KANKER SERVIKS
Alwin kusuma
71170891260
Kanker Serviks ?
Kanker Leher Rahim :
Adalah kanker yang terjadi pada leher rahim
(serviks)
Jinak
• tidak berbahaya
• tetap pada daerah sumbernya,
TUMOR
tidak menyebar
Ganas
• berbahaya , dapat menjadi
kanker
• akan menyebar ke daerah
lain
The Adam Health Illustrated Encyclopedia, A.D.A.M., Inc. is accredited by URAC,
also known as the American Accreditation HealthCare Commission
Bagaimana terjadinya Kanker
Serviks ?
Berbau busuk
Gejala kanker serviks tahap lanjut
• Sering berkemih
2
≠ Berganti-
ganti
≠ Merokok
pasangan
seksual
DETEKSI DINI
Pap Smears sebagai Deteksi Dini
Pengobatan
Kemoterapi Radioterapi
Kesimpulan
• Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks
menjadi abnormal dan membelah secara tidak
terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah,
maka akan terbentuk suatu masa jaringan yang
disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau
ganas, jika tumor tersebut ganas maka
keadaannya disebut kanker serviks.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
B. Status lokalisata
Abdomen
Inspeksi : Tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-)
Palpasi : Teraba massa padat dengan pole atas 2 jari di bawah pusat dan pole
bawah 1 jari diatas simfisis pubis, konsistensi kenyal, mobile dan rata, tidak ada
nyeri tekan.
PEMERIKSAAN INSPEKULO
Portio
- Erosi :- - Polip :-
- Ectropion :- - Bunga kol (exophytik) : -
- Laserasi :- - Leukoplakia :-
- Ovula naboti : - - Schiller test :-
- Darah : Tampak darah mengenang di ferniks
posterior, dibersihkan, kesan : tidak aktif
PEMERIKSAAN DALAM (VT)
Uterus :
- Posisi : Antefleksi
- Besarnya : Kepalan tangan ( 2 jari dibawah pusat
dan 1 jari diatas
simpisis pubis)
- Mobilitas : Mobile
- Konsistensi : Kenyal, Permukaan Rata
-Nyeri Tekan : (-)
Cavum Douglas :
- Douglas crise : (-)
- Menonjol / tidak : Tidak
Parametrium :
- Parametrium kanan/kiri : lemas
Adnexa :
- Adnexa kanan/kiri : tidak ditemukan kelainan
DIAGNOSA BANDING
Mioma Uteri
Kista / Neoplasma Ovarium
Adenomiosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG TAS:
Kandung Kemih: terisi baik
Uterus sulit dinilai, tampak masa hipercor berbentuk
kumparan
Adnexa kanan dan kiri dalam batas normal
Cairan bebas: (-)
Kesan : Mioma Uteri
Hasil laboratorium tanggal 04-02-2019
Hematologi
Darah rutin Nilai Nilai Rujukan satuan
Hemoglobin 11,6 12 – 16 g/dl
Hitung eritrosit 4,3 3,8 - 5,2 10*5/µl
Hitung leukosit 13.610 4,000- 11,000 /µl
Hematokrit 35,0 35-47 %
Hitung trombosit 326.000 150,000-450,000 /µl
Index eritrosit
MCV 79.5 80 – 100 fL
MCH 27,3 26 – 34 pg
MCHC 34,3 32 – 36 %
Hitung jenis leukosit
Eosinofil 2 1–3 %
Basofil 0 0–1 %
N.Stab 0 2– 6 %
N. Seg 65 53–75 %
Limfosit 28 20–45 %
Monosit 5 4–8 %
LED 11 0-20 mm/jam
Hasil pemeriksaan Skrining • Pasien tidak makan dan
Kanker : minum 8 jam sebelum
Tidak dilakukan pemeriksaan jadwal operasi
• Hasil pemeriksaan x-ray
DIAGNOSA • Hasil pemeriksaan
- Mioma uteri laboratorium
• Berdoa
PERSIAPAN PREOPERASI
• Informed Concern ADVICE :
• Surat izin operasi • IVFD RL 20 gtt/menit
• Konsul dokter anestesi dan • Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
persiapan anestesi, IVFD • Inj. Ketorolak 30mg/8jam
RL terpasang abocath • Inj. Ranitidin 50mg/8jam
no.18
• Kateter urine terpasang
LAPORAN OPERASI
Supervisor : dr. Yuri adriansyah, Sp.OG
Tanggal : 05/02/2019
Jam : 09.30 WIB
Jenis Operasi : TAH – BSO (Total Abdominal Histerektomi –
Bilateral Salpingo Oopharectomy)
• Ibu dibaringkan di meja operasi posisi supine, dengan infuse
dan keteter terpasang baik.
• Dibawah spinal anastesi dilakukan tindakan septik dan aseptik
pada lapangan operasi, kemudian ditutup dengan duk steril,
kecuali lapangan operasi.
• Dibuat insisi mediana / Pl annensteil ± 10 cm. Insisi
dilakukan sampai menembus peritonium.
• Setelah peritonium dibuka, dilakukan eksplorasi, tampak
uterus, tuba dan ovarium.
• Diputuskan melakukan histerektomi total.
• Uterus dikeluarkan dari rongga abdomen dan dipasang untuk
melindungi usus, ligamen rotundum kiri di identifikasi, di klem pada
dua tempat, dipotong dan diikat dilakukan hal yang sama pada
bagian kanan. Plika vesikauterina dibebaskan.
• Lembaran belakang ligamentum latum kanan dan kiri dibuka secara
tajam dengan gunting sedekat mungkin dengan uterus. Menyisih sisi
uterus sampai setinggi ligamentum sakraouterina.
• Plika vesika uterina dibuka melintang dengan gunting, vesikaouterina
dibebaskan secara tumpul dari serviks dan dipotong kebawah dengan
jari yang dibungkus kain kasa sekaligus dilepaskan dari bagian bawah
uterus.
• Jaringan ligamentum yang terbuka di dorong ke lateral untuk
menjauhi ureter.
• Peritonium dilapisan belakang ligamentum digunting pada pinggir
uterus lalu vasa uterina kanan dan kiri dengan cabang- cabangnya
dijepit didekat uterus, digunting dan diikat.
• Cerviks bagian atas dijepit 2 cunam lalu di potong diantara 2
cunam tersebut luka yang terbentuk dijahit.
• Setelah diyakini tidak ada perdarahan, ligamentum
sakraouterina, pangkal tuba, ligamen Ovarii propium dan
ligamentum rotundum diikatkan kesudut puncak vagina yang
sepihak, dan semua ujung yang ditahan, diklem dan di
potong.
• Dilakukan reperitonealisasi, diyakini tidak ada perdarahan
lagi, maka dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.
• Operasi selesai, didapat masa dengan berat ± 200 gram.
TERAPI DAN RENCANA POST OPERASI
Terapi
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/8jam
- Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
Post Operasi
Tindakan operasi : TAH –BSO
Temuan pada operasi : Ditemukan Massa Tumor
PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI
Makroskopis : Diterima jaringan dari uterus dengan kedua ovarium.
Pada pemotongan tampak massa tumor berwarna putih keabuan.
Mikroskopis : Sediaan jaringan dari seviks dalam batas normal.
Sediaan jaringan dari massa tumor tampak gambaran sel-sel bentuk
spindel
yang tersusun sejajar ke segala arah dan sebagian berbentuk
kumparan.
Sediaan jaringan dari ovarium tampak gambaran kista yang dilapisi
oleh epitel
dengan inti kromatin masih dalam batas normal.
Kesimpulan : Suatu Mioma Uteri
Follow Up
Follow up (tanggal 05-02-2019, pukul 19.00)
S : Nyeri diluka Operasi, BAB : (-)
Pusing (+) Flatus : (-)
O : Sensorium : CM A : Post TAH a/i Mioma uteri
TD : 100/70 mmHg P :
HR : 86 x/i - IVFD RL 20 gtt/menit
RR : 24 x/i - Inj. Ceftriaxon 1gr / 12 jam
Temp : 37.2o C - Inj. Ranitidin 50 mg / 8 jam
SL : Abdomen : Soepel, - Inj. Ketorolac 30 mg / 8 jam
peristaltik (+)
P/V : (-)
L/O : Tertutup verban
BAK : (+) Via Kateter
Follow up (tanggal 06-02-2019, pukul 07.00)
S :- BAB : (+)
O : Sensorium : CM Flatus : (+)
A : Post TAH a/i Mioma uteri
TD : 120/80 mmHg P :
HR : 78 x/i - IVFD RL 20 gtt/menit
- Inj. Ceftriaxon 1gr / 12 jam
RR : 24 x/i - Inj. Ranitidin 50 mg / 12 jam
Temp : 36.5o C - Inj. Ketorolac 30 mg / 12 jam
SL : Abdomen : Soepel, peristaltik R : - Aff Infus
(+) - Aff Kateter
P/V : (-) - PBJ
L/O : Tertutup verban
BAK : (+) Via Kateter
Daftar Pustaka
Anatomy of Uterine [Image on the Gray’s Anatomy Student Consult] 2010.
Barsoom RS, Dyne PL. Uterine Prolapse in Emergency Medicine. Medscape
Article.
2011.
Doshani A, Teo R, Mayne CJ, Tincello DG. Uterine Prolapse. Clinical Review
2007.
Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD,
Cunningham
FG. Williams Gynecology. The McGraw-Hill Companies. 2008.
Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kandungan. Edisi
Kedua,
Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
2009.
Terima Kasih