Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS


“GASTROPATI” PADA PASIEN NY. S DI RUANG MELATI
RSUD BATARA GURU BELOPA

CI INSTITUSI CI LAHAN

(..............................................) (............................................)

MAHASISWA

NAMA : LUSI HANDAYANI

NIM : 2021097

AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADING

T.A 2022-2023
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GASTROPATI

1. Pengertian
Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan kerusakan erosi. Disebabkan oleh kuman kuman (misal
nya pada pneumonia), virus ( influensa, variola, morbili dan lain lain) atau karena
makanan-minuman (bahan-bahan kimia, arsen, plumbum, obat-obat yang
mengandung salisilat, asam-basa kuat, KMnO4 dan lain-lain).
Terjadinya radang difus di mukosa lambung, dengan erosi-eosi yang mungkin
berdarah. Sering kali nyeri epigastrium tiba-tiba dan hematemesis. Disebut erosif
akibat kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis.Suatu
peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi. Erosif
karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk berat dari gastritis ini adalah
gastritis erosive atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam
berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa
lambung pada beberapa tempat. Penyakit ini dijumpai di klinik, sebagai akibat samp
ing pemakaian obat, sebagai penyakit penyakit lain atau karena sebab yang tidak dik
etahui.
Perjalanan penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian kadang kadang me
nyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna bagian atas.
Penderita gastritisakut erosif yang tidak mengalami perdarahan sering diagnosisnya
tidak tercapai. Untuk menegakkan diagnosa tersebut diperlukan pemeriksaan
khusus yang sering dirasakan tidaka sesuai dengan keluhan penderita yang ringan
saja.

2. Etiologi
a. Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin.
b. Bahan-bahan kimia
c. Merokok
d. Alkohol
e. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal
pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat.
f. Refluks usus ke lambung.
g. Endotoksin.

3. Patofisiologi Penyakit
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mukosa lambung. Faktor-
faktor itu adalah :
a. Kerusakan mucosal barrier sehingga difusi balik ion H meninggi.
b. Perfusi mukosa lambung yang terganggu
c. Jumlah asam lambung merupakan faktor yang sangat penting.
 
Faktor -faktor tersebut tidak berdiri sendiri.
 Misalnya strees fisis menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehin
gga timbul daerah-daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga
terpacu. Mucosal barrier pada penderitastrees fisis biasanya tidak terganggu. Hal
itu yang membedakannya dengan gatritis erosif karena bahan kimia atau obat.
Pada gastritis refluks, gastritis karena bahan kimia, obat, mucosal barrier rus
ak sehingga difusi balik ion H meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen
lambung akan mempercepat kerusakanmucosal barrier oleh cairan usus.

4. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang
sangatringan asimptomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian.
Manifestasi tersebut adalah:
a. Muntah darah
b. Nyeri epigastrium
c. Neusa dan rasa ingin vomitus
d. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium

Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka


yang mengalami perdarahan hebat hingga menimbulkan gangguan hemodinamik
yangnyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai gangguan
kesadaran.

5. Tanda dan Gejala


Sebagian penderita datang berobat karena muntah darah. Sering penderita
tersebut tidak mempunyai keluhan tertentu sebelumnya dan sebagian besar
penderita hanya mempunyai keluhan yang ringan saja, seperti : Nyeri
epigastrium yang tidak hebat, kadang-kadang disertai mual dan muntah.
Pemeriksaan fisik sering tidak membantu. Kadang-kadang dijumpai nyeri tekan
yang ringan saja pada daerah epigastrium.

6. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnostik gastritis akut erosif, ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi
dandilanjutkan dengan pemeriksaan histologi biopsi mukosa lambung.
Pemeriksaan radiologis biasanya tidak mempunyai arti dan baru dapat
membantu apabila digunakan kontras ganda.
a. Endoskopi
Pada pemeriksaan endoskopi akan Nampak erosi multiple yang sebagian biasany
a tampak berdarah dan letaknya tersebar. Kadang-kadang dijumpai erosi yang
mengelompok pada satu daerah. Mukosa umumnya tampak merah. Kadang-
kadang dijumpai daerah erosif yang ditemukan pada mukosa yang tampak
normal.Pada saat pemeriksaan dapat dijumpai adanya lesi yang terdiri dari
semua tingkatan perjalanan penyakit nya.
b. Histopatologi
Pada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif ialah sembuh sempurna
dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu pemeriksaan
endoskopi , sebaiknya dilakukan seawal mungkin.
c. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesipik untuk penderita gastritis, tetapi
dapat dilakukan untuk melihat adanya anemiam bila terjadi pendarahan. Batas
srum gastrim biasanya menurun atau normal.
 
7. Penatalaksanaan Medis
a. Istirahat baring
b. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak.
Hindari bahan-bahan yang merangsang.
c. Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti dimenhidrinat 50–
100mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-os. Bila disebabkan oleh
kuman-kuman, berikan antibiotika yang sesuai.
d. Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15
menitsebelum makan.
e. Berikan obat antikolinergik bila asam lambung berlebihan.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan
 Keluhan utama
Pesien mengeluh nyeri ulu hati
 Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengeluh nyeri ulu hati seperti di tusuk dan rasa mendidih skala nyeri
berada di angkat 6 dan pasien mengatakan sulit tidur akibat nyeri tersebut,
pasien juga mengeluh mual dan muntah serta terasa pahit dilidah yang
menyebabkan nafsu makan pasien menurun dan jika BAB keluar darah hitam
keluhan tersebut dirasakan sekitar 1 minggu yang lalu dan sampai akhirnya di
bawa ke RSUD
 Riwayat kesehatan masa lalu
- Pasien pernah melakukan pemeriksa pada dokter dan di diagnosa DM
- Pasien tidak memiliki riwayat alergi

2. Pemeriksaan fisik
DS:
- Pasien mengeluh nyeri ulu hati
- pasien mengeluh mual dan muntah
- pasien mengeluh terasa pahit dilidah
- pasien mengatakan jika BAB kaluar darah hitam
- pasien mengatakan sulit tidur jika nyeri muncul
- pasien mengatakan nafsu makan menurun

DS:
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak pucat
- Terdapat nyeri tekan dibagian dada
- Jika nyeri muncul pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36,5 Oc
SpO2 : 95

3. Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium DR GDS
- EKG

2. Diagnosa keperawatan
 Diagnosa 1
a. Nyeri akut
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensi ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan
b. Data mayor dan minor
 Mengeluh nyeri
 Tampak meringis
 Gelisah
 Sulit tidur
 Nafsu makan berubah
 Tekanan darah meningkat
c. Faktor yang berhubungan
Agen pencedera fisiologis ( mis. Inflamasi. Iskemia, neoplasma)

 Diagnosa 2
a. Defisit nutrisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
b. Data mayor dan minor
 Kram/nyeri abdomen
 Nafsu makan menurun
 Membran mukosa pucat
c. Faktor yang berhubungan
Ketidakmampuan mencerna makanan

 Diagnosa 3
a. Nausea
Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorok atau lambung yang
mengakibatkan muntah
b. Data mayor dan minor
 Mengeluh mual
 Merasa ingin muntah
 Tidak berminat makan
 Pucat
c. Faktor yang berhubungan
Iritasi lambung

3. Rencana keperawatan
 Diagnosa 1: Nyeri akut b/d Agen pencedera fisiologis ( mis. Inflamasi. Iskemia,
neoplasma) d/d Mengeluh nyeri, Tampak meringis, Gelisah, Sulit tidur, Nafsu
makan berubah, tekanan darah meningkat
a. Tujuan dan kriteria hasil berdasarkan SLKI
Setelah di lakukan asuhan keperawatan diharapkan tingkat nyeri menurun
dengan kriteria hasil :
 Keluhan nyeri menurun
 Meringis menurun
 Gelisah menurun
 Kesulitan tidur menurun
 Anoreksia menurun
 Muntah mual menurun
 Nafsu makan membaik
 Pola tidur membaik
 Tekanan darah membaik
b. Intervensi keperawatan berdasarkan SIKI
Manajemen nyeri
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Indentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

Terapeutik

- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi


meredakan nyeri

Edukasi

- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

 Diagnosa 2 : Defisit nutrisi b/d Ketidakmampuan mencerna makanan d/d


Kram/nyeri abdomen, Nafsu makan menurun, Membran mukosa pucat
a. Tujuan dan kriteria hasil berdasarkan SLKI
Setelah di lakukan asuhan keperawatan diharapkan status nutrisi membaik
dengan kriteria hasil :
 Nyeri abdomen menurun
 Frekuensi makan membaik
 Nafsu makan membaik
 Membran mukosa membaik
b. Intervensi keperawatan berdasarkan SIKI
Manajemen nutrisi
observasi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Monitor asupan makanan
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu

Edukasi

- Anjurkan posisi duduk, jika mampu

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan ( mis. Pereda nyeri,


antimetik ), jika perlu

 Diagnosa 3 : Nausea b/d Iritasi lambung d/d Mengeluh mual, Merasa ingin
muntah, Tidak berminat makan, Pucat
a. Tujuan dan kriteria hasil berdasarkan SLKI
Setelah di lakukan asuhan keperawatan diharapkan tingkat Nausea menurun
dengan kriteria hasil :
 Nafsu makan meningkat
 Keluhan mual menurun
 Perasaan ingin muntah menurun
 Pucat membaik
b. Intervensi keperawatan berdasarkan SIKI
observasi
- Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup ( mis. Nafsu makan,
aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur )
- Identifikasi faktor penyebab penyebab mual ( mis, pengobatan dan
prosedur)
- Monitor mual ( mis, frekuensi, durasi, ddan tingkat keparahan )

Terapeutik

- Kurangi atau hilangkan keadaan penyabab mual ( mis, kesemasan


katakutan,kelelahan )

Edukasi

- Anjurkan istrahat dan tidur yang cukup

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian antimetik, jika perlu

C. DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/9360079/
ASUHAN_KEPERAWTAN_KLIEN_DENGAN_GASTROPATI_EROSIFA
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai