A. DEFENISI
karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk berat dari gastritis ini
lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya
atas. Penderita gastritis akut erosif yang tidak mengalami perdarahan sering
6
diagnosisnya tidak tercapai. Untuk menegakkan diagnosa tersebut
B. ETIOLOGI
Gastritis akut erosif dapat timbul tanpa diketahui sebabnya. Penyebab yang
c. Merokok
d. Alkohol
pusat.
g. Endotoksin .(Asmadi,2008)
C. ANATOMI FISIOLOGI
Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai.
a. Kardia.
b. Fundus.
c. Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
dalam kerongkongan.
a. Lendir
Price, 2008.
E. TANDA DAN GEJALA
Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang
a. Muntah darah
b. Nyeri epigastrium
gangguan kesadaran.(Asmadi,2008)
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
b. Histopatologi.
sembuh sempurna dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh
mungkin.
c. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak
maksimal
d. Laboraturium
(Asmadi,2008)
G. PENATALAKSANA MEDIS
a. Istirahat baring
b. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak.
d. Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit
sebelum makan.
(Asmadi,2008)
H. KOMPLIKASI
menyebabkan kematian.
1. Pengkajian
sangat tinggi yang dialami pasien menegnai kegawatan pada saat krisis.
muntah.
2) Pola eliminasi seperti buang air kecil, buang air besar yang meliputi
i. Pola konsep diri meliputi identitas diri, ideal diri, harga diri, gambaran
diri.
2. Pengkajian Fisik
c. Berat badan ( mengalami penurunan berat badan ) dan tinggi badan klien
1) Pemeriksaan darah
2) Radiologi
3) Endoskopi
4) Histopatologi
3. Diagnosa keperawatan
4. Rencana keperawatan.
6. Pelaksanaan
yang sesuai dengan masalah yang muncul dan rencana keperawatan sesuai
manusia.
7. Evaluasi
Hasil akhir dari tindakan keperawatan yang diperoleh dari subjektif dan
C. Dokumentasi keperawatan
tanggal. Jika ada kesalahan dicoret dan diberikan paraf oleh penulis.
BAB III
A. Laporan Kasus
1) Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
1) Nama : Bp. D
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : PG. A
Magelang
21
22
11) No RM : 01-94-xx
1) Nama : Ny. M
2) Umur : 47 tahun
3) Pendidikan : S1 (Pendidikan )
Magelang
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan pasien
Pasien mengatakan nyeri pada daerah ulu hati dan perut bagian kiri
bawah
remas
2011
2011
makanan.
1) Genogram
Keterangan :
: Menikah
: Garis keturunan
mellitus
3. Kesehatan Fungsional
1) Nutrisi
a) Sebelum sakit
2) Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit
Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : lembek
Frekuensi : 5x sehari
Warna : kuning
: 5x sehari Jumlah :±
kuning
a) Sebelum sakit
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi ˅
Berpakaian/ ˅
berpindah
Eliminasi ˅
Mobilisasi ˅
Pindah ˅
Ambulasi ˅
Naik tangga ˅
Merapikan rumah ˅
Keterangan
0 : Mandiri
1 : Dibantu sebagian
4 : Tergantung total
2) Keadaan pernafasan
3) Keadaan kardiovaskuler
b) Selama sakit
1) Keadaan aktivitas
Ambulasi / ROM ˅
Keterangan
0 : Mandiri
1 : Dibantu sebagian
4 : Tergantung total
2) Keadaan pernafasan
3) Keadaan kardiovaskuler
4) Skala ketergantungan
2
2 Mengendalikan 0 Takterkendali/
rangsang pakai kateter
berkemih 1 Kadang – kadang
tak terkendali
(1x24jam)
Mandiri
2 2 2 2
3 Membersihkan 0 Butuh
diri (cuci muka, pertolongan
sisir rambut, orang lain
sikat gigi 1 Mandiri 1 1 1
4 Penggunakan 0 Tergantung
jamban, masuk pertolongan
dan keluar orang lain
(melepaskan , 1 Perlu 1 1 1
memakai pertolongan pada
celana, beberapa
membersihkan, kegiatan tetapi
menyiram) dapat
mengerjakan
2 sendiri kegiatan
yang lain
Mandiri
5 Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu ditolong 1 1 1
makanan
2
Mandiri
6 Berubah sikap 0 Tidak mampu
dari berbaring 1 Perlu banyak
keduduk bantuan untuk
bias duduk
(>2orang)
2 Bantuan 2 orang 2 2 2
Mandiri
8 Memakai baju 0 Tidak mampu
1 Sebagian dibantu 1 1
2 Mandiri 2
9 Naik turun 0 Tidak mampu 0
tangga 1 1
1 Butuh
pertolongan
2 Mandiri
10 Mandi 0 Tergantung 0 0
orang lain
1 Mandiri 1
Total Skor 10 11 14
Tingkat ketergantungan KB KB KS
Paraf & Nama Perawat
Dwi Dwi Dwi
KETERANGAN :
Jumlah skor 45
Tingkat Resiko Jatuh Resiko Rendah
Paraf & Nama perawat
Tingkat Risiko :
yang baik
pasien dewasa)
Tanggal Penilaian 4 3 2 1
Kondisi fisk Baik Sedang Buruk Sangat
buruk
Status mental Sadar Apatis binggung stupor
Aktifitas Jalan Jalan dengan Kursi Ditempa
sendiri bantuan roda t tidur
Mobilitas Bebas Agak terbats Sangat Tidak
bergerak terbatas mampu
bergerak
Inkontensia Kontinen Kadang Selalu intokenti
kadang inkontien nesia
intkontinesia sia
Skor 4 4 4 4
Total skor 16
Paraf & Nama perawat Dwi . S
Kondisi fisk Baik Sedang Buruk Sangat
buruk
Status mental Sadar Apatis binggung stupor
Aktifitas Jalan Jalan dengan Kursi Ditempa
sendiri bantuan roda t tidur
Mobilitas Bebas Agak terbats Sangat Tidak
bergerak terbatas mampu
bergerak
Inkontensia Kontinen Kadang Selalu intokenti
kadang inkontien nesia
intkontinesia sia
Skor 4 4 4 4
Total skor 16
Paraf & Nama perawat Dwi . S
Kondisi fisk Baik Sedang Buruk Sangat
buruk
Status mental Sadar Apatis binggung stupor
Aktifitas Jalan Jalan dengan Kursi Ditempa
sendiri bantuan roda t tidur
Mobilitas Bebas Agak terbats Sangat Tidak
bergerak terbatas mampu
bergerak
Inkontensia Kontinen Kadang Selalu intokenti
kadang inkontien nesia
intkontinesia sia
Skor 4 4 4 4
Total skor 16
Paraf & Nama perawat Dwi . S
KETERANGAN :
7) Kebutuhanistirahat- tidur
a) Sebelum sakit
b) Selama sakit
2) Pola hubungan
pabelan
Tidak terkaji
7) Nilai
8) Koping
dokter.
9) Pola Peran Hubungan
keluarga baik.
menyebabkan cidera.
4. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran : Composmentis E : 4 V: 5 M: 6 = 15
Berat Badan : 50 kg
TB(m ) 2 155
radialis
kiri
5. Pemeriksaan fisik
beruban, lebat, rambut bersih tidak ada ketombe, tidak ada nyeri
menggunakan gigi palsu, warna lidah putih, klien dapat makan dan
f. Leher
ronchi
j. Abdomen
k. Punggung
m. Genetalia
5. Diagnostik Test
Hasil pemeriksaan
6. Program Pengobatan
7. Program Pengobatan
Tempat tinggal klien bersama keluarganya yaitu istri dan anaknya. Pasien
Diit : makanan cair setelah itu boleh makan – makanan lunak hindari
2. DS : Ketidakseimbanagan Menurunnya
Pasien mengatakan nutrisi kurang dari nafsu makan
lemas, mual, muntah kebutuhan tubuh mual, muntah
Pasien mengatakan
hanya minum susu
cerelak dan air putih
DO :
Pasien terlihat lemas
Diet Cair (3x200cc)
Pasien terpasang
Biocemical
Hb : 12
Albumin : -
Clinical : Psien
terlihat lemas
Diet : cair 3x200cc
No Diagnosa
4. Resiko infeksi dengan faktor resiko agen cidera fisik (Tindakan infasif )
di tandai dengan
DS : -
DO :
- Terpasang infus Rl 20tpm di tangan kanan
Dwi Siswandana
D. RENCANA KEPERAWATAN
1. Tanggal 02Juli 2018 Tanggal 02 Juli 2018 Tanggal 02 Juli 2018 Tanggal 02 Juli 2018
Jam 10.00 WIB Jam 10.00 WIB Jam 10.00 WIB Jam 10.00 WIB
Nyeri akut Paint control Setelah Pain menegent 1.Mengidentifikasi nyeri untuk
berhubungan dengan di lakukan tindakan 1. Observasi tingkat nyeri klien melakukan intervensi
Agen cidera biologis kepeawatan selama 4 secara konferhensif baik 2.mengetahui perkembangan
(iritasi mukosa x 24 jam diharapakan meliputi frekuensi, lokasi, kondisi klien
lambung ) di tandai nyeri berkurang atau intensitas, reaksi. 3.mengurangi rasa nyeri yang di
dengan hilang dengan kriteria 2. Observasi tanda- tanda vital rasakan
DS: hasil : 3. Ajarkan teknik relaksasi 4.membantu menjaga klien dan
Pasien mengatakan 1. Klien mengatakan rasa nafas dalam mengambil keputusan
47
nyeri pada daerah ulu nyeri berkurang atau 4. Edukasi keluarga untuk 5.memberikan informasi kepada
hati dan perut kiri hilang memberikan suasana nyaman klien tentang nyeri yang di
bawah 2. Tekanan darah 90/60- 5. Jelaskan sebab - sebab nyeri rasakan
140/90 mmHg kepada klien 6.Membantu mengurangi nyeri
O (onzet) : 3. Nadi 60- 100x/menit 6. Kelola obat analgesik yang di rasakan
pasien mengatakan 4. Respirasi 16- 24x/menit diberikan pada pukul 08.00,
nyeri di rasakan 5. Nyeri 0-2 16.00, 24.00 WIB
sekarang dan 6. Wajah klien tidak
mulai timbul sejak menyeringai
6 jam sebelum 7. Klien merasakan
masuk rs nyaman
P (provocative) :
pasien mengatakan
nyeri dirasakan
terus menerus
Q (Quality) :
pasien
menagatakan nyeri
terasa seperti
diremas- remas
R (Region) :
Pasien mengatakan
nyeri di rasakan
padaulu hati dan
perut kiri bawah.
S (Scale) :
Pasien mengatakan
skala 3
48
T (Tretment) :
Klien berusaha
mengurangi gerakan
agar nyeri tidak
terasa
U (Understanding) :
Klien mengatakan
paham nyeri yang
dirasakan
V (Value) :
Klien berharap nyeri
cepat hilang dan
lekas sembuh
DO :
- Klien wajahnya
menyeringai
- Klien tampak
gelisah dan tidak
nyaman
2. Tanggal 02 Juli 2018 Tanggal 02 Juli 2018 Tanggal 02 Juli 2018 Tanggal 02 Juli 2018
Jam 10.00 WIB Jam 10.00 WIB Jam 10.00 WIB Jam 10.00 WIB
49
di tandai dengan menunjukkan tidak adanya 3. Kaji hal-hal yang terjadinya perubahan pola
tanda-tanda menyebabkan klien malas makan dan sebagai bahan
DS : ketidakseimbangan nutrisi makan
Pasien mengatakan untuk
kurang dari 4. Anjurkan klien untuk makan
lemas, mual,
kebutuhan dengan kriteria porsi sedikit tapi sering. melaksanakan intervensi.
