Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN DIAGNOSA MEDIS

MYALGIA PADA NY.K DI WISMA INDROKILO BALAI PELAYANAN


SOSIAL TRESNA WREDHA ABIYOSO YOGYAKARTA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik Gerontik yang Diampu oleh Eva Nurlina
A.S.Kep.,Ns.M.Kep.Sp.Kom

Disusun Oleh :

Scaniavy Windy P (2520142458)

III A

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2017
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Myalgia ini disusun guna melengkapi tugas
mahasiswa Akademi Keperawatan Notokusumo dalam praktek keperawatan Gerontik di
Wisma Pagombakan, Balai Pelayanan Sosial Tresna Wredha Abiyoso Yogyakarta.

Yang disyahkan dan disetujui pada:

Hari :
Tanggal :
Jam :

Praktikan

(Scaniavy Windy P)

Mengetahui,

CI Lahan CI Akademik

( ...............................) ( Eva Nurlina A.M.Kep.Sp.Kom)


MYALGIA

1. DEFINISI
Myalgia adalah suatu keadaan dimana badan terasa pegal-pegal, mulai diakibatkan
oleh olahraga yang menyebakan tubuh meregang terlalu banyak. Myalgia yang terjadi
tanpa riwayat trauma mungkin disebabkan oleh infeksi virus.
Nyeri otot (Myalgia) adalah suatu istilah umum untuk suatu gejala yangdisebabkan
berbagai kelainan dan kondisi medis. Penyebab yang paling seringdisebabkan oleh
ketegangan ( kontraksi ) yang berlebihan, saat latihan atau bekerja berat.

2. PENYEBAB
Umum
1. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot yang salah atau otot yang
terlalu tegang.
2. Myalgia yang berlangsung dalam waktu yang lama menunjukkan myopati
metabolik,defisiensi nutrisi atau sindrom fatigue kronik.
3. Kelelahan (setelah latihan tidak terbiasa atau mengikuti kontraksi intens
kejang).
4. Cedera langsung pada otot (memar, luka atau cedera tekan).

Gangguan Sistemik
1. Virus (influenza, Epstein-Barr, herpes simpleks, poliomielitis)
2. Infeksi bakteri (radang tenggorokan, penyakit Lyme, tetanus)
3. Jamur (Histoplasmosis)
4. Parasit (malaria, toksoplasmosis, trichinosis)

Imunisasi
1. Vaksinasi terhadap berbagai penyakit)
2. Obat (antikonvulsan, antibiotika, agen antikanker, meurunkan kolesterol agen,
diuretik)
3. Penyalahgunaan obat
4. Racun
Penyebab Lain
1. Kekurangan vitamin C dan B kompleks.
2. Kekurangan mineral dan elektrolit (kalsium, fosfor, magnesium, kalium, natrium)

3. GEJALA
1. Nyeri sendi
2. Kekakuan
3. Gejala neurologis (mati rasa, tremor, gangguan penglihatan, telinga berdenging)
4. Kelelahan
5. Ruam

4. Patofisiologi
Gejala umum nyeri otot ini, disamping rasa sakit adalah pembengkakan pada
otot, setelah latihan yang menyebabkan nyeri yang sangat parah, otot tampak lebih
besar dari sebelumnya. Namun ini terjadi bukan karena masa otot yang meningkat,
tetapi lebih karena otot mengalami peradangan sebagai respon terhadap kerusakan
mikroskopis pada otot.
 Peranan Asam Laktat Pada Otot
Asam laktat sangat penting karena memungkinkan tubuh untuk
mengubah glikogen menjadi energi tanpa perlu kehadiran oksigen,
seperti glikolisis aerobik normal (proses dimana tubuh menggunakan
glikogen untuk energi). Dengan mengubahnya menjadi asam laktat dan
bukannya ATP seperti biasa, ketika tidak ada oksigen yang banyak
tersedia, memungkinkan proses glikolisis untuk berlangsung selama
beberapa menit, bukan hanya beberapa detik. Setelah tubuh memiliki
cukup cadangan oksigen, glikogen dapat kembali dikonversi ke ATP
dan asam laktat dapat dikonversi kembali menjadi glukosa oleh hati
dan jaringan lain yang akan digunakan kemudian. Hal ini membuat
penggunaan glikogen jauh lebih efisien ketika tubuh kekurangan
pasokan oksigen. Bagaimana otot menggunakan asam laktat sebagai
bahan bakar adalah sebagai berikut. Sel-sel otot mengkonversi
glikogen menjadi asam laktat ketika tidak ada cukup oksigen untuk
mengubahnya menjadi adenosine trifosfat (ATP). Asam laktat
kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh mitokondria,
yang merupakan penghasil energi dalam sel otot.
Pelatihan ketahanan secara intens dapat meningkatkan masa
mitokondria dalam sel otot lebih dari dua kali lipat yang dapat
membantu otot dalam kemampuan untuk menggunakan asam laktat
sebagai bahan bakar. Hal ini memungkinkan otot-otot untuk bekerja
lebih keras dan lebih lama dalam situasi cadangan oksigen rendah. Jadi
salah satu alasan atlet terlatih dapat tampil lama saat bertanding adalah
karena pelatihan intensif mereka sebenarnya memungkinkan otot-otot
untuk menyerap asam laktat lebih cepat dan lebih efisien karena masa
mitokondria yang lebih besar.

5. Klasifikasi Myalgia
Ada beberapa jenis nyeri otot yang kerap terjadi, yaitu : Fibromyalgia,
Myofascial pain, Nyeri otot pasca latihan (post exercise muscle soreness) dan
nyeri otot akibat penggunaan yang berlebihan (overuse injury)
 Fibromyalgia
Istilah lainnya yaitu remetik otot, adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan gejala berupa nyeri otot yang luas, yaitu paling sering pada
tengkuk, punggung atau pinggang. Terdaapat beberapa titik nyeri pada
area tersebut, biasanya 11-18 titik yang disebut sebagai tender point,
dimana titik tersebut sangat nyeri bila ditekan tetapi nyeri yang
ditimbulkan tidak menjalar. Keluhan dirasakan lebih dari 3 bulan,
disertai adanya gejala gangguan tidur dan kekakuan pada pagi hari.
Sifat nyeri berupa pegal, panas, rasa seperti terbakar, dapat disertai
rasa kesemutan dan baal. Penyebab penyakit ini masih belum diketahui
dengan pasti, tetapi masih berhubungan dengan proses hormonal,
sistem kekebalan tubuh dan faktor ketegangan jiwa. Penyakit ini
penyebab penurunan fungsi yang cukup serius dan menyebabkan
penurunan kualitas hidup.
 Myofascial pain
Suatu penyakit yang mirip fibromyalgia, tetapi perbedaannya pada
myofascial pain ditemukan titik nyeri yang lebih sedikit dan jika
ditekan timbul rasa nyeri yang menjalar ke area tubuh lain. Penyakit ini
lebih mudah disembuhkan dengan penanganan yang tepat
dibandingkan fibromyalgia. Penyebab penyakit initerutama disebabkan
karena kesalahan postur atau posisi tubuh dalam waktu lama dan
ketegangan emosi.

 Post exercise muscle soreness (nyeri otot pasca latihan)


Nyeri timbul pada otot yang banyak melakukan aktivitas olahraga,
yang dapat timbul langsung pasca olahraga. Nyeri otot yang timbul
beberapa jam sampai beberapa hari pasca olahraga tersebut disebut
delayed onset muscle soreness. Penyebab nyeri ini ada beberapa hal,
yaitu: penumpukan sisa pembakaran atau metabolism otot yang disebut
asam laktat, kekurangan oksigen pada otot yang aktif, serta pengaruh
suhu tubuh yang meningkat pada saat olahraga. Biasanya nyeri akan
hilang dengan sendirinya setelah 5-7 hari.

 Overuse injury
Nyeri otot yang terjadi akibat beberapa hal, yaitu : digunakan berulang
dalam waktu lama, digunakan dalam posisi yang salah dalam waktu
yang lama, akibat getaran atau akibat penggunaan dengan kekuatan
ysng besar.

6. CARA MENCEGAH
1. Istirahat yang cukup, 6-8 jam
2. Cukupkan masukan nutrisi. Sarapan pagi, minum susu atau multivitamin B dan C,
cukup bagus untuk membantu aktifitas berat seharian.
3. Bekerja secara ergonomis. Cara bekerja yang aman, nyaman dan sehat. Seperti cara
duduk yang benar, cara mengangkat beban yang benar.
4. Adakan jeda istirahat. Saat kebanyakan duduk maka berikan waktu sekitar 5 menit
untuk berdiri, untuk gerak ringan guna menghindara ketegangan otot. Usahakan waktu
istirahat untuk meluruskan punggung walau sebentar.
5. Apabila ada otot yang terasa tegang maka dapat dilakukan pemijatan, pemijatan dapat
di bantu dengan air hangat atau balsam guna memperlancar aliran darah.

7. CARA MENGATASI
a. rileks dan lembut meregangkan daerah yang terlibat.
b. Mandi air hangat.
c. Pijat.
d. latihan peregangan harus digunakan sesering mungkin.
e. Olahraga teratur, perlahan-lahan meningkat dari setiap gerakan lembut untuk lebih kuat,
dapat membantu mengembalikan otot yang tepat.

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi
sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang
menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
b. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
c. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi
tulang pada sendi
d. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal:
buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk
pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan
komplemen ( C3 dan C4 ).
e. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.
f. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau atroskopi;
cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang kental
dibanding cairan sendi yang normal.

9. PENATALAKSANAAN
a. Jika merupakan suatu gejala penyakit, pengobatan utama ditujukan pada penyakit
tersebut.
b. Meningkatkan aliran darah atau suhu dalam otot, membantu untuk
mengurangiakumulasi zat metabolik yang merugikan.
c. Mengurangi aktivitas yang memperkuat timbulnya nyeri
d. Medications
- NSAID
COX-nonselektif : asam mafenamat, piroksikam, indometasin,aspirin, naproksen,
ibuprofen
- COX 2 preferential : meloxicam, diclofenac
Analgetik
ascorbic acid (vitamin C) dan antioxi

10. penyakit cebrovaskuler, episode palpitasi.


PENGKAJIAN
2) Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
a. Aktivitas
tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat,
1) Gejala :
sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin lambat/
kelemahan,
letih, nafas tertunda.
pendek, gaya
c. Integritas Ego
hidup monoton.
1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple
2) Tanda
:Frekuensi (hubungan,keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
jantung
2) Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan
meningkat,
perubahan irama meledak,otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
jantung,
d. Eliminasi
takipnea.
1) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit
b. Sirkulasi
ginjal pada masa yang lalu).
1) Gejala :
Riwayat e. Makanan/cairan
Hipertensi,
2) Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
aterosklerosis,
penyakit jantung sertakolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
koroner/katup
(meningkat/turun), Riwayatpenggunaan diuretic
dan
3) Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
f. Neurosensori
1) Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyut, sakit kepala, suboksipital
(terjadi saatbangun dan menghilangkan secara spontansetelah beberapa jam),
Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis).
2) Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,efek,
proses piker,penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman
1) Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung), sakitkepala.
h. Pernafasan
1) Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
2) Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyinafas
tambahan(krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
1) Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

11. DIAGNOSA
a. Nyeri kronis berhubungan dengan cedera otot.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera kimiawi kulit (Luka bakar).
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme regulasi.
d. Deprivasi tidur berhubungan dengan program pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Azizah. L. K. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.


2. Depkes RI. Situasi dan Analisis Lanjut Usia. [Online] 2014. [Dikutip: 9 Januari 2015.]
http://www.depkes.go.id/article/view/14010200005/download-pusdatin-infodatin-
infodatin-lansia.html.
3. Jaime L. Stockslager. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jakarta : EGC
4. Kushariyadi, 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba
Medika.
5. Kumar, Vinay. Et.al. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins. Vol.2 Ed. 7. Jakarta : EGC.
6. Marilynn E Doenges, dkk., 2010, Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta.
7. Maramis, W.F. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Cetakan ketujuh. Airlangga
University Press. Surabaya.Meiner, Sue.E. 2006. Gerontologic Nursing. St. Louis,
Missouri : Mosby Mubarak, Wahit Iqbal. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta
8. Sagung Seto N. Richard. Mitchell. Et.al. 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit
Robbins dan Coutran. Jakarta : EGC.
9. Prasetyo, S. N. (2010). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Jokjakarta: Graha Ilmu.
10. Rahayu, Sara Hevi. (2009). Hubungan Antara Pengetahuan Keluarga dengan
Dukungan Keluarga Dalam Perawatan DM di Desa Pamongan Kecamatan Guntur
Kabupaten Demak. Diunduh pada 4 November 2012 dari http://digilib.unimus.ac.id
11. Setiati Siti, Harimurti Kuntjoro, Govinda RA. Proses menua dan implikasinya. Dalam:
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibarata MK, Setiyati S (editor). Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Edisi V, Jilid 1. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009: hal757.
12. Supraba, N. P. (2015). Hubungan aktivitas sosial, interaksi sosial, dan fungsi keluarga
dengan kualitas hidup lanjut usia di wilayah kerja puskesmas i denpasar utara kota
denpasar. Denpasar: Universitas Udayana.
13. Weni. 2010. Nyeri Otot ( Myalgia ) di akses pada tanggal 20 Juli 2013, dari
We2ncibi.blogspot.com/2010/07/nyeri-otot-myalgia.html

Anda mungkin juga menyukai