Anda di halaman 1dari 27

L/O/G/O

Gastroenteritis adalah kondisi medis yang ditandai


dengan peradangan ("-itis") pada saluran
pencernaan yang melibatkan lambung ("gastro"-)
dan usus kecil ("entero"-), sehingga mengakibatkan
kombinasi diare, muntah, dan sakit serta kejang perut.

(Singh, Amandeep (July 2010). "Pediatric


Emergency Medicine Practice Acute
Gastroenteritis — An Update". Emergency
Medicine Practice 7)
tidak mencuci tangan
Bakteri, Virus, sesudah buang air
Parasit besar, sesudah
infeksi kebersihan membuang tinja atau
disakarida sebelum
(intoleransi mengkonsumsi
laktosa, maltosa, makanan.
dan sukrosa),
monosakarida malabsorbsi
(intoleransi Rasa takut dan cemas
glukosa, dapat menyebabkan
fruktosa dan psikologi diare karena dapat
galaktosa), pada merangsang
bayi dan anak peningkatan peristaltik
yang tersering usus.
dan terpenting Makanan basi
adalah beracun dan
makanan
intoleransi alergi
laktosa. makanan.
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan
makanan yang merupakan penyebab utama diare pada
anak, infeksi internal, meliputi:
Infeksi bakteri
• Vibrio, E. Coli, salmonella, shigella,
campylobacter, yersinia, aeromonas dan
sebagainya.

Infeksi virus
• entrovirus (virus ECHO), coxsackie,
poliomyelitis, adenovirus, rotavirus, astovirus dan
lain-lain.

Infeksi parasit
• Cacing, protozoa, dan jamur.
Hipertermi
1. Hilang nafsu makan • Blood, breath, or saliva test : untuk
mengecek adanya H. pylori
2. Diare berat (lebih dari 10 kali sehari)
• fecal test : Untuk mengecek adanya d
3. Gangguan pencernaan arah pada feces
• Esophagogastroduodenoscopy : Unt
4. Feces berwarna hitam uk melihat gastrointestinal tract denga
n kamera kecil. Prosedur ini biasa dise
5. Mual
but endoscopy
6. Muntah • gastric tissue biopsy : Untuk mengam
bil sedikit bagian jaringan dari GI trac
7. Rasa sakit pada abdomen bagian atas
t untuk analisis
• X-ray dari sistem pencernaan
Terapi Cairan Pengobatan Simtomatik Pengobatan Kausal

Antiemetik  untuk
mencegah muntah dan
Diberikan untuk mengurangi sekresi dan Antibiotics :
mengganti kehilangan cairan tubuh Digunakan jika
cairan/elektrolit
Antipiretik  dosis rendah terjadi infeksi
yang hilang
berguna untuk menurunkan bakteri
panas yang terjadi akibat
dehidrasi/panas karena
infeksi penyerta.
AMS (Altered Mental State)
adalah penurunan kesadaran
yang dilihat dengan nilai GCS
(Glasgow Coma Scale)
GCS : 14 – 15 = CKR (cidera kepala
ringan)
GCS : 9 – 13 = CKS (cidera kepala
sedang)
GCS : 3 – 8 = CKB (cidera kepala
berat)
(conscious) yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
Compos Mentis
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..

Apatis yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan


sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.

Delirium yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak,


berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
(Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang
Somnolen lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang
(mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban
verbal.
(soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap,
Stupor tetapi ada respon terhadap nyeri.

(comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap


Coma rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek
muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
Data Pasien
Pasien : Ny. J.T
BB/TB : - kg/- cm
Umur : 36 th
Tgl MRS : 07/03/2010
Tgl KRS : 14/03/2010 (Sore hari)
Status pasien : UMUM

Keluhan Utama : penurunan kesadaran

Riwayat Penyakit : DM (-), HT (-)


Riwayat Keluarga/ Social : -
Riwayat Pengobatan : -
Alergi obat : -
• Dx. MRS : AMS (Altered Mental Stade)
• Dx/ Masalah Akhir: AMS + GEA + Dehidrasi berat

• Anamnesis : Pasien mulai menurun kesadarannya sejak 1 hari


SMRS, makin lama makin tidak sadar. Awalnya seperti
orang mengantuk, lama – lama sulit diajak komunikasi
dan hanya tidur. Pada hari pertama SMRS pasien diare 1 kali
banyak, warna cokelat kunyit, lendir (+), darah (-). Dua jam
kemudian BAB tidak terhitung masing – masing 1 gelas,
makan/minum tidak bisa sama sekali.
Pharmaceutical Care
 Pasien mulai menurun kesadarannya sejak 1 hari SMRS, makin lama
 Sejak hari pertama masuk RS kesadaran pasien menurun, semakin lama
makin tidak sadar.
 Awalnya seperti orang mengantuk, lama – lama sulit diajak komunikasi dan
hanya tidur.
 Hari pertama  diare 1 kali, warna cokelat kunyit, lendir (+), darah (-).
 Dua jam kemudian BAB tidak terhitung masing – masing 1 gelas,
makan/minum tidak bisa sama sekali.
 Pada tanggal 14 pasien tersedak dengan mengeluarkan dahak dan lendir
dari mulut
 Pasien mengalami apnea dan pupil mata midriasis maksimal
Data Klinik Normal Tanggal (2010)
7/3 8/3 9/3 10/3 11/3 12/3 13/3 14/3
Kondisi umum Lemah Diare (+) Berak lendir Batuk Diare (+) Diare 2x -
Edema (-) warna hijau ampas Edema (+)
Kesadaran cm cm cm cm somnolence
Nadi 60-100 110 100 100 100 120 108 128 100
Suhu 36-37oC 38,9 37,5 39,5
Tekanan Darah 110/ 140/ 130/ 120/ 170/ 110/ 150/ 110/
70 70 60 70 100 70 90 70
RR 80-100x/min 30 24 24 28 32 24 32 20
GCS 4-5-6 235 456 456 456 456 233 211
NGT + + +
Diet bubur halus + + +
rendah serat &
sisa 1700 kkal
Nasi tim 1900 +
kkal
Diet cair 6 x 200 +
cc
Venflon +
Kultur feces +
Catatan khusus
14/3/2010 pukul 17.40 WIB
Pasien tersedak dengan mengeluarkan dahak dan lendir dari mulut
Pasien mengalami apnea dan pupil mata midriasis maksimal
Data Lab Normal Tanggal (2010) 7/3
7/3 9/3 10/3 11/3 12/3 13/3 14/3 BGA (Compact 3 AVL/NOVA)
Leukosit 6.900 10.100 Data Normal Nilai
Hemoglobin 11,0 – 16,5 g/dl 12,3 11,2 Suhu 39,1 ºC
Hematokrit 35 – 50 % 36,6 31,4 Hb 7,35 – 12,3 g/dl
Trombosit 150.000 – 14.900 113.000 pH 7,45 7,371
390.000/µl pCO2 35 – 45 37,8 mmHg
pO2 80 – 100 77,8 mmHg
LED 15
HCO3 21 – 28 21,8 mmol/l
BUN
O2 saturasi arterial >95 93,7 %
Kretinin 0,7 – 1,5 mg/dl 1,21
Base excess (-3) – - 3,1 mmol/l
SGOT 11 – 41 u/l 26 (+3)

