Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Kanker serviks atau disebut juga kanker leher rahim merupakan penyakit
ginekologik yang memiliki tingkat keganasan yang cukup tinggi dan menjadi
penyebab kematian utama pada wanita dinegara-negara berkembang.1 Menurut
WHO, 490.000 perempuan didunia setiap tahun didiagnosa terkena kanker serviks
dan 80% berada di Negara Berkembang termasuk Indonesia. Kelompok beresiko
untuk terjadinya kanker serviks adalah wanita diatas usia 30 tahun yang memiliki
banyak anak dan dengan perilaku menjaga kesehatan reproduksi yang masih
kurang. Kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh Human
Papilloma Virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.2

Human Papilloma Virus (HPV) ditularkan melalui hubungan seksual dan


infeksinya terjadi pada 75% wanita yang telah berhubungan seksual. Kanker
serviks yang diderita individu berkaitan dengan perilaku seksual dan reproduksi,
seperti berhubungan seksual pada usia muda, berganti-ganti pasangan dalam
berhubungan seksual, infeksi beberapa jenis virus, merokok, serta tingkat
kebersihan dan higienis sehari-hari individu yang rendah terutama kebersihan
organ genital.1Faktor resiko pada kanker serviks yaitu merokok, pernikahan usia
muda, promiskuitas, banyak anak, serta penggunaan kotrasepsi hormonal.3

Gejala-gejala yang ditimbulkan akibat penyakit kanker serviks


(Mardjikoen,2007), yakni munculnya rasa sakit saat berhubungan seksual,
perdarahan pasca senggama, keputihan berlebih, perdarahan spontan vagina yang
abnormal diluar siklus menstruasi, penurunan berat badan drastis, nyeri atau
kesulitan dalam berkemih, nyeri perut bagian bawah atau kram panggul.1

Negara berkembang termasuk Indonesia, 80-90% penderita kanker serviks


biasanya sulit disembuhkan karena mereka datang ke pelayanan kesehatan (rumah
sakit) lebih dari 70% dengan kondisi yang sudah dalam stadium lanjut. Upaya
pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan deteksi dini yang paling sering
dlakukan ialah metode usapan (smear) lender leher rahim menurut Papanicolaou
atau sering dikenal dengan pap smear. Selain pemeriksaan pap smear ada deteksi
yang lebih sederhana yaitu dengan cara inspeksi visual setelah meneteskan asam
cuka (acetic acid) 2-5% yang dikenal dengan IVA (inspeksi visual dengan asam
asetat) atau visual inspection with acetic acid (VIA).4

Jika setelah pemeriksaan ditemukan hasil pap smear yang abnormal, maka
dibutuhkan beberapa pemeriksaan tambahan untuk mengkonfirmasi diagnosis,
mengetahui penyebaran kanker, dan menentukan pilihan pengobatan.5 Terapi pada
kanker serviks yaitu pembedahan, yang terdiri dari pembedahan histerektomi
ekstrafasial bila kanker mikroinvasif <5mm dan tidak terdapat sel tumor pada
pembuluh darah/limfe dan terdapat pembedahan radikal yang dilakukan pada
stadium I-IIa, bila tidak ada kontraindikasi. Selain itu juga terdapat radiasi,
kemoterapi dan kombinasi antara pembedahan, kemoterapi dan radiasi.6

Oleh karena itu pemeriksaan harus dilakukan dengan benar untuk


menentukan diagnosis yang tepat agar perencanaan manajemen cepat dilakukan
dan prognosis diharapkan semakin baik, sehingga dalam kasus ini, akan dibahas
lebih lanjut mengenai diagnosis dan tatalaksana yang adekuat dari kanker serviks.
BAB II
KASUS

2.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. A

Usia : 51 tahun

Alamat : Kp. Selaawi III Warnasari. Sukabumi

Suku : Sunda

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status Pernikahan : Menikah

Tanggal masuk : 9 Maret 2016

Tanggal keluar : 12 Maret 2016

2.2 ANAMNESIS

Keluhan Utama

Perdarahan dari jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien P4A0 mengeluh perdarahan dari jalan lahir yang dirasakan sejak 8
bulan yang lalu. Awalnya perdarahannya kadang berhenti, namun 1 bulan terakhir
perdarahan menjadi terus menerus. Pasien juga mengaku menggunakan 3-4
pembalut/hari dan darahnya tidak menggumpal. Keluhan juga disertai nyeri perut
bagian bawah. Pasien mengaku perdarahan tidak disertai keputihan dan panas
badan. Riwayat perdarahan lama yang sukar berhenti disangkal. Pasien juga
menyangkal adanya benjolan didaerah perut.

Pasien mengaku adanya penurunan nafsu makan dan penurunan berat


badan dalam beberapa bulan terakhir. Pasien menyangkal keluhannya disertai
demam. pasien mengeluh lemas, dan pusing, namun pasien menyangkal pernah
kehilangan kesadaran. Pasien mengaku susah buang air besar dan ketika BAB
fesesnya kecil-kecil seperti kotoran kambing, namun pasien menyangkal memiliki
riwayat feses kehitaman. Pasien juga menyangkal memiliki riwayat gangguan
berkemih.

Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat hipertensi : Disangkal


 Riwayat diabetes mellitus : Disangkal
 Riwayat alergi : Disangkal
 Riwayat penyakit hematologi : Disangkal
 Riwayat penyakit saluran kemih/ ginjal : Disangkal
 Riwayat trauma : Disangkal
 Riwayat operasi : Disangkal

Riwayat Obstetri Ginekologi

 Riwayat Menarche : Umur 13 tahun


 Haid terakhir : Tidak diketahui (± 9 bulan yang lalu)
 Riwayat Pernikahan : Pasien menikah pada umur 18 tahun
 Riwayat Kontrasepsi : Pasien pernah menggunakan pil KB
 Riwayat Kehamilan : P4A0
Anak 1 Partus ditolong oleh dokter, aterm, perempuan, 33 tahun, hidup

Anak 2 Partus ditolong oleh dokter, aterm, laki-laki, 30 tahun, hidup

Anak 3 Partus ditolong oleh dokter, aterm, perempuan, 24 tahun, hidup

Anak 4 Partus ditolong oleh bidan, aterm, laki-laki, mati

2.3 PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum : Tampak sakit sedang


 Kesadaran : Compos mentis
 Warna kulit : Pucat
 Tanda-tanda vital :
o Tekanan darah : 110/70 mmHg
o Nadi : 89x/menit
o Pernapasan : 21x/menit
o Suhu : 36,2º C
 Berat badan : 56 kg
 Tinggi badan : 155 cm
 BMI :

2.4 PEMERIKSAAN UMUM

 Mata
o Konjungtiva anemis : +/+
o Sclera ikterik : -/-
 Mulut : Mukosa oral lembab
 Lehehr
o JVP : Tidak meningkat
o KGB : Tidak teraba
 Thorax
o Bentuk dan gerakan simetris
o Jantung : Bunyi jantung S1 S2 murni regular

 Paru-paru :
o Vocal fremitus kiri = kanan
o Vesicular breath sound kiri = kanan
o Ronkhi : -/- ; wheezing : -/-
 Abdomen : Datar, lembut, pekak samping/pekak
pindah -/-
 Ekstremitas
o Edema : -/-
o Varices : -/-

2.5 PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

 Abdomen : Tidak teraba massa, datar, bulat, nyeri


tekan (-), Pekak samping/Pekak pindah (-/-)
 Inspekulo
o Portio : Tampak massa berbenjol-benjol seperti
kembang kol karsinomatosa ukuran
3x2x2 cm
o Fluxus : (+)
 Pemeriksaan dalam
o Vulva : Tidak ada kelainan
o Vagina : Tidak ada kelainan
o Portio : Teraba massa berbenjol-benjol
karsinomatosa ukuran 3x2x2 cm
o Corpus Uteri : Besar, dan konsistensi normal
o Parametrium ka/ki : Tidak teraba massa dan infiltrasi (-),
nyeri tekan (-)
o Cavum dauglas : Tidak teraba massa
o Rectal Toucher :
 Tonus spingter ani kuat
 Ampula rekti tidak kolaps
 Massa (-), Nyeri tekan (-), perdarahan (-)
o RVT – CFS : 100 %

2.6 PEMERIKSAAN LABORATORIUM

HEMATOLOGI

 Darah Rutin
o Hemoglobin : 3,2 g/dL
o Leukosit : 7,100/µL
o Hematokrit : 11 %
o Eritrosit : 1.7 juta/µL

Indek Eritrosit

 MCV : 67 fL
 MCH : 19 pg
 MCHC : 28 g/dL
o Trombosit : 491.000/µL

KIMIA KLINIK

 Glukosa Darah
o Glukosa darah sewaktu : 131 mg/dL
 Fungsi Hati
o AST (SGOT) : 15 U/L
o ALT (SGPT) : 14 U/L
 Fungsi Ginjal
o Ureum : 20 mg/dL
o Kreatinin : 0.71 mg/dl
 Elektrolit
o Natrium (Na) :138 mmol/L
o Kalium (K) : 3.7 mmol/L
o Calsium : 8.7 mg/dL
o Clorida (Cl) : 99 mmol/L

PEMERIKSAAN PA

- Makroskopis :
o Keping-keping jaringan sebanyak 0,25 cc, warna putih kecoklatan
kenyal
- Mikroskopis :
o Sediaan biopsi berupa massa tumor terdiri dari sel-sel bentuk oval
yang tumbuh hiperplastis memadat. Inti pleomorfi hiperkromatis,
mitosis ditemukan. Stroma edematous bersebukan sel limfosit dan
sel plasma.

