Anda di halaman 1dari 11

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS

3.1 Pengkajian
3.1.1 Anamnese meliputi :
1. Nama : Tn. X
2. Usia : lebih banyak pada anak-anak
3. Jenis kelamin : lebih banyak laki-laki
4. Jenis pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan
5. Alamat :-
6. Suku/bangsa : indonesia
7. Agama : islam
pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang
gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis
sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta
memperparah penyakit ini.
9. Riwayat sakit dan kesehatan
ma : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah.
nyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul
dirasakan secara mendadak atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi masalah
tersebut.
c) Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang,
riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.

3.1.2 Pemeriksaan fisik, yaitu Review of system (ROS)


aan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di kwadran epigastrik.
1(breath) : takhipnea
2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer lambat, warna kulit
pucat.
3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.
4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap makanan pedas.
6 (bone) : kelelahan, kelemahan

3.1.3 Fokus Pengkajian


1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)

2. Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
Tanda : - hipotensi (termasuk postural)
- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
- nadi perifer lemah
- pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)
- warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
- kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut,
respons psikologik)

3. Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara
gemetar.

4. Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastroenteritis (GE) atau
masalah yang berhubungan dengan GE, misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah
gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.
Tanda : - nyeri tekan abdomen, distensi
- bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan.
- karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah,
berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan
antasida).
- haluaran urine : menurun, pekat.

5. Makanan / Cairan
Gejala : - anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik bagian luar
sehubungan dengan luka duodenal).
- masalah menelan : cegukan
- nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah
Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan darah,
membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan
kronis).

6. Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur, disorientasi / bingung,
sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).

7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : - nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat
disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan banyak
dan hilang dengan makan (gastritis akut).
- nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah
makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster).
- nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah
makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal).
- tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
- faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu (salisilat,
reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit.

8. Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis /
hipertensi portal)

9. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung ASA, alkohol, steroid.
NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia)
atau diagnosa yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah
berat. Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan
(Doengoes, 1999, hal: 455).

3.1.4 Pemeriksaan Diagnostik


a. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah. Hasil tes yang
positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam
hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat
juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena
gastritis.
b. Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urease H. Pylori dalam
lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2). CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding
lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.

c. Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang
positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap
adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.
d. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang
mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang
kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan
bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop
dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan
dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit
sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium
untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya
tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari
anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes ini.
Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan
endoskop.
e. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya
akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.
g. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk menegakkan
diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan
dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal
acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom
Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang
selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).
h. Analisis stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO, maximum acid
output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin atau
pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.

3.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair
yang berlebih (mual dan muntah).
2. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung sekunder karena stress psikologi.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake asupan gizi.
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ancaman kematian, nyeri.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

3.3 Intervensi keperawatan

DIAGNOSA
No INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan 1. Penuhi kebutuhan 1. Intake cairan yang adekuat
kurang dari kebutuhan tubuh individual. Anjurkan klien akan mengurangi resiko
berhubungan dengan intake untuk minum (dewasa : 40- dehidrasi pasien.
yang tidak adekuat dan 60 cc/kg/jam).
output cair yang berlebih 2. Berikan cairan tambahan IV 2. Mengganti kehilangan
(mual dan muntah) sesuai indikasi. cairan dan memperbaiki
keseimbangan cairan dalam
Tujuan: fase segera.
Setelah dilakukan tindakan 3. Awasi tanda-tanda vital, 3. Menunjukkan status
keperawatan selama 1x24 evaluasi turgor kulit, dehidrasi atau kemungkinan
jam intake cairan adekuat. pengisian kapiler dan kebutuhan untuk
membran mukosa. peningkatan penggantian
Kriteria Hasil: cairan.
4. Cimetidine dan ranitidine
 Mukosa bibir lembab 4. Kolaborasi pemberian berfungsi untuk
 Turgor kulit baik cimetidine dan ranitidine menghambat sekresi asam
 Pengisian kapiler baik lambung
 Input dan output seimbang

2. Nyeri berhubungan dengan 1. Selidiki keluhan nyeri, 1. Untuk mengetahui letak
iritasi mukosa lambung perhatikan lokasi, itensitas nyeri dan memudahkan
sekunder karena stress nyeri, dan skala nyeri intervensi yang akan
psikologi 2. Anjurkan pasien untuk dilakukan
melaporkan nyeri segera saat2. Intervensi dini pada kontrol
Tujuan: mulai nyeri memudahkan
Setelah dilakukan tindakan pemulihan otot dengan
keperawatan selama 2 x 24 menurunkan tegangan otot
jam nyeri dapat berkurang, 3. Pantau tanda-tanda vital 3. Respon autonomik meliputi,
pasien dapat tenang dan perubahan pada TD, nadi,
keadaan umum cukup baik RR, yang berhubungan
dengan penghilangan nyeri
Kriteria Hasil: 4. Dengan sebab dan akibat
nyeri diharapkan klien
 Klien mengungkapakan
4. Jelaskan sebab dan akibat berpartisipasi dalam
nyeri yang dirasakan
nyeri pada klien serta perawatan untuk mengurangi
berkurang atau hilang
keluarganya nyeri
 Klien tidak menyeringai
5. Mengurangi nyeri yang
kesakitan
diperberat oleh gerakan
 TTV dalam batasan normal 6. Menurunkan tegangan otot,
 Intensitas nyeri berkurang 5. Anjurkan istirahat selama meningkatkan relaksasi, dan
(skala nyeri berkurang 1-10) fase akut meningkatkan rasa kontrol
 Menunjukkan rileks, 6. Anjurkan teknik distruksi dan kemampuan koping
istirahat tidur, peningkatan dan relaksasi 7. Memberikan dukungan
aktivitas dengan cepat (fisik, emosional,
meningkatkan rasa kontrol,
dan kemampuan koping)
8. Menghilangkan
7. Berikan situasi lingkungan atau mengurangi keluhan
yang kondusif nyeri klien

8.Kolaborasi dengan tim


medis dalam pemberian
tindakan
3. Nutrisi kurang dari 1. Anjurkan pasien untuk 1. Menjaga nutrisi pasien tetap
kebutuhan tubuh makan dengan porsi yang stabil dan mencegah rasa
berhubungan dengan sedikit tapi sering mual muntah
kurangnya intake makanan 2. Untuk mempermudah
2. Berikan makanan yang pasien menelan
Tujuan: lunak 3. Kebersihan mulut dapat
Setelah dilakukan tindakan 3. Lakukan oralhygiene merangsang nafsu makan
keperawatan selama 3x24 pasien
jam kebutuhan nutrisi pasien 4. Mengetahui perkembangan
terpenuhi status nutrisi pasien
4. Timbang BB dengan teratur 5. Mengetahui status nutrisi
Kriteria hasil: pasien
 Keadaan umum cukup 5. Observasi tekstur, turgor 6. Mengetahui keseimbangan
 Turgor kulit baik kulit pasien nutrisi pasien
 BB meningkat 6. Observasi intake dan output
 Kesulitan menelan nutrisi
berkurang

4. Ansietas berhubungan 1. Awasi respon fisiologi 1. Dapat menjadi indikator


dengan perubahan status misalnya: takipnea, palpitasi, derajat takut yang dialami
kesehatan, ancaman pusing, sakit kepala, sensasi pasien, tetapi dapat juga
kematian, nyeri. kesemutan. berhubungan dengan kondisi
fisik atau status syok.
Tujuan: 2. Dorong pernyataan takut 2. Membuat hubungan
Setelah dilakukan tindakan dan ansietas, berikan umpan terapeutik
keperawatan pasien dapat balik.
menunjukkan kecemasan 3. Berikan informasi yang 3. Melibatkan pasien dalam
berkurang atau hilang. akurat. rencana asuhan dan
menurunkan ansietas yang
Kriteria hasil: tak perlu tentang
 Mengungkapkan perasaan ketidaktahuan.
dan pikirannya secara 4. Memindahkan pasien dari
4. Berikan lingkungan yang stresor luar, meningkatkan
terbuka tenang untuk istirahat.
 Melaporkan berkurangnya relaksasi, dapat
cemas dan takut meningkatkan keterampilan
 Mengungkapkan mengerti koping.
tentangpeoses penyakit 5. Dorong orang terdekat 5. Membantu menurunkan
untuk tinggal dengan pasien. takut melalui pengalaman
 Mengemukakan menyadari
menakutkan menjadi
terhadap apa yang
6. Tunjukan teknik relaksasi. seorang diri.
diinginkannya yaitu
6. Belajar cara untuk rileks
menyesuaikan diri terhadap
dapat membantu
perubahan fisiknya
menurunkan takutdan
ansietas
5. Kurang pengetahuan 1. Beri pendidikan kesehatan 1. Memberikan pengetahuan
berhubungan dengan (penyuluhan) tentang dasar dimana klien dapat
kurangnya informasi. penyakit, beri kesempatan membuat pilihan informasi
klien atau keluarga untuk tentang kontrol masalah
Tujuan: bertanya, beritahu tentang kesehatan.
Klien mendapatkan pentingnya obat-obatan
informasi yang tepat dan untuk kesembuhan klien. 2. Pengkajian / evaluasi secara
efektif. 2. Evaluasi tingkat periodik meningkatkan
pengetahuan klien pengenalan / pencegahan
Kriteria hasil: dini terhadap komplikasi
 Klien dapat menyebutkan seperti ulkus peptik dan
pengertian pendarahan pada lambung.
 Penyebab
 Tanda dan gejala
 Perawatan dan pengobatan.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung
dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah
tersebut.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi
yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan
tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat
mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti
trauma fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga
menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala
dan tanda – tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya.

4.2 Saran
4.2.1 Tenaga Keperawatan
Diharapkan mampu memahami tentang penatalaksanaan pada pasien dengan gastritis.
4.2.2 Mahasiswa
Diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan bagi semua mahasiswa tentang
asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis.
DAFTAR PUSTAKA

Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta

Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan


Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKU

Mansjoer. Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Ed3 .Jilid 2. Jakarta : FKUI.

Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria
NOC. Jakarta : EGC

Nuzulul. 2011. Askep Gastritis. http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_ detail-35839-Kep-


Pencernaan-Askep-Gastritis.html. Diakses pada tanggal 2 Juni 2012 Jam 11.00 WIB

Noname. 2009. Asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis. http:// dezlicious.
blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan_30.html. Diakses pada
tanggal 2 Juni 2012 Jam 11.10 WIB
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

3 komentar:

1.
Nate River
31 Juli 2016 19.00

Your post is so good, I wait for your next post

OBAT BATUK
OBAT SINUSITIS
OBAT KOLESTEROL
OBAT ASMA
OBAT AMBEIEN

1.
Nate River
31 Juli 2016 19.09

The information is so exciting, very enjoyable to be listened

OBAT BATUK
OBAT SINUSITIS
OBAT KOLESTEROL
OBAT ASMA
OBAT AMBEIEN

1.
Viagra Asli
16 Mei 2017 16.23

good ...?????
Vimax
Viagra
Obat Kuat

Posting Komentar
Posting Lebih BaruPosting Lama

BLOG SUBSCRIPTION

Follow me
You can follow my updates on Twitter

Posts RSS
Read my full posts on your favorite feed reader

Facebook
Become a fan of our blog on Facebook

SEARCH THIS BLOG


Search

BLOGGER TEMPLATES

POPULAR POSTS

 Asuhan Keperawatan Lansia dengan Gangguan Aktivitas


 Resume TB paru
 Restraint pada Bayi dan Anak
 Askep Low Back Pain (LBP) akibat Ergonomi
 Askep HIV/AIDS komplikasi Toxoplasmosis
 WSD (Water Seal Drainage)
 Askep GASTRITIS
 Inkontinensia Urine
 Pengobatan secara oral
 Pemberian Obat Sub Cutan

BLOG ARCHIVE

 ► 2013 (3)

 ▼ 2012 (22)

o ► September (2)

o ▼ Juni (18)

 Askep GASTRITIS

 ASKEP Aterosklerosis

 ASKEP Rhinitis & Sinusitis

 Resume Ca Laring

 WSD (Water Seal Drainage)

 Resume TB paru

 Pemberian Obat Sub Cutan

 Pengobatan secara oral


 Perawatan Luka dengan Daun Senduduk

 Inkontinensia Urine

 Demam Thypoid

 ASKEP Gastritis

 Ensefalopati Hepatik

 SLE

 Schleroderma

 Rheumatoid Arthritis

 Network antar Tenaga Kesehatan

 Askep HIV/AIDS komplikasi Toxoplasmosis

o ► Mei (2)

RECENT POSTS

RECENT COMMENTS

Diberdayakan oleh Blogger.

FOLLOWERS

PROFILKU

R I Z K Y D E S T Y O W AT I C AN D R A R AH AY U
LIHAT PROFIL LENGKAPKU

PENGIKUT

Anda mungkin juga menyukai