Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KASUS

Pembimbing : dr. Moch. Nasir, Sp.PD


Pendamping : dr. Hapsari Windhi H
Biodata pasien
Nama pasien : Ny. H
Tanggal lahir : 1 Juli 1947
Usia : 69 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal masuk RS : 30 Oktober 2016
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Gang Kamboja KP 1
Anamnesis
o Keluhan Utama
Telapak kaki kiri nyeri dan bernanah akibat tertusuk paku
o Keluhan Tambahan
Demam
o Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RS dengan keluhan telapak kaki kiri
tertusuk paku kurang lebih 4 hari sebelum masuk RS. Saat
tertusuk paku pasien tidak merasakan nyeri, saat ke RS
pasien mengeluh nyeri dan terdapat nanah pada telapak
kaki pasien. Pasien juga mengalami demam
o Riwayat Penyakit Dahulu
DM type 2
o Riwayat Penyakit Keluarga
Disangkal
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Nadi : 104 x/menit
Suhu : 37.6C
Pernapasan : 20 x/menit
Kesadaran : compos mentis
Pemeriksaan Generalisata
Kepala:
Mata : palpebra simetris, tidak tampak
edema, conjungtiva : anemis (-/ -), sklera ikterik
(-/-), mata cekung (-/-)
Hidung : simetris, cuping hidung (-), sekret (-),
epistaksis(-), defek kongenital (-).
Telinga : simetris, tanda- tanda infeksi (-), nyeri
tekan tragus (-), sekret (-), defek kongenital (-).
Mulut : bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis
(-), lidah
Leher :
Pembesaran kel. Tiroid (-), massa (-).
Thorax:
I : simetris (+), ketinggalan gerak (-), retraksi (-),
massa (-), iktus cordis (+).
P : sonor (+)
P : massa (-), fokal fremitus (-)
A: vesikuler (+), wheezing (-), suara jantung S1 S2
reguler, bising sistolik (+).
Abdomen:
I : simetris, sikatrik (-), massa (-)
A: bising usus dbn
P: nyeri tekan supra pubik (-) , massa intraabdominal (-
), hepar tidak teraba, lien dbn, turgor < 2 detik
P: hipertimpani pada supra pubik, pekak hepar (+)
EKSTREMITAS:
Ekstremitas superior :
Oedem (-/-), Deformitas (-/-), Sianosis (-/-), nyeri
sendi (-/-), akral hangat (+/+)

Ekstremitas inferior :
Oedem telapak kaki (-/+), Deformitas (-/-), Sianosis (-
/-), nyeri sendi (-/-), akral hangat (+/+)
Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin 14,8 P: 12-14
L: 12-16 g%
Eritrosit 4,9 4-6juta/ mm3

Leukosit 12.000 5000 10.000/mm3

Trombosit 320.000 200-500 ribu/ mm3

Hematokrit 44 L: 40-50
P: 37-47 %
MCV 89 80-97 m3

MCH 30,2 26,5-33,5 Pg

MCHC 33,6 31,5-35 g/dl

Gula Darah Sewaktu 386 75-150 mg/dl


Daftar Masalah
Luka tertusuk paku pada telapak kaki kiri
Riwayat penyakit DM type 2

Hasil Lab :
Leukositosis : 12.000/mm3
Gula darah sewaktu : 386 g/dl
Diagnosa
o DM type 2 dengan diabetic foot
o Tetanus
Penatalaksanaan
Ivfd NaCl 20 tpm
Ceftriaxone 1 gram/12jam
Metronidazol infus 500 mg/8jam
PO/
o Paracetamol 500mg tablet 4x1 tablet
o Algoritma Insulin Novorapid /4jam
o Rawat luka pagi dan sore
30/10/2016 S/O/A P

S : pasien mengatakan ada luka di kaki dan nyeri Ivfd NaCl 20 tpm
O : KU lemah Ceftriaxone 1 gram/12jam
tampak luka di kaki Metronidazol infus 500
TD : 120/60 mmHg, N : 104 x/m, RR : 20 x/m, S : mg/8jam
36,5% PO/
GDS : 386 mg/dl Paracetamol 500mg tablet 4x1
A : diabetic foot ulcer tablet
Algoritma Insulin Novorapid
/4jam
Rawat luka pagi dan sore

