Disusun Oleh :
dr. Hosiana Oktaviany Winaris
Pembimbing :
dr. Francisca Christauriza Ari Pratomo, Sp.B
d. Riwayat kebiasaan :
- Riwayat merokok : disangkal
- Riwayat minum alkohol : disangkal
- Riwayat Pola makan. : Pasien mengaku jarang mengkonsumsi
makanan cepat saji, ataupun Yang berbahan
kimia.
Status general
Kepala : Normocephali
Mata : konjungtiva anemis +/+ Sklera ikterus +/+ reflek pupil +/+, 3mm
isokor
THT : Telinga : Sekret (-)
Hidung : Sekret (-)
Tenggorok : Tidak diperiksa
Mulut : mencong (-)
Thorax : Simetris (+) saat statis dan dinamis, retraksi (-)
Cor :
Inspeksi : Ictus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi : bergeser ke kaudolateral
Auskultasi : S1 S2 normal regular, murmur (-)
Pulmo :
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris statis dan dinamis, retraksi (-)
Palpasi : Gerakan dinding dada teraba simetris, nyeri tekan (-)
Perkusi : Suara sonor +/+
Auskultasi : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen:
Inspeksi : Distensi abdomen ( - )
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani (+)
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (+) epigastium
Ektremitas : Hangat +/+, edema -/- CRT < 2 detik,
+/+ -/-
Status Lokalis
- At regio mammae sinistra
Inspeksi : tampak benjolan di kuadran mammae (-), nipple rectracted
(+), hiperemis (-) tampak kulit berbenjol-benjol , p'eau d orange (+)
Palpasi : Teraba benjolan perbatasan kuadran superoinferolateral
(jam 9) konsistensi keras, permukaan licin, terfiksir(+), ukuran kurang
lebih 10cm , nyeri tekan (+), niplle discharge (-) darah(-)
- At regio mammae deksta : teraba benjolan lunak, multiple , retraksi putting, p’eau d
orange(-), discharge (-),dimpling (-), perubahan warna kulit (-), venektasi (-)
Koagulasi
Waktu Pembekuan (CT) 9’ (H) Menit
Waktu Perdarahan (BT) 2’30” Menit
Imunologi
HBsAg Non Reaktif
Anti HIV Non Reaktif
Anti HCV Non Reaktif
Kimia Klinik
Glukosa Darah (Stick) 99 mg/dL
EKG
RO THORAX
5 Diagnosis Kerja
Tumor Mammae Bilateral, Carsinoma Mamae Sinistra
6 Penatalaksanaan
- Infus RL 20tpm
- Injeksi Ceftriaxon 1g preop
- Rencana op tanggal 29/9/2021
7 Follow Up
Tanggal S O A P
29/9/21 Pasien KU sedang, CM Tumor Hari ini op
mengatakan T : 100/70 mmHg Mammae Preop inj
cemas N : 80 x/menit Bilateral ceftriaxon 1g
R : 20 x/menit Post op inj
T: 36,2oC ceftriaxon 1g/12j,
Mata : CA +/+,SI +/+ inj ketorolac 1a/8j
Thorax : Cor/Po dbn Sampel kirim PA
Ekt : hangat +/+, edema -/-
Abd : supel, distensi (-),
BU(+)N, turgor N
30/9/21 Nyeri (+) KU sedang, CM Tumor Post op inj
post op T : 120/70 mmHg Mammae ceftriaxon 1g/12j,
N : 68 x/menit Bilateral inj ketorolac 1a/8j
R : 20 x/menit Sampel kirim PA
T: 36,oC
Mata : CA +/+,SI +/+
Thorax : Cor/Po dbn
Ekt : hangat +/+, edema -/-
Abd : supel, distensi (-),
BU(+)N, turgor N
11/10/21 Nyeri (+) KU sedang, CM Tumor BLPL
udah T : 100/70 mmHg Mammae Cefixim 2 x
berkurang N : 80 x/menit Bilateral 100mg
R : 20 x/menit As. Met 3 x
T: 36oC 500mg
Mata : CA +/+,SI +/+
Thorax : Cor/Po dbn
Ekt : hangat +/+, edema -/-
Abd : supel, distensi (-),
BU(+)N, turgor N
3.2 Epidemiologi
Kanker mammae adalah kanker yang paling sering terjadi pada wanita diseluruh
dunia. Insiden kanker mammae yang sangat tinggi terjadi hampir di semua negara,
termasuk di AS, Canada, Australia dan negara-negara Eropa, menujukan angka kejadian
sebesar 67,3-86,3/100.000 populasi per tahun kecuali Jepang. Sedangkan di negara-
negara sub-Saharan Africa dan Asia angka kejadian pertahun mencapai 30/100.000
populasi.1 ACS (American Cancer Society) memperkirakan inseiden kanker mammae
sebesar 29% dan 16% dari jumlah tersebut diperkirakan meninggal dunia. Data dari
Surveilance, Epidemyology End Result (SEER) melaporkan bahwa wanita kulit putih di
Amerika Serikat mempunyai resiko terkena kanker mammae sebesar 13,1%
dibandingkan dengan wanita kulit hitam di Africa hanya sebesar 9,6%.3
Angka kejadian kanker mammae diperkirakan terus meningkat sesuai umur. Pada
usia 25 tahun kanker mammae menyerang 5/100.000 populasi, pada usia 50 tahun
menyerang 150/100.000 populasi dan pada usia 75 tahun kanker mammae menyerang
200/100.000 populasi. Insiden kanker mammae pada pria diperkirakan < 1% yaitu
sebesar 2,5/100.000 populasi.4
3.3 Embriologi
Pada minggu ke-5 atau ke-6 pembentukan fetus, payudara dan milk lines telah
nyata pada embrio. Duktus dan lobus terbentuk dari pertumbuhan kedalam ektoderm
dari permukaan puting, sehingga payudara berasal dari organ dermal.Setiap payudara
berkembang ketika sebuah ingrowth dari ektoderm membentuk jaringan primer didalam
mesenkim. Epitel cord berkembang dari tunas sekunder dan memperpanjang ke
mesenkim sekitarnya. Duktus laktiferus berkembang, terbuka ke dalam sebuah lubang
mammae dangkal.Selama masa kanak-kanak, proliferasi mesenkim mengubah lubang
mamae tersebut menjadi puting.Jika ada kegagalan pada lubang mamae untuk naik di
atas permukaan kulit, hasilnya puting menjadi terbalik (inverted nipple). Tambahan
payudara (polymastia) atau tambahan puting (polythelia) dapat terjadi di sepanjang
garis susu (Fig. 16-2) ketika terjadi kegagalan regresi.1
Enlargement:
A : normal sel duktus
B : membrane sel
C : lumen (center of duct).
A : m. pectoralis mayor
B : axillary lymph nodes : levels I (low axilla)
C : axillary lymph nodes: levels II (mid axilla)
D : axillary lymph nodes: levels III (apical axillary)
E : supraclavicular lymph nodes
F : internal mammary lymph nodes.
Ketiga cabang lateral kutaneus melalui 6 saraf intercostal memberikan persarafan
sensorik pada payudara danpadaanterolateraldinding dada. Saraf intercostobrachial
adalah cabang lateral kutaneus dari saraf intercostal kedua dan dapat terlihat selama
pembedahan aksila. Reseksi saraf intercostobrachial menyebabkan hilangnya sensasi
pada aspek medial lengan atas.1
Faktor resiko
- Menarkhe dini.
- Nullipara.
- Menopause lama (>55 tahun).
- Ras kulit putih.
- Usia tua (>40 tahun).
- Riwayat kanker mammae di keluarga terutama ibu, anak perempuan dan
saudara perempuan.
- Predisposisi genetik.
- Pemberian estrogen postmenopause.
- Terpapar radiasi.
- Hyperplasia duktus atau lobulus yang atipical.
3. Metastasis Jauh
Kira-kira pada penggandaan sel kanker yang ke-20, maka sel kanker sudah
mempunyai neovaskularisasi sendiri. Keadaan tersebut juga dapat menyebabkan sel
kanker melaului vena axilla atau vena intercostal yang kemudian menuju vena
pleksus Batson, akan bermetastasi ke organ lain dalam tubuh.1
3.7 Diagnosis
3.7.1 Temuan Fisik dan Differential Diagnosis Anamnesis
Pemeriksa menentukan usia pasien dan tanyakan riwayat reproduksi, termasuk usia
saat menarche, ketidakteraturan menstruasi, dan usia saat menopause. Tanyakan apakah
pernah operasi payudara sebelumnya, khususnya biopsi payudara dan apa saja temuan
patologisnya. Tanyakan apakah pernah histerektomi.Tanya tentang riwayat kehamilan
dan menyusui.Riwayat penggunaan kontrasepsi oral dan HRT pada
menopause. Tanyakan riwayat kanker khususnya kanker mammae di keluarga. 6
Tanyakan tentang keluhan yang dirasakan pasien terutama pada bagian payudara,
apakah ada nyeri payudara, keluar cairan dari puting, dan ada atau tidaknya massa di
payudara. Jika adamassa berapa lama massa itu hadir, apa yang telah terjadi sejak
penemuannya, dan apakah ada perubahan dengan siklus haid. Jika mengarah pada
kanker, lakukan penyelidikan tentang gejala konstitusional seperti nyeri tulang,
penurunan berat badan dan perubahan pernapasan.6
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dimulai dengan pasien dalam posisi duduk tegak dengan inspeksi untuk
melihat adanya massa, asimetris, dan perubahan kulit. Putingsusu diperiksa, apakah ada
retraksi atau tidak, keluar cairan atau tidak, cairan berwarna apa dan perhatikan apakah
ada retrasi payudara, perubahan warna payudara menjadi kemerahan, massa
pada axilla dan ketidaknyamanan otot sekitar payudara. 6 Penggunaan pencahayaan
yang tepat secara tidak langsung dapat mengobservasi adanya dimpling halus dari
kulit atau puting disebabkan oleh neoplasma menarik ligamen Cooper. Manuver
sederhana seperti peregangan lengan ke atas kepala atau menegangkan otot pectoralis
dapat menilai kesimetrisan payudara dan dimpling.6
Edema kulit, sering disertai dengan eritema, menghasilkan tanda klinis dikenal
sebagai peau d'orange.Hati-hati jika ada peradangan dapat keliru dengan mastitis
akut.Perubahan inflamasi dan edema pada kanker disebabkan karena obstruksi saluran
limfatik subkutis oleh emboli sel karsinoma. Kadang-kadang, tumor besar dapat
menghasilkan obstruksi saluran getah bening yang mengakibatkan edema kulit
diatasnya (nodul satelit).6
Sementara pasien masih dalam posisi duduk, pemeriksa mengangkat lengan pasien
dan palpasi ketiak untuk mendeteksi adanya pembesaran kelenjar getah bening
axilla.Ruang supraklavikula dan infraklavikularis sama-sama diraba untuk mengetahui
adanya pembesaran kelenjar limfe.Massa dideskripsikan sesuai dengan ukuran,
bentuk, konsistensi, mobile atau terfiksir, nyeri atau tidak dan lokasi.6
Differential Diagnosis
- Infeksi/inflamasi : mastitis, nekrosis lemak, mondor’s disease.
- Lesi benign : Fibroadenoma, fibrocystic changes, mammary duct ectasia,
cystosarcoma phyllodes (bisa bersifat ganas), intraductal papilloma,
gynecomastia.
- Premalignant disease : DCIS , LCIS.
- Tumor malignant : infiltrating ductal, infiltrating lobular, dan inflammatory
karsinoma; paget’s disease, dan tipe kanker payudara lainnya.2
2. Mamografi
- Mengidentifikasi kanker pada 5/1000 wanita.
- Memiliki sensitifitas 85-90%.
- Positif palsu 10%, negatif palsu 6-8%.2
Mamografi digunakan sebagai screening untuk wanita dengan keluhan pada
mammae dan mengindikasikan adaanya kanker, juga biasanya digunakan untuk
mendeteksi kanker mammae asimptomatik.Mammografi dapat mengambarkan keadaan
payudara dalam 2 posisi, craniocaudal (CC) dan mediolateral oblique (MLO).Posisi
MLO merupakan posisi terbaik untuk menggambarkan kondisi jaringan mammae
bagian kuadran atas dan axillary tail of spence.Sedangkan CC memberikan gambaran
yang baik untuk kondisi jaringan mammae dari aspek medial. Selain itu, mamografi
juga digunakan sebagai guide untuk prosedur pemeriksaan lain seperti FNA.1
Gambaran mamografi yang spesifik untuk kanker mammae adalah massa solid
dengan atau tanpa stellate (massa-massa kecil disekitarnya), penebalan jaringan
mammae yang asimetris, dan mikrokalsifikasi. Gambaran kalsifikasi disekitar lesi atau
massa mengindikasikan adanya kanker mammae pada massa yang tidak dapat teraba
dan mikrokalsifikasi merupakan satu-satunya gambaran kanker mammae pada wanita
muda.1
3. MRI
MRI mendeteksi adanya kanker mammae sama seperti mamografi. Karena itu jika
dalam pemeriksaan fisik dan mamografi tidak terlihat adanya kanker, maka saat
dilakukan pemeriksaan MRI kemungkinan ditemukan adanya kanker pun sangat rendah.
Biasanya MRI digunakan untuk screening pada wanita muda yang mempunyai riwayat
genetik kanker mammae dan evaluasi dengan mamografi terbatas disebabkan
peningkatan densitas jaringan mammae, pada wanita yang baru saja didiagnosis kanker
mammae dan pada wanita yang punya riwayat kanker mammae kontralateral.1
4. Duktografi
Indikasi utama untuk duktografi adalah keluarnya cairan dari puting termasuk jika
mengandung darah.Sebelumnya kontras disuntikan ke salah satu atau lebih duktus
kelenjar mammae kemudian lakukan mammografi dengan posisi supinasi. Kanker
akan terlihat sebagai massa irregular atau multipel filling defect intraluminal. 1
5. Ultrasonografi
USG merupakan pemeriksaan penunjang kedua yang paling sering digunakan selain
mamografi.USG sangat penting dalam memcahkan masalah temuan equivocal pada
mamografi, medefinisikan kista dan menunjukan keabnormalan lesi solid secara
spesifik.Pada USG kista mammae digambarkan dengan batas halus dengan gambaran
echoic.Massa benigna digambarkan dengan kontur halus, berbentuk lingkaran atau oval,
echoic dan batas jelas. Kanker mammae digambarkan sebagai massa dengan dinding
yang irregular dan batas halus tetapi tidak bisa mendeteksi massa < 1 cm. Usg juga
digunakan sebagai guide FNA.1
6. Tumor Marker
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan tumor
marker.Untuk kanker mammae, tumor marker yang paling spesifik adalah CEA dan CA
15-3, digunakan untuk mengetahui perjalanan penyakit dan respon terhadap therapi.
Normalnya bernilai < 35 µ/ml dan bisa meningkat pada kehamilan menjadi 50 µ/ml.7
3.8 Sistem Stadium dan Prognosis
Stadium kanker mammae ditentukan oleh hasil reseksi bedah dan pencitraan.Sistem
yang paling banyak digunakan untuk menentukan stadium kanker berdasarkan American
Joint Community on Cancer (AJCC). Sistem ini didasarkan pada deskripsi dari tumor
primer(T), status kelenjar getah bening regional(N), dan adanya metastasis jauh(M).
Pengelompokan terbaru telah memasukkan penggunaan sentinel node biopsi dan
termasuk klasifikasi ukuran deposit metastasis pada kelenjar sentinel, serta jumlah dan
lokasi node metastasis regional disertai angka harapan hidup 5 tahun.6
American Joint Committee on Cancer, Stadium Kanker Mammae, 2010
Kategori T = Tumor Primer
- Tx : ukuran tumor primer tidak dapat diperkirakan
- Tis : tumor insitu, yaitu tumor yang belum invasif.
- T0 : tidak ditemukan adanya tumor primer
- T1 : ukuran tumor 2cm atau kurang
• T1a : ukuran tumor 0,1-0,5 cm dan tidak ditemukan adanya perlekatan ke fasia
pektoralis
• T1b : ukuran tumor 0,5-1cm dan ditemukan adanya perlekatan ke fasia pektoralis
3.10 Terapi
Terapi pembedahan:
1. Sentinel Lymphe Node Dissection
Metode ini akurat untuk wanita dengan dengan ukuran tumor T3N0 karena hapir
75% didapatkan metastasis ke kelenjar getah bening axilla pada pemeriksaan
histologik. ASCO merekomendasikan Sentinel Lymphe Node Dissection dilakukan
pada pasien stadium awal kanker mammae.7
- Radical mastectomy : reseksi dari semua jaringan payudara, node axilla dan
m.pectoralis mayor & minor.
- Simple mastectomy : reseksi semua jaringan payudara
- Lumpectomy dan axillary node dissection : reseksi massa tanpa jaringan normal
Tumor sentral/medial.
2. Kemoterapi
- Kemoterapi adjuvant
Mengurangi kemungkinan kekambuhan dan kematian pada wanita usia ≤ 70
tahun dengan kanker payudara stadium I, IIA atau IIB. Kemoterapi adjuvant
diberikan kepada pasien yang pada pemeriksaan histopatologik pascabedah
mastektomi ditemukan metastasis di sebuah atau beberapa kelenjar. Obat yang
diberikan adalah kombinasi siklofosfamid, metotreksat, dan 5-fluorourasil (CMF)
selama 6 bulan pada perempuan usia pramenopause, sedangkan yang
pascamenopause diberikan terapi adjuvant hormonal berupa pil antiestrogen.
- Kemoterapi neoadjuvant
Kemoterapi yang diberikan sebelum dilakukannya operasi.
- Terapi endokrin neoadjuvant
Terapi paling banyak digunakan pada wanita usia lanjut yang dianggap
kondisinya buruk untuk pembedahan ataupun kemoterapi.
3. Terapi hormonal
Indikasi pemberian terapi hormonal adalah bila penyakit menjadi sistemik akibat
metastasis jauh.
Tamoxifen :
- selektif reseptor estrogen yang memblok pengambilan estrogen oleh jaringan
target.
- Efek samping : hot flashes, menstruasi yang tidak teratur, thromboemboli,
meningkatkan resiko kanker endometrium. Untuk lebih efektif kombinasikan
tamoxifen dengan kemoterapi.2
DAFTAR PUSTAKA