHULUAN
Ventilation tube atau pipa ventilasi adalah pipakecil yang diletakkan pada membran
timpani yang berguna untuk menangani kasus seperti otitis media efusi kronik, otitis media dan
disfungsi tuba eustachia. Pipa ventilasi yang memiliki lebar kira-kira 1/20 inci itu dipasang pada
membran timpani untuk memberi ventilasi pada telinga tengah.
Di Amerika Serikat tiap tahun sekitar 667.000 anak di bawah usia 15 tahun dilakukan
pemasangan pipa ventilasi. Bila mencapai usia hampir 3 tahun, kira-kira 1 dari 15 anak akan
dipasang dengan pipa ventilasi.
Pipa ventilasi paling sering dipasang pada kasus otore persisten, infeksi telinga yang
sering kambuh atau infeksi telinga yang tidak sembuh walau dengan pengobatan antibiotik yang
adekuat. Kondisi-kondisi ini merupakan gejala dari penyakit otitis media atau inflamasi pada
telinga tengah, di mana penyakit ini merupakan penyakit kedua tersering setelah penyakit infeksi
saluran pernafasan atas pada anak.
Anak dengan usia di bawah 7 tahun berisiko terkena otitis media karena sistem imunnya
yang belum mantap dan fungsi tuba auditiva yang belum sempurna. Tuba auditiva adalah satu
tuba yang menghubungkan telinga tengah dan hidung bagian belakang, di mana tuba ini memberi
ventilasi pada telinga tengah dan sebagai alat untuk menyeimbangkan tekanan udara dalam
telinga dan tekanan udara di luar telinga.
Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang pipa
ventilasimengenai indikasi, cara pemasangan, fungsimaupunefek samping dari pemasanganpipa
tersebut menurut tinjauan kepustakaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Daun
telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S dengan
rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (kelenjar
keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada
Gambar 1. Aurikula
b) Telinga Tengah
Telingatengahterdiridari membran timpani, kavum timpani, prosesusmastoideus
dantubaEustachius.1,2
1. MembranTimpani
(B)
2. KavumTimpani
vena jugularis.1,2
menutupiarterikarotispadasaatmemasukitulangtengkorakdansebelumberbelokke
membawaserabut-serabutsarafsimpatiskepleksustimpanikusdanolehsatuataulebihcabang
Eustachius.1,2
Gambar 4. Kavum Timpani
anterior.Sarafpleksustimpanikusberasaldari n. timpani
cabangdarinervusglosofaringeusdandengannervuskarotikotimpani yang
berasaldaripleksussimpatetikdisekitararterikarotisinterna.1,2
3. Prosessus Mastoideus
4. Tuba Eustachius
Tuba eustachius disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani. bentuknya
seperti huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang menghubungkan kavum timpani
dengan nasofaring. Pada orang dewasa panjang tuba sekitar 36 mm berjalan ke bawah,
depan dan medial dari telinga tengah dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5
mm.Tuba terdiri dari 2 bagian yaitu: bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan
pendek (1/3 bagian) dan bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang
(2/3 bagian).
Tempat pertemuan itu merupakan bagian yang sempit yang disebut ismus. Bagian
tulang tetap terbuka, sedangkan bagian tulang rawan selalu tertutup dan berakhir pada
dinding lateral nasofaring. Pada orang dewasa muara tuba pada bagian timpani terletak
kira-kira 2-2,5 cm, lebih tinggi dibanding dengan ujungnya nasofaring. Pada anak-anak,
tuba pendek, lebar dan letaknya mendatar maka infeksi mudah menjalar dari nasofaring
ke telinga tengah.1
c. Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler
yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak koklea disebut
lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli
sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala media diantaranya. Skala vestibuli
dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Ion dan
garam yang terdapat di perilimfa berbeda dengan endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut
sebagai membran vestibuli (Reissner’s membrane) sedangkan dasar skala media adalah
