Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRESENTASI KASUS

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

SELULITIS CRURIS DEXTRA ET SINISTRA

Disusun oleh :
dr. Yogi Hermawan

Pendamping :
dr. Resita Lukitawati

DOKTER INTERNSIP WAHANA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SELOGIRI


PERIODE 7 FEBRUARI 2020 – 6 FEBRUARI 2021
KABUPATEN WONOGIRI
LAPORAN PRESENTASI KASUS PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
LAPORAN KASUS

Nama Peserta : dr. Yogi Hermawan


Nama Wahana : RSU Muhammadiyah Selogiri
Topik : Selulitis crusis Dextra et sinistra
Tanggal Kasus :
Nama Pasien : Ny. L No. Rekam Medis : 121695
Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. Resita Lukitawati
Tempat Presentasi : RSU Muhammadiyah Selogiri
Obyek Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Tujuan : Penegakkan diagnosa dan tatalaksana pada pasien hyperemesis gravidarum
Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos

DATA PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. L
No. RM : 121695
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 77 tahun
Alamat : Pule Selogiri - Wonogiri
Agama : Islam
Swasta : IRT
Tanggal MRS : 24-Februari-2020
Tanggal Pemeriksaan : 25-Februari-2020
Keluar RS : 28 Februari 2020
B. ANAMNESIS (autoanamnesis di Bangsal)
Keluhan Utama : Nyeri pada kaki sebelah kiri
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD dibawa oleh keluarga dengan keluhan nyeri pada tungkai sebelah kiri sejak 5 hari in. nyeri disertai bengkak dan
merah pada tungkai sebelah kiri. Pasien mengaku beberapa minggu lalu pernah jatuh terpeleset dikamar mandi, dan kaki menjadi
bengkak, tetapi bengkaknya semakin menjadi 5 hari belakangan ini yang terasa nyeri dan panas. Pasien masih bisa menggerakan
kakiknya seperti biasa tetapi beberapa hari ini pasien hanya bisa berbaring untuk meminimalkan nyeri di kaki kirinya. Selain itu kaki
kanan juga bengkak tetapi tidak begitu nyeri seperti kaki sebelah kiri. Apabila nyeri pasien hanya mengkompres menggunakan air
dingin dan tidak ada mengkonsumsi obat nyeri sebelumnya.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


- Belum pernah mengalami hal yang sama sebelumya

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


- Tidak ada Riwayat HT
- Tidak ada Riwayat DM
- Tidak ada Riwayat Keganasan

RIWAYAT KEBIASAAN DAN SOSIAL


- Pasien sering mengkonsumsi makanan bergizi
- Pasien terkadang masih sering turun ke sawah
- Pasien tidak merokok
- Tidak mengkonsumsi kopi
- Tidur cukup
- Olahraga terkadang saja
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Internis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis cooperatif
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 150/80 mmHg
Nadi : 117 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,70C

Status Generalis :

Kepala : Normosefali, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut, jejas ( - )
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), ptosis (-/-),lagoftalmus (-/-), pupil bulat isokor, diameter 3mm/3mm,refleks
cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidaklangsung (+/+)

Telinga : Normotia (+/+), perdarahan (-/-)


Hidung : Deviasi septum (-), nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-), lidah kotor (-), stomatitis (-)
Leher : Bentuk simetris, trakea lurus di tengah, tidak teraba pembesaranKGB
Jantung :

Inspeksi : Tampak iktus kordis ± 2cm di bawah papilla mamae sinistra


Palpasi : Iktus kordis teraba kuat ± 2cm di bawah papilla mamae sinistra
Perkusi :

Batas atas kiri : ICS II garis parasternal sinsitra dengan bunyi redup
Batas atas kanan : ICS II garis parasternal dekstra dengan bunyi redup
Batas bawah kiri : ICS V ± 1cm medial garis midklavikula sinistra dengan bunyi redup
Batas bawah kanan : ICS IV garis parasternal dekstra dengan bunyi redup
Auskultasi:Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru :

Inspeksi: Dinding toraks simetris pada saat statis maupun dinamis, retraksi otot-otot pernapasan (-)
Palpasi : Simetris, vocal fremitus sama kuat kanan dan kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen :

Inspeksi : Perut datar, massa (-), pulsasi abnormal (-)


Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)

Ekstremitas
Superior : Akral hangat + / +, edema - / -
Inferior : Akral hangat + / +, edema + / + Nyeri (-/+), Hiperemis (- / + )

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG ( belum )

  Hasil Unit Nilai rujukan

Darah rutin (24-02-2020)


6.3
Leukosit ribu/mm3 3.5 - 10.0

Eritrosit 4.47 Juta/mm 3.8 - 5.8

Hemoglobin 13.7 G/dL 11.0 - 16.5

Hematokrit 47.4 % 35 - 50

Trombosit 207 ribu/mm3 150 - 350

MCV 97 fL 80 - 97

MCH 30.7 pg 26.5 - 33.5

MCHC 31.6 g/dL 31.5 - 35.0

RDW 12.7 % 10.0 - 15.0


MPV 6.9 6.5 - 11.0

PDW 14.8 10.0 - 18.0

E. DIAGNOSIS BANDING
1. DVT
2. Trombosis Arteri
3. Flegmon

F. DIAGNOSA KERJA
Selulitis cruris dextra et sinistra

● PENATALAKSANAAN
● Penatalaksanaan di IGD / Pre OP
● Inf/ ring asetat 20 tpm
● Inj. Santagesic 1gr/8 jam
● Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam

● Penatalaksanaan di ruangan
● Inf. Futrolit 20 tpm
● Inj. Acran 1amp /12 jam
● Inj. Taxegram 1g/12 jam
● Inj. Tofedex 1 amp/8 jam
● Debridement di ruang operasi

OBAT PULANG

- Sporetik tab 3 x 1 tab


- Analtaram 1 x1 tab
- Ranitidine 3 x 1 tab
G. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanam : ad bonam
H. FOLLOW UP

Tangga
S O A P
l

24/02/2 Demam (-) KU : Tampak sakit  Inf/ ring asetat 20 tpm


0 sedang  Selulitis cruris Sinistra
Nyeri (+) Kesadaran : CM  Inj. Santagesic 1gr/8 jam
Hiperemis (+)  Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
TD : 150/80
Pitting edema (-) mmHg
HR : 117x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,7 C

25/02/2 Demam (-) KU : Tampak sakit  Inf/ ring asetat 20 tpm


0 sedang Selulitis cruris sinistra
Nyeri (+) Kesadaran : CM  Inj. Santagesic 1gr/8 jam
Hiperemis (+)  Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
TD : 120/80
Pitting edema (-) mmHg
HR : 62
RR : 18 x/menit
T : 36 C


26/02/2 Post KU : Tampak sakit - Inf. Futrolit 20 tpm
0 Debridement ringan Selulitis cruris sinistra
Kesadaran : CM - Inj. Acran 1amp /12 jam
Demam (-)
TD : 130/80 - Inj. Taxegram 1g/12 jam
Nyeri (+)
mmHg - Inj. Tofedex 1 amp/8 jam
Hiperemis (-) HR : 82
RR : 20 x/menit
Pitting edema (-)
T : 36 C

27/02/2 Post KU : Tampak sakit - Inf. Futrolit 20 tpm


0 Debridement ringan Selulitis cruris sinistra
Kesadaran : CM - Inj. Acran 1amp /12 jam
Demam (-)
- Inj. Taxegram 1g/12 jam
Nyeri (+) TD : 130/80
berkurang mmHg - Inj. Tofedex 1 amp/8 jam
HR : 82
Hiperemis (-) RR : 20 x/menit
T : 36 C
Pitting edema (-)

28/02/2 Post KU : Tampak sakit PASIEN DIPERBOLEHKAN PULANG


0 Debridement ringan Selulitis cruris sinistra
Kesadaran : CM
Demam (-)
Nyeri (+) TD : 120/80
berkurang mmHg
HR : 82
Hiperemis (-) RR : 19 x/menit
T : 36 C
Pitting edema (-)

I. EDUKASI (Post keluar rumah sakit)


1. Istirahat yang cukup
2. Minum obat teratur
3. Sering kompres kaki dengan air hangat
4. Dijaga kebersihan
5. Makan-makanan teratur
6. Control rutin kepada dokter spesialis
PENDAHULUAN

Penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, atau oleh keduanya disebut pioderma. Penyebab utamanya ialah
Staphylococcus aureus dan Streptococcus B hemolyticus, sedangkan Staphylococcus epidermidis merupakan penghuni normal di kulit dan
jarang menyerang infeksi. Faktor predisposisi pioderma adalah higiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh, dan telah ada penyakit
lain di kulit. Salah satu bentuk pioderma adalah selulitis yang akan dibahas pada referat ini. 1

Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan dermis dan subkutis. Faktor risiko untuk terjadinya infeksi ini adalah
trauma lokal (robekan kulit), luka terbuka di kulit atau gangguan pembuluh vena maupun pembuluh getah bening. Lebih dari 40% penderita
2

selulitis memiliki penyakit sistemik.(3) Penyakit ini biasanya didahului trauma, karena itu tempat predileksinya di tungkai bawah. Gejala
1

prodormal selulitis adalah demam dan malaise, kemudian diikuti tanda-tanda peradangan yaitu bengkak (tumor), nyeri (dolor), kemerahan
(rubor), dan teraba hangat (kalor) pada area tersebut (buku merah). 1

Prevalensi selulitis di seluruh dunia tidak diketahui secara pasti. Sebuah studi tahun 2006 melaporkan insidensi selulitis di Utah, AS,
sebesar 24,6 kasus per 1000 penduduk per tahun dengan insidensi terbesar pada pasien laki-laki dan usia 45-64 tahun. Secara garis besar,
terjadi peningkatan kunjungan ke pusat kesehatan di Amerika Serikat akibat penyakit infeksi kulit dan jaringan lunak kulit yaitu dari 32,1
menjadi 48,1 kasus per 1000 populasi dari 1997-2005 dan pada tahun 2005 mencapai 14,2 juta kasus (5). Data rumah sakit di Inggris
melaporkan kejadian selulitis sebanyak 69.576 kasus pada tahun 2004-2005, selulitis di tungkai menduduki peringkat pertama dengan jumlah
58.824 kasus (3). Data rumah sakit di Australia melaporkan insidensi selulitis sebanyak 11,5 per 10.000 populasi pada tahun 2001-2002. Di
Spanyol dilaporkan 8,6% (122 pasien) dalam periode 5 tahun menderita erysepelas dan selulitis (a). Banyak penelitian yang melaporkan kasus
terbanyak terjadi pada laki-laki, usia dekade keempat hingga dekade kelima, dan lokasi tersering di ekstremitas bawah.

DEFINISI
Selulitis merupakan infeksi bakterial akut pada kulit. Infeksi yang terjadi menyebar ke dalam hingga ke lapisan dermis dan sub kutis. 1

Infeksi ini biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptococcus beta hemolitikus dan Staphylococcus aureus. Pada
anak usia di bawah 2 tahun dapat disebabkan oleh Haemophilus influenza, keadaan anak akan tampak sakit berat, sering disertai gangguan
pernapasan bagian atas, dapat pula diikuti bakterimia dan septikemia. Terdapat tanda-tanda peradangan lokal pada lokasi infeksi seperti
3

eritema, teraba hangat, dan nyeri serta terjadi limfangitis dan sering bergejala sistemik seperti demam dan peningkatan hitungan sel darah
putih. Selulitis yang mengalami supurasi disebut flegmon, sedangkan bentuk selulitis superfisial yang mengenai pembuluh limfe yang
4

disebabkan oleh Streptokokus beta hemolitikus grup A disebut erisepelas. Tidak ada perbedaan yang bersifat absolut antara selulitis dan
erisepelas yang disebabkan oleh Streptokokus. 1

Sebagian besar kasus selulitis dapat sembuh dengan pengobatan antibiotik. Infeksi dapat menjadi berat dan menyebabkan infeksi seluruh
tubuh jika terlambat dalam memberikan pengobatan. 5
Gambar 1: Anatomy of Skin and Soft Tissues and Different Types of Skin and Soft-Tissue Infection (B)

ETIOLOGI

Penyebab selulitis paling sering pada orang dewasa adalah Staphylococcus aureus dan Streptokokus beta hemolitikus grup A sedangkan
penyebab selulitis pada anak adalah Haemophilus influenza tipe b (Hib), Streptokokus beta hemolitikus grup A, dan Staphylococcus aureus.
Streptococcuss beta hemolitikus group B adalah penyebab yang jarang pada selulitis. Selulitis pada orang dewasa imunokompeten banyak
6

disebabkan oleh Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus sedangkan pada ulkus diabetikum dan ulkus dekubitus biasanya
disebabkan oleh organisme campuran antara kokus gram positif dan gram negatif aerob maupun anaerob. Bakteri mencapai dermis melalui
jalur eksternal maupun hematogen. Pada imunokompeten perlu ada kerusakan barrier kulit, sedangkan pada imunokopromais lebih sering
melalui aliran darah (buku kuning). Onset timbulnya penyakit ini pada semua usia.

Tabel 1: Etiologi Soft Tissue Infection (STIs)

Anda mungkin juga menyukai