Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

GIGITAN BINATANG/SERANGGA

NARSIATI

142 2017 0028

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
GIGITAN SERANGGA

A. PENGERTIAN
Insect Bites adalah gigitan atau serangan serangga. Gigitan serangga seringkali
menyebabkan bengkak, kemerahan, rasa sakit (senut-senut), dan gatal-gatal. Reaksi
tersebut boleh dibilang biasa, bahkan gigitan serangga ada yang berakhir dalam
beberapa jam sampai berhari-hari. Bayidan anak-anak labih rentan terkena gigitan
serangga dibanding orang dewasa.Insect bites adalah gigitan yang diakibatkan karena
serangga yang menyengat atau menggigit seseorang. Pada umumnya, gigitan atau
sengatan serangga hanya menimbulkan gejala ringan pada area yang digigit, antara
lain:

1. Bengkak
2. Gatal-gatal
3. Ruam dan kemerahan
4. Panas, kaku atau kesemutan
5. Nyeri pada area yang digigit.

Dalam kondisi lain, gigitan atau sengatan serangga dapat menimbulkan reaksi
parah yang harus segera mendapatkan pertolongan medis, seperti:

1. Demam
2. Mual dan muntah
3. Pusing
4. Pingsan
5. Jantung berdebar
6. Bengkak di wajah, bibir, atau tenggorokan
7. Sulit menelan dan bicara
8. Sesak napas.

Segera periksakan ke dokter bila timbul gejala di atas. Karena dapat berakibat fatal
hingga membahayakan jiwa.

B. JENIS SENGATAN SERANGGA

Terdapat banyak jenis serangga yang hidup di alam. Beberapa serangga hanya
akan menyengat bila merasa terancam, sedangkan sebagian lain sengaja menggigit
untuk memakan darah manusia, misalnya kutu kasur. Meskipun demikian, kedua tipe
serangga tersebut dapat menimbulkan kondisi ringan hingga berat. Beberapa jenis
serangga yang menggigit manusia untuk memakan darah, dan di saat yang sama
menyebarkan penyakit, antara lain:

a. Kutu. Jenis kutu tertentu dapat menjadi perantara penyebaran penyakit,


seperti bubonic plague (pes pada sistem limfatik) dan penyakit Lyme.
b. Lalat. Beberapa jenis lalat dapat menggigit dan menyebarkan penyakit,
seperti leishmaniasis (penyakit parasit yang disebarkan oleh
lalat phletobomine), dan penyakit tidur yang disebabkan lalat tsetse.
c. Nyamuk. Pada umumnya, gigitan nyamuk hanya menyebabkan gatal. Namun,
gigitan jenis nyamuk tertentu dapat menyebarkan penyakit, serius seperti
infeksi virus Zika, infeksi virus West-Nile, malaria, demam kuning,
dan demam berdarah.

Selain beberapa jenis serangga di atas, ada pula jenis serangga yang walaupun
tidak menyebarkan penyakit, namun sengatannya dapat menyebabkan
reaksi alergi serius, misalnya:

a. Semut api. Semut api adalah jenis semut yang agresif, terutama bila mereka
merasa sarangnya terganggu. Semut ini dapat menyengat beberapa kali, dan
menyuntikkan racun yang disebut solenopsin.
b. Lebah. Ketika menyengat, lebah umumnya akan meninggalkan sengat yang
mengandung racun di kulit. Bila sengat tersebut tidak segera dicabut, akan
makin banyak racun yang masuk ke tubuh, dan memicu reaksi berat.
c. Tawon. Seperti lebah, sengatan tawon juga mengandung racun. Bedanya, bila
lebah umumnya hanya menyengat sekali, tawon dapat menyengat beberapa
kali dalam satu serangan.

Serangan binatang laut berbahaya merupakan salah satu resiko yang


dihadapi oleh para wisatawan dan orang yang berada/bekerja diair laut.
Disamping itu resiko karena sifat alamiah laut seperti arus, pasang surut,
ombak, suhu air laut, kondisi didasar laut dan jenis pekerjaan/kegiatan yang
dilaukan dilaut juga menimbulkan resiko trauma diair laut. Binatang laut
berbahaya dapat dibagi jadi dua kelompok yaitu binatang laut yang menggigit
dan binatang laut yang menyengat.
C. JENIS SENGATAN SERANGGA

Terdapat banyak jenis serangga yang hidup di alam. Beberapa serangga hanya
akan menyengat bila merasa terancam, sedangkan sebagian lain sengaja menggigit
untuk memakan darah manusia, misalnya kutu kasur. Meskipun demikian, kedua tipe
serangga tersebut dapat menimbulkan kondisi ringan hingga berat.
Beberapa jenis serangga yang menggigit manusia untuk memakan darah, dan di
saat yang sama menyebarkan penyakit, antara lain:

a. Kutu. Jenis kutu tertentu dapat menjadi perantara penyebaran penyakit,


seperti bubonic plague (pes pada sistem limfatik) dan penyakit Lyme.
b. Lalat. Beberapa jenis lalat dapat menggigit dan menyebarkan penyakit,
seperti leishmaniasis (penyakit parasit yang disebarkan oleh
lalat phletobomine), dan penyakit tidur yang disebabkan lalat tsetse.
c. Nyamuk. Pada umumnya, gigitan nyamuk hanya menyebabkan gatal. Namun,
gigitan jenis nyamuk tertentu dapat menyebarkan penyakit, serius seperti
infeksi virus Zika, infeksi virus West-Nile, malaria, demam kuning,
dan demam berdarah.

Selain beberapa jenis serangga di atas, ada pula jenis serangga yang walaupun
tidak menyebarkan penyakit, namun sengatannya dapat menyebabkan
reaksi alergi serius, misalnya:

a. Semut api. Semut api adalah jenis semut yang agresif, terutama bila mereka
merasa sarangnya terganggu. Semut ini dapat menyengat beberapa kali, dan
menyuntikkan racun yang disebut solenopsin.
b. Lebah. Ketika menyengat, lebah umumnya akan meninggalkan sengat yang
mengandung racun di kulit. Bila sengat tersebut tidak segera dicabut, akan
makin banyak racun yang masuk ke tubuh, dan memicu reaksi berat.
c. Tawon. Seperti lebah, sengatan tawon juga mengandung racun. Bedanya, bila
lebah umumnya hanya menyengat sekali, tawon dapat menyengat beberapa
kali dalam satu serangan.

Binatang laut yang menggigit misalnya hiu, barakuda, paus


pembunuh, belut laut dan sebagainya. Bila binatang tersebutmenyerang
manusia akan menyebabkan luka dengan perdarahan yang masif,sehingga
sering menyebabkan kematian akibat kehilangan darah. Tindakan
bedah/operatif, atau ligasi (pasang torniquet diproximal luka ) untuk
menghentikan perdarahan perlu segera dilakukan guna mencegah kematian.
Trauma karena serangan binatang laut yang menyengat biasanya tidak
berat/ hebat, namun binatang ini mengeluarkan toksin saat dia menyengat
yang menyebabkan terjadinya reaksi antigen-antibody, bila reaksinya hebat
bisa menyebabkan kematian . Kematian bisa karena efek langsung dari reaksi
antigen-antibody, maupun akibat tidak langsung misalnya korban kesakitan,
kejang atau pingsan kemudian tenggelam. Anti dotum yang tepat sangat
diperlukan untuk memutus rantai reaksi antigen-antibody, sehingga idetifikasi
jenis binatang yang menyerang sangat penting untuk menentukan terapi.

Berikut ini adalah hewan laut yang dapat membahayakan:


