DERMATITIS SEBOROIK
Oleh :
Singgih Setiawan
G0006157
Pembimbing :
Endra Yustin, dr, Sp.KK.
1
STATUS RESPONSI
NIM : G0006157
Dermatitis Seboroik
I. Definisi
II. Epidemiologi
2
III. Etiologi
IV. Patogenesis
3
predisposisi, dermatitis dapat timbul akibat faktor kelelahan, stress
emosional, infeksi atau defisieni imun.1
Pada orang yang telah mempunyai faktor predisposisi, timbulnya
dermatitis seboroik dapat disebabkan oleh faktor kelelahan, stres emosional,
hormonal, infeksi, makanan, atau defisiensi imun.9 Biasanya juga didukung
oleh kondisi kelembapan udara, perubahan musim, trauma (contoh, digaruk).
Derajat keparahannya bervariasi, dari ketombe ringan sampai eritroderma
eksfoliatif. Dermatitis seboroik bisa memburuk pada penyakit Parkinson dan
AIDS.5
V. Gejala klinis
4
kekuningan dan kumpulan debris-debris epitel yang lekat pada kulit kepala
disebut cradle cap. Pada daerah supraorbital, skuama-skuama halus dapat
terlihat di alis mata, kulit di bawahnya eritematosa dan gatal, disertai bercak-
bercak skuama kekuningan.1,2
Infant Dewasa
5
berwarna kekuning-kuningan. Bila sampai ke palpebra, bisa terjadi
blefaritis. Sering dijumpai pada wanita. Bila didapati di daerah
berambut, seperti dagu dan atas bibir, dapat terjadi folikulitis.1 Hal ini
sering dijumpai pada laki-laki yang sering mencukur janggut dan
kumisnya. Seboroik muka di daerah jenggot disebut sikosis barbae.4
3. Seboroik badan dan sela-sela: jenis ini mengenai daerah presternal,
interskapula, ketiak, inframamma, umbilikus, krural (lipatan paha,
perineum, nates). Dijumpai ruam berbentuk makula eritema yang apda
permukaannya ada skuama berminyak berwarna kekuningan. Pada
daerah badan, lesinya bisa berbentuk seperti lingkaran dengan
penyembuhan sentral. Di daerah intertrigo, kadang-kadang bisa timbul
fisura sehingga menyebabkan infeksi sekunder.10
VII. Histopatologi
Gambaran histologik dermatitis seboroik tidak spesifik, bervariasi
sesuai dengan stadium penyakit. Pada bagian epidermis dijumpai
parakeratosis fokal dan akantosis. Pada stadium akut dan subakut, epidermis
mengalami ortokeratosis, parakeratosis, serta spongiosis. Pada tepi muara
folikel rambut yang melebar dan tersumbat massa keratin, ditemukan
gundukan parakeratosis yang mengandung neutrofil. Gambaran ini
merupakan gambaran yang khas. Pada dermis bagian atas, dijumpai sebukan
ringan neutrofil, monosit, limfohistiosis perivaskuler. Pada yang kronis,
gambarannya hampir sama dengan gambaran pada psoriasis dan sulit
dibedakan.2,4,10
6
VIII. Diagnosis banding
Psoriasis predileksi didaerah eksentor ( lutut, siku dan punggung )
dan kulit kepala. dijumpai skuama yang lebih tebal, kasar,
berlapis-lapis, putih seperti mutiara dan tak berminyak disertai tanda
tetesan lilin dan auspitz. Selain itu ada gejala yang khusus untuk
psoriasis.1
Pitiriasis rosea distribusi kelainan kulit simetris dan terbatas pada
tubuh dan bagian proksimal anggota badan.skuamanya halus dan
tidak berminyak. Sumbu panjang lesi sejajar dengan garis kulit.2
Tinea tinea kapitis, dijumpai alopesia, kadang-kadang dijumpai
keroin. Pada tinea kapitis dan tinea krusi, eritem lebih menonjol
dipinggir dan pinggirnya lebih aktif dibandingkan tengahnya.1,4
Dermatitis atopik bentuk infantil dapat menyerupai D.S. muka.
Dermatitis Atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan
residif, disertai gatal. Biasanya terjadi pada bayi atau anak-anak.
Skuama kering dan difus, berbeda dengan DS yang skuamanya
berminyak dan kekuningan. Selain itu, pada dermatitis atopik dapat
terjadi likenfikasi.2
Kandidosis menyerupai D.S. pada lipatan paha dan perianal.
Perbedaannya kandidosis terdapat eritema berwarna merah cerah
berbatas tegas dengan satelit-satelit disekitarnya. Kandidiasis adalah
penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh
Candida albicans. Kandidosis kadang sulit dibedakan dengan DS
jika mengenai lipatan paha dan perianal. Lesi dapat berupa bercak
yang berbatas tegas, bersisik dan basah. Perbedaannya ialah pada
kandidiasis terdapat eritema berwarna merah cerah berbatas tegas
dengan satelit-satelit di sekitarnya. Predileksinya juga bukan pada
daerah-daerah yang berminyak, tetapi lebih sering pada daerah yang
lembab. Selain itu, pada pemeriksaan dengan larutan KOH 10 %,
terlihat sel ragi, blastospora atau hifa semu.1
7
Otomikosi dan otitis eksterna menyerupai D.S. yang menyerang
saluran telinga luar. Bedanya pada otomikosis akan terlihat
elemen jamur pada sedian langsung. Otitis eksterna menyebabkan
tanda-tanda radang,jika akut terdapat pus.1
IX. Penatalaksanaan
Kasus-kasus yang telah mempunyai faktor konstitusi agar sukar
disembuhkan, meskipun penyakitnya dapat dikontrol. Faktor predisposisi
hendaknya diperhatikan, misalnya stres emosional dan kurang tidur.
Mengenai diet, dianjurkan miskin lemak
8
3. Pengobatan sistemik.
X. Prognosis
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Adhi Djuanda, 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam.
Penerbit: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Hal: 189—203.
2. Jansen, GPT. 2003. Seborrheic Dermatitis. Fitzpatrick’s Dermatology in
General Medicine. 6th edition. Chapter 124. McGraw-Hill Professional.
3. Manriquez J.J dan Uribe P. 2007. Seborrheic Dermatitis. America Family
Physician. 1375-1376.
4. Siregar, RS. 1996. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Penerbit: Buku
Kedokteran EGC, Jakarta. Hal: 119—121.
5. Selden, Samuel. 2007. Seborrheic Dermatitis. www.emedicine.com.mht
6. Stefanaki I. dan Katsambas A., 2010. Theurapeutic Update on Seborrheic
Dermatitis. Skin Therapy Letter Volume 15 Number 5.
7. Shimizu Hiroshi. 2007. Eczema and Dermatitis in Shimizu’s Textbook of
Dermatology. Hokkaido. P:101-102
8. Holden C.A dan Berth-Jones J.,2004. Eczema, Lichenification, Pririgo and
Erythroderma. Rook’s Textboook of Dermatology 7th. Chapter 17.
9. Mansjoer A dkk. 2000.Dermatitis Seboroik. Kapita Selekta Kedokteran Edisi
Ketiga Jilid ke dua. Penerbit Media Aesculapius., Jakarta. Hal 122-123.
10. Marwali Harahap, 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Penerbit: Hipokrates, Jakarta.
Hal: 14—16.
10
STATUS PENDERITA
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. C
Umur : 5 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pekerjaan : TK
Alamat : Serut Rt 9/12 Mojosongo, Surakarta
Tanggal Pemeriksaan : 6 Agustus 2011
No. RM : 01080085
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama : Timbul bercak-bercak di dahi dan kepala
11
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit serupa : disangkal
Riwayat alergi makanan : disangkal
Riwayat alergi obat : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat asma : disangkal
E. Riwayat Kebiasaan
Kebiasaan mandi dengan sabun 2 kali sehari pagi dan sore,
menggunakan handuk sendiri, yang terpisah dengan anggota keluarga.
Pasien selalu ganti pakaian luar dan pakaian dalam setelah mandi.
12
i. Gluteus dan anogenital : dalam batas normal
j. Ekstremitas atas : dalam batas normal
k. Ekstremitas bawah : dalam batas normal
B. Status Dermatologis
Regio Frontalis dan Regio Scalp
tampak patch dan makula hipopigmentasi multiple dengan batas
tidak tegas, dengan skuama halus
13
V. DIAGNOSIS BANDING
Dermatitis Seboroik
Psoriasis
Tinea Capitis
VI. DIAGNOSIS
Dermatitis Seboroik
VII. TERAPI
a. Non Medikamentosa
Edukasi pasien : Penyakit berlangsug lama dan sering kambuh. Jangan
menggaruk-garuk lesi pada kepala. Hindari faktor
pencetus seperti kelelahan, stres emosional,
hormonal, infeksi, makanan dan defisiensi imun
b. Medikamentosa
Topikal : R/ Ketokonazol SS No I
S ue dd ue (5-15 menit)
R/ Desolex cream tube No 1
S 2 dd ue
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : baik
Ad sanam : baik
Ad fungsionam : baik
Ad kosmetikam : baik
14