muntah
Pasien mengatakan : 5. Anjurkan dan ajarkan 3. Mendeteksi secara diri dan
hanya minum susu 1. Nafsu makan baik melakukan kebersihan mulut
tepat agar mencari intervensi
cerelak dan air 2. Porsi makan sebelum makan.
putih dihabiskan 6. Kolaborasi dengan tim yang cepat dan tepat untuk
3. Berat badan normal, gizi dalam pemberian penanggulangannya.
DO : Pasien terlihat
sesuai dengan tinggi TKTP.
lemas 4. Porsi yang sedikit tapi sering
Diet Cair badan.
membantu menjaga
(3x200cc)
Pasien terpasang pemasukan dan rangsangan
infus Rl 20tpm mual/muntah.
Biocemical
Hb : 12 5. Menimbulkan rasa segar,
Albumin : - mengurangi rasa tidak
Clinical : Psien
terlihat lemas nyaman, sehingga berefek
Diet : cair meningkatkan
3x200cc
nafsu makan.
6. Makanan Tinggi Kalori
Tinggi Protein dapat
50
mengganti kalori, protein
3. Tanggal 02 Juli 2018 Tanggal 02 Juli 2018 Tanggal 02 Juli 2018 Tanggal 02 Juli 2018
Jam 10.00 WIB Jam 10.00 WIB Jam 10.00 WIB Jam 10.00 WIB
51
4 Tanggal 02 Juli 2018 Tanggal 02 Juli 2018 Tanggal 02 Juli 2018 Tanggal 02 Juli 2018
Jam 10.00 WIB Jam 10.00 WIB Jam 10.00 WIB Jam 10.00 WIB
52
53
2018
lambung )
11.00
WIB
Tanggal 02 Juli 2018
12.00
WIB
Tanggal 02 Juli 2018
4. Resiko infeksi dengan factor resiko agen cidera fisik (Tindakan infasif )
- Pasien mengeluh
sakit saat obat
11.30 dimasukkan
WIB
13.00
WIB
14. 00
WIB
CATATAN PERKEMBANGAN HARI II
Ruang : Bougenvil
lambung )
12.30
WIB
14.00
WIB
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Kurang pengetahuan (Proses
penyakit)
4. Resiko infeksi dengan factor resiko agen cidera fisik (Tindakan infasif )
Dalam bab ini berisi tentang analisa teori dengan kasus gastritis erosif
1. Pengkajian
Pada tahap ini dilakukan dengan berbagai cara untuk memperoleh data. Data
yang diperoleh dari wawancara yang bersumber dari pasien dan keluarga.
Kemudian dilakukan analisa antara sumber dengan data yang diperoleh oleh
penulis.
badan
3. Pola eliminasi seperti buang air kecil, buang air besar yang meliputi
4. Riwayat Psikososial
5. Pemeriksaan
adalah :
3. Riwayat Psikososial
2. Diagnosa Keperawatan
manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual atau potensial)
dari individu atau kelompok tempat perawat secara legal mengidentifikasi dan
lambung )
penyakit)
4. Resiko infeksi dengan factor resiko agen cidera fisik (Tindakan infasif )
Diagnosa yang tidak muncul pada kasus Bp. D adalah sebagai berikut :
Diagnosa yang muncul pada kasus Bp. D tapi tidak muncul pada teori
1. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Kurang pengetahuan (Proses
2. Resiko infeksi dengan factor resiko agen cidera fisik (Tindakan infasif)
22
3. Perencanaan
yang ditemukan penulis selama mengasuh kasus kelolaan pada pasien Bp. D
adalah :
lambung )
dengan teori adalah observasi tingkat nyeri pasien, observasi tanda –tanda
makan pasien, mengkaji hal – hal yang menyebabkan klien malas makan,
penyakit)
hidup sehat
4. Resiko infeksi dengan factor resiko agen cidera fisik (Tindakan infasif )
tanda infeksi, awasi tanda vital, mengkaji tanda – tanda vital , melakukan
pencucian tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien, lakukan
4. Implementasi
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
Diagnosa :
lambung )
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu : 37,1˚C
penyakit
4. Resiko infeksi dengan factor resiko agen cidera fisik (Tindakan infasif )
TD : 100 / 70 mmHg
Suhu : 37,1˚C
Respirasi : 24 x/menit
lambung )
sebagian dibuktikan bahwa pasien saat makan sudah tidak mual lagi.
penyakit)
Pada studi kasus yang dilakukan oleh penulis selam 2 hari penulis
menemukan hal – hal yang menghambat jalannya studi kasus yaitu jarak
tempat praktek dan pasien masih belum memahami apa yang dijelaskan
tentang penyakitnya
BAB IV
A. Kesimpulan
lambung )
70
71
penyakit)
4. Resiko infeksi dengan factor resiko agen cidera fisik (Tindakan infasif)
tidak muncul pada teori namun muncul pada saat melakukan tindakan
B. Saran
1. Bagi masyarakat
gastritis erosif.
3. Penulis
4. Bagi RS
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo Aru. (2009). Buku ajar ilmu penyakit Dalam, jilid 1,2,3, edisi keempat.
Jakarta
Wilkison, Judith M. (2016). Diagnosa Keperawatan : Diagnosis NANDA
Intervensi NIC Hasil NOC. Jakarta: EGC
http://bangsalsehat.com/2017/12/pendahuluan-gastritis-erosif-lengkap-pdf-dan-
doc.html?m=1
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Jam :
Waktu : 30 menit
Tempat :
Dalam tubuh manusia banyak terdapat system yang saling kerja sama dalam
penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat pentinng
dalam proses metabolisme dan kelangsungan hidu setiap sel di tubuh. Dalam system
Lambung nantinya terjadi pemecahan dan penyerapan karbohidrat dan lapisan ukosa
peradangan pada dinding lambung (gastritis) jika pola hidup seperti pola makan dan
diet yang tidak normal attau mengkonsumsi jenis obat-obatan bisa mengakibatkan
kembali :
D. STRATEGI PELAKSANAAN
1. ceramah dan
2. Tanya jawab
3 6 Menit Evaluasi :
-Meminta saudara menjelaskan atau -Bertanya,dan
menyebutkan kembali : menjawab
Pengertian Gastritis erosif pertanyaan
Tanda dan gejala Gastritis erosif
-Memberikan pujian atas keberhasilan
menjelaskan pertanyaan dan
memperbaiki kesalahan,serta
menyimpulkan.
4 2 Menit Penutup :
-Mengucapkan terimakasih dan -Menjawab salam
mengucapkan salam
F. MEDIA PENYULUHAN
1. Materi SAP
G. METODE EVALUASI
Materi
1. Pengertian
erosif akibat kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa
kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk
berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik.
Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang
2. Etiologi
Gastritis akut erosif dapat timbul tanpa diketahui sebabnya. Penyebab yang
c. Merokok
d. Alkohol
g. Endotoksin .(Asmadi,2008)
3. Tanda dan Gejala
Gambaran klinis gastritis akut erosif sangat bervariasi, mulai dari yang sangat
a. Muntah darah
b. Nyeri epigastrium
d. Nyeri tekan yang ringan pada epigastrium Pada pemeriksaan fisik biasanya
(Asmadi,2008)
4. Penatalaksaan Medis
a. Istirahat baring
b. Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak. Hindari
d. Bila nyeri tidak hilang denga antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit
sebelum makan.
1. lstlrahat baring
1. Perdarahan saluran cema
2. Diet makanan calr, setelah harl
bagian atas yang merupakan
ketiga boleh makan makanan
kedaruratan medis. Kadang·
lunak. Hindari bahan-bahan yang
kadang perdarahannya cukup
merangsang.
banyak sehingga dapat