Anda di halaman 1dari 58

PRESENTASI KASUS

Gastroenteritis Akut

Diajukan kepada:
Dr. B. Susanto Permadi

Dini Zahrina Mawarni


1610211046

KOAS INTERNA RSUD AMBARAWA


PENDAHULUAN
Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi dari
membran mukosa saluran pencernaan yaitu di lambung, usus halus
dan atau usus besar. Gastroenteritis ditandai dengan gejala
utamanya yaitu diare, muntah, mual dan kadang disertai demam
dan nyeri abdomen.
Penyakit gastroenteritis akut masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di
Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih
tinggi.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama Tn. D
Jenis kelamin Laki-laki
Usia 11 tahun 10 bulan
Status Menikah
Alamat Bandungan, Ambarawa
Ruang Rawat Melati
Tanggal Masuk 1 September 2017
ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis kepada pasien


tanggal 1 September 2017 pukul 6.00

Keluhan Utama BAB cair

Keluhan Tambahan
Mual, muntah, perut
terasa nyeri, lemas
Riwayat Penyakit Sekarang

pasien BAB encer 6 kali sehari. BAB encer seperti air,


berwarna coklat kekuningan, tidak ada darah, tidak
ada lendir, tidak berbau busuk atau asam, volume
setiap BAB kira-kira 1 gelas air mineral, anus terasa
1 hari SMRS sedikit perih.

Pasien juga mengeluhkan mual dan mutah sebanyak


3 kali, muntahan berisi makanan, tidak ada darah.
Nyeri perut dirasakan di tengah atas dan tengah
pusar perut, rasa nyeri seperti mulas tidak seperti
dililit atau kram, nyeri tidak dirasakan menjalar.
Riwayat Penyakit Sekarang

BAK pasien diakui lebih sedikit dan jarang, walaupun pasien


merasa sering minum karena pasien merasa haus. Warna air seni
kuning pekat hampir seperti teh. Pasien mengeluh badannya
merasa lemas dan tidak nafsu makan karena mual. Keluhan nyeri
saat BAK, demam, nyeri kepala, nyeri pinggang disangkal.

Pasien meminum obat antidiare yang dibeli di warung sebanyak


3 kali 2 tablet namun keluhan BAB encer tidak membaik.
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami keluhan
BAB encer seperti ini.
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit DM, hipertensi, penyakit


jantung, alergi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang


mengalami keluhan serupa pasien atau
mengalami keluhan gangguan pencernaan
lainnya. Tidak ada anggota keluarga yang
sedang sakit.
Riwayat Sosial Ekonomi Lingkunan

Pasien tinggal bersama istri dan dua orang anak laki-laki


berusia 3 tahun dan 1 tahun..
Pasien bekerja sebagai karyawan swasta
Pasien mengakui jarang memperhatikan higienitas
makanan yang dibelinya saat bekerja atau diluar rumah
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum Compos mentis, tampak sakit ringan


Tanda-Tanda Vital
Frekuensi nadi 88 x/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat
Tekanan darah 102/73
Frekuensi nafas 20 x/menit, regular
Suhu tubuh 36,2 C
Saturasi 98 % tanpa O2
Status Lokalis
Kepala Bentuk kepala normocephal, rambut hitam, terdistribusi merata, tidak
mudah dicabut. Terdapat luka terbuka di regio temporal kiri dengan
ukuran 3,5 cm x 2 cm
Leher Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening pada leher.

Wajah Raut muka pasien baik dan tidak terdapat kelainan facies
Mata Edema palpebra -/-, alis mata hitam dan tersebar merata, konjungtiva
anemis +/+, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor 3mm/3mm, refleks
cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+,
mata cekung +/+
Telinga ADS: Bentuk telinga normal, serumen (+), membran timpani sulit dinilai,
nyeri tekan dan tarik -/-

Hidung Bentuk hidung normal. Tidak tampak deviasi. Tidak tampak adanya sekret.
Tidak tampak nafas cuping hidung.
Mulut Mukosa bibir kering, berwarna merah muda, sianosis(-)

Jantung
Pulmo Inspeksi : Normochest, gerak dada simetris, retraksi suprasternal dan
supraclavicula (-)
Palpasi : Taktil fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),wheezing (-/-)
Cor Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi Jantung I tunggal, murmur (-), gallop (-).

Abdomen Inspeksi : Datar, supel.


Auskultasi : Bising usus (+), normal (2-6 x menit)
Palpasi : Dinding perut supel, turgor kulit sedikit menurun (+),
hepatosplenomegali (-), nyeri tekan (+), nyeri ketok CVA (-/-)
Perkusi : Timpani di semua kuadran abdomen
Kulit Kuning langsat, sianosis (-), ikterik (-), turgor sedikit lambat
Ekstremitas Simetris, sianosis (-/-), akral hangat (+/+), pembesaran
kelenjar getah bening inguinal (-),
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hematologi

Darah perifer lengkap

Hb 14,1 13,2 17,3 gr/dl

Ht 39,6 40 - 52%

Eritrosit 4,67 4,4 5,9 juta/L

MCV 84,7 82 96 fL

MCH 30,1 27 32 pg

MCHC 35,8 32 37 gr/dL

Trombosit 155.000 150.000 400.0000/L

Leukosit 8.100 3.800 10.600/L

Hitung Jenis

Basofil 0,2 1-3 %

Eosinofil 0,0 0-1%

Neutrofil 90,6 50-70 %

Limfosit 6,1 25-40 %

Monosit 3,4 2-8 %

Kimia Klinik

Kreatinin 0,95 0,62 1,1 mg/dL


Jenis
Hasil Nilai Rujukan
Pemeriksaan
Urinalisa
Urin Lengkap
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Protein negatif negatif
Glukosa negatif negatif
pH 5 5-9
Bilirubin negatif negatif
Berat Jenis 1.030 1.000 1.030
Keton negatif negatif
Leukosit negatif negatif
Eritrosit negatif negatif
Nitrit negatif negatif
Sedimen
Leukosit 5,4 < 6,8 uL
Eritrosit negatif <6,4 uL
Silinder negatif
Sel epitel +1 +1. Sel epitel gepeng
Kristal negatif negatif
Bakteri negatif negatif
Yeast negatif negatif
Epitel tubulus negatif negatif
Silinder tubulus negatif negatif
Mucus negatif negatif
Sperma 0,0 negatif
Konduktivity 21,1 negatif
Jenis
Hasil Nilai Rujukan
Pemeriksaan
Analisa Tinja
Makroskopik
Warna Kuning kecoklatan Kuning
Konsistensi Cair Lembek
Lendir negatif negatif
Darah negatif negatif
Pus negatif negatif
Mikroskopik
Leukosit 4-7/LBP negatif
Eritrosit negatif negatif
Telur Cacing negatif negatif
Amoeba negatif negatif
Sisa makanan positif
DIAGNOSIS KERJA

Gastroenteritis Bakterial Akut


TATALAKSANA
Non Medikamentosa

Edukasi ke keluarga pasien mengenai penyakit pasien


dan anjuran rawat inap
Edukasi mengenai pengobatan yang diberikan
Edukasi diet pasien rendah lemak dan serat dan diet
lunak
Meningkatkan kebersihan pasien dan lingkungan

Medikamentosa

IVFD Ringer Laktat 20 tpm makro


Siprofloksasin injeksi 2,5 vial/12 jam
Ranitidin injeksi 1 ampul/12 jam
Ondansentron injeksi 1 ampul/12 jam
Tanggal Follow Up Terapi
02/09/17 S : BAB masih cair, sebanyak 4 kali, warna coklat kekuningan,
lendir (-), darah (-), bau tidak busuk atau asam, jumlah P :
sekitar setengah lebih gelas aqua. Mual (+) muntah 1 IVFD Ringer Laktat 20 tpm makro
kali. Nafsu makan masih belum baik. BAK masih jarang, Siprofloksasin 500mg/12 jam
warna kuning terang Ranitidin iv 1 ampul/12 jam
Ondansentron iv 1 ampul/12 jam
O: Diet lunak rendah lemak dan serat
KU : Compos mentis, tampak sakit ringan Small and frequent feeding
Nadi :98x/mnt
RR : 18x/mnt
Suhu : 37 0C
Saturasi : 98% tanpa O2
Mata :Anemis (-/-), Ikterik(-/-),cekung (+/+)
THT : Liang telinga lapang, Serumen (-/-), membran
timpani sulit dinilai, napas cuping hidung (-/-),
faring hiperemis (-/-), T1-T1 tenang.
Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorak: Simetris, retraksi (-)
- Cor: BJ I tunggal , BJ II reguler, murmur (-), gallop (-).
- Paru: Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-)
dan wheezing (-/-)
Abdomen: Datar, supel bising usus (+) meningkat, nyeri tekan
(+)
Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik,
Hasil lab darah rutin, urin rutin, dan feses rutin terlampir

A:
Gastroenteritis Akut
3/09/17 S : BAB 3 kali agak lembek seperti bubur. warna coklat, lendir P :
(-), darah (-), bau tidak busuk atau asam, jumlah sekitar
setengah gelas aqua. Mual (+) muntah (-) mulai makan IVFD Ringer Laktat 20 tpm makro
sedikit-sedikit namun sering. BAK biasa, warna bening Siprofloksasin 500mg/12 jam
Ranitidin iv 1 ampul/12 jam
O: Ondansentron iv 1 ampul/12 jam
KU : Compos mentis, tampak sakit ringan Diet lunak rendah lemak dan serat
Nadi :85x/mnt Small and frequent feeding
RR : 20x/mnt
Suhu : 36,9 0C
Saturasi : 98% tanpa O2
Mata :Anemis (-/-), Ikterik(-/-),cekung (-/-)
THT : Liang telinga lapang, Serumen (-/-), membran
timpani sulit dinilai, napas cuping hidung (-/-),
faring hiperemis (-/-), T1-T1 tenang.
Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorak: Simetris, retraksi (-)
- Cor: BJ I tunggal , BJ II reguler, murmur (-), gallop (-).
- Paru: Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-) dan
wheezing (-/-)
Abdomen: Datar, supel bising usus (+) meningkat, nyeri tekan
berkurang (+)

Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik,

A:
Gastroenteritis Akut
3/09/17 S : BAB 3 kali agak lembek seperti bubur. warna coklat, P :
lendir (-), darah (-), bau tidak busuk atau asam,
jumlah sekitar setengah gelas aqua. Mual (+) IVFD Ringer Laktat 20 tpm
muntah (-) mulai makan sedikit-sedikit namun makro
sering. BAK biasa, warna bening Siprofloksasin 500mg/12 jam
Ranitidin iv 1 ampul/12 jam
O: Ondansentron iv 1 ampul/12
KU : Compos mentis, tampak sakit ringan jam
Nadi :85x/mnt Diet lunak rendah lemak dan
RR : 20x/mnt serat
Suhu : 36,9 0C Small and frequent feeding
Saturasi : 98% tanpa O2
Mata :Anemis (-/-), Ikterik(-/-),cekung (-/-)
THT : Liang telinga lapang, Serumen (-/-),
membran timpani sulit dinilai, napas
cuping hidung (-/-), faring hiperemis (-/-
), T1-T1 tenang.
Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorak: Simetris, retraksi (-)
- Cor: BJ I tunggal , BJ II reguler, murmur (-),
gallop (-).
- Paru: Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-
/-) dan wheezing (-/-)
Abdomen: Datar, supel bising usus (+) meningkat,
nyeri tekan berkurang (+)

Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik,

A:
Gastroenteritis Akut
4/09/17 S : BAB sudah cukup padat. Frekuensi BAB 2 kali. Mual P :
sudah berkurang. Muntah (-) Nafsu makan membaik. IVFD Ringer Laktat 20 tpm makro
BAK lancar dan volume banyak Siprofloksasin 500mg/12 jam
Ranitidin iv 1 ampul/12 jam
O: Ondansentron iv 1 ampul/12 jam
KU : Compos mentis, tampak sakit ringan Diet lunak rendah lemak dan serat
Nadi :79x/mnt Small and frequent feeding
RR : 20x/mnt Acc Rawat Jalan
Suhu : 36,8 0C

Saturasi : 98% tanpa O2


Kepala : Ubun-ubun cekung (-)
Mata :Anemis (-/-), Ikterik(-/-),cekung (-/-)
THT : Liang telinga lapang, Serumen (-/-), membran
timpani sulit dinilai, napas cuping hidung (-/-),
faring hiperemis (-/-), T1-T1 tenang.
Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorak: Simetris, retraksi (-)
- Cor: BJ I tunggal , BJ II reguler, murmur (-), gallop (-
).
- Paru: Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-)
dan wheezing (-/-)
Abdomen: bising usus (+) normal, nyeri tekan berkurang (+)

Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik,


A:
Gastroenteritis Akut
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi dari


membran mukosa saluran pencernaan yaitu di lambung,
usus halus dan atau ussu besar.
Gastroenteritis ditandai dengan gejala utamanya yaitu
diare, muntah, mual dan kadang disertai demam
dan nyeri abdomen. 1,2
Epidemiologi

Penyakit gastroenteritis akut masih merupakan masalah


kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di
Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih
tinggi.
Berdasarkan laporan surveilans terpadu penyakit bersumber
data KLB (STP KLB) tahun 2010, diare menempat urutan ke-6
setelah DBD, chikungunya. keracunan makanan, difteri, dan
campak.3
Etiologi

1. Infeksi
Aeromonas Salmonella
Bacillus cereus Shigella
Campylobacter jejuni Staphylococcus aureus
Bakteri Clostridium defficile Vibrio cholera
Eschericia coli Vibrio parahaemolyticus
Plesiomonas shigeloides Yersinia enterocollitica

Astrovirus Rotavirus
Calcivirus Norwalk virus
Virus
Enteric adenovirus Herpes simpleks virus
Coronavirus cytomegalovirus

Balantidium coli Giardia lambia


Blastocystis homonis Isospora belli
Parasit
Cryptosporodium parvum Strongyloides stercoralis
Entamoeba histolytica Trichuris trichiura
Non Infeksi
1. Malabsorpsi atau maldigesti
2. Alergi: susu sapi, makanan tertentu
3. Intoksikasi makanan: makanan beracun atau mengandung
logam berat, makanan mengandung bakteri/toksin : Clostridoium
perfringens, B.cereus, S.aureus, Streptococcus anhemolyticus dll.
Klasifikasi

Diare akut adalah diare yang berlangsung


Diare Akut kurang dari 14 hari.

Diare kronik adalah diare yang berlangsung


Diare lebih dari 14 hari dengan etiologi non-infeksi
Kronik

Diare persisten adalah diare yang berlangsung


Diare lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi.
Persisten
Manifestasi Klinis

Diare osmotik atau Diare Sekretorik


gangguan absorpsi
substansi intraluminal Diare sekretorik
yang tidak dapat mempunyai
diabsorpsi dan karakteristik adanya
menginduksi sekresi peningkatan
cairan. kehilangan banyak
air dan elektrolit
dari saluran
pencernaan
Gejala Klinik Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera

Masa Tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 47-72 jam

Panas + ++ ++ - ++ -
Mual-Muntah Sering Jarang Sering + - -

Nyeri Perut Tenesmus Tenesmus Tenesmus kolik - Tenesmus Sering


kramp kramp kramp
Nyeri Kepala - + + - - -

Lamanya Sakit 5-7 hari >7 hari 3-7 hari 2-3 hari variasi 3 hari

Sifat Tinja
Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak
Frekuensi 5-10x/hari >10x/hari Sering Sering Sering Terus
Menerus
Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair
Sering
Darah - Kadang - + -
Bau langu Buauk + - Amis khas

Warna Kuning Hijau Merah Hijau Kehijauan Tak Bewarna Merah Hijau Seperti air
cucian
beras
Leukosit - + + - + -
Lain-Lain anoreksia Kejang Sepsis Meteo Infeksi
rismus sistemik
Diagnosis

Anamnesis

Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan


konsistensi tinja, lendir dan/ darah dalam tinja, dan baunya.
Gejala penyerta lain seperti muntah (volume dan frekuensi),
kembung, nyeri perut, kejang, dan demam.
Buang air kecil terakhir, volume, warna, apakah terdapat riwayat
berkemih dalam 6 8 jam terakhir.
Jumlah cairan yang masuk selama diare, pasien tampak gelisah
atau terdapat penurunan kesadaran, peningkatan/penurunan
rasa haus
Sumber dan jenis makanan dan minuman yang konsumsi sebelum
dan selama diare.
Anggota keluarga lain penderita di lingkungan sekitar yang
mengalami diare.
Tindakan dan pengobatan apa yang telah diberikan selama
pasien mengalami diare.
Gejala Minimal Ringan Sedang (BB Berat
(BB turun <3%) turun 3-9%) (BB turun >9%)
Status mental Baik sadar penuh Normal lemas atau Apatis letargi
gelisah
Rasa haus Minum normal Sangat haus Tdk bisa minum

Denyut jantung Normal Normal sampai turun Takikardi

RR Normal N / cepat Cepat dan dalam

Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung

mukosa Basah Kering Pecah-pecah

Turgor Baik <2 dtk >2 dtk

CRT Baik <2 dtk >2 dtk

Ekstremitas Hangat Dingin Dingin, sianisos

Output urin N/turun Turun Sangat minimal


Pemeriksaan Makroskopik

Tinja yang mengandung darah atau mucus bisa


disebabkan infeksi bakteri yang menghasilkan sitotoksin,
bakteri enteronvasif yang menyebabkan peradangan
mukosa

Pemeriksaan Mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik dilakukan untuk mencari adanya


lekosit dapat memberikan informasi tentang penyebab
diare, letak anatomis serta adanya proses peradangan
mukosa
Tatalaksana

1. Rehidrasi

2. Nutrisi

3. Simtomatik

4. Terapi Definitif
Rumus:
a. Dehidrasi minimal (<3%BB)
kebutuhan cairan = 103% x 30-40 cc/kgBB
b. Dehidrasi ringan-sedang (<3-9% BB)
kebutuhan cairan = 109% x 30-40 cc/kgBB
c. Dehidrasi berat (>9% BB)
kebutuhan cairan= 112% x 30-40 cc/kgBB
Pemberian makanan harus langsung dimulai 4 jam setelah
rehidrasi. Makanan diberikan dalam bentuk small dan frequent
feeding dibagi menjadi 6 kali makan sehari. Diet terdiri dari
menu tinggi kalori dan mikronutrien seperti nasi, gandum,
daging, buah, sayur-sayuran. Hindari : susu sapi, kafein,
alkohol, buah-buahan kaleng karena dapat memicu diare
a. Antimotilitas
Agen pilihan adalah loperamid 4 mg dosis awal
dilanjutkan 2 mg tiap diare, maksimal 16 mg/24 jam. Tidak
boleh diberikan pada diare berdarah atau dicurigai diare
inflamasi (demam atau nyeri perut hebat)

b. Antisekretorik
Bismuth salisilat aman digunakan pada anak namun tidak
ditunjukkan bermanfaat pada pasien dewasa
c. Antispasmodik
Antispasmodik tidak boleh digunakan pada ileus paralitik
Hyoscien n butilbromid 10 mg
Ekstrak belladonna 5-10 mg
Papaverin 30-60 mg, 3 x sehari
Mebeverin 35-100 mg, 3 x sehari

d. Pengeras Feses
Atalpugit 2 tab @360 mg tiap diare
Smektit 9 g/24 jam
Kaolin-pektin 2,5 tab @550 mg/20 mg tiap diare
Indikasi pemberian antibiotik: 1) Travellers diarrhea, 2) Diare
sekretorik community acquired, 3) analisis feses menunjukkan
tanda inflamasi 4) Sindrom disentri, 5) usia lanjut,
6)imunokompromais, 7) sepsis, 8) penggunaan prosthesis
Lini pertama
Kuinolon (siprofloksasin 2x500) selama 5-7 hari
Lini kedua
Kotrimazole 2x160 / 800 mg selama 5-7 hari
Bila curiga infeksi parasit
Metronidazole 3x 250-500 mg selama 7-14 hari
Zinc termasuk mironutrien yang mutlak dibutuhkan untuk
memelihara kehidupan yang optimal. Dasar pemikiran
penggunaan zinc dalam pengobatan diare akut didasarkan
pada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan
fungsi saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel
saluran cerna selama diare.
PEMBAHASAN
perubahan konsistensi feses dan frekuensi
BAB dengan perubahan konsistensi
tersebut yang lebih dari 3 kali
menandakan pasien mengalami gejala
diare akut yang onsetnya < 14 hari.3
Pasien BAB encer 6
kali sehari. BAB encer
Volume tinja pasien cukup banyak tiap
seperti air, berwarna
coklat kekuningan,
sekali BAB, hal ini beresiko menimbulkan
tidak ada darah, dehidrasi pada pasien dengan keluarnya
tidak ada lendir, cairan tubuh lewat tinja yang cair
tidak berbau busuk tersebut.
atau asam, volume
setiap BAB kira-kira 1
gelas air mineral
tidak ada lendir atau darah pada tinja
yang merupakan gambaran pada
gastroenteritis tipe invasif atau inflamasi.1
Mual yang dialami pasien
mual dan mutah dikarenakan adanya proses
sebanyak 3 kali, peradangan pada saluran
muntahan berisi pencernaan dan muntah yang
makanan, tidak ada dialami pasien yang berisi makanan
darah. dapat memperparah dehidrasi yang
dialami pasien.

Muntah biasanya dapat merupakan


gejala diare non inflamatori atau
sebagai gejala penyerta akibat
proses infeksi mikroorganisme di
saluran cerna bagian atas seperti
enterik virus, giardia dan bakteri
yang memproduksi enterotoksin.9
adanya peningkatan motilitas saluran
Nyeri perut yang terasa
cerna yang juga ikut berkontribusi
mulas
menyebabkan perubahan konsistensi
feses pasien

Frekuensi pasien BAK


diakui lebih jarang dan
frekuensinya lebih sedikit, Status hidrasi pasien
walaupun pasien banyak
minum karena merasa haus

melemahkan kemungkinan adanya


gastroenteritis jenis inflamasi yang
disebabkan oleh bakteri yang
Tidak adanya demam invasif, hal ini juga didukung oleh
tidak ditemukannya darah dan
lendir pada feses.10
beli sendiri yaitu obat
antidiare tidak
memelurkan terapi definitif terhadap
memberikan perbaikan
etiologi dari diare yang dialami.
klinis

jarang memperhatikan faktor resiko terjadinya


higienitas makanan yang peradaangan pada saluran
dibelinya saat bekerja cerna yang dialami pasien.
atau diluar rumah
Status hidrasi pasien
keadaan umum pasien
menunjukkan tidak terjadi
tampak dalam keadaan
kehilangan cairan yang cukup
sakit ringan dengan
bermakna yang dapat menurunkan
kesadaran kompos mentis
kesadaran pasien.

pemeriksaan tanda vital


ditemukan denyut nadi
mata sedikit cekung dan
mukosa bibir yang kering.
Turgor kulit Tabel 7
hanya sedikit lambat
Akral hangat, CRT <2dtk
Gejala Minimal Ringan Sedang (BB Berat
(BB turun <3%) turun 3-9%) (BB turun >9%)

Status mental Baik sadar penuh Normal lemas atau Apatis letargi
gelisah

Rasa haus Minum normal Sangat haus Tdk bisa minum

Denyut jantung Normal Normal sampai turun Takikardi

RR Normal N / cepat Cepat dan dalam

Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung

mukosa Basah Kering Pecah-pecah

Turgor Baik <2 dtk >2 dtk

CRT Baik <2 dtk >2 dtk

Ekstremitas Hangat Dingin Dingin, sianisos

Output urin N/turun Turun Sangat minimal


pemeriksaan darah
rutin, didapatkan Neutrofil yang termasuk kedalam
adanya peningkatan kelompok leukosit granulosit khas
neutrofil pada hitung mengalami peningkatan pada infeksi
jenis atau diff count. yang disebabkan oleh bakteri.

tidak ditemukan adanya


peningkatan kreatinin Tidak terjadi kompilikasi GGA

seharusnya dilakukan Untuk mendeteksi gangguan


pemeriksaan elektrolit elektrolit atau electroyte
darah yaitu Natrium, imbalance
Kalium dan Clorida
urinalisa tidak Tidak ada kelainan saluran
menunjukkan adanya kemih
kelainan apapun.

