Dibimbing:
dr. Ismu Setyo Djatmiko, Sp.OG
Dibuat oleh:
John Justinus (2014-061-034)
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu. Letak bayi dalam tubuh ibu mempengaruhi bagaimana persalinan itu berjalan.
Sebagian kecil posisi bayi pada perut ibu memiliki presentasi bokong ataupun kaki yang juga
dinamakan letak sungsang.
Letak sungsang merupakan salah satu penyebab terjadinya persalinan yang sulit yang
ditandai adanya hambatan kemajuan dalam persalinan. Angka kejadiannya sekitar 3-4 %
dari kehamilan. Hasil penelitian melaporkan 16% kejadian letak sungsang pada usia kehamilan
32 minggu, menurun hingga 7% pada usia kehamilan 38 minggu dan 5% pada usia kehamilan 40
minggu. Letak sungsang membutuhkan penanganan khusus dan observasi khusus bagi ibu dan
bayi.
Bayi dalam kandungan memiliki suatu pembungkus yang selalu melindungi bayi dari
faktor eksternal. Selaput yang membungkus bayi dalam perut ibu disebut ketuban. Ketuban
memiliki fungsi proteksi bagi bayi. Selaput ketuban yang pecah menyababkan kelainan yang
disebut Ketuban Pecah Dini (premature rupture of membrane) yaitu keadaan pecahnya selaput
ketuban sebelum waktu persalinan. Bila Ketuban Pecah Dini terjadi sebelum usia kehamilan 37
minggu disebut Ketuban Pecah Dini pada kehamilan prematur (preterm premature rupture of
membrane). Ketuban pecah dini dapat terjadi dikarenakan berbagai penyebab dan pada berbagai
usia kehamilan. Akibat dari ketuban pecah dini sangat berpengaruh pada janin, dikarenakan
fungsi cairan ketuban sebagai tempat bergerak, perlindungan terhadap benturan dan infeksi serta
menunjang pertumbuhan janin selama masa kehamilan, jika terjadi kekurangan atau infeksi
cairan ketuban maka janin akan mengalami gangguan dan infeksi, akibat paling buruk janin
dapat meninggal. Keadaan ini dapat membahayakan keselamatan ibu, sehingga diperlukan
penanganan yang tepat dan pemantauan keadaan ibu dan janin yang mengalami ketuban pecah
dini.
BAB II
KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Ny. DM
Usia : 19 tahun
Suku : Sunda
Agama : Muslim
Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk : 21 Maret 2016
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
keluarnya cairan dari vagina 2 jam sebelum masuk rumah sakit
Riwayat ANC
Pasien sudah kontrol kehamilan sebanyak 9 (Sembilan) kali kunjungan di Puskesmas
Sukakarya.
Riwayat Haid
- Menarche : saat usia 13 tahun
- Siklus menstruasi : teratur, panjang siklus 28 hari, durasi 5 hari,
sebanyak 4 kali ganti pembalut, dismenore disangkal
Riwayat Kontrasepsi
Pasien pernah menggunakan KB suntik 3 bulan pada tahun 2014.
Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah sebanyak 1 kali dan pernikahan dengan sudah berjalan 1
tahun
Riwayat Obstetrik
Hari Pertama Haid Terakhir : 21 Juni 2015
Taksiran Persalinan : 28 Maret 2016
No Tahun Usia Riwayat Jenis Berat ASI/PASI Keterangan
Gestasi Persalinan Kelamin Badan
Lahir
1. 2015 Hamil ini
CTG
Laboratorium:
Jenis Pemeriksaan Hasil Hasil Satuan
(21/03/2016) (22/03/2016)
Hemoglobin 10,4 10,6 g/dL
Hematokrit 30 32 %
Jumlah leukosit 17700 23200 /µL
Jumlah trombosit 309000 261000 /µL
Jumlah eritrosit 3,6 3,8 Juta/ µL
MCV 83 84 fL
MCH 29 28 pg
MCHC 35 33 g/dL
Pemeriksaan Elektrokardiografi
V. Diagnosis Kerja
G1P0A0 parturien aterm kala 1 fase laten dengan presentasi bokong murni dan
ketuban pecah dini
VI. Tatalaksana
- Observasi TTV dan kemajuan persalinan
- Cefotaxime 2x1 gram IV
- Bila tidak ada kemajuan persalinan berikan Oksitosin drip 5 IU dalam 500 cc RL
VIII. Tatalaksana
Sectio caesarea
X. Follow Up
Tanggal S O A P
Suhu : 36,6ºC
DJJ: 140x/m
DJJ: 128x/m
DJJ: 133x/m
Kontraksi: baik
Mobilisasi: aktif
Kontraksi: baik
Mobilisasi: aktif
Kontraksi: baik
Permasalahan:
Pembahasan
3.1 Diagnosis
Ketuban pecah dini (premature rupture of membrane) adalah kondisi dimana ketuban
pecah sebelum proses persalinan dan usia gestasi ≥ 37 minggu. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Letak sungsang adalah keadaan janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri
dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Diagnosis letak sungsang dapat ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Teori Kasus
Anamnesis
a. Adanya cairan yang keluar pervaginam a. Adanya cairan yang keluar pervaginam,
jernih, encer, tidak berbau kehijauan, encer, tidak berbau, tidak ada
b. Ketuban dapat pecah karena adanya darah, dan jumlah cairannya sekitar 40 cc
kontraksi uterus yang menyebabkan (2 pembalut).
selaput ketuban inferior menjadi rapuh b. Pasien merasakan kontraksi pada perutnya
c. Ketuban pecah dini terjadi pada usia d. Merasakan gerakan janin di bawah pusar
kehamilan ≥ 37 minggu
d. Pada letak sungsang, gerakan janin
dirasakan lebih dominan pada bagian
bawah pusar.
Pemeriksaan fisik
a. a. Pemeriksaan leopold:
a. Pada permeriksaan leopold didapatkan
pada bagian fundus uteri teraba kepala Leopold I: teraba bagian besar, teraba bulat,
didapatkan bokong atau kaki. Leopold II: teraba bagian keras dan
memanjang di sebelah kanan
Leopold III: teraba bagian besar, teraba
b. Pada pemeriksaan ginekologi, dengan
lunak, tidak simetris
inspekulo didapatkan cairan yang
Leopold IV: konvergen, bagian terbawah
keluar dari porsio disertai tanda-tanda
belum masuk pintu atas panggul
dilatasi dari serviks
Pemeriksaan penunjang
Tidak terdapat faktor risiko ketuban pecah dini pada pasien ini. Ketuban pecah dini pada
pasien ini disebabkan adanya kontraksi pada ibu sehingga menyebabkan selaput ketuban yang
rapuh menjadi pecah sehingga cairan ketuban keluar dari porsio.
Sedangkan faktor risiko dari letak sungsang pada pasien ini adalah tonus otot uteri pada
pasien ini lemah karena kontraksi pada pasien ini dirasakan jarang.
3.3 Manajemen
Teori Kasus
Ketuban pecah dini merupakan salah satu masalah pada kehamilan yang dapat
berkomplikasi menjadi infeksi bagi ibu dan bayi. Diagnosis ketuban pecah dini pada pasien ini
sesuai dengan teori dan tatalaksana yang diberikan juga sesuai. Faktor risiko pada teori juga
didapatkan pada pasien ini. Diagnosis presentasi bokong murni pada pasien ini juga sesuai antara
teori dengan kasus. Tatalaksana pada ketuban pecah dini adalah dengan memberikan antibiotik
dan melakukan observasi mengenai komplikasi yang dapat muncul, dan pada presentasi bokong
murni tatalaksana yang tepat adalah melakukan persalinan pervaginam dan bila gagal dilakukan
persalinan perabdominal atau section caesarea.