Karsinoma Endometrium
Pembimbing:
dr. Gunawan Rusuldi, SpOG (K) Onk
Disusun oleh
Asrianti Saddi Pairunan
11 2017 170
1
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Terusan Arjuna No. 6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU KEDOKTERAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. F Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 31 Desember 1952 Suku Bangsa : Ambon
Umur : 66 tahun Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Kramat Raya
ANAMNESIS
Diambil dari: Autoanamnesis, Tanggal : 11 Juli 2019. Jam : 06.00 WIB
Dilakukan di: Ruang rawat inap RSPAD Gatot Soebroto
Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 1 bulan SMRS
2
Sejak 1 bulan SMRS pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah, nyeri dirasakan terus
menerus disertai adanya perdarahan dari alat kelamin, darah yang keluar dari alat kelamin
menggumpal dan sejak 1 bulan yang lalu pasien telah mendapat tindakan curetage untuk keluhan
tersebut.
Pasien mengaku memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes melitus, pasien rutin
mengkonsumsi obat amlodipin 5mg untuk hipertensinya dan glimepirid 2 mg sebagai obat untuk
diabetes melitus.
Hipertensi - - -
Diabetes Mellitus - - -
Asma - Ibu
Jantung - Ayah
Riwayat Haid
Menarche :13 tahun
Jumlah :3-4 kali ganti pembalut
Siklus mens : haid teratur 28 hari
Lamanya :2-3 hari
Keluhan saat haid : haid tidak lancar, saat haid kadang selang sehari tidak keluar
darah.
Riwayat Perkawinan
3
Riwayat Obstetrik/kehamilan dan Persalinan
P1A0 : Melahirkan pada tahun 1985, umur kehamilan aterm, jenis persalinan normal,
penolong dokter, jenis kelamin laki – laki, keadaan sehat.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Aspek Kejiwaan
4
Kulit
Warna : Sawo matang Efloresensi : Tidak ada
Jaringan parut : Tidak ada Pigmentasi : Tidak ada
Pertumbuhan rambut : Normal Pembuluh darah : Batas normal
Suhu raba : Sama dengan pemeriksa Lembab/kering : Batas normal
Keringat : Umum (-) setempat (-) Turgor : Baik
Lapisan lemak : Merata Ikterus : Tidak ada
Lain – lain : (-) Edema : Tidak ada
Thoraks
Bentuk : Simetris, tidak ada pelebaran sela iga
Pembuluh darah : Tidak ada pelebaran
Buah dada : Hiperpigmentasi areola mamae, simetris
Paru - paru
Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan simetris
Palpasi : Fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Bentuk normal, ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5 midclavicula kiri
5
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni regular, gallop (-), murmur (-)
Status Ginekologi
Inspeksi
abdomen datar, tidak tampak bekas luka operasi, simetris, tanda cairan bebas ( - ).
Auskultasi
Bising usus (+) normoperistaltik
Palpasi
Nyeri tekan perut bawah (+)
Perkusi
Timpani (+)
Pemeriksaan luar
o Inspeksi :vulva urethra tenang, perdarahan aktif (-)
o Inspekulo : tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam
Tidak dilakukan
6
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
Hematologi rutin
Hematocrit 33 37-47%
Hitung Jenis:
Basofil 0 0 – 1%
Eosinofil 4 1 – 3%
Batang 2 2 – 6%
Segmen 71 50 – 70%
Limfosit 16 20 – 40%
Monosit 7 2 – 8%
MCV 80 80-96 fL
MCH 26 27-32 pg
Koagulasi
7
Waktu prothrombin (PT)
APTT
Kimia Klinik
Imunoserologi
8
Anti HIV Penyaring
Pemeriksaan USG
Tanggal pemeriksaan : 10 juli 2019
Hasil pemeriksaan :
Uterus :Uterus membesar 12x6 cm
Endometrium :Endometrium 1,6 cm
Adneksa kanan :Dalam batas normal
Adneksa kiri :Dalam batas normal
Rongga pelvik :Dalam batas normal
Doppler :Dalam batas normal
Lain – lain :Dalam batas normal
Saran : Suspek karsinoma endometrium
Pemeriksaan Patologi Anatomi
Makroskoik :