SGPT 10 – 41 u/l 16 Urine lengkap


Ureum 10 – 50 mg/dl 37,2 SG/BJ 1,010
Albumin 3,5 – 5,5 g/dl 3,15 2,45 3,13 pH 6,5
Na+ 136 – 145 122 119 120 118 118 leukosit/nitrit +/-
mmol/l protein/albumin +
K+ 3,5 – 5,0 mmol/l 3,5 3,23 3,56 4,1 4,32 eritrosit 5+
Mikroskopik Gepeng
Cl- 98 – 106 mmol/l 82 96 92 87 94
sedimen +
Phosphor 2,5 – 7,0 3,94
10 x epitel 0 – 1 /lpk
GDA 165
Silinder 10 – 20 /lpb
Granuler 3 – 5 /lpb
40 x eritrosit
leukosit
No Terapi Rute Regimen Tanggal Pemberian Obat (2010)
Dosis 7/3 8/3 9/3 10/3 11/3 12/3 13/3 14/3 15/3
O2 NC 2 – 4 l/menit √ √ √ √ √ √ √ √
RL : NS 0.9 % IVFD 30 – 40 tpm √
NS 0.9 % IVFD 20 tpm √ √ √ 10 30
tpm tpm
D5% IVFD 20 tpm √
Ceftriaxon Iv 2x1g √ √ √ √ √ √ √ √
Metoclopramid Iv 3 x 10 mg √ √ √ √ √ √ √ √
Raniitidin Iv 2 x 50 mg √ √ √ √ √ √ √ √
Metronidazol Po 3 x 500 mg √ √ √ √ √ √
Paracetamol Po 3 x 500 mg √ √ √ √
Spironolacton Po 100 mg – 0 – √ √
0
Xyllo : Della Iv 1:1 √
Furosemid Iv 40 mg – 0 – 0 √
Problem S/O Terapi Analisis
Medik
Lemas Hipoksia O2 Terapi O2 bertujuan untuk
AMS NC membantu pernafasan
2 – 4 l/menit
Resuitasi cairan RL : NS 0.9 % Digunakan untuk mempertaha
nkan keseimbangan cairan da
n elektrolit tubuh.

Resuitasi cairan NS 0.9 % Digunakan untuk mempertaha


nkan keseimbangan cairan da
Dehidrasi n elektrolit tubuh

Resuitasi cairan D5% Digunakan untuk mempertaha


nkan keseimbangan cairan da
n elektrolit tubuh.
Problem S/O Terapi Analisis
Medik

Ceftriaxon Spektrum anti bakteri yang luas mencak


IV up bakteri gram positf dan gram negatif
Terdapat lendir
(2 x 1 g)
pada Tinja,
Suhu tubuh
Infeksi Saluran Cerna
↑,pemeriksaan
mempunyai aktivitas anti bakteri yan
urin lengkap: Metronidazol
g kuat terhadap bakteri anaerob dan
leukosit + PO
dapat sebagai anti parasite.
(3 x 500 mg)

Menurunkan suhu tubuh (mengatasi de


Paracetamol mam)
Suhu tubuh↑ PO
(3 x 500 mg)
Demam
Suhu tubuh↑ Xyllo : Della Menurunkan suhu tubuh (mengatasi de
I.V mam)
(1 : 1)
Problem S/O Terapi Analisis
Medik

Metoclopramid Digunakan untuk anti emetik


IV
(3 x 10 mg)

Raniitidin Merupakan golongan obat H2 bloker


Iv yang menghambat kerja histamin unt
(2 x 50 mg) uk menghasilkan asam lambung sehin
gga dapat mengurangi sekresi asam la
mbung.
Diuresis hemat kalium. Diberikan
karena pasien mengalami hipokalemi
Spironolacton
dan untuk mencegah hipokalemi yang
PO lebih parah akibat pemberian
(100 mg – 0 – 0 ) furosemide, maka perlu dierikan
Edema diuresis hemat kalium
Edema (+)
Furosemid Bekerja di angsa henle assenden
dengan menghambat reabsorbsi
IV NaCl. Efek diuresis kuat.
(40 mg – 0 – 0 )
Jenis Obat Masalah Pengatasan

Spironolacton Pasien mengalami udem pada tanggal Penggunaan spironolacton


14 tetapi spironolacton diberikan diberikan hanya pada tanggal
pada tanggal 12 dan 14 14 saja.
Terapi Monitoring
Rekomendasi Terapi
• Pada tanggal 14 •Tekanan Darah,
pasien diberikan 2 natrium,
diuretik (Furosemid •Suhu tubuh pasien
dan Spironolakton) (-)
karena ada edema.
• kesadaran pasien
•Paracetamol
Thank You!

L/O/G/O

Anda mungkin juga menyukai