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran
tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam,
sel rambut luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ Corti.1,2
Getaransuaraditangkapolehdauntelinga yang
jugamenggerakkanperilimfedalamskalavestibuli.GetaranditeruskanmelaluimembranReissene
menjadicembungmendesakendolimfdanmendorongmembran basal,
sehinggamenjadicembungkebawahdanmenggerakkanperilimfpadaskala timpani.2
Padawaktuistirahatujungselrambutberkelok-kelok, dandenganberubahnyamembran
2.2.1 Pengertian
Pemasangan pipa ventilasi adalah satu operasi untuk memasang pipa dengan cara
insisi miringotomi dengan tujuan memberi ventilasi kepada ruang telinga tengah untuk
waktu yang sementara. Umumnya dipasang dari beberapa bulan hingga beberapa tahun,
tergantung dari bentuk pipa dan lokasi pemasangan pada membran timpani. Pipa ini juga
dikenal dengan nama lain seperti pipa ventilasi dan pipa pengimbangan udara.3,4
Bila anak menderita otitis media yang disertai dengan efusi yang membutuhkan
operasi, pemasangan pipa ventilasi dipilih sebagai prosedur pertama, terutama bila pasien
2.2.2 Epidemiologi
Setiap tahunnya di Amerika Serikat sebanyak 667.000 anak berusia kurang dari 15
tahun memakai pipa ventilasi, terhitung lebih dari 20% semua opersi pada anak usia
tersebut. Pada usia 3 tahun, sekurangnya 1 dari 15 anak (6,8%) akan memasang pipa
ventilasi.2,3
Pipa ventilasi sangat sering dipasang karena adanya cairan dalam telinga tengah yang
persisten, kejadian infeksi telinga berulang, aatau infeksi telinga yang terjadi setelah
Anak-anak berusia kurang dari 7 tahun sangat rentan terhadap penyakit otitis media
karena sistem imun tubuh yang imatur dan anatomi tuba eustachius yang belum
sempurna.2,3,4
pada salah satu telinga. Pemasangan dikira masih dini bila sudah terdapat penurunan
kolesteatoma, atau disertai dengan gejala lain seperti vertigo atau tinnitus.
Otitis media akut rekuren selama 3 atau lebih episode dalam waktu 6 bulan atau
Disfungsi tuba eustachia yang tidak mempan dengan terapi medis. Gejala dan tanda
termasuklah telinga terasa penuh, tinnitus, retraksi membran timpani, dan penurunan
pendengaran. Pipa ventilasi bisa dipasang bersamaan dengan timpanoplasti (dengan
atau tidak mastoidektomi) bila tuba eustachia merupakan penyebab perforasi atau
kolesteatoma.
Bila ada otitis media dengan komplikasi supuratif seperti meningitis, mastoiditis,
Terdapat banyak tipe pipa ventilasi, ada yang dipasang hanya untuk beberapa
bulan dan ada yang dipertahankan sehingga beberapa tahun tergantung dari reka bentuk
pipa itu sendiri. Misalnya pipa tipe-bobbin dipasang untuk 6 hingga 18 bulan. Pipa ini
Sedangkan pipa tipe- T dipasang hingga beberapa tahun untuk mencegah dipasang
berulang kali. Namun kerugian pipa T ini adalah menyebabkan perforasi permanen dan
memicu terjadinya kolesteatom. Seperti halnya pada pipa dengan jangka waktu singkat,
pipa dengan jangka waktu panjang juga sering menjadi tersumbat oleh sel debris hingga
membutuhkan penggantian pipa. Namun pipa ini tetap menjadi pilihan pada pasien
dengan abnormalitas pipa eustachia. Contoh-contoh lain pipa ventilasi adalah seperti
berikut3,4,5:
Paparella I dan II
Shepard
Armstrong Gommet
Reuter Bobbin
T-tube
Tabel di bawah menunjukkan jenis dan ukuran pipa yang sering dipakai dan
(Bulan)
Paparella I 1-1.14 2.44-2.64 7
Shepard 1-1.25 2.3 8-9.8
Armstrong 1.09-1.14 2.7 10.7-16.8
Gommet
Reuter Bobbin 1-1.27 2.7-2.8 17.2
T-tube 1.14-1.32 7.6-9.8 20.7
Paparella II 1.42-1.5 4.14-4.57 45
dengan menggunakan fenol atau kedua-duanya sekali. Pada anak, pipa umumnya
externa dengan mikroskop operator ditujukan untuk melihat membran timpani. Segala
serumen dan sel-sel debris dibersihkan. Dengan menggunakan skapel miringotomi, insisi
radial dilakukan pada kuadran anterior inferior membran timpani. Jika terdapat efusi,
segera disedot dan dibersihkan. Dengan menggunakan forsep alligator, pipa dimasukkan