S : pasien mengeluh sakit pada luka Ivfd NaCl 20 tpm


O : KU lemah Ceftriaxone 1 gram/12jam
tampak luka di kaki Clindamisin infus 150 mg/6jam
TD : 140/70 mmHg, N : 84 x/m, RR : 22 x/m, S : PO/
37,4% Paracetamol 500mg tablet 4x1
GDS : 171 mg/dl tablet
A : diabetic foot ulcer Algoritma Insulin Novorapid
/4jam
Rawat luka pagi dan sore
Pembahasan
Diabetes Melitus
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai
dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau
relatif dari kerja dan atau sekresi insulin.
Gejala yang dikeluhkan pada penderita Diabetes
Melitus yaitu polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan
berat badan, kesemutan.
DM tipe 2
Diabetes melitus adalalah gangguan metabolisme
yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen
dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara
klinis maka diabetes mellitus ditandai dengan
hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerosis
dan penyakit vaskular mikroangiopati
Diabetes Melitus tipe 2 disebabkan oleh faktor
risiko yang tidak dapat berubah misalnya jenis
kelamin, umur, dan faktor genetik yang kedua adalah
faktor risiko yang dapat diubah misalnya kebiasaan
merokok tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik,
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, Indeks Masa
Tubuh, lingkar pinggang dan umur.
Patogenesis
Diabetes melitus merupakan penyakit yang
disebabkan oleh adanya kekurangan insulin secara
relatif maupun absolut.Defisiensi insulin dapat terjadi
melalui 3 jalan, yaitu:
a. Rusaknya sel-sel B pankreas karena pengaruh dari
luar (virus,zat kimia,dll)
b. Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada
kelenjar pankreas
c. Desensitasi atau kerusakan reseptor insulin di
jaringan perifer
Patofisologi
Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa
keadaan yang berperan yaitu :
1. Resistensi insulin
2. Disfungsi sel B pancreas
Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh
kurangnya sekresi insulin, namun karena sel sel
sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon
insulin secara normal.Keadaan ini lazim disebut
sebagai resistensi insulin.
Diabetic foot/ kaki diabetik
Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti oleh
penderita diabetes adalah Diabetic Foot/ kaki
diabetik. Komplikasi ini terjadi karena terjadinya
kerusakan saraf, pasien tidak dapat membedakan suhu
panas dan dingin, dan rasa sakit pun berkurang.

Penyebab utama terjadinya Diabetic Foot (DF) adalah


angiopati, neuropati, dan infeksi.
Neuropati merupakan faktor penting terjadinya DF.
Adanya neuropati perifer akan menyebabkan
terjadinya gangguan sensorik maupun motorik.
Gangguan sensorik akan menyebabkan hilang atau
menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan
mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan
ulkus pada kaki.
Gangguan motorik juga akan mengakibatkan
terjadinya atrofi kaki, sehinggga merubah titik tumpu
yang menyebabkan ulserasi pada kaki pasien.
Angiopati akan menyebabkan terganggunya aliran darah
ke kaki. Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh
darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakit
tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu.
Manifestasi gangguan pembuluh darah yang lain dapat
berupa : ujung kaki terasa dingin, nyeri kaki di malam hari,
denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila dinaikkan.
Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya
penurunan asupan nutrisi, oksigen (zat asam) serta
antibiotika sehingga menyebabkan luka sulit sembuh.
Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai
DF akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati,
sehingga faktor angiopati dan infeksi berpengaruh
terhadap penyembuhan atau pengobatan dari pasien
Diabetc Foot.
Tetanus
Clostridium tetani
Karateristik dari tetanus :
Derajat Tetanus
Derajat keparahan tetanus:
Derajat I : trismus ringan sampai sedang, spastisitas
generalisata, tanpa gangguan pernafasan, tanpa spasme, sedikit
atau tanpa disfagia.
Derajat II : trismus sedang, rigiditas yang tampak jelas,
spasme yang singkat sampai sedang, gangguan pernafasan
sedang dengan frekuensi pernafasa lebih dari 30,disfagia ringan.
Derajat III : trismus berat, spastisitas generaisata, spasme
reflex berkepanjangan, frekuensi pernafasan lebih dari 40,
serangan apnea, disfagia berat dan takikardialebih dari 120
Derajat IV : derajat III dengan gangguan otonomik berat
melibatkan sistem kardiovaskular. hipertensi berat dan
takikardia terjadi berselingan dengan hipotensi dan bradikardia,
salah satunya dapat menetap.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai