Anda di halaman 1dari 8

A.

DEFINISI MYALGIA

Myalgia atau disebut juga nyeri otot merupakan gejala dari banyak

penyakit dan gangguan pada tubuh. Penyebab umum myalgia adalah

penggunaan otot yang salah atau otot yang terlalu tegang. Myalgia yang

terjadi tanpa riwayat trauma mungkin disebabkan oleh infeksi virus. Myalgia

yang berlangsung dalam waktu yang lama menunjukkan myopati metabolik,

defisiensi nutrisi atau sindrom fatigue kronik (Tamsuri, 2007). Myalgia yang

parah dan berlangsung selama lebih dari dua minggu dapat mengindikasikan

bahwa tubuh sedang menghadapi suatu keadaan yang serius, terutama jika

gejala myalgia tersebut tidak dapat dihubungkan secara pasti dengan cedera

atau penyakit yang baru dialami, juga jika disertai dengan gejala lainnya.

B. KLASIFIKASI MYALGIA

1. Fibromyalgia

Fibromialgia merupakan sindrom nyeri kronik yang ditandai

dengan nyeri muskuloskeletal dan kekakuan otot yang tersebar luas,

meliputi keempat kuadran tubuh, sisi kiri dan kanan serta atas dan bawah

tubuh. Fibromialgia sering disertai gangguan tidur, cepat lelah, cemas,

depresi, kaku di pagi hari, irritable bowel syndrome (IBS), nyeri kepala,

vertigo, parestesia, dan sebagainya.

Penyebab penyakit ini masih belum diketahui dengan pasti, tetapi

disinyalir berhubungan dengan proses hormonal, sistem kekebalan tubuh

dan faktor ketegangan jiwa. Walaupun tidak menyebabkan kematian,


tetapi penyakit ini penyebab penurunan fungsi yang cukup serius dan

menyebabkan penurunan kualitas hidup.

2. Myofascial pain

Suatu penyakit yang mirip fibromyalgia, tetapi perbedaannya pada

Myofascial pain ditemukan titik nyeri yang lebih sedikit, dan jika ditekan

timbul rasa nyeri yang menjalar ke area tubuh lain. Penyakit ini lebih

mudah disembuhkan dengan penanganan yang tepat dibandingkan

fibromialgia. Penyebab penyakit ini terutama disebabkan karena

kesalahan postur atau posisi tubuh dalam waktu lama dan ketegangan

emosi.

3. Post exercise muscle soreness (nyeri otot pasca latihan)

Suatu keluhan yang sesuai namanya, terjadi sesudah melakukan

olah raga. Nyeri timbul pada otot yang banyak melakukan aktivitas saat

olah raga, dapat timbul langsung pasca olah raga atau timbul 8 – 24 jam

kemudian yang mencapai puncak nyeri pada 24 – 72 jam pasca olah raga.

Nyeri otot yang timbul beberapa jam sampai beberapa hari pasca olah

raga tersebut disebut delayed onset muscle soreness (DOMS). Penyebab

nyeri ini ada beberapa hal antara lain yaitu : penumpukan sisa

pembakaran atau metabolisme otot yang disebut asam laktat, kekurangan

oksigen pada otot yang aktif, serta pengaruh suhu tubuh yang meningkat

pada saat olah raga. Biasanya nyeri akan hilang dengan sendirinya

setelah 5 – 7 hari. Jika timbul nyeri tersebut sebaiknya beristirahat dahulu

selama beberapa hari. Setelah nyeri hilang dapat mulai dilakukan olah
raga dengan intensitas ringan dahulu untuk kemudian ditingkatkan secara

bertahap. Perlu diingat untuk selalu melakukan latihan peregangan dan

pemanasan sebelum serta sesudah olah raga untuk mencegah terjadinya

cedera otot.

4. Overuse injury (nyeri otot akibat penggunaan berlebihan)

Nyeri otot terjadi akibat beberapa hal, yaitu: digunakan berulang

(repetitif) dalam waktu lama, digunakan dalam posisi yang salah dalam

waktu lama, akibat getaran atau akibat penggunaan dengan kekuatan

yang besar, misalnya mengangkat benda yang berat. Akibat adanya

aktivitas yang tidak tepat tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan

otot yang secara mikroskopik tampak berupa robekan jaringan disertai

adanya proses peradangan, dan karena penggunaan yang terus menerus

maka tidak ada waktu bagi otot tersebut untuk memperbaiki diri

(recovery).. Nyeri yang timbul berupa perasaan pegal, panas, kebas ,

dapat disertai bengkak dan kemerahan.

C. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala yang di jumpai pada kondisi myalgia antara lain yaitu

nyeri, spasme otot, keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS), dan penurunan

kekuatan otot. Myalgia juga dapat menimbulkan gangguan dalam beraktifitas

seperti mengangkat dan mengambil, berjalan dan berlari, dan juga

menyebabkan istirahat terganggu (Kuntono, 2005).


D. PENYEBAB MYALGIA

1. Gangguan tidur

Individu yang mengalami gangguan tidur sering kali mengalami

nyeri otot. Gangguan tidur dan nyeri otot yang menyertainya mungkin

disebabkan oleh ansietas temporer akibat situasi yang menimbulkan

stress, atau bisa juga kerena kebisingan.

2. Ketidakseimbangan hormon menyebabkan myalgia

Ketidakseimbangan hormon terjadi manakala salah satu hormon

reproduktif tidak lagi bekerja secara fungsional. Akibatnya, tubuh beralih

menggunakan persediaan high-test hormone-nya,adrenalin, yang

biasanya dipakai untuk mekanisme “flight or fight” pada situasi darurat.

Penyalahgunaan adrenalin secara kronis oleh tubuh akan mengarah

kepada berbagai gangguan seperti nyeri otot persistent yang disebut

fibromyalgia kronis.

3. Defisiensi vitamin

Myalgia dapat juga disebabkan oleh diet dan gaya hidup yang tidak

sehat. Vitamin memainkan peranan penting dalam kesehatan secara

keseluruhan. Vitamin D yang secara alami dapat diperoleh dalam jumlah

melimpah dengan berjemur di sinar matahari pagi, turut berperan dalam

membantu absorpsi kalsium. Defisiensi vitamin D sering ditemui pada

kelompok masyarakat yang sebagian besar melakukan aktivitasnya di

dalam ruangan. Vitamin B12 berperan dalam produksi sel darah merah,

perkembangan saraf, dan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein.


Vitamin ini banyak ditemukan pada daging, ikan dan produk susu.

Kekurangan vitamin tidak hanya dapat menimbulkan terjadinya myalgia,

namun juga mengarah kepada gangguan kesehatan yang lebih serius.

4. Obat-obatan yang menginduksi myalgia

Kelompok obat tertentu seperti statin (penurun kadar kolesterol)

memiliki efek samping berupa nyeri otot. Hal ini khususnya terjadi ketika

pasien mulai mengkonsumsi obat tersebut atau ketika dosisnya mulai

dinaikkan. Pada beberapa kasus, nyeri otot yang terjadi ketika sedang

mengkonsumsi obat ini dapat juga menunjukkan bahwa otot-otot sedang

mengalami kehancuran – suatu situasi yang dapat mengarah kepada gagal

ginjal dan bahkan mengancam nyawa.

5. Myalgia akibat penyakit autoimun

Penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus

merupakan kondisi dimana sistem imun menyerang jaringan/organ tubuh.

Selain myalgia, penyakit autoimun umumnya juga disertai gejala berupa

nyeri tekan pada otot, kehilangan massa otot dan ruam.

E. PENATALAKSANAAN.

Tujuan terapi myalgia adalah menghilangkan nyeri, mengobati penyakit

penyerta, dan meningkatkan kualitas hidup. Prinsip manajemen terapi ada 2

jenis, yaitu terapi farmakologis dan terapi nonfarmakologis.


1. Terapi farmakologis

a. Antidepresan. Menghambat ambilan kembali (reuptake) serotonin

dan norepinefrin di celah sinaps sehingga dapat memperkuat jalur

inhibisi nyeri desenden dan mengurangi persepsi nyeri. Misalnya

amitriptilin dan nortriptilin.

b. Antikonvulsan. Antikonvulsan yang sering digunakan dalam

pengobatan myalgia adalah pregabalin dan gabapentin. Monoterapi

pregabalin dapat mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki gejala-

gejala yang menonjol pada pasien myalgia, seperti gangguan tidur,

serta dikaitkan dengan meningkatnya fungsi dan kualitas hidup

pasien.

c. Opioid. Tramadol adalah obat yang bekerja langsung di SSP sebagai

agonis reseptor opiat dan sebagai monoamine reuptake inhibitor

yang memiliki efek antinosiseptif pada jalur nyeri asenden maupun

desenden. Kombinasi 37,5 mg tramadol dan 325 mg parasetamo

dikatakan dapat mengurangi nyeri secara signifikan.

2. Terapi nonfarmakologis

Terapi farmakologis saja sering tidak memberikan hasil yang

diharapkan sehingga perlu tambahan terapi nonfarmakologis. Terapi

nonfarmakologis yang banyak dipakai antara lain adalah:

a. Cognitive behavior therapy (CBT). Di antara intervensi psikoterapi,

CBT mempunyai evidence terbaik. Rasionalisasi penggunaan CBT

dalam FM didasarkan pada konsep bahwa nyeri adalah pengalaman


sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang merupakan

interaksi kompleks antara faktor biologi, kognitif, afektif, dan

tingkah laku.

b. Edukasi. Edukasi yang baik memegang peranan penting agar pasien

memahami penyakitnya. Penjelasan difokuskan seputar penyakit dan

mekanisme yang mendasari munculnya berbagai gejala terapi yang

diberikan.

c. Olahraga aerobik. Latihan aerobik dapat membantu memperbaiki

kondisi fisik dan bermanfaat sebagai terapi tambahan untuk depresi,

cemas dan stres. Latihan aerobik intensitas ringan sampai sedang

selama 30-60 menit, sebanyak 2-3 kali seminggu selama lebih dari

10 minggu dapat memberikan manfaat positif jangka pendek. Untuk

mempertahankan efek tersebut, perlu dilakukan latihan kontinu.

Contoh latihan aerobik intensitas ringan hingga sedang adalah

berjalan kaki, lari, stationary bike.

d. Akupunktur. Akupunktur boleh jadi berguna, bergantung pada latar

belakang kultural pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Kuntono H. 2005. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kondisi Myalgia:Temu

Ilmiah IFI

Purwata, Thomas Eko. Diagnosis dan Manajemen Myalgia. Jurnal CDK-216/

vol. 41 no. 5, th. 2014

Tamsuri. 2007. Definisi Myalgia di akses pada tanggal 24 September 2016

dari, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/chapter

%2011.pdf

Anda mungkin juga menyukai