a.       Ikan Pari
Ikan Pari  memiliki duri berbisa di ekornya. Jika  tanpa sengaja
menginjak ikan pari, itu akan merespon dengan menyodorkan ekornya
ke kaki atau kaki. Venom dan tulang belakang fragmen dapat
menyebabkan luka menjadi terinfeksi.Sengatan ikan pari  biasanya
menyebabkan rasa sakit, mual, kelemahan, dan pingsan. Dalam kasus
yang jarang terjadi, korban mungkin akan kesulitan bernapas atau
bahkan mati.
b.      Tentakel laut
Ubur-ubur, anemon, dan karang semua memiliki tentakel. Setiap
tentakel ditutupi dengan sengatan individu yang disebut nematocysts.
Kebanyakan sengatan dari ubur-ubur, anemon, dan karang
menyebabkan ruam dan kadang-kadang lecet. Anda juga mungkin
mengalami sakit kepala, nyeri dada, nyeri otot, berkeringat, atau hidung
meler.
c.       Gurita Cincin Biru
Gurita cincin biru dari Australia adalah salah satu hewan laut paling
berbahaya. Air liurnya  berbisa mengandung neurotoxin yang
menyebabkan kegagalan pernapasan dan kelumpuhan. Ketika gelisah,
cincin biru berdenyut, menandakan bahwa gigitan akan datang. Menurut
University of Sydney, satu gurita cincin biru memiliki cukup racun
untuk melumpuhkan 10 manusia dewasa.
d.      Bulu Babi
Bulu babi yang tercakup dalam duri tajam dilapisi dengan racun. Jika
Anda menginjak sebuah landak, duri mungkin akan pecah dan
menancap di kaki ,menghasilkan luka yang menyakitkan. Jika duri tidak
dihapus sepenuhnya, luka dapat menjadi meradang, menyebabkan ruam
dan nyeri otot dan sendi.
e.       Ikan besar yang berbahaya
Ikan besar, seperti hiu dan barakuda, dapat menimbulkan luka gigitan
yang cukup besar atau bahkan memotong-motong atau membunuh
manusia.
f.       Ular laut
Serangan dari ular laut sesungguhnya jarang terjadi. Sesuai sifat hewan
itu, pada umumnya tidak akan menyerang kalau mereka tidak merasa
terganggu atau terprovokasi. Namun jika digigit oleh ular laut, akan
mengalami gejala berupa kekakuan anggota tubuh, rasa sakit dan
kontraksi otot yang disertai kelemahan.Kelumpuhan otot bisa menjalar
ke badan dan mengakibatkan kesukaran bernafas, akibatnya korban
sering panik dan bertindak kurang wajar.
g.      Stonefish
Ikan yang menyamar dengan koral atau lingkungan sekitarnya dapat
menyuntikan bisa melalui tulang belakangnya yang keras sehingga
menembus kulit korban.
h.       Cone shell ( kerang laut )
Di laut juga terdapat kerang berwarna warni. Semuanya harus
diperlakukan dengan hati hati dan tidak memegang dengan tangan
telanjang. Bagian penyengat dari hewan yang hidup dalam kerang dapat
mencapai setiap permukaan badannya.

D. CIRI-CIRI DARI PASIEN YANG TERKENA SENGATAN HEWAN


LAUT

a.  Ular laut
Gejala utama dari envenomisasi (keracunan akibat patukan ular) bisa
muncul dalam hitungan menit sampai berjam-jam setelah terkena gigitan.
Gejala envenomisasi biasanya lemahnya otot-otot karena paralisis,
termasuk paralisis otot pernafasan sehingga menimbulkan sesak nafas  dan
akhirnya henti jantung.
b. Tentakel Laut
Sengatan ubur-ubur dapat menyebabkan:
                                     1.      Sensasi terbakar
Menyakitkan tanda atau garis merah yang berkembang setelah beberapa
menit sampai beberapa jam seperti gatal,kesemutan dan mati
rasa,melepuh,cekot yang dapat memancarkan sebuah kaki atau lengan
ke dada
2.    Iritasi ringan hingga sedang di kulit biasanya membaik dalam waktu
satu hingga dua minggu. Dalam beberapa kasus, tanda-tanda pada kulit
mungkin makan waktu satu sampai dua bulan.
3.   Sengatan ubur-ubur yang parah dapat mempengaruhi seluruh tubuh
(reaksi sistemik).
4.      Tanda dan gejala sengatan ubur-ubur yang parah seperti
                                                        a.Mual
                                                        b.Muntah
                                                        c.Sakit kepala
                                                       d.Kejang otot
                                                        e.Kelemahan
                                                         f.Kesulitan mengendalikan gerakan otot
                                                        g.Pusing
                                                        h.Demam
c.  Gurita Cincin Biru
Bisa (racun) yang terinjeksi dapat menyebabkan paralisis otot dalam
hitungan menit, sehingga menyebabkan terjadinya gagal nafas. Korban
biasanya tetap sadar akan tetapi tidak dapat berkomunikasi dikarenakan
paralysis otot. Kematian bisa terjadi karena diakibatkan oleh gagal nafas,
kecuali penanganan pertama diberikan sesegera mungkin.
d.  Bulu Babi
Terkena duri-duri Bulu Babi dapat menimbulkan luka apabila menusuk bagian
tubuh. Efek yang ditimbulkan dapat berupa nyeri dan rasa panas disekitar
daerah yang tertusuk duri.
e.  Ular laut
Digigit oleh ular laut, akan mengalami gejala berupa ada bekas gigitam
ular,kekakuan anggota tubuh, rasa sakit dan kontraksi otot yang disertai
kelemahan.Kelumpuhan otot bisa menjalar ke badan dan mengakibatkan
kesukaran bernafas, akibatnya korban sering panik dan bertindak kurang
wajar.
f.  Stones fish
Bisa yang diinjeksikan oleh stone fish ke kulit korban akan mengakibatkan
gejala berupa rasa nyeri yang hebat dengan adanya peradangan pada jaringan
yang berdekatan, dan kadang kadang bisa terjadi gejala yang lebih hebat
berupa shock, gangguan pernafasan, dan koma.
g.Cone shell ( kerang laut )
Apabila tersengat kerang laut akan terjadi perasaan tebal dan tertusuk tusuk
yang menyebar dari daerah sengatan. Ini juga dapat mengakibatkan
kelumpuhan pernafasan, yang berakibat kegagalan jantung atau berhentinya
pernafasan.

E. PENGOBATAN GIGITAN SERANGGA

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, gigitan serangga seringkali hanya


menimbulkan gejala ringan, seperti gatal, rasa panas dan bengkak. Pada kasus
tersebut, pengobatan dapat dilakukan di rumah dengan cara berikut ini:

a. Basuh area yang digigit atau disengat dengan air dan sabun.
b. Bila ada sengat yang tertinggal di kulit (misalnya karena sengatan lebah),
cabut sengat secara hati-hati.
c. Oleskan kalamin atau baking soda, pada area yang digigit. Lakukan beberapa
kali sehari hingga gejala menghilang.
d. Kompres dingin area yang digigit dengan es yang dibalut handuk, atau kain
yang direndam di air dingin. Cara ini berguna untuk mengurangi nyeri dan
bengkak.

Pada umumnya, gejala ringan akibat gigitan serangga akan menghilang dalam 1-2
hari. Tetapi pada kasus yang parah seperti tersengat lebah atau tawon di tenggorokan
atau di mulut, pasien harus segera dibawa ke rumah sakit.
Bila Anda berada dalam situasi di mana rekan Anda mengalami reaksi parah setelah
digigit serangga, lakukan beberapa langkah di bawah ini sambil menunggu datangnya
pertolongan medis:

a. Longgarkan pakaian korban, dan selimuti dia


b. Jangan memberi minum apa pun pada korban
c. Bila korban mengalami muntah, dudukkan dia agar tidak tersedak
d. Lakukan CPR (pernapasan buatan) bila korban tidak bernapas.
F. PENCEGAHAN GIGITAN SERANGGA

Gigitan serangga dapat dihindari dengan menjauhkan diri dari tempat yang
umumnya menjadi habitat serangga, seperti pepohonan dan tumbuhan berbunga.
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan melakukan sejumlah langkah berikut:

a. Jauhi sarang serangga yang berbahaya, seperti lebah atau tawon, dan jangan
mencoba untuk menyingkirkan sarangnya sendiri. Mintalah pembasmi
serangga profesional untuk menyingkirkan sarang tersebut.
b. Beberapa nyamuk aktif saat pergantian siang ke malam atau sebaliknya. Oleh
karena itu, hindari aktivitas di luar rumah pada waktu tersebut.
c. Tetap tenang bila ada lebah atau tawon mendekat. Mencoba memukulnya
hanya akan membuatnya menyengat. Tetapi bila diserang lebah secara
berkelompok, segera lari ke dalam ruangan tertutup.
d. Kenakan pakaian yang bisa melindungi seluruh tubuh, seperti celana panjang
dan baju lengan panjang. Pilih pakaian yang bersih dan berwarna cerah,
namun jangan gunakan parfum atau pewangi pakaian.
e. Beberapa serangga tertarik pada sisa makanan. Oleh karena itu, jaga ruangan
tetap bersih, terutama dari sisa makanan.
f. Lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan
pengasapan insektisida (fogging) yang diikuti tindakan 3M, seperti menutup
rapat tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas yang dapat
menampung air.
g. Gunakan losion anti nyamuk dengan kandungan aktif
DEET, picaridin, IR3535, atau minyak lemon ekaliptus, terutama bila keluar
rumah.
h. Pasang kawat anti nyamuk di ventilasi rumah, dan gunakan pendingin ruangan
(AC).
i. Untuk mencegah terjadinya serangan binatang laut berbahaya kita harus
mengetahui jenis binatang laut berbahaya diperairan tersebut, pola hidupnya,
pola perilakunya saat mau menyerang manusia, serta jenis alat pelindung diri
yang tepat.
j. Pertolongan pertama yang tepat serta terapi definitif sedini mungkin dan
mengatasi kedaruratan akibat trauma (perdarahaan, syok, reaksi antigen-
antibody) dan kecepatan evakuasi kefasilitas medis terdekat sangat
menentukan kehidupan korban.
G. ASUHAN KEPERAWATAN GIGITAN SERANGGA PADA HEWAN
LAUT

A. PENGKAJIAN
  Kaji kondisi pasien,apabila ada sengatan akan ditemukan :
a)      Mendesah
b)      Sesak nafas
c)      Tenggorokan sakit atau susah berbicara
d)     Pingsan atau lemah
e)      Infeksi
f)       Kemerahan
g)      Bengkak
h)      Nyeri
i)        Gatal-gatal di sekitar area yang terkena gigitan
Pada gigitan ular dapat ditemukan data :
a)      Tampak kebiruan
b)      Pingsan
c)      Lumpuh
d)     Sesak nafas
e)      Syok hipovolemik
f)       Nyeri kepala
g)      Mual dan muntah
h)      Nyeri perut
i)        Diare
j)        Keluarnya darah terus menerus dari tempat gigitan

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri berhubungan dengan proses toksikasi


b. Syok berhubungan dengan tidak adekuatnya peredaran darah ke jaringan
c. Rasa gatal, bengkak dan bintik – bintik merah berhubungan dengan proses
inflamasi.
I. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan proses toksikasi

    Tujuan : Meredakan nyeri

     Intervensi :
a. Sengat kalau masih ada dicabut dengan pinset
Rasional   : mengeluarkan sengat serangga yang masih tertinggal
b.      Berikan kompres dingin
Rasional   : meredakan nyeri dan mengurangi bengkak
c.       Lakukan tehnik distraksi relaksasi
Rasional         : mengurangi nyeri
d. Kolaborasi dalam pemberian antihistamin seperti diphenhidramin
(Benadryl) dalam bentuk krim/salep atau pil, losion Calamine
Rasional         : mengurangi gatal – gatal

2. Syok berhubungan dengan tidak adekuatnya peredaran darah ke jaringan

Tujuan : Menangani penyebab, memperbaiki suplai darah ke jaringan

Intervensi :
a. Atasi setiap penyebab shock yang mungkin dapat di atasi(perdarahan
luar)
Rasional         :Mengurangi keparaha
b.  Pasien dibaringkan kepala lebih rendah.
  Rasional        :Kepala lebih rendah supaya pasien tidak hilang
kesadaran
c.       Kaki di tinggikan dan di topang
Rasional         :Meningkatkan suplai darah ke otak
d.      Longgarkan pakaian yang ketat atau pakaian yang menghalangi
     Rasional          : Sirkulasi tidak terganggu
e.       Periksa dan catat pernapasan nadi dan tingkat reaksi tiap 10 menit
Rasional         :Mengetahui tingkat perkembangan pasien

3. Rasa gatal, bengkak dan bintik – bintik merah berhubungan dengan proses
inflamasi 

Tujuan :  Mencegah peradangan akut

Intervensi :
a. Pasang tourniket pada daerah di atas gigitan
Rasional         : Mencegah tersebarnya racun ke seluruh tubuh
b.  Bersihkan area yang terkena gigitan dengan sabun dan air untuk
menghilangkan partikel yang terkontaminasi oleh serangga (seperti
nyamuk).
Rasional         :Untuk menghindari terkontaminasi lebih lanjut pada
luka
c.    Kolaborasi dalam pemberian antihistamin dan serum Anti Bisa Ular
(ABU) polivalen i.v dan disekitar luka. ATS dan penisilin procain
900.000 IU
Rasional         :Mencegah terjadinya infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Torpy, J. (2013). Insect Bites and Stings. JAMA Patient Page, 310(1), pp.
110.

Kennedy, J. (2011). Self-Care of Insect Bites and Stings. SelfCare, 2(4), pp.
111-114.

Kementerian Kesehatan RI (2014). Pusdatin. Situasi Demam Berdarah


Dengue di.Indonesia.

World Health Organization (2018). Leishmaniasis.

Center for Disease Control and Prevention (2015). Help Control Mosquitoes
that Spread Dengue, Chikungunya, and Zika Viruses.

Center for Disease Control and Prevention (2014). National Institute for
Occupational Safety and Health. Protecting Yourself from Stinging Insect.

Cronan, K. Kidshealth (2018). First Aid: Insect Stings and Bites.

Mayo Clinic (2018). First Aid. Insect Bites and Stings: First Aid.

Davis, C. Emedicinehealth (2018). Insect Bites.

Carey, E. Healthline (2017). The Burning Sting of Fire Ants.

Roth, E. Heathline (2017). Wasp Stings: Reaction Symptoms and Treatment.

Selner, et al. Healthline (2016). Bug Bites and Stings.

Brouhard, R. Verywell (2018). How to Treat a Bee Sting Safely.

Anda mungkin juga menyukai