1. Endoserviks : 1 bokal berisi keping – keping jaringan warna coklat kenyal 1,8 cc.
2. Endometrion : 1 bokal berisi keping – keping jaringan warna coklat kenyal 2cc.
Mikroskopik :
I dan II : kedua sediaan kuretase dari endoserviks (I) dan endometrium (II) mengandung
keping keping massa tumor yang tersusun papiler dan tubular serta kribriformis.
Kesimpulan :
I dan II : Adenikarsinoma berdiferensiasi baik grade I yang sulit ditentukan asal nya dari
serviks atau endometrium.
9
Resume
Perempuan usia 66 tahun datang dengan keluhan nyeri perut bawah sejak 1 bulan SMRS,
nyeri dirasakan terus menerus disertai adanya perdarahan dari alat kelamin, darah yang keluar
dari alat kelamin menggumpal dan sejak 1 bulan yang lalu pasien telah mendapat tindakan
curetage untuk keluhan tersebut. sejak 2 tahun SMRS pasien mengalami penebalan dinding
rahim, pasien mengaku pada saat itu telah menopous namun mengalami perdarahan yang keluar
dari kemaluan seperti darah haid. Pasien mengaku memiliki riwayat penyakit hipertensi dan
diabetes melitus, pasien rutin mengkonsumsi obat amlodipin 5mg untuk hipertensinya dan
glimepirid 2 mg sebagai obat untuk diabetes melitus.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/80 mmHg, nadi 91x/menit, RR
20x/menit, suhu 36.5oC, berat badan 7 kg, dan tinggi badan 166 cm. pada pemeriksaan status
ginekologi didapatkan abdomen datar, tidak tampak adanya bekas luka operasi, bising usus (+)
normoperistaltik, nyeri tekan perut bawah (+), perkusi timpani, pemeriksaan luar inspeksi vulva
uretra tenang, tidak tampak perdarahan aktif.
Pada hasil laboratorium didapatkan Hb 12.8g/dL, Ht 38%, leukosit 15720/uL, trombosit
362000/uL, neutrofil 95%, limfosit 3%, GDS 134mg/dL. Pada hasil USG didapatkan uterus
membesar 12x6cm, endometrium 1,6 cm kesan suspek karsinoma endometrium.
Diagnosis
Karsinoma endometrium
Terapi
Pembedahan : Histerektomi radikal
Prognosis
Quo ad Vitam : Dubia ad malam
Quo ad Fungsionam : Dubia ad malam
Quo ad Sanationam : Dubia ad malam
10
Follow Up
10 Juli 2019
S: pasien datang dari poli rencana operasi, tidak ada keluhan.
O: keadaan umum baik, kesadaran CM
TD: 140/80 mmHg RR: 20 x/menit
HR : 91x/menit suhu : 36.5oC
Status generalis : dalam batas normal
Status ginekologi : Inspeksi vulva urethra tenang, pernadarahan aktif negative.
A : karsinoma endometrium
P: -Rencana HT radikal
-Transfusi PRC
11 Juli 2019
S: perut terasa kembung, mual muntah (-), batuk kering
O : keadaan umum baik, kesadaran CM
TD: 140/80 mmHg RR: 20 x/menit
HR : 91x/menit suhu : 36.5oC
Status generalis : dalam batas normal
Status ginekologi : Inspeksi vulva urethra tenang, pernadarahan aktif negative.
Hasil Lab post operasi : hb 12,8g/dL, ht 38%, leukosit : 15750/ul, trombosit 362000/ul, neutrofil
95%, limfosit 3%.
A : karsinoma endometrium
P : - Antibiotik Profilaksis
-puasa
- pro Histerektomi radikal
12 Juli 2019
S: nyeri luka operasi, mual muntah negatif.
O : keadaan umum baik, kesadaran CM
TD: 140/75 mmHg RR: 20 x/menit
HR : 93x/menit suhu : 36.6oC
11
Status generalis : rembesan luka oprasi negatif
Status obstetric : Inspeksi vulva urethra tenang, perdarahan aktif negative.
A : POD I post laparatomi radikal + eksisi tumor a/i karsinoma endometrium
P : - pycin 2x1,5 gram IV
-Kalnek 3x500mg IV
-Tramol 2x100mg IV
13 April 2019
S: Nyeri luka oprasi berkurang
O : keadaan umum baik, kesadaran CM
TD: 153/73 mmHg RR: 20 x/menit
HR : 96x/menit suhu : 36.6oC
Status generalis : rembesan luka oprasi negatif
Status obstetric : Inspeksi vulva urethra tenang, pernadarahan aktif negative.
A : POD II post laparatomi radikal + eksisi tumor a/i karsinoma endometrium
P : -pcyn 2x1,5 gram IV
-Kalnek 3x500mg IV
-Tramol 2x100mg IV
12
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau pada
dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk seperti buah pir sebagai
tempat tertanam dan berkembangnya janin. kanker endometrium kadang-kadang disebut
kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau
sel miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering
menghasilkan pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah menopause.1
Secara biologis dan histologis, karsinoma endometrium adalah jenis neoplasma yang
memiliki dua model pathogenesis. Karsinoma endometrium tipe 1 yang estrogen dependent
dan mempunyai prognosis lebih baik, dan karsinoma endometrium tipe 2 non- estrogen
dependent yang lebih agresif dan berprognosis lebih buruk.
13
IIIC Metastasis ke kelenjar getah bening pelvis dan/atau paraaorta
IV Proses sudah keluar dari panggul kecil
IVA Invasi ke kandung kemih dan/atau rectum
IVB Metastasis jauh, termasuk ke organ visera atau KGB inguinal
Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi
beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus
menerus bisa menyebabkan kanker endometrium. Kebanyakan kasus karsinoma endometrium
(80%) dihubungkan dengan endometrium terpapar stimulasi estrogen secara kronis (hormonal)
dari sumber endogen dan eksogen lain. Kanker yang dihubungkan dengan estrogen (estrogen
dependent) ini cenderung untuk mengalami hiperplasia dan berdiferensiasi lebih baik, dan secara
umum punya prognosis baik. Sementara itu, tipe kanker endometrium yang tidak bergantung
pada estrogen (non estrogen dependent) berkembang dengan non hiperplasia dan berdiferensiasi
jelek dan lebih agresif.
Banyak kasus karsinoma endometrium yang dilaporkan pada wanita tanpa faktor resiko
yang sudah diketahui seperti mereka dengan gangguan hormonal. Beberapa studi menunjukan
bahwa sindroma ovarium polikistik dan resistensi insulin yang merupakan komponen dari
sindrom metabolik, dapat berperan dalam pathogenesis karsinoma endometrium 2,3.
Berikut ini beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan munculnya kanker endometrium :
1. Obesitas atau kegemukan.
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi androstenedion
menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak 25-20 kali. Obesitas
merupakan faktor resiko utama pada kanker endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali.
Wanita dengan berat badan 10-25 Kg diatas berat badan normal menpunyai resiko 3 kali
lipat dibanding dengan wanita dengan berat badan normal. Bila berat badan lebih dari 25
Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9 kali lipat.
2. Haid pertama (menarche).
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai resiko 1,6 kali lebih
tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars setelah usia lenih dari 12 tahun.
14
Menstruation span merupakan metode numerik untuk menentukan faktor resiko dengan
usia saat menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span (MS) = usia
menars – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena kanker endometrium
sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.
3. Tidak pernah melahirkan.
Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah atau belum
dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa 25% penderita
kanker endometrium tidak pernah melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga
menunjukkan bahwa faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah
melahirkan (paritas).2
4. Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan penggunaan hormon
ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker endometrium.
5. Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan selaput lendir
rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan estrogen yang berlebihan dan
terus menerus. Disebut neoplasia endometrium intraepitel jika hiperplasia endometrium
disertai sel-sel atipikal dan meningkatkan resiko menjadi kanker endometrium sebesar
23%.3
6. Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan faktor resiko
keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis pada penderita karsinoma
endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian TTG yang abnormal
berkisar antara 17-64%.
7. Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan 1/3 populasi
kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada keganasan
endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada populasi kontrol.
8. Faktor lingkungan dan diet.
Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian keganasan
endometrium lenih tinggi daripada di ngara-negara yang sedang berkembang. Kejadian
15
keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa lebih tinggi daripada angka kejadian
keganasan di Asia, Afrika dan Amerika latin. Agaknya perbedaan mil disebabkan
perbedaan menu dan jenis makan sehari-hari dan juga terbukti dengan adanya perbedaan
yang menyolok dari keganasan endometrium pada golongan kaya dan golongan miskin.
Keadaan ini tampak pada orang-orang negro yang pindah dari daerah rural ke Amerika
Utara. Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang Asia yang pindah ke negara industri
dan merubah menu makanannya dengan cara barat seperti misalnya di Manila dan Jepang,
angka kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara Asia
lainnya.3,4
9. Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota keluarga yang
terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil.
10. Tumor memproduksi estrogen.
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel granulosa, akan
meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.
Epidemiologi
Karsinoma endometrium adalah kejadian keganasan tertinggi keenam yang paling sering
terjadi yang terjadi pada wanita di seluruh dunia. Dari 290.000 kasus baru yang dilaporkan pada
2008, terhitung 5 % dari semua kasus keganasan baru pada wanita. Penyakit ini paling banyak
terjadi di negara maju seperti Amerika, negara-negara di Eropa tengah dan Eropa timur dan
insiden lebih rendah di Afrika timur. Tingkat kejadian karsinoma endometrium seiring
pertambahan usia juga meningkat di negara-negara berkembang.
Di seluruh dunia, angka kejadian karsinoma endometrium seiring pertambahan usia
berkisar antara 15 per 100.000 wanita (di daerah Amerika dan sebagian Eropa) sampai kurang
dari 5 per 100.000 wanita (di daerah Afrika dan Asia). Resiko karsinoma endometrium
meningkat seiring usia, dimana kebanyakan kasus terdiagnosa setelah menopause.
Di Indonesia, sebuah penelitian tahun 2005 mendapatkan prevalensi kanker
endometrium di Jakarta mencapai 7,2 kasus per tahun. Usia penderita yang cenderung lebih
muda pada penelitian tersebut jika dibandingkan dengan penderita di negara-negara barat dan
eropa (berusia>50 tahun terbanyak), kemungkinan disebabkan di indonesia pengguanaan TSH
16
masih sangat jarang. Pemakaian TSH menyebabkan tingginya jumlah penderita kanker ini di
negara Barat dan Eropa di era tahun 70-an.2,4
Manifestasi Klinis
Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium adalah perdarahan pasca
menopause bagi pasien yang telah menopause dan perdarahan intermenstruasi bagi pasien
yang belum menopause. Keluhan keputihan merupakan keluhan yang paling banyak
menyertai keluhan utama. Gejalanya bisa berupa:1,3,5
a. Perdarahan rahim yang abnormal
b. Siklus menstruasi yang abnormal
c. Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami menstruasi)
d. Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
e. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun)
f. Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
g. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)
h. Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
i. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Patofisiologi
17
lemak hewani, termasuk daging, susu, dan unggas, bersama dengan makanan olahan dan gula
halus adalah nomor satu penyebab obesitas. Makanan ini harus dihindari terutama oleh
