PENDAHULUAN
Tumor payudara adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel yang
terjadi secara terus menerus. Dalam klinik, istilah tumor sering digunakan untuk
semua tonjolan dan diartikan sebagai pembengkakan, yang dapat disebabkan baik
Tumor dapat dibedakan menjadi tumor jinak dan tumor ganas atau lebih
sering dikenal dengan sebutan kanker. Suatu tumor dikatakan jinak apabila masih
berdiferensiasi baik (secara morfologis dan fungsional masih mirip dengan sel
bermetastasis ke organ lain. Dan hal yang berlawanan terdapat pada tumor ganas
atau kanker. Kanker cenderung lebih anaplastik, laju pertumbuhan lebih cepat serta
lateral atas kemudian sub-areola. Payudara sebelah kiri lebih sering terkena
1
BAB 2
LAPORAN KASUS
Nama : Ny S
Umur : 61 Tahun
Agama : Islam
Suku : Aceh
Nomor RM : 49.68.40
2.2 Anamnesis
Keluhan telah dirasakan pasien sektar beberapa tahun yang lalu. Saat ini pasien
terasa nyeri.
dengan ukuran sebesar bakso. Dari puting susu tidak pernah keluar cairan seperti
susu maupun nanah dengan sendirinya maupun dipencet. Buang air kecil dan buang
2
air besar tidak ada keluhan. Tidak ada perubahan dalam siklus haid, keluhan juga
A. Status present
Nadi : 89 kali/menit
Suhu : 36,5 °C
B. Status generalisata
1. Kepala
- Rambut : Hitam
berdarah.
3
- Terdapat benjolan di leher bagian kanan,
menelan.
2. Thoraks
Paru
Jantung
gallop (-)
3. Abdomen
ballotement (-)
4
4. Genitalia
Tidak dilakukan
5. Ekstremitas
C. Status lokalisata
kulit mammae.
Ca mammae sinistra
5
Hemoglobin : 12,6 g% (N: L.12-16)
Golongan darah : AB
a. Fibroadenoma mammae
b. Tumor Filoides
c. Papiloma intraductal
d. Fibrokistik
2.7 Penatalaksanaan
Medikamentosa:
- IVFD RL 20 gtt/menit
Operatif:
- Biopsi Insisi
2. Pasien dengan posisi supine dengan kepala hiperekstensi dalam anastesi umum.
6
3. Dilakukan prosedur aseptik, desinfeksi dengan povidone iodin dan alkohol 70%
5. Dilakukan insisi elip pada massa à Keluar massa dengan ukuran sekitar 2x1
8. Operasi selesai
2.9 Prognosis
Tanggal S O A P
7
kanan sebesar RR: 20x/i susp post op:
ukuran bakso benign
- BAB & BAK (N) HR: 78x/i - IVFD RL 20
- Nyeri (-) gtt/menit
T: 36 °C
- Pusing (+)
- ceftriaxone 1g/
TD: 80/60 mmHg 12 j
Mammae : - Ketorolac 3%/
8j
- Terdapat
benjolan, - Ranitidin 150
konsistensi mg/ 12 j
kenyal, nyeri
tekan (+), mobile.
8
H+
BAB 3
9
TINJAUAN PUSTAKA
sel pada jaringan mammae yang tidak normal/abnormal yang terbatas serta tumbuh
perlahan karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan mammae
yang banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan
berasal dari struktur parenkim payudara. Paling banyak berasal dari epitel duktus
laktiferus (70 %), epitel lobulus (10%) sisanya sebagian kecil mengenai jaringan
otot dan kulit payudara, kanker payudara tumbuh lokal ditempat semula, lalu selang
10
Payudara merupakan kelenjar akesoris kulit khusus yang berfungsi
menghasilkan susu berasal dari lapisan ektodermal. Payudara terdapat pada pria dan
wanita, memiliki bentuk sama pada pria dan wanita yang belim dewasa. Papilla
mammae kecil dan dikelilingi oleh kulit yang bewarna lebih gelap yang disebut
areola mammae. Jaringan mamma tersusun oleh sekelompok kecil sistem saluran
lipatan ketiak, serta terbentang dari iga ke 2 sampai iga ke 6 atau 7. Pada bagian
puncak dari payudara terdapat struktur berpigmen dengan diameter 2-6 cm yang
dinamakan areola. Warna areola itu sendiri bervariasi mulai dari merah muda
sampai coklat tua. Warna areoala ini bergantung pada umur, jumlah paritas, dan
pigmentasi kulit.
Payudara adalah organ yang kaya akan suplai pembuluh darah yang berasal
dari arteri dan vena. Cabang dari arteri torakalis interna menembus ruang antara iga
2, 3, dan 4 untuk memperdarahi setengah dari bagian medial payudara. Arteri ini
Cabang-cabang kecil dari arteri interkostalis anterior juga mensuplai darah untuk
payudara di bagian medial. Di daerah lateral, payudara disuplai oleh cabang dari
arteri aksilaris dan arteri torakalis lateral. Cabang dari arteri aksilaris adalah arteri
Sementara cabang dari arteri torakalis lateral adalah arteri mamari eksternal yang
11
menyusuri otot pektoralis mayor untuk memperdarahi setengah payudara bagian
lateral.
Aliran darah balik pembuluh vena dari payudara mengikuti aliran arteri
secara berlawanan. Darah kembali menuju vena cava melalui vena aksilaris dan
vena torakalis interna. Selain itu, darah juga kembali ke vena cava melalui pleksus
vertebralis. Aliran balik vena pada kuadran atas lebih besar daripada aliran balik
interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik. Aliran
limfe dari payudara sekitar 75% menuju ke aksila, sisanya ke kelenjar parasternal
Payudara tetap pada struktur dan tak berfungsi pada pria, sedangkan wanita
perkembangan payudara aktif dan di bawah kendali galndula hipofisis anterior dan
ovarium. Perkembangan dan fungsi payudara dimulai oleh berbagai hormone yang
12
2. Siklus menstruasi pada fase premestruasi akan terjadi pembesaran vascular dan
pembesaran kelenjar, kemudian akan terjadi regresi kelenjar pada fase pasca
menstruasi.
3. Kehamilan dan laktasi : pada kehamilan tua dan setelah melahirkan, payudara
kolostrum sampai sekitar 3-4 han postpartum, kemudian sekresi susu dimulai
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada
13
2. Menarche dini. Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami
Wanita yang mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun mempuyai resiko dua kali
lipat untuk mengalami kanker payudara dibanding dengan wanita yang mempunyai
mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara. Wanita dengan
hiperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini.
gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi, yang
7. Kontraseptif oral.
Wanita yang menggunakan kontraseptif oral beresiko tinggi untuk mengalami kanker
payudara. Resiko tinggi ini menurun dengan cepat setelah penghentian medikasi.
Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko kanker payudara pada terapi
penggantian hormon. Wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan estrogen
suplemen dan menggunakannya untuk jangka panjang (Lebih dari 10-15 tahun) dapat
14
9. Masukan alkohol.
Sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang menkonsumsi alkohol bahkan
dengan hanya sekali minum dalam sehari. Resikonya dua kali lipat diantara wanita
yang minum alkohol tiga kali sehari. Di negara dimana minuman anggur dikonsumsi
secara teratur (misal: Prancis dan Italia), Angkanya sedikit lebih tinggi. Beberapa
temuan menunjukkan bahwa wanita muda yang minum alkohol lebih rentan untuk
3.5 Epidemiologi
Kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim.
Diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk terkena kanker payudara dan 70% dari
penelitian kanker payudara lebih sering terjadi di kuadran lateral atas, kemudian
sentral (sub areolar). Payudara sebelah kiri lebih sering terkena bila dibandingkan
sebelah kanan. Menurut kejadiannya, pada kuadran lateral atas sebanyak 38,5%,
bagian sentral (sub areolar) sebanyak 29%, kuadran medial atas sebanyak 14,2%,
kuadran lateral bawah sebanyak 8,8% dan kuadran medial bawah sebanyak 5%,
sedangkan bagian sekitar yang tidak termasuk lokasi diatas sebanyak 1,8%.
1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah
15
2. Nyeri di daerah massa.
6. Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan encer
3.7 Klasifikasi
Dewasa ini menggunakan cara penggolongan TNM menurut Perhimpunan Anti Kanker
Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
T1 : Tumor < 2 cm
T1c : Tumor 1 – 2 cm
T2 : Tumor 2 – 5 cm
T3 : Tumor diatas 5 cm
16
T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke
melekat.
Adapaun Stadium kanker mammae ditentukan oleh hasil reseksi bedah dan
17
kanker berdasarkan American Joint Community on Cancer (AJCC). Sistem ini
didasarkan pada deskripsi dari tumor primer (T), status kelenjar getah bening
regional (N), dan adanya metastasis jauh (M). Pengelompokan terbaru telah
deposit metastasis pada kelenjar sentinel, serta jumlah dan lokasi node metastasis
2002
Tis Carcinoma in situ (LCIS atau DCIS) atau paget’s disease pada puting
tanpa tumor
T1 Tumor ≤2 cm
T3 Tumor >5 cm
18
dada atau kulit
T4b Tumor meluas ke kulit dengan ulserasi, edema dan nodul satelit
(mol-)
(mol+)
N1 Metastasis ke kel.limfe axilla 1-3 dan atau int. mammary (+) dari
biopsy
N1c Metastasis ke kel.limfe axilla 1-3 dan kel. limfe int. Mammary
19
dengan biopsy
N3b Klinik int. mammary (+) ≥1 kel.limfe (+) atau >3 kel.limfe axilla (+)
M (Metastasis)
Stadium T N M
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
20
T2 N0 M0
IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1,N2 M0
IIIB T4 Setiap N M0
Setiap T N3 M0
IV Setiap T Setiap N M1
Keluhan utama yang sering dialami penderita dapat berupa adanya massa
tumor di payudara dan rasa sakit. Adanya massa dapat ditentukan sejak berapa
lama, cepat atau tidak pertumbuhan, disertai rasa sakit atau tidak. Tumor pada
keganasanan mempunyai gejala tidak nyeri dan massa yang irreguler serta tumbuh
progresif. Perlu juga ditanyakan faktor risiko tinggi, tanda-tanda umum keganasan
Karena payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain estrogen dan
hormonal seminimal mungkin, yaitu setelah menstruasi kurang lebih satu minggu
21
dari hari pertama menstruasi. Dengan pemeriksaan fisik yang baik dan teliti,
terbuka.
dalam posisiyang lebih kurang sama tinggi. Pada inspeksi dilihat: simetri
payudara kiri dan kanan; kelainan papilla; letak dan bentuknya; adanya
2. Posisi berbaring
Pasien berbaring bertujuan agar payudara jatuh tersebar rata di atas lapang
dada, jika perlu bagian punggung diganjal dengan bantal kecil. Palpasi
dilakukan dengan menggunakan falang distal dan medial jari II, III, IV dan
dikerjakan secara sistematis mulai dari kranial setinggi costae ke-2 sampai
yang berakhir di daerah papil. Terakhir diperiksa apakah ada cairan yang
22
4. Memeriksa kelenjar getah bening regional
a. Axilla:
pektoralis axilla
b. Supra dan infra clavicular serta leher utama, bagian bawah dipalpasi
5. Organ lain yang juga diperiksa adalah hepar, lien, untuk mencari metastasis
terdapat benjolan pada payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat
pada wanita muda, namun sangat penting untuk diajarkan SADARI semasa muda
23
masa menopause) sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan, 1 minggu setelah
menghadap cermin.
2. Pertama kali dicari asimetris dari kedua payudara, kerutan pada kulit
24
2. Pemeriksaan Radiodiagnostik
a. Mammografi
payudara pada tumor yang tidak teraba saat palpasi. Adanya proses keganasan akan
memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif,
comet sign, adanya perbedaan yang nyata antara ukuran klinik dan rontgenologik
vaskularisasi, perubahan posisi papilla dan areola adanya bridge of tumor; keadaan
daerah tumor dan jaringan fibroglanduler tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan
lunak di belakang mammae dan adanya metastasis ke kelenjar getah bening. Hasil
dari mamografi dikonfirmasi dengan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB), core
25
b. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik.
Pemeriksaan lain seperti :thoraks foto, bone scanning/ bone survey serta usg
abdomen / liver dilakukan untuk mencari jauhnya ekstensi tumor atau metastasis.
