DIABETIC OF FOOT
Disusun oleh :
Pembimbing :
Pendamping :
dr. Paramita
Penyakit Tidak Menular (PTM) telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit secara
epidemiologi dari penyakit menular yang cenderung menurun ke penyakit tidak menular
yang secara global meningkat di dunia dan secara nasional telah menduduki sepuluh besar
penyakit penyebab kematian dan kasus terbanyak, diantaranya penyakit diabetes melitus
(DM) dan penyakit metabolik (PM).1
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar
glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif maupun absolut. Apabila
tidak terkendali menyebabkan komplikasi akut maupun kronik. Peningkatan penderita DM
berkaitan dengan populasi yang meningkat, life expectancy bertambah, urbanisasi yang
merubah pola hidup tradisional ke modern, prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan fisik
kurang. DM perlu diteliti dan diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah
penderita meningkat dan dampak negatif baik dari segi sosial, ekonomi dan psikologis yang
ditimbulkan.2
Komplikasi menahun DM di Indonesia terdiri atas neuropati 60%, penyakit jantung
koroner 20,5%, kaki diabetik 15%, retinopati 10%, dan nefropati 7,1%. Kaki diabetik di
Indonesia merupakan permasalahan yang belum dapat terkelola dengan baik. Prevalensi
terjadinya kaki diabetik di Indonesia sebesar 15% dan sering kali berakhir dengan kecacatan
dan kematian. Menurut data di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Cipto Mangunkusomo tahun
2003 angka kematian dan angka amputasi masih tinggi, masing-masing sebesar 16% dan
28%. Pasien diabetes melitus dengan kaki diabetik pasca amputasi sebanyak 14,3% akan
meninggal dalam setahun pasca amputasi dan sebanyak 37% akan meninggal 3 tahun pasca
amputasi.2
Diabetes melitus memiliki berbagai macam komplikasi kronik dan yang paling sering
ditemui adalah kaki diabetik. Insiden ulkus diabetik setiap tahunnya adalah 2% di antara
semua pasien dengan diabetes dan 5 – 7,5% di antara pasien diabetes dengan neuropati
perifer. Meningkatnya prevalensi diabetes di dunia menyebabkan peningkatan kasus
amputasi kaki karena komplikasinya. Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta
amputasi dilakukan pada penyandang diabetes setiap tahunnya, yang berarti setiap 30 detik
ada kasus amputasi kaki karena diabetik di seluruh dunia. 3
Masalah pada kaki diabetik misalnya ulserasi, infeksi dan gangren, merupakan
penyebab umum perawatan di rumah sakit bagi para penderita diabetes. Perawatan rutin
ulkus, pengobatan infeksi, amputasi dan perawatan di rumah sakit membutuhkan biaya yang
sangat besar tiap tahun dan menjadi beban yang sangat besar dalam sistem pemeliharaan
kesehatan.4
BAB II
LAPORAN KASUS
Anamnesis :
PBM dengan luka pada jempol kaki kanan sejak 1 bulan yang lalu, nyeri (+), demam (+), kuku
tercabut, keluar darah. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala (+), mual (-), muntah (-), batuk
(-)dan keram pada kaki (+).
Riwayat DM (+) sejak 5 tahun yang lalu, berobat teratur dengan insulin
Pemeriksaan Fisik:
TD : 110/80 mmHg
N : 88 x/menit
R : 20x/menit
S : 36,2 OC
Saturasi : 98%
Kepala : normochepal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Paru-paru : Inspeksi : pergerakan simetris bilateral, tidak ada jejas
Palpasi : vocal fremitus sama bilateral
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler +/+, Rh-/-, wh-/-
Jantung : Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V midclavicula sinistra
Perkusi : redup
Auskultasi : bunyi jantung S1/S2 reguler
Abdomen : Inspeksi : bentuk kesan cembung
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Perkusi : timpani diseluruh kuadran abdomen
Palpasi : nyeri tekan (+) regio hypochondriac kanan dan regio
epigastrium, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas : ulkus (+) region digiti I pedis dextra, pus (-), nyeri (+), nekrosis (+), edema (-)
Laboratorium :
DR:
WBC : 11.100/ul
RBC : 3.550.000/ul
HGB : 9,8 g/dl
HCT : 30,3%
MCV : 85,4
MCH : 27,6
MCHC : 32,3
PLT : 269.000 /ul
CT : 8’30”
BT : 2’00”
Pemeriksaan fisik didapatkan ulkus pada regio digiti I pedis dextra, nyeri dan nekrosis.
