MULTIPEL FRAKTUR
Disusun oleh:
Haidarotul Adyan (30101607659)
Pembimbing:
Diajukan untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik dan melengkapi salah satu syarat
menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter di bagian Ilmu Bedah Rumah Sakit Umum
Daerah KRMT Wongsonegoro Semarang periode 30 November 2020 – 28 Januari 2021.
SMF BEDAH
NIM : 30101607659
I. IDENTITAS PASIEN
Alamat : Gubug
C. Riwayat Pengobatan
Pasien telah diberikan Ketorolac 2x30 mg IV untuk mengatasi nyeri.
Inj methylprednisolon 3x125
Inj cefriaxon 2x2 gr
Inj ranitidin 2x50 mg
Inj ATS 1500 IU
H. Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol maupun obat terlarang.
Pasien merupakan seorang mahasiswa.
I. Riwayat Alergi
Terdapat alergi seafood.
Pemeriksaan Umum
Tanda Vital
• Berat badan : 70 kg
• Tinggi badan : 170 cm
• IMT : 24 (normal)
Pemeriksaan Sistem
• Kepala
Ukuran normal, jejas (-), rambut hitam, tidak mudah dicabut, dan benjolan (-).
• Mata
Bentuk simetris, pupil ODS bulat, isokor, refleks cahaya (+/+), konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-).
• Hidung
Bentuk normal, sekret (-/-), deviasi septum (-/-), nyeri tekan (-), polip (-/-)
• Telinga
Bentuk normal, darah (-/-) sekret (-/-).
• Mulut
Bibir dan lidah dalam batas normal.
• Leher
Pembesaran KGB (-)
• Thorax
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris (+/+)
Palpasi : Stem fremitus sama kuat kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+) , wheezing (-/-), rhonki (-/-)
• Jantung
Akral hangat (+), CTR <2 detik, tampak swelling pada tungkai kanan atas dan tungkai
kanan bawah
Kesan: Fraktur komplit obliq pada 1/3 proximal os femur dextra, disertai displacement ke
medial, aposisi dan alignment kurang baik.
Kesan: Fraktur komplit obliq pada 1/3 distal os tibia displacement kearah medial, fraktur
komplit pada 1/3 distal os fibula displacement ke arah medial.
Tampak swelling pada tungkai atas kanan. Pada status lokalis, pada look tampak
swelling (+) dan deformitas (+), pada feel terdapat nyeri tekan (+) dan krepitasi (+), dan
pada move ditemukan nyeri gerak (+) dan ROM yang terbatas (+). Dengan skala nyeri 6.
Tampak swelling pada tungkai bawah kanan. Pada status lokalis, pada look tampak
swelling (+) dan deformitas (+), pada feel terdapat nyeri tekan (+) dan krepitasi (+), dan
pada move ditemukan nyeri gerak (+) dan ROM yang terbatas (+). Dengan skala nyeri 6
Pada status lokalis jari ketiga tangan kiri, pada look tampak swelling (+) dan deformitas
(-), pada feel terdapat nyeri tekan (+) dan krepitasi (+), dan pada move ditemukan nyeri
gerak (+) dan ROM yang terbatas (+). Dengan skala nyeri 6.
CLINICAL REASONING
Tampak swelling pada tungkai atas kanan. Pada status lokalis, pada look tampak
swelling (+) dan deformitas (+), pada feel terdapat nyeri tekan (+) dan krepitasi
(+), dan pada move ditemukan nyeri gerak (+) dan ROM yang terbatas (+).
Dengan skala nyeri 6.
Tampak swelling pada tungkai bawah kanan. Pada status lokalis, pada look
tampak swelling (+) dan deformitas (+), pada feel terdapat nyeri tekan (+) dan
krepitasi (+), dan pada move ditemukan nyeri gerak (+) dan ROM yang terbatas
(+). Dengan skala nyeri 6
Pada status lokalis jari ketiga tangan kiri, pada look tampak swelling (+) dan
deformitas (-), pada feel terdapat nyeri tekan (+) dan krepitasi (+), dan pada move
ditemukan nyeri gerak (+) dan ROM yang terbatas (+). Dengan skala nyeri 6.
• Infus RL 30 tpm
Terapi Non-Farmakologi
Rencana Evaluasi
Edukasi
- Istirahat yang cukup.
- Hindari aktivitas atau olahraga terlebih dahulu.
- Lebih berhati-hati dalam mengendarai kendaraan bermotor.
- Mengonsumsi makanan bergizi khususnya makanan yang mengandung banyak
protein seperti daging, ikan, dan susu, juga perbanyak buah dan sayur.
- Rutin kontrol sesuai jadwal.
Prognosis
- Ad vitam : bonam
- Ad functionam : dubia ad bonam
- Ad sanationam : bonam
KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesis didapatkan, keluhan nyeri pada tungkai kanan, nyeri
tungkai kanan bawah dan nyeri pada jari tangan kiri. Pasien baru saja mengalami
kecelakaan saat mengendarai motor. Ketika sedang berkendara, tiba-tiba dari arah
depan terdapat motor yang menyebrang, pasien menghindari motor tersebut,
pasien terjatuh terpelanting ke arah kiri dari sepeda motornya dan bagian tubuh
sebelah kanan tertimpa motor. Pasien merasa tidak dapat menggerakkan kaki
kanannya.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan Tampak swelling pada tungkai atas kanan.
Pada status lokalis, pada look tampak swelling (+) dan deformitas (+), pada feel
terdapat nyeri tekan (+) dan krepitasi (+), dan pada move ditemukan nyeri gerak
(+) dan ROM yang terbatas (+). Dengan skala nyeri 6. Tampak swelling pada
tungkai bawah kanan. Pada status lokalis, pada look tampak swelling (+) dan
deformitas (+), pada feel terdapat nyeri tekan (+) dan krepitasi (+), dan pada move
ditemukan nyeri gerak (+) dan ROM yang terbatas (+). Dengan skala nyeri 6 .
Pada status lokalis jari ketiga tangan kiri, pada look tampak swelling (+) dan
deformitas (-), pada feel terdapat nyeri tekan (+) dan krepitasi (+), dan pada move
ditemukan nyeri gerak (+) dan ROM yang terbatas (+). Dengan skala nyeri 6.
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya leukositosis, dan pada
pemeriksaan radiologi tampak soft tissue swelling di femur dextra serta tampak
fraktur di os femur dextra, dan tampak fraktur di 1/3 os tibia dan fibula.
Didapatkan diskontinuitas pada metacarpal digiti 3 manus sinistra. Sehingga
memberikan kesan adanya fraktur os femur 1/3 proksimal dextra, fraktur 1/3
distal os tibia dan fibula, serta fraktur pada metacarpal digiti III manus sinistra.
Untuk terapi farmakologi diberikan inj ketorolac 3x30 mg, Inj Ceftriaxone 2x2 gr,
Inj gentamicin 2x80, Inj methylprednisolon 3x125, dan inj ranitidine 1x1 ampul,
dan terapi non-farmakologi berupa Pro ORIF plating femur, Pro ORIF plating
tibia, Pro ORIF plating fibula. Prognosis pada pasien ini bonam, namun dubia
untuk kemungkinan kembalinya fungsi seperti normal.