Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP LANSIA
1. Definisi Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang
kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia
lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008).

Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia)


apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis.
Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta
peningkatan kepekaan secara individual (Efendi, 2009).

2. Teori – teori Proses Penuaan


Menurut Maryam dkk (2008) ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses
penuaan, yaitu teori biologi, teori psikologi, teori sosial dan teori spiritual.

a. Teori Biologi
Teori biologi mencakup teori genetik dan mutasi, immunology slow theory,
teori stess, teori radikal bebas dan teori rantai silang.
1) Teori Genetik dan Mutasi. Menurut teori genetik dan mutasi, semua
terprogram secara genetik untuk spesies – spesies tertentu.
2) Immunology slow theory. Menurut immunology slow theory, sistem imun
menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh
yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
3) Teori Stress. Teori ini mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya sel-sel
yang biasa digunakan tubuh.
4) Teori Radikal Bebas. Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak
stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen
bahan – bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini
menyebabkan sel-sel tidak dapat melakukan regenerasi.
5) Teori Rantai Silang. Pada teori rantai silang di ungkapkan bahwa reaksi kimia
sel-sel yang tua menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen.
b. Teori Psikologi
Perubahan psikologi yang terjadi dapat dihubungkan pula dengan keakuratan
mental dan keadaan fungsional yang efektif. Adanya penurunan dan
intelektualitas yag meliputi persepsi, kemampuan kognitif, memori dan belajar
pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi.
Dengan adanya penurunan fungsi sistem sensorik, maka akan terjadi pila
penurunan kemampuan untuk menerima, memproses dan merespon stimulasi
sehingga terkadang akan muncul aksi / reaksi yang berbeda dari stimulasi yang
ada.
c. Teori Sosial
Ada beberapa teori sosial yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori
interaksi sosial (social axchange theory), teori penarikan diri (disengagement
teory), teori aktifitas (activity theory), teori kesinambungan (continuity theory),
teori perkembangan (development theory) dan teori stratifikasi usia (age
stratification theory).
d. Teori Spiritual
Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada pengertian
hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti
kehidupan.
3. Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
Perubahan yang terjadi pada lansia, diantaranya (Santosa, 2009) :

a. Perubahan kondisi fisik


Masalah fisik sehari-hari yang sering ditemukan pada lansia diantaranya
lansia mudah jatuh, mudah lelah, kekacauan mental akut, nyeri pada dada,
berdebar-debar, sesak napas, pada saat melakukan aktifitas / kerja fisik,
pembengkakan pada kaki bawah, nyeri pinggang atau punggung, nyeri sendi
pinggul, sulit tidur, sering pusing, berat badan menurun, gangguan pada fungsi
penglihatan, pendengaran dan sulit menahan kencing.
b. Perubahan Psikologis
Pada umumnya lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.
Perubahan – perubahan ini erat kaitannya dengan perubahan fisik, keadaan
kesehatan, tingkat pendidikan atau pengetahuan dan situasi lingkungan. Dari segi
mental dan emosiaonal sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan tidak
aman dan cemas. Adanya kekacauan mental akut, merasa terancam akan
timbulnya suatu penyakit atau takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Hal
ini bisa menyebabkan lansia mengalami depresi.
c. Perubahan Spiritual
Agama dan kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya.
4. Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lansia antara
lain :

a. Permasalahan Utama
1) Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan
2)Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia
lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati.
3)Lahirnya kelompok masyarakat industri
4)Masih rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga profesional pelayanan lansia
5)Belum membudayanya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan
lansia.
b. Permasalahan Lansia
1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik,
mental maupun sosial
2) Berkurangnya integritas sosial lanjut usia
3) Rendahnya produktifitas kerja lansia
4) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat
5) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tantangan masyarakat
individualistik
6) