Anda di halaman 1dari 14

Laporan Pendahuluan

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan


GASTRITIS

Oleh :

NI LUH GEDE SERUNI LESTARI

1002105011

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

2011
KONSEP DASAR PENYAKIT

1. PENGERTIAN
Suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus atau lokal
dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan
muntah. (Suratun SKM, 2010)
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, sering akibat diet yang sembarangan.
Biasanya individu ini makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan-
makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab
penyakit. ( Smelzer 2002)
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut
kronik, difus atau lokal (Soepaman, 1998).
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif Mansjoer, 1999).
Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Gastritis merupakn peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difusi
atau local. (patofisologi : 378 )
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, seiring terjadi akibat diid sembrono,
makan terlalu banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu
berbumbu atau yang mengandung mikroorgnisme penyebab penyakit, disamping
itu penyebab lain meliputi alcohol, aspirasi, refluks empedu, terapi radiasi ( KMB
& vol 2 :1062 )

2. ETIOLOGI
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai
berikut :
• Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin
yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan
digitalis.
• Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada
peminum alkohol, dan merokok.

3. PATOFISIOLOGI

• Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-
obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para
yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV
(Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di
dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan
menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.

Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel


epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi
produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa
lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena
penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa
gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl
(terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster
akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat
menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak
HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan
sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel
mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel
mukosa akibat erosi memicu timbulnya perdarahan. Perdarahan yang
terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti
sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu
24-48 jam setelah perdarahan
• Gastritis Kronis
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini
menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel
dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu: destruksi kelenjar
dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh
terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya
dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat
maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan,
lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya
tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan
rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada
lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah
lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan
perdarahan (Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999: 162).

4. KLASIFIKASI
Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Gastritis akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut
erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi
tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.
2. Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung
yang menahun (Soeparman, 1999, hal: 101). Gastritis kronis adalah suatu
peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang
disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri
helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000, hal: 188).

5. MANIFESTASI KLINIS
a. Gastritis akut
Rasa nyeri pada epigastrium yang mungkin ditambah mual. Nyeri dapat timbul
kembali bila perut kosong. Saat nyeri penderita berkeringat, gelisah, sakit perut
dan mungkin disertai peningkatan suhu tubuh, tachicardi, sianosis, persaan seperti
terbakar pada epigastrium, kejng-kejng dan lemah.
b. Gastritis kronis
Tanda dan gejala hanpir sam dengan gastrritis akut, hanya disertai dengan
penurunan berat badan, nyeri dada, enemia nyeri, seperti ulkus peptikum dan
dapat terjdi aklohidrasi, kadar gastrium serum tinggi.

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Endoskopi : akan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan
letaknyatersebar.
• Pemeriksaan Hispatologi : akan tampak kerusakan mukosa karena erosi
tidak pernahmelewati mukosa muskularis.
• Biopsi mukosa lambung
• Analisa cairan lambung : untuk mengetahui tingkat sekresi HCL, sekresi
HCL menurun pada kliendengan gastritis kronik.
• Pemeriksaan barium
• Radiologi abdomen
• Kadar Hb, Ht, Pepsinogen darah
• Feces bila melena
• EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci
untukperdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat
ulkus jaringan / cedera.
• Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan
diganosa penyebab / sisi lesi..
• Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat
disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera
dan kemungkinan isi perdarahan.
• Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga
gastritis (Doengoes, 1999, hal: 456)

7. TINDAKAN PENANGANAN
• Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa
proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain).
Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.
• Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2
atau inhibitor pompa proton.

8. KOMPLIKASI
• Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna
bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock
hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
• Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin
B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa,
penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
• Biodata
Pada biodata diperoleh data tentang nama, umur, jenis kelamin, tempat
tinggal, pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan.
• Keluhan utama
Selama mengumpulkan riwayat, perawat menanyakan tentang tanda dan
gejala pada pasien. Kaji apakah pasien mengalami nyeri ulu hati, tidak
dapat makan, mual, muntah?
• Riwayat penyakit sekarang
Kaji apakah gejala terjadi pada waktu kapan saja, sebelum atau sesudah
makan, setelah mencerna makanan pedas atau pengiritasi, atau setelah
mencerna obat tertentu atau alkohol?
• Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stress, alergi, makan atau
minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat? Kaji adakah riwayat
penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan lambung?
• Riwayat kesehatan keluarga
Kaji riwayat keluarga yang mengkonsumsi alkohol, mengidap gastritis,
kelebihan diet atau diet sembarang.
• Riwayat diet ditambah jenis diet yang baru dimakan selama 72 jam, akan
membantu
• Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
• Sirkulasi
Gejala :
- hipotensi (termasuk postural)
- takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
- kelemahan / nadi perifer lemah
- pengisian kapiler lambar / perlahan (vasokonstriksi)
- warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
- kelemahan kulit / membran mukosa = berkeringat (menunjukkan status
syok, nyeri akut, respons psikologik)
• Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),
perasaan tak berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misal : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
• Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan
gastro interitis (GI) atau masalah yang berhubungan dengan GI, misal:
luka peptik / gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan
pola defekasi / karakteristik feses.
Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi
Bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah
perdarahan. Karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau
kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea). Konstipasi
dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).
Haluaran urine : menurun, pekat.
• Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga
obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
Masalah menelan : cegukan
Nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual / muntah
Tanda : muntah : warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa
bekuan darah.
Membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk
(perdarahan kronis).
• Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak
cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma
(tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).
• Nyeri / Kenyamanan
Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih,
nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan /
distres samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan
(gastritis akut). Nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke
punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulus
gaster). Nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi
kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan
makanan atau antasida (ulkus duodenal). Tak ada nyeri (varises esofegeal
atau gastritis).
Faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan
tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,
berkeringat, perhatian menyempit.
• Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
Tanda : peningkatan suhu, Spider angioma, eritema palmar (menunjukkan
sirosis / hipertensi portal)
• Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung
ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat
ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak
berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat.
Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis,
gangguan makan (Doengoes, 1999, hal: 455).

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrien yang tidak adekuat yang ditandai dengan klien
mengeluh tidak mau makan
• Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak
adekuat dan kehilangan cairan yang berlebihan karena muntah
• Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung yang ditandai
dengan klien mengeluh nyeri dan terlihat meringis menahan nyeri
• Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi tentang
penyakit yang ditandai dengan klien kurang tahu akan penyakit yang diderita
• Ansietas berhubungan dengan pengobatan yang ditandai dengan klien tampak
gelisah

3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Terlampir

4. Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi
1 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan S : Keluarga menjawab salam dan
keterbatasan informasi tentang penyakit yang mengerti atas tujuan yang diberikan
ditandai dengan klien kurang tahu akan penyakit serta menjawab salam petugas
yang diderita kesehatan

O:

• Keluarga tampak percaya


kepada petugas kesehatan
• Keluarga merasa senang dengan
kedatangan petugas kesehatan
• Keluarga tampak mau
mendengarkan perawat dalam
memberikan informasi

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

- Sediakan informasi pada pasien


tentang kondisi, dengan cara yang
tepat
- Sediakan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
- Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
- Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau mendapatkan
second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
- Eksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan cara yang
tepat

2 Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari S :


kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake - pasien tidak mengeluh mual dan
nutrien yang tidak adekuat yang ditandai dengan muntah
klien mengeluh tidak mau makan - Pasien mengatakan makan walaupun
sedikit
O:
- pasien tidak tampak mual dan muntah
- Pasien tidak tampak pucat
- Pasien mau menghabiskan
makanannya walau hanya setengah
porsi
A : Tujuan tercapai sebagian
P : lanjutkan intervensi
• Monitor intake nuntrisi
• Berikan intake nutrisi yang tepat
• Monitor adanya penurunan BB
dan gula darah
• Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan

3 Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa S : Pasien mengatakan nyeri yang
lambung yang ditandai dengan klien mengeluh dirasakan mulai berkurang
nyeri dan terlihat meringis menahan nyeri O:

- pasien tidak tampak menangis

- Raut wajah pasien terlihat lebih


tenang
- Pasien tidak lagi memgang perut
A : tujuan tercapai sebagian
P : lanjutkan intervensi
• Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri
• Kurangi faktor presipitasi nyeri
• Ajarkan tentang teknik non
farmakologi: napas dala, relaksasi,
distraksi, kompres hangat/ dingin

4 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan S: Pasien mengatakan tidak merasakan


pengeluaran aktif, ditandai dengan mual muntah mual dan muntah

O: Warna kulit , membran mukosa


lembab, dan turgor kulit meningkat
A: Tujuan dapat tercapai sebagian
P: Lanjutkan intrvensi

- Monitor vital sign setiap


15menit – 1 jam
- Berikan cairan oral
- Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan dan minum
- Monitor intake dan urin output

5 Mual berhubungan dengan:Pengobatan: iritasi S :


gaster, distensi gaster
• Pasien tidak mengeluh mual dan
muntah
• Pasien mengatakan nafsu makan
pasien mulai meningkat

O :

• Pasien tidak mual dan muntah


• Pasien menghabiskan setengah
porsi makanannya
• Pasein tampak minum air lebih
banyak dari sebelumnya

A : Tujuan tercapai seluruhnya

P : pertahankan kondisi pasien


6 Ansietas berhubungan dengan perubahan status S:
kesehatan, pengobatan • pasien mengatakan cemas yang
dirasakan mulai berkurang
• Pasien mengatakan sudah
merasa tenang
O:
• pasien terlihat lebih tenang
• pasien percaya dan mau
mendengarkan kata-kata perawat
• keluarga pasien tampak
mendampingi pasien
A : tujuan tercapai sebagian
P : lanjutkan intervensi

• Berikan lingkungan tenang untuk


istirahat
• Kelola pemberian obat anti cemas
• Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan, ketakutan,
persepsi
• Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
DAFTAR PUSTAKA

➢ http://lpmedikalbedah.blogspot.com/2011/08/lp-gastritis-maag.html
➢ http://www.scribd.com/doc/48266250/LP-GASTRITIS
➢ http://koueh-lover.blogspot.com/2010/01/lp-gastritis.html
➢ http://dezlicious.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-pada-klien-
dengan_30.html
➢ Asuhan keperawatan Gastritis di akses pada tanggal 11 desember 2011 di
ttp://www.scribd.com/doc/34134791/asuhan-keperawatan-gastritis#archiv
➢ Buzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah volume 2,
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
➢ Sue, Marion, Meridean, Elizabeth. 2008. Nursing Outcomes Classification Fourth
Edition, USA : Mosby Elsevier
➢ Joanne&Gloria. 2004. Nursing Intervension Classification Fourth Edition, USA :
Mosby Elsevier
➢ T. Heather Herdman. 2011. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2009-2011, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai