Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN

 Nama : An. OB
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 1 tahun 1 bulan
 Alamat : Jl. Mutiara II
 No. RM : 079139
 Tanggal Masuk : 18 September 2020

2. ANAMNESA

Alloanamnesa
 Keluhan Utama :
BAB cair sejak 3 hari yang lalu
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang diantar orangtua pasien dengan keluhan BAB cair sejak 3 hari
SMRS, BAB hanya keluar air tidak disertai ampas, frekuensi BAB cair hingga
5x/hari. BAB tidak disertai lendir, darah, maupun bau busuk. Orang tua pasien
mengatakan bahwa anak tampak lemas dan juga haus ingin minum banyak.
BAB cair tidka kunjung berhenti sehingga orang tua pasien membawa pasien
ke IGD RSUD Cilincing.
Pasien juga mengeluhkan demam yang muncul sejak 3 hari yang lalu
dan membaik 2 hari yang lalu. Pasien juga memiliki keluhan mual dan juga
muntah yang berisikan makanan. Keluhan batuk (-), pilek (-), sesak (-).
Keluhan BAB dan BAK disangkal.

 Riwayat Penyakit Dahulu:


Keluhan serupa disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga:
Keluhan serupa disangkal,
 Riwayat Alergi:
Disangkal
 Riwayat Pengobatan:
Paracetamol syrup 3x1 sendok teh
 Riwayat Perinatal:
Merupakan anak ke 1 dari 1 bersaudara
Lahir cukup bulan, persalinan pervaginam di rumah sakit
Selama kehamilan rajin kontrol kehamilan sesuai jadwal
Tidak ada penyulit kehamilan maupun persalinan
Keadaan saat lahir: Bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan, langsung
menangis, aktif bergerak, bernafas spontan, tidak ada kuning.
 Riwayat Imunisasi;
Hepatitis B: 0,2,3,4 bulan
BCG: 0 bulan
DPT: 2 bulan
HiB: 2,3,4 bulan
Polio: 0,2,3,4 bulan
Campak: 9 bulan
Kesan: Imunisasi dasar lengkap
 Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan:
Riwayat pertumbuhan:
o BBL: 3100 gr
o BB: 8,4kg, TB: 68cm
Riwayat Perkembangan:
o Tengkurap usia 4 bulan
o Duduk pada usia 6 bulan
o Merangkak 8 bulan
o KPSP 30 bulan: jawaban Ya 10
Kesan: Pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai usia.
 Riwayat Asupan Nurisi
ASI ekslusif selama 6 bulan
Susu formula sejak usia 6 bulan
MP-ASI mulai sejak usia 8 bulan
Makanan padat mulai sejak usia 12 bulan.
3. PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum:
Compos Mentis, GCS E4V5M6
BB: 8,4kg, TB: 68cm,
 Tanda vital:
Tekanan darah: Tidak dilakukan
Nadi : 128x/menit, regular, isi cukup, kuat angkat,
RR : 20x/menit
Suhu : 36.0oC
SpO2 : 99%
 Antropometri
BB/U: -2-+2 SD
TB/U: <-3 SD
BB/TB: -2-+2 SD
 Kepala-leher:
Kepala: bentuk simetris, deformitas (-)
Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), Mata Tampak Cekung
Telinga: bentuk normal, sekret (-), serumen (-)
Hidung: bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-)
Tenggorokan: mukosa merah muda, hiperemis (-), tonsil T1-T1
Leher: gerak normal, nyeri saat digerakkan (-), KGB tidak membesar
 Thorax:
Paru:
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan (-), vocal fremitus simetris normal
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung:
Inspeksi : Apeks jantung tidak tampak
Palpasi : Apeks jantung tidak teraba, thrill (-)
Auskultasi : Bunyi jantung: S I/II regular, murmur (-), gallop (-).
 Abdomen:
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising Usus (+) meningkat
Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak teraba benjolan, hepar dan lien tidak
teraba, Turgor kulit kembali lambat.
 Pelvis:
Tidak ditemukan kelainan.
 Ekstremitas:
Akral hangat, capillary refill time <2s

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Rutin

Hasil Satuan Nilai Rujukan


HB 11.8 g/dL 9.6-15.6
Leukosit 9900 /mm3 5500-17500
Hematokrit 35 % 34-48
Trombosit 473000 /mm3 150000-450000
Eritrosit 4.75 Juta/uL 4.00-5.20
Limfosit 56 % 37-73
Neutrofil 33 % 22-46
MCV 73 Fl 76-92
MCH 25 Pg/sel 23-31
MCHC 34 g/dL 32-36
Feses
Lengkap
Makroskopik
Warna Coklat Coklat
Konsistensi Lunak Lunak
Lendir Positif Negatif
Darah Samar Positif Negatif
Nanah Negatif Negatif
Mikroskopik
Leukosit 1-3 Negatif
Eritrosit 4-6 Negatif
Amoeba Negatif Negatif
Kista Negatif Negatif
Telur Negatif Negatif
Ascarius
Telur Oxyuris Negatif Negatif
Telur Negatif Negatif
Trichuris
Lain-lain Negatif Negatif
Sisa
Pencernaan
Lemak Positif Negatif
Amilum Negatif Negatif
Serat Negatif Negatif
Tumbuhan
Serat Otot Negatif Negatif
5. RESUME

Anak Laki-laki berusia 1 tahun 1 bulan dengan keluhan BAB cair sejak 3 hari
SMRS, diare sebanyak 5x/hari, diare hanya berupa air tanpa ampas, demam
sejak 3 hari SMRS. Pasien tampak dehidrasi ringan sedang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi 120x/menit, regular, isi cukup,
kuat angkat, suhu 36.0oC, frekuensi napas 20x/menit, Mata tampak cekung.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Lendir dan darah pada feses.

6. DIAGNOSIS

Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang EC Bacterial Infection

7. DIAGNOSIS BANDING

Demam Tifoid

Intoleransi Laktosa

8. TERAPI

IVFD KAEN 3B 35 cc/jam

Zinc 1x20 mg

Lacto B 2x1

Ondansetron 1 mg p.r.n mual

Ranitidine 2x10 mg
Oralit 100cc prn BAB cair

Ceftriaxone 1x500mg IV

9. PROGNOSIS

Ad Vitam : bonam
Ad Functionam : bonam
Ad Sanationam : bonam

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi1
Diare akut adalah buang air besar dengan konsistensi lebih lunak atau cair dengan
frekuensi ≥3 x dalam 24 jam dan berlangsung dalam waktu <14 hari.

Epidemiologi2

Penyakit diare merupakan masalah kesehatan di negara berkembang seperti Indonesia.


. Angka kesakitan semua umur pada tahun 2006 sebesar 423 per 1000 penduduk dan
angka ini meningkat dibangdingkan tahun 2000. Kematian balita karena diare masih
sangat tinggi di Indonesia, dari data SKRT pada tahun 2001 sebesar 13%, studi
mortalitas pada tahun 2005 15,3% dan Riskesdas tahun 2007 25,2 %. Kematian bayi
juga meningkat dari SKRT 2001 9%, studi mortalitas 2005 9,1% dan Riskesdas 2007
42%.

Etiologi1

1) Infeksi:
a. Bakter: E. coli, Shigella, Salmonella, Vibrio, Yersinia, Campylobacter
b. Virus: rotavirus, Norwalk virus, Adenovirus
c. Parasit: Entamoeba histolytica, Giardia lambia, Cryptosporidium
parvum
2) Alergi: protein air susu sapi
3) Intoleransi: Karbohidrat
4) Malabsorpsi: Karbohidrat, lemak, protein
5) Keracunan makanan
6) Zat kimia beracun
7) Toksin mikroorganisme: Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus
8) Immunodefisiensi

Diare pada anak paling sering disebabkan oleh virus. Rotavirus dan adenovirus sering
mengenai anak usia kurang dari 2 tahun. Astrovirus dan norovirus biasanya
menginfeksi anak kurang dari 5 tahun. Yersinia enterocolitis menginfeksi anak kurang
dari 1 tahun.

Manifestasi Klinis1

Diare cair mengeluarkan feses yang mengandung elektrolit sehingga pada keadaan ini
dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik dan gangguan elektrolit. Bila
terdapat panas dimungkinkan karena proses peradangan atau akibat dehidrasi. Demam
biasanya terjadi pada penderita dengan inflammatory diare. Mual dan muntah
merupakan simptom yang non spesifik tetapi mungkin disebabkan oleh organisme
yang menginfeksi saluran cerna bagian atas seperti enterik virus, bakteri yang
memproduksi enterotoksin, Giardia dan Cryptosporidium. Muntah juga sering terjadi
pada non inflammatory diare diamana penderita tidak demam atau hanya subfebris,
nyeri perut periumbilikal tidak berat, watery diare, menunjukan bagian saluran cerna
atas yang terkena.

Patofisiologi:1

Bedasarkan mekanisme penyakitnya, dapat dibagi menjadi 3:

1) Diare sekretorik atau gangguan sekresi:


Diare yang disebabkan karena aktifnya enzim adenil siklase yang akan
mengubah adenosine triphosphate (ATP) menjadi cyclic adenosine
monophosphate (cAMP). Akumulasi cAMP di intraseluler menyebabkan
sekresi aktif air, ion klorida, natrium, kalium dan bikarbonat ke lumen usus.
Adenilsiklase diaktifkan oleh toksin mikroorganisme (Vibrio cholera,
enterotoxigenic eschericia coli (ETEC), shigella, clostridium, salmonella dan
Campylobacter)
2) Diare invasif:
Diare yang terjadi akibat invasi mikroorganisme ke dalam mukosa usus
sehingga terjadi kerusakan mukosa usus. Disebabkan oleh virus (rotavirus),
bakteri (shigella, salmonella, campylobacter, entero invasive eschericia coli
(EIEC), dan yersinia), atau parasit (Amoeba). Terdapat dua bentuk:
- Diare non-dysentriform:
Diare yang tidak berdarah, biasanya disebabkan oleh rotavirus. Virus yang
masuk kedalam saluran cerna akan berkembang biak dan masuk ke apikal
usus halus menyebabkan kerusakan pada kripta yang belum matang. Sel
imatur ini tidak dapat berfungsi normal karena tidak dapat menghasilkan
enzim laktase. Paling sering pada anak <2 tahun dengan ciri-ciri diare cair,
muntah disertai batuk dan pilek
- Diare dysentriform:
Diare berdarah yang disebabkan oleh bakteri Shigella, Salmonella dan
EIEC. Pada bakteri Shigella setelah melewati barier asam lambung, akan
masuk ke dalam usus halus dan berkembang biak serta mengeluarkan
enterotoksin. Entertoksin akan merangsang enzim adenil siklase mengubah
ATP menajdi cAMP sehingg terjadi diare sekretorik. Sampai nya di kolon
akan melakukan invasi membentuk mikroulkus disertai sel-selradang PMN
dan menimbulkan BAB berlendir dan berdarah.
3) Diare Osmotik atau gangguan absorpsi:
Diare yang disebabkan karena tekanan osmotik di lumen usus lebih tinggi
sehingga menarik cairan intraselular ke lumen usus (watery diarrhea).
Disebabkan oleh malabsorpsi karbohidrat. Defisiensi enzim laktase
menyebabkan akumulasi laktosa pada lumen usus dan menimbulkan tekanan
osmotik lebih tingg sehingga terjadi diare.

Diagnosis1,4

1) Anamnesis:
Dari anamanesis perlu ditanyakan lama diare, frekuensi, volume, konsistensi
feses, warna, bau ada atau tidak adanya lendir dan darah. Perlu juga
ditanyakan apabila ada muntah jumlah dan frekuensinya. Jumlah atau
frekuensi buang air kecil. Makanan dan minuman yang diberkan selama diare,
gejala lain seperti demam, kejang, batuk atau pilek dan tindakan yang telah
diberikan.
2) Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan fisis meliputi berat badan dan tanda vital. Tujuan utama
pemeriksaan fisik untuk melihat tanda-tanda dehidrasi. Pernapasan cepat dan
dalam menunjukan keadaan asidosis metabolik. Bising usus menurun atau
tidak ada berarti menandakan hipokalemia.
3) Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan berupa feses rutin, makroskopik
(warna, konsistensi, darah, lendir) dan mikroskopik (eritrosit, leukosit, telur
cacing, amoeba, lemak). Pada dehidrasi berat, perlu pemeriksaan darah rutin,
elektrolit dan analisa gas darah.

Penentuan derajat dehidrasi 2,4


Tatalaksana 2,3,4
Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE)

1) Oralit: untuk mencegah dehidrasi


2) Zinc: mengurangi keparahan diare, mengurangi durasi dan mencegah
berulangnya diare
3) Makan: Teruskan ASI pada bayi 0-6 bulan. Balita >6 bulan, berikan ASI dan
MP ASI
4) Antibiotik Selektif: Diberi hanya pada penyakit kolera dan diare berdarah
5) Nasihat: Segera kembali ke petugas kesehatan jika menemukan tanda bahaya.

Prinsip tatalaksana Diare:

a) Mencegah terjadinya dehidrasi


- Memberikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya
- Pemberian oralit sampai diare berhenti
- Memberikan cairan rumah tangga (kuah sayur, air tajin, kuah sup), bila
tidak tersedia cairan rumah tangga dan oralit di rumah, bisa berikan air
minum.
- Segara membabwa ke sarana kesehatan
b) Mengobati dehidrasi (oralit)
Oralit menggatikan cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare.
WHO/ UNICEF sejak tahun 2004 merekomendasikan ORALIT dengan
osmolaritas rendah.
c) Mempercepat kesembuhan (Zinc).
Diberikan selama 10 hari beturut-turut dan pada anak usia <6 bulan beri ½
tablet(10mg) dan >6 bulan beri 1 tablet (20mg). Dengan pemberian zinc dapat
mempercepat kesembuhan diare dan mencegah untuk terjadinya diare
kembali.
d) Memberi makanan
Bayi yang berusia 0-6 bulan hanya diberikan ASI sebanyak 8 kali sehari
paling sedikit.
Bayi yang berusia 6-24 bulan diteruskan pemberian ASI dan mulai diberikan
makanan pedamping asi seperti bubur, susu, pisang
Usia 9-12 bulan teruskan ASI dan berikan MP ASI yang lebih padat dan kasar
seperti nasi tim, bubur nasi
Usia 12-24 bulan teruskan ASI dan berikan makanan keluarga secara bertahap.
Uisa 2 tahun lebih berikan makanan keluarga 3x sehari dengan 1/3-1/2 prosi
orang dewasa
e) Mengobati masalah lain
Apabila ditemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain, berikan
pengobatan sesuai indikasi
Tatalaksana
Koreksi gangguan keseimbangan asma basa dan elektrolit:

1) Hipernatremia (Na>155 mEq/L)


Koreksi penurunan Na dilakukan dengan pemberian dextrose 5% ½ salin. Penurunan
kadar Na tidak boleh lebih dari 10 mWq per hari karena bisa menyebabkan edema
otak
2) Hiponatremia (Na<130mEq/L)
Kadar Na koreksi (mEq/L)=125 – kadar Na serum x 0.6 x berat badan; diberikan
dalam 24 jam
3) Hiperkalemia (K>5 mEq/L)
Diberikan kalsium glukonas 10% sebanyak 0,5-1 ml/kg BB i.v secara perlahan 5-10
menit, sambil memonitor irama jantung dengan EKG
4) Hipokalemia (K<3,5 mEq/L)
a. Kadar K 2,5-3,5 mEq/L, berikan KCL 75 mEq/kg BB per oral perhari dibagi
3 dosis
b. Kadar K<2,5 mEq/L, berikan KCL drip intravena dengan dosis:
i. 3,5 – kadar K terukur x BB (kg)x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24jam dalam 4
jam pertama
ii. 3,5 – kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 1/6 x x2 mEq x BB dalam 20
jam berikutnya

Terapi Medikamentosa:
Antibiotik:
Antibiotik pada umunya tidak diperlukan karena pada diare akut sebagian besar infeksi adalah
rotavirus yang sifatnya self limited dan tidak dapat dibunuh dengan antibiotik. Hanya
sebagian kecil yang disebabkan oleh bakteri patogen seperti V. cholera, Shigella,
Enterotoksigenik E.coli, Salmonella, Camphylobacter dan sebagainya.
Obat antidiare:
Obat ini tidak diindkasi untuk pengobatan diare akut apda anak. Produk yang termasuk dalam
kategori ini:
1) Adsorben (adlaha kaolin, attapulgite, smectite, activated charcoal, cholestyramin)
Cara kerja obat golongan ini adalah dengan mengikat dan menginaktifasi toksin
bakteri atau bahan lainnya yang menyebabkan diare dan serta dikatakan memiliki
kemampuan melindungi mukosa usu. Tetapi tidak ada bukti keuntungan praktis dari
penggunaan obat ini untuk pengobatan diare akut pada anak.
2) Anti motilitas (Loperamid hydrochloride, diphenoxylate dengan atropine, tinctura
opii, paregoric, codein)
Obat ini dapat mengurangi frekuensi diare pada orang dewasa tetapi tidak
mengurangi volume tinja pada anak. Selain itu juga dapat menyebabkan ileus
paralitik atau memperpanjang infeksi dengan memperlambat eliminasi dari organisme
penyebab. Tidak satu pun dari obat-obatan ini boleh diberikan pada bayi dan anak
dengan diare.
3) Bismuth subsalicylate
Pemberian setiap 4 jam dilaporkan dapat mengurangi keluaran tinja pada anak, akan
tetapi jarang digunakan
4) Kombinasi obat
Kombinasi adsorbenm, antimikroba, antimotilitas atau bahan lain. Kombinasi ini
tidak rasional, mahal dan lebih banyak efek samping.
DAFTAR PUSTAKA

1. UNPAD. 2012. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke-5.
Bandung: UNPAD
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare
Balita. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
3. IDAI. 2011. Pedoman Pelayanan Medik. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
4. IDAI. 2009. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta: IDAI

Anda mungkin juga menyukai