BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Myalgia (Nyeri otot) adalah termasuk salah satu keluhan yang cukup
sering diderita seseorang. Ada yang mengalami hanya sesaat (misalnya keram
otot) atau sampai beberapa hari, beberapa bulan bahkan menahun tersebut terus
menerus mengganggu dengan intensitas yang berfluktuasi. Nyeri yang timbul
hanya sesaat tentu saja tidak sampai mengganggu aktivitas hidup. Tetapi nyeri
yang timbul terus menerus dapat membuat frustrasi penderita, karena
menghambat aktivitas baik dalam kaitan mencari nafkah, keseharian, maupun
rekreasi. Sehingga pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup penderita.1
Tidak jarang penderita akhirnya tergiring untuk mengkonsumsi obat
penghilang rasa sakit dalam jangka panjang. Padahal telah terbukti bahwa semua
obat penghilang nyeri pasti memiliki efek samping yang merugikan jika
dikonsumsi berlebihan atau tanpa kontrol dokter, contohnya bisa menimbulkan
gastritis (sakit mag), keropos tulang, dan menghambat pembentukkan sel darah.1
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sebaiknya penanganan nyeri otot
harus dilakukan secara menyeluruh, yaitu dengan mengetahui jenis nyeri otot
yang terjadi, faktor penyebab nyeri otot, kemudian pemberian terapi yang tepat.1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFENISI
Myalgia adalah suatu istilah umum untuk suatu gejala yang disebabkan
berbagai kelainan dan kondisi medis pada otot. Penyebab yang paling sering
disebabkan oleh ketegangan ( kontraksi ) yang berlebihan, saat latihan atau
bekerja berat.2,3
2.2 ETIOLOGI
1. Overuse (Berlebihan)
2. Injury (Cedera)
3. Autoimune (Autoimun)
4. Metabolic defect (kelainan metabolik)
5. Withdrawal Syndrome (Sindrom Penarikan)
2.3 KLASIFIKASI
Fibromyalgia
Myofascial pain
Overuse injury
Nyeri otot terjadi akibat beberapa hal, yaitu digunakan berulang
(repetitif) dalam waktu lama, akibat getaran atau penggunaan kekuatan
yang besar, misalnya mengangkat benda yang berat. Akibat adanya
aktivitas yang tidak tepat tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan otot
4
2.4 PATOFISIOLOGI
Gejala umum nyeri otot ini, di samping rasa sakit, adalah pembengkakan pada
otot. setelah latihan yang menyebabkan nyeri yang sangat parah, otot tampak lebih
besar dari sebelumnya. Namun ini terjadi bukan karena massa otot yang
meningkat, tetapi lebih karena otot mengalami peradangan sebagai respon
terhadap kerusakan mikroskopis pada otot.
2.5 DIAGNOSIS
2.4.1 Anamnesis
1. Lokasi/daerah nyeri.
2. Riwayat pemakaian otot/aktivitas berlebihan
3. Riwayat aktivitas yang membuat otot kontraksi terus menerus dalam
waktu yang singkat
4. Riwayat aktivitas berulang
1. Nyeri tekan
2. Penekanan yang menimbulkan nyeri alih (referred pain)
3. Jika ditemukan referred pin, hal tersebut dapat berupa gejala klinis dari
penyakit lain.3
Trochanteric bursitis
Piriformis syndrome
dan mati rasa di gluteus dan di sepanjang jalur saraf skiatik turun ke bawah
dari paha ke kaki.
Radiculopathy
Cervical dystonia
2.7 PENATALAKSANAAN
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. 6th ed. Nyeri. EGC. 2005.pp: 1063-
1104
2. Guyton AC, Hall JE. Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Sensasi somatik:
sensasi nyeri, nyeri kepala dan sensasi suhu. EGC. 2007.pp:625-634
3. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. 16th ed. Patofisiologi
somestesia. Dian Rakyat.2013.pp:90
4. Sidharta P. Neurologi klinis dalam praktek umum. 7th. Dian Rakyat. 2009