mengurangi prevalensi efusi, mengurangi insiden kekambuhan otitis media dan memberi
ruang ventilasi supaya cairan bisa keluar (drainase) dan untuk memasukkan obat
antibiotik topikal seperti pada kasus otitis media akut persisten. Penelitian menunjukkan
bahwa pipa ventilasi bisa meningkatkan kualitas hidup anak yang menderita otitis media
pasien. Otitis media bisa berpengaruh terhadap kualitas hidup anak dan orang tuanya atau
penjaganya. Penderitaan fisik disebabkan oleh penyakit ini dialami oleh 85% anak-anak,
distres emosi pada 76% anak-anak dan gangguan aktivitas pula sebanyak 57%. Penelitian
lain menunjukkan 31% orang tua atau penjaga membatalkan aktivitas keluarga, 29%
orang tua pula mengalami masalah kurang tidur dan 12% tidak ke tempat kerja.4,5,6
32% pada tahun pertama pemasangan dan memperbaik tahap pendengaran rata-rata dari
5dB ke 12dB. Dengan pemasangan pipa ini, cairan telinga lebih mudah dikeluarkan,
terutama bila ada indikasi untuk dilakukan kultur seperti pada kasus yang bakterinya
sudah resisten terhadap pengobatan antibiotik. Pipa ini juga menjadi laluan untuk
pemberian antibiotik tetes atau topikal sehingga efek samping pemberian antibiotik
Risiko dan efek samping yang bisa terjadi pada pemasangan pipa ventilasi ini
terkait dengan prosedur anastesi umum yang diperlukan semasa operasi dan dari
pemasangan pipa itu sendiri pada membran timpani dan telinga tengah. Insiden kematian
yang disebabkan oleh prosedur anastesi adalah kira-kira 1 dalam 10,000 hingga 1 dalam
45,000 prosedur anastesi yang dilakukan. Semasa proses anastesi, kejadian yang bisa
terjadi adalah seperti spasma laring, spasma bronkus dan lain-lain. Sekuele pipa ventilasi
yang paling sering adalah seperti otore atau keluar caiaran dari telinga, yang terjadi pada
kira-kira 16% anak-anak dalam waktu 4 minggu setelah pemasangan. Komplikasi lain
termasuklah sumbatan lumen pipa yang terjadi pada 7% anak, granulasi jaringan pada 4%
anak, pelepasan dini pipa pada 4% anak dan pergeseran pipa pada membran timpani pada
0.5% anak.3,5,7,8
umumnya hanya bersifat sementara dan tidak berpengaruh pada fungsi dan struktur
bercak-bercak putih, bisa terlihat semasa terpasangnya pipa atau setelah dilepaskan.
sembuh kembali pada kebanyakan anak dan jarang memerlukan tindakan medis. Perforasi
membran timpani bisa terjadi, tapi hanya pada 2% anak selepas pemasangan pipa. Bila
diperlukan.5,7,9,10
BAB III
PENUTUP
Ventilation tube (Grommet Tube) atau pipa ventilasi adalah salah satu tatalaksana
operatif yang dapat digunakan dalam penanganan otitis media efusi pada anak-anak. Tindakan
ini bisa sebagai ventilasi telinga tengah maupun jalur pemberian medikasi atau obat-obatan
antibiotik.
dengan risiko terjadinya otitis media yang berkepanjangan atau kekambuhan, termasuklah
komplikasi supuratif, kerusakan membran timpani, efek samping antibiotik dan upaya terjadinya
penurunan pendengaran.
Daftar Pustaka
Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Vol VI(6). Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2011
2. Moller AR. Hearing: Anatomy, Physiology, and disorder of the Auditory system. 2nd ed.
3. Rosenfeld RM, Schwartz SR, Pynnonen MA, Tunkel DE, Hussey HM. Clinical Practice
2013(149).
4. Bluestone CD, Rosenfeld RM. Surgical Atlas of Pediatric Otolaryngology. 1st ed.
5. Paradise JL, Feldman HM, Campbell TF, Dollaghan CA, Rockette HE. Tympanostomy
Tubes and Developmental Outcomes at 9 to 11 years of Age. The New England Journal of
Medicine. 2007(356):248-61.
overview. 2014.
7. Paradise JL, Campbell TF, A.Dollaghan C, Feldman HM, Bernard BS. Developmental
Outcomes after Early or Delayed Insertion of Tympanostomy Tubes. The New England
2003. 362-6 p.
9. Berman S. Otitis media ini developing countries. Pediatrics. July 2006. Available from
URL: http://www.pediatrics.org
10. Arason VA, Sigurdsson JA, Kristinsson KG, Getz L, Gudmundsson S. Otitis Media,