Terapi :
IVFD Dextrose 10% 20 tpm
D40 % 50 cc/iv
Inj.Ketororolac 30 mg/8 jam/iv
Inj.Omeprazole 40 mg/12 jam/iv
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv
Inj. Parasetamol 1 gr/8 jam/iv (KP)
PEMBAHASAN
Ulkus kaki diabetic merupakan ulserasi pada kaki yang sering disertai dengan neuropati
dan atau penyakit arteri perifer ekstremitas bawah pada pasien diabetes. Trias klasik dari ulkus
kaki diabetic adalah neuropati, iskemik, dan infeksi. Menurunnya mekanisme metabolisme pada
pasien diabetes melitus meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan buruknya penyembuhan luka.
Hal ini terjadi melalui mekanisme yang panjang yang mengakibatkan menurunnya respon sel dan
faktor pertumbuhan, menurunnya aliran darah ke perifer dan menurunnya angiogenesis lokal.
Oleh sebab itu, kaki mengalami kerusakan pada nervus perifer, penyakit vascular perifer,
ulserasi, deformitas dan gangrene.5
Penilaian dan klasifikasi ulkus diabetes sangat penting untuk membantu perencanaan
terapi dari berbagai pendekatan dan membantu memprediksi hasil. Beberapa sistem klasifikasi
ulkus telah dibuat yang didasarkan pada beberapa parameter yaitu luasnya infeksi, neuropati,
iskemia, kedalaman atau luasnya luka, dan lokasi. Sistem klasifikasi yang paling banyak
digunakan pada ulkus diabetes adalah Sistem Klasifikasi Ulkus Wagner-Meggit yang didasarkan
pada kedalaman luka dan terdiri dari 6 grade luka. 4
GRADE LESI
0 Tidak ada luka terbuka, mungkin terdapat deformitas atau selulitis
1 Ulkus diabetes superficial (partial atau full thickness)
Ulkus meluas sampai ligament, tendon, kaspsula sendi atau fasia
2
dalam tanpa abses atau osteomielitis
3 Ulkus dalam dengan abses, osteomielitis, atau sepsis sendi
4 Gangren yang terbatas pada kaki bagian depan atau tumit
5 Gangren yang meluas meliputi seluruh kaki
Kesimpulan :
1. Penyakit diabetic foot masih cukup tinggi di Indonesia.Menurut data World Health
Organization (WHO), jumlah penyandang DM di Indonesia merupakan yang terbanyak
setelah India, China, dan Amerika Serikat. WHO memprediksi kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta
jiwa pada tahun 2030.
2. Tujuan utama dalam penatalaksanaan ulkus diabetes adalah penutupan luka.
Penatalaksanaan ulkus diabetes secara garis besar ditentukan oleh derajat keparahan
ulkus, vaskularisasi dan adanya infeksi. Dasar dari perawatan ulkus diabetes meliputi 3
halyaitu debridement, offloading dan kontrol infeksi.
3. Penegakan diagnosis dini dan penanganan tepat ulkus diabetes merupakan hal yang
penting untuk mencegah amputasi anggota gerak bawah dan menjaga kualitas hidup
penderita.
4. Pencegahan dianggap sebagai elemen kunci dalam menghindari amputasi kaki. Pasien
diajarkan untuk memperhatikan kebersihan kaki, memeriksa kaki setiap hari,
menggunakan alas kaki yang tepat, mengobati segera jika terdapat luka, pemeriksaan
rutin ke podiatri, termasuk debridemen pada kapalan dan kuku kaki yang tumbuh ke
dalam.
DAFTAR PUSTAKA