3. Biopsi
mikroskop. Kekurangan dari FNAB ini kadang tidak dapat menentukan grade
tumor dan kadang tidak memberikan diagnosis yang jelas sehingga dibutuhkan
biopsi lainnya.
b. Core Biopsy
spesimen silinder jaringan tumor. Kelebihan dari core biopsy adalah dapat
c. Biopsi Terbuka
kelainan yang mengarah ke keganasan, hasil FNAB atau core biopsy yang
menyertakan sedikit jaringan sehat disekitar massa tumor ini digunakan untuk
kasus yang masih operabel atau stadium dini dan biopsi insisional hanya
26
mengambil sebagian massa tumor yang sudah inoperabel yang selanjutnya akan
terdapat pada usia muda ( 15 – 30 tahun ) , dengan konsistensi padat kenyal, batas tegas,
tidak nyeri dan mobile. Terapi pada tumor ini cukup dengan eksisi.
2. Kelainan fibrokistik, merupakan tumor yang tidak berbatas tegas, konsistensi padat
kenyal atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang haid, ukuran membesar, biasanya
3. Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besar, berbentuk bulat lonjong, berbatas
tegas, mobile dengan ukuran dapat mencapai 20- 30 cm. terapi tumor ini dengan
mastektomi simple.
4. Galaktokel, merupakan masa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya saluran/
ductus laktiferus. Tumor ini terdapat pada ibu yang baru atau sedang menyusui.
5. Mastitis, yaitu infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap bahkan dapat
berkembang menjadi abses. Biasanya terdapat pada ibu yamg sedang menyusui.
3.10 Penatalaksanaan
1. Pengobatan pada stadium dini akan memberi harapan kesembuhan dan memberi harapan
Pada stadium I , II , III awal ( stadium operable ), sifat pengobatan adalah kuratif.
Semakin dini semakin tinggi kurasinya. Pengobatan pada stadium I , II , IIIA adalah
operasi yang primer, terapi lainnya hanya bersifat adjuvant. Untuk stadium I , II
27
pengobatan adalah radikal mastektomi atau modified radikal mastektomi, dengan atau
tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant. Berdasarkan protokol di RSCM , diberikan terapi
radiasi pasca operasi radikal mastektomi, tergantung dari kondisi kelenjar getah bening
aksila. Jika kelenjar getah bening aksila tidak mengandung metastase, maka terapi radiasi
dan sitostatika adjuvant tidak diberikan. Stadium IIIA adalah simple mastektomi dengan
Stadium IIIB dan IV, sifat pengobatannya adalah paliasi, yaitu terutama untuk
mengurangi penderitaan pasien dan memperbaiki kualitas hidup. Untuk stadium IIIB atau
localy advanced pengobatan utama adalah radiasi dan dapat diikuti oleh modalitas lain
Stadium IV pengobatan yang primer adalah bersifat sistemik yaitu hormonal dan
kemoterapi. Radiasi terkadang diperlukan untuk paliasi pada daerah – daerah tulang weight
bearing yang mengandung metastase atau pada tumor bed yang berdarah difuse dan berbau
Perlu dikemukaan suatu metode pengobatan kanker payudara stadium dini yaitu
breast conservating treatment. Cara ini yaitu hanya dengan mengangkat tumor
(tumorektomi atau segmentektoni atau kwadrantektomi ) dan diseksi aksila dan diikuti
dengan radiasi kuratif. Hanya dikerjakan untuk stadium I atau II ( 3 cm,untuk yang lebih
besar belum dikerjakan dan mempunyai prognosa yang buruk dari terapi radikal ). Oleh
karena itu penerapan cara ini memerlukan pertimbangan yang lebih jauh, antara lain
Tersedianya fasilitas terapi radiasi yang cukup, karena pada breast conserving
Pendidikan masyarakat atau penderita yang baik dan mau control secara
teratur.
28
Dan teknik diseksi aksila benar – benar dikerjakan dengan baik. Diseksi aksila
dikerjakan lebih sulit karena otot-otot pectoral tetap intake dan jaringan
a. Hormonal terapi
dengan estrogen reseptor dan progesteron reseptor yang positif respon terapi hormonal
sampai 77 %.
Premenoupause.
opharektomi.
1 – 5 tahun menoupause.
Untuk 1 – 5 tahun menopause, jenis terapi hormonal tergantung dari aktivitas efek
estrogen. Efek estrogen positif dilakukan terapi ablasi, efek estrogen negative
Postmenoupause.
b. Kemoterapi.
Terapi ini bersifat sistemik, bekerja pada tingkat sel. Terutama diberikan pada kanker
payudara yang sudah lanjut, bersifat paliatif, tapi dapat pula diberikan pada kanker
29
payudara yang sudah dilakukan operasi mastektomi dengan adanya metastase bersifat
pada pasien yang kelenjar aksilanya sudah mengandung metastasis. Biasanya diberikan
c. Mastektomi
Kanker yang besar dan residual setelah adjuvant terapi (khususnya pada
payudara yang kecil), kanker multisentris, dan pasien dengan komplikasi terapi
kelenjar limfe level I, II dan III pada axilla diangkat. Scanlon memodifikasi
minor, sehingga kelenjar limfe apical (level III) dapat diangkat dan saraf
30
hanya 2 % dari pasien yang memperoleh manfaat dengan adanya
2. Total Mastectomy
pectoralis. Total mastectomy tidak mencakup diseksi axilla dan sering dikombinasi
dengan terapi radiasi post operasi. Prosedur ini didasarkan pada teori bahwa KGB
merupakan sumber suatu barrier terhadap sel-sel Ca mammae dan seharusnya tidak
diangkat, juga ada alasan bahwa terapi radiasi akan dapat menahan penyebaran sel-
3.11 Prognosis
1. Staging ( TNM )
31
Semakin dini semakin baik prognosisnya.
Stadium I : 5 – 10 tahun 80 %
Stadium II: 60 %
Stadium III: 30 %
stadium IV : 5%
Harapn Hidup
T1, N1, M0
T2, N0, M0
T3, N0, M0
T1, N2, M0
T2, N2, M0
32
STAGE TNM Angka harapan hidup 5 tahun (%)
T3, N1, M0
T3, N2, M0
T4, N1, M0
T4, N2, M0
IV Semua T, Semua N, M1 20
mastitis karsinomatosa, ini mempunyai prognosis yang sangat buruk. Harapan hidup 2
tahun hanya kurang lebih 5 %. Tepat tidaknya tindakan terapi yang diambil
33
BAB IV
PENUTUP
1. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang mempunyai prevalensi cukup
tinggi. Kanker payudara dapat terjadi pada pria maupun wanita, hanya saja prevalensi pada
sel pada jaringan mammae yang tidak normal/abnormal yang terbatas serta
setelah terjadinya karsinoma in situ akan terjadi multiplikasi sel-sel dengan cepat.
Selanjutnya sel-sel tersebut akan menginvasi stroma jaringan ikat di sekitarnya pada
payudara.
4. Membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 7 tahun pada karsinoma untuk tumbuh dari
sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat teraba (diameter
sekitar 1 cm). Pada ukuran itu sekitar ¼ kasus sudah disertai dengan kejadian metastasis.
5. Gambaran klinis :
34
Edema dengan “peau d’ orange (keriput seperti kulit jeruk)
Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan
7. Pengobatan pada kanker payudara bergantung pada stadium dini akan memberi
usia > 50 th lakukan screning payudara teratur, serta rileks / hindari stress
berat
35
DAFTAR PUSTAKA
3. De Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. 1997. Halaman: 211-237.
4. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III jilid 2. Media Aesculapius
7. Norton, Jeffry A, et al. 2000. Surgery: Basic Science and Clinical Evidence
11. Mc.Ninn. 1994. Last Anatomy: Regional and Applied 9th Edition. Longman
Group: UK
36
12. Kaufmann, Manfred, dkk. 2006. Atlas of Breast Surgery. Frankfurt :
Springer
13. Wright, Mary Jo, et al. SurgicalTreatment of Breast Cancer. Accesed from
http://emedicine.medscape.com/article/1276001-overview#aw2aab6b5 [31
Juli 2018]
http://emedicine.medscape.com/article/1945498-overview#aw2aab6b2 [31
Juli 2018]
37