Lekosit dalam tinja diproduksi


sebagai respon terhadap
Pemeriksaan feses secara bakteri yang menyerang
makroskopis ditemukan mukosa kolon. Lekosit yang
perubahan warna tinja positif pada pemeriksaan tinja
kuning kecoklatan menunjukkan adanya kuman
konsistensi cair tanpa invasif atau kuman yang
darah, lendir, dan pus. memproduksi sitotoksin seperti
Secara mikroskopis Shigella, Salmonella, C. jejuni,
leukosit pada feses EIEC, C. difficile, Y.
yang normalnya tidak enterocolitica, V.
ditemukkan leukosit. parahaemolyticus dan
kemungkinan Aeromonas atau
P. shigelloides. 2
Pemeriksaan
Fisik
Anamnesis

Pemeriksaan
Penunjang

Gastroenteritis Bakterial Akut


Indikasi Rawat
Dehidrasi sedang-berat
Vomitus persisten
Diare progresif dan makin
Rawat Inap berat dalam 48 jam
Lansia dan geriatri
Imunokompromais
Disertai komplikasi

Ringer Laktat yang mengandung


Rehidrasi Ringer Lactat 20
elektrolit untuk mengganti elektrolit
tpm
yang terbuang lewat diare dan
vomitus.
Golongan kuinolon yaitu siprofloksasin
yang merupakan lini pertama GEA.1
Terapi definitif pada pasien ini
Pemberian antibiotik ini untuk
diberikan antibiotik golongan
mengeradikasi etiologi penyebab yaitu
kuinolon yaitu siprofloksasin
bakteri.

Pemberian ranitidin yang


merupakan antagonis H2 proteksi mukosa saluran cerna terutama
lambung dengan menghambat pelepasan
HCl atau asam lambung untuk
mengistirahatkan saluran cerna yang
sedang mengalami peradangan

ondansentron mengurangi keluhan mual sehingga


menurunkan frekuensi muntah pula.
KESIMPULAN
Telah dilaporkan kasus atas pasien Tn. P usia 47 tahun
yang datang dengan keluhan utama BAB cair sebanyak 6
kali sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit Keluhan lain
yang dikeluhkan adanya mual muntah, perut terasa nyeri
dan lemas. Pasien juga mengeluhkan mual dan mutah
sebanyak 3 kali, muntahan berisi makanan, tidak ada
darah. Nyeri perut dirasakan di tengah atas dan tengah
pusar perut, rasa nyeri seperti mulas tidak seperti dililit.
BAK pasien diakui lebih sedikit dan jarang, walaupun
pasien merasa sering minum karena pasien merasa haus.
Warna air seni kuning pekat hampir seperti teh.
Didapatkan keadaan umum pasien tampak dalam
keadaan sakit ringan dengan kesadaran kompos mentis.
Kemudian dari pemeriksaan tanda vital ditemukan denyut
nadi pasien yang masih dalam batas normal. Mata
tampak sedikit cekung dan mukosa bibir kering. Turgor
dan capillary refill time dalam batas normal. Dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat dinilai status
hidrasi pasien yang berdampak pada pemilihan terapi
cairan. Dari hasil pemeriksaan darah rutin, didapatkan
adanya peningkatan neutrofil pada hitung jenis atau diff
count. Dan dari pemeriksaan feses ditemukkan adanya
leukosit. Semua pemeriksaan ini dijadikan dasar diagnosis
gastroenteritis akut.
Penatalaksanaan gastoenteritis pada pasien ini dimulai dari
rehidrasi, nutrisi, simptomatik dan terapi definitif sesuai
etiologi. Selanjutnya dari hasil follow up terhadap pasien ini
didapatkan adanya perbaikan secara klinis, dan pasien
diperbolehkan rawat jalan pada hari ke-4 perawatan.

Anda mungkin juga menyukai