Tanggal terbit
Penulis
Judul Artikel
Latar Belakang
Terapi cairan IV
Dr. Thomas Latta Hingga saat ini terapi merupakan terapi yang
memberikan terapi cairan, penting bagi pasien
cairan IV masih terus
Na+ dan Cl- melalui IV dengan sepsis, syok
pada penderita Kolera digunakan di berbagai hemoragic, dan kondisi
pada tahun 1832 sarana kesehatan yang mengancam nyawa
lainnya
Penelitian sebelumnya Overload cairan resusitasi
mengindikasikan bahwa dikaitkan dengan kegagalan
komposisi cairan IV dapat fungsi organ dan penurunan
memengaruhi fungsi organ & survival rate untuk pasien
hasil terapi pasien dengan kondisi kritis
Tujuan
Melakukan evaluasi mengenai
bukti terbaru mengenai efek Membantu pemilihan
komposisi dan dosis
pemberian resusitasi cairan yang tepat dalam
terhadap patofisiologi penyakit, pemberian resusitasi
fungsi organ, dan hasil terapi cairan IV terhadap
pada pasien-pasien dengan pasien dengan kondisi
kondisi kritis kritis
Jenis-jenis Cairan
Cairan
Intravena
Kristaloid Koloid
Kristaloid
Sering digunakan karena :
• Murah
• Mudah ditemukan
• Memberikan hasil yang setara dengan
penggunaan cairan koloid (pada
beberapa kondisi)
154 mmol/L sodium dan klorida Sodium, potassium, klorida, dan komposisi
asam-basa (lebih mirip dengan komponen
cairan ekstraseluler)
Koloid
Albumin
Semisintesis
Albumin Koloid Semisintesis
● Berfungsi untuk menjaga tekanan ● Mengandung gelatin, dextran, dan
onkotik, berikatan dengan nitrit hydroxyethyl starches
oksida, dan meregulasi inflamasi. ● Penelitian sebelumnya
● Pada penelitian sebelumnya yang menunjukkan hasil bahwa
membandingkan pemberian hydroxyethyl starches
kristaloid dan kristaloid + 20% meningkatkan risiko gagal ginjal
albumin albumin dapat akut, RRT, dan kematian
menurunkan angka mortalitas pada ● Tidak disarankan menggunakan
pasien syok, dan sepsis
cairan koloid semisintesis pada
● Disarankan sebagai “first line” pasien dengan kondisi kritis
terapi pada pasien dengan sirosis
hepar, atau pasien tranplantasi liver
Dosis Pemberian Cairan
● Berdasarkan penelitian sebelumnya, International Guidline for
Sepsis Management merekomendasikan 30 ml/kg rapid infusion
cairan kristaloid pada 3 jam pertama pada pasien sepsis, dan
diteruskan apabila pasien menunjukkan respon positif perbaikan
hemodinamik.
Respon terhadap cairan
resusitasi
● Tujuan utama terapi cairan : meningkatkan cardiac output, dan memperbaiki perfusi
organ.
○ Pengukurannya dilakukan melalui Central Venous Pressure (CVP)
○ Pertimbangan respon terhadap pemberian terapi cairan berdasarkan pada karakteristik
pasien (hipotermia, riwayat gagal jantung, atau pasien imunokompromise)
● Pengukuran juga dapat dilakukan melalui USG, Doppler (untuk mengukur aliran ventrikel
kiri jantung), dan melalui aliran arteri karotis.
● Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi teknik yang optimal untuk
menilai respon terhadap pemberian cairan resusitasi.
Kesimpulan
● Balanced Kristaloid dapat menurunkan ● Penentuan jumlah cairan yang harus
angka kematian dan disfungsi ginjal jika diberikan selama dan setelah resusitasi
dibandingkan dengan cairan saline pada harus mempertimbangan risiko dan
pasien dewasa di IGD dan ICU. manfaat untuk kondisi pasien.
● Albumin meningkatkan angka kematian pada ● Terapi yang disarankan untuk kebanyakan
pasien trauma kepala, namun memberikan kasus trauma dan pasien dengan kondisi
efek positif bagi pasien syok sepsis.
kritis penggunaan cairan kristaloid,
● Koloid semisintesis dapat meningkatkan membatasi pemberian bolus cairan 2-3 L,
risiko gagal ginjal akut, dan tidak disarankan dan menggunakan monitoring
untuk digunakan sebagai cairan resusitasi hemodinamik untuk pertimbangan
pada pasien dengan kondisi kritis. pemberian cairan lebih lanjut