mereka yang beresiko. Mereka yang berisiko adalah wanita yang telah melalui menopause,
tidak punya anak, menderita diabetes, memiliki kanker payudara, atau sering mengkonsumsi
makanan dengan lemak tinggi.5
Tanda pertama kanker endometrium adalah perdarahan atau bercak. Pendarahan atau
bercak mungkin tidak selalu hasil dari kanker, tetapi ide yang baik untuk segera
memeriksakan ke dokter agar diperiksa lebih detail lagi. Gejala lain dari kanker endometrium
adalah penurunan berat badan, kelelahan, nyeri panggul, kesulitan buang air kecil dan nyeri
selama hubungan seksual. Kanker ini terutama mempengaruhi wanita yang telah melewati
menopause. Mayoritas kasus pada perempuan berusia 55-70 tahun.5,6
Pathway
Usia, Obesitas
Iritasi gastrointestinal
Nyeri
Pengangkatan rahim
Ansietas
18
Pemeriksaan Penunjang
1. Pap Smear
adalah metode skrining ginekologi, dicetuskan oleh Georgias Papanikolaou, untuk
mendeteksi kanker rahim yang disebabkan oleh human papilomavirus. Pengambilan
sampel endometrium, selanjutnya di periksa dengan mikroskop (PA). Cara untuk
mendapatkan sampel adalah dengan aspirasi sitologi dan biopsy hisap (suction biopsy)
menggunakan suatu kanul khusus. Alat yang digunakan adalah novak, serrated novak,
kovorkian, explora (mylex), pipelly (uniman), probet.
2. Dilatasi dan Kuretase (D&C)
Caranya yaitu leher rahim dilebarkan dengan dilatator kemudian hiperplasianya dikuret.
Hasil kuret lalu di cek di lab Patologi. Memasukkan kamera (endoskopi) kedalam rahim
lewat vagina. Dilakukan juga pengambilan sampel untuk di cek di lab Patologi.
3. Biopsi endometrium
Endometrial biopsi, teknik pengambilan dan pemeriksaan sampel sel jaringan rahim yang
bertujuan menemukan kanker endometrial dan hanya dilakukan pada pasien yang
beresiko tinggi.
4. Pelvic exam, dokter memeriksa daerah sepanjang kandungan apakah terdapat lesi,
benjolan, atau mengetahui daerah mana yang terasa sakit jika diraba. Untuk daerah
kandungan bagian atas dokter menggunakan alat speculum. Teknik pemeriksaan ini
sebenarnya harus rutin dilakukan oleh wanita untuk mengetahui kondisi vaginanya.3,6
Penatalaksaan Medis
Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan pilihan terapi
untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi, sedangkan staging surgical yang
meliputi histerektomi simple dan pengambilan contoh kelenjar getah bening para-aorta adalah
penatalaksanaan umum adenokarsinoma endometrium.4
1. Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan rahim). Kedua
tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor
bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal
19
kemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. Jika ditemukan
sel-sel kanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar tumor, maka kelenjar getah bening
tersebut juga diangkat. Jika sel kanker telah ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka
kemungkinan kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jika sel kanker belum
menyebar ke luar endometrium (lapisan rahim), maka penderita tidak perlu menjalani
pengobatan lainnya.2,4
2. Radioterapi
Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker.
Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel kanker di daerah yang
disinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan. Angka
ketahanan hidup 5 tahun pada pasien kanker endometrium menurun 20-30% dibanding
dengan pasien dengan operasi dan penyinaran. Penyinaran bisa dilakukan sebelum
pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan (untuk membunuh
sel-sel kanker yang tersisa). Stadium I dan II secara medis hanya diberi terapi penyinaran.
Pada pasien dengan risiko rendah (stadium IA grade 1 atau 2) tidak memerlukan radiasi
adjuvan pasca operasi.
3. Kemoterapi
Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi merupakan terapi sistemik
yang menyebar keseluruh tubuh dan mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau
metastase ke tempat lain.
a. Cisplatin dan doxorubicin adalah agen yang paling sensitif
b. Agen kemoterapi lain adalah paclitaxel, doxorubicin, dan ifosfamide. 5
Tujuan Kemoterapi
a) Membunuh sel-sel kanker.
b) Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
c) Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun.
20
DAFTAR PUSTAKA
21