Kesimpulan : Non keratinizing Epidermoid carcinoma cervix uteri


2.7 DIAGNOSIS KERJA

Carcinoma Cervix Stadium IIA dan Anemia

2.8 PENATALAKSANAAN

- Perbaikan keadaan umum, Lab lengkap


- Transfusi sampai dengan Hb > 10 gr/dL
- Pemberian obat Asam Traneksamat 3x500 mg IV

2.9 DIAGNOSIS AKHIR

P4A0, usia 51 tahun dengan kanker serviks stadium IIA dan anemia

FOLLOW UP

Tanggal S O A P

9 Maret - Pusing (+) KU : sakit sedang Ny. A 51 Observasi


2016 - Lemas (+) tahun dengan tanda vital,
Kesadaran : CM Ca Cervix dan observasi
dan anemis perdarahan
TD : 110/70 mmHg

Nadi : 89x/menit

RR : 21x/menit

Suhu : 36,2ºC

Mata :

- Sklera ikterik : -/-


- Konjungtiva anemis :
+/+

TFU/ massa : tidak teraba

PD : tidak dilakukan
Hb : 3,2 gr/dL

10 - Pusing (+) KU : sakit sedang Ny. A 51 Observasi


Maret - Pandangan tahun dengan tanda vital,
2016 kabur Kesadaran : CM Ca Cervix observasi
dan anemis perdarahan,
TD : 100/90 mmHh
transfusi
Nadi : 80x/menit sampai
Hb>10 gr/dL
RR : 20x/menit

S : 36ºC

Mata :

- Sklera ikterik : -/-


- Konjungtiva anemis
: +/+

TFU/ massa: tidak teraba

PD : tidak dilakukan

Hb : 3,6 gr/dL

11 - Tidak ada KU : baik Ny. A 51 Lanjut terapi


Maret keluhan tahun dengan
2016 Kesadaran : CM Ca Cervix Transfuse
dan anemis sampai
TD : 100/60 dengan > 10
gr/dL,
N : 80x/menit
Observasi
RR : 20x/menit
TTV dan
Suhu : 35,8ºC perdarahan

Mata :

- Sklera :-/-
- Konjungtiva : -/-

PD : tidak dilakukan
Hb : 9,7 gr/dL

12 - Menggigil KU : baik Ny. A 51 Lanjut terapi,


Maret - Demam tahun dengan observasi
2016 Kesadaran : CM Ca Cervix KU, TTV dan
dan anemis perdarahan
TD : 100/70 mmHg

N : 80x/menit

RR : 21x/menit

S : 38,8ºC

Mata :

- Sklera :-/-
- Konjungtiva : -/-

PD : tidak dilakukan

Hb : 10,9 gr/dL

13 - Masih KU : baik Ny. A 51 Intervensi


Maret sedikit tahun dengan lanjut
2016 lemas Kesadaran : CM Ca Cervix
dan anemis
TD :100/90mmHg

N: 80x/menit

R : 20x/menit

S : 35ºC

Mata :

- Sklera :-/-
- Konjungtiva : -/-

Hb : 13,9 gr/dL
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : dubia


 Quo ad functionam : dubia
 Quo ad sanationam : dubia
BAB III

PEMBAHASAN

Permasalahan :

1. Bagaimana diagnosis kasus ini?


2. Faktor resiko pada kasus ini?
3. Bagaimana penetalaksanaan pada kasus ini?

Pembahasan:

3.1 Diagnosis Kanker Serviks

Kanker serviks adalah suatu penyakit keganasan yang menyerang organ


reproduksi yang berlokasi di leher uterus. Cara mendiagnosis kanker serviks
adalah:

a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaann penunjang

Teori Kasus

Anamnesis

a. Adanya perdarahan pervaginam a. Pasien mengatakan adanya


yang abnormal yang bersifat perdarahan pervaginam yang
intermenstrual atau bersifat terus-menerus sejak 8 bulan
spontan, dan perdarahan kontak yang lalu
seperti pasca senggama b. Penurunan berat badan
b. Adanya keputihan menyerupai c. Lemas, pusing
air yang banyak dan berbau d. Nafsu makan menurun
c. Gangguan siklus haid e. Susah buang air besar
d. Perdarahan yang sangat lama, f. anemis
berat dan sering (>40 tahun)
e. Nyeri perut bagian bawah atau
kram panggul
f. Nyeri atau kesulitan dalam
berkemih dan buang air besar
g. Nyeri ketika melakukan
hubungan seksual
h. Pada keadaan lanjut gejala dapat
berupa penurunan nafsu makan,
berat badan, fatigue, nyeri
punggung dan tungkai,
pembengkakkan 1 tungkai, dan
perdarahan yang berat dari
vagina
i. Anemia karena perdarahan yang
sering timbul

Pemeriksaan fisik

a. Pada pemeriksaan ginekologi, a. Tampak dan teraba massa


dengan inspekulo yaitu tampak carsinomatosa berukuran 3x2x2
massa di portio berbenjol seperti cm
gambaran bunga kol
b. Pada pemeriksaan dalam juga
teraba massa

Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan deteksi dini : pap a. Dilakukan pemeriksaan


smear atau tes IVA laboratorioum darah rutin dan
b. Kolposkopi kimia klinik : hemoglobin pada
c. Biopsy (bila perlu dilakukan pasien ini 3,2 gr/dL
dilatasi kuretase) b. Dilakukan pemeriksaan
d. Pemeriksaan laboratorium: histopatologi jaringan serviks :
hemoglobin, hematokrit, hasilnya Non keratinizing
trombosit, fibrinogen, kimia Epidermoid carcinoma cervix
darah. uteri
e. Foto rontgen paru-paru atau foto
polos abdomen
f. Pemeriksaan histopatologi
jaringan serviks

3.2 Faktor Resiko Kanker Serviks

Kelompok beresiko untuk terjadinya kanker serviks adalah

Teori Kasus

1. Wanita diatas usia 30 tahun


1. Pasien berusia 41 tahun
2. Multiparitas
2. Pasien mengaku menikah pada
3. Berhubungan seksual pada usia
usia 18 tahun
muda
3. Pasien memiliki 4 orang anak
4. Berganti-ganti pasangan dalam
4. Pasien menggunakan
berhubungan
kontrasepsi pil KB
5. Merokok
6. Tingkat kebersihan dan higienis
sehari-hari individu yang rendah
terutama kebersihan organ
genital.
7. Pernikahan usia muda
8. Penggunaan kotrasepsi
hormonal.3

3.3 Manajemen Kanker Serviks

Manajemen dari kanker serviks terdiri dari pembedahan, radiasi,


kemoterapi dan kombinasi.

Teori Kasus

a. Pembedahan
a. Dilakukan observasi dan
o Pembedahan histerektomi
perbaikan kondisi umum
ekstrafasial bila kanker
b. Transfusi darah sampai Hb
mikroinvasif <5mm dan
mencapai >10 gr/dL
tidak terdapat sel tumor
pada pembuluh darah/limfe
o Pembedahan radikal :
histerektomi radikal +
limfadenektomi pelvis
dilakukan pada stadium I-IIa
b. Radiasi
o Radiasi interna + radiasi
eksterna dengan
menggunakan materi radiasi
yaitu radium 226, cesium
137, dan eksternal cobalt 60
dengan dosis yang
bervariasi tergantung letak
ca cerviks
c. Kemoterapi
d. Kombinasi antara pembedahan,
kemoterapi dan radiasi
DAFTAR PUSTAKA

1. Fitriana NA, Ambarini TK. Kualitas hidup pada penderita kanker serviks
yang menjalani pengobatan radioterapi. Jurnal Psikologi Klinis dan
Kesehatan Mental. 2012; 1(2); 123-9.
2. Septadina IS, Kesirna H, Handayani D. Upaya pencegahan kanker serviks
melalui peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi wanita dan
pemeriksaan metode IVA (inspeksi visual asam asetat) diwilayah kerja
puskesmas Palembang. Jurnal Pengabdian Sriwijaya. 2012;1(2); 222-8.
3.
4. Ismawati, Sutaryo SI, Widyatama R. Promosi kesehatan dalam
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku deteksi dini kanker serviks
pada ibu-ibu anggota pengajian. Berita kedokteran Masyarakat.
2011;27(2); 66-74.
5. Prandana DA, Rusda M. Pasien kanker serviks di RSUP H.Adam Malik
medan taun 2011. E-Jurnal FK USU. 2013;1(2);1-4
6. Dept. Obstetri dan Ginekologi FK Unpad RSUP DR. Hasan Sadikin.
Panduan Praktik Klinis Obstetri & Ginekologi, 2015.

Anda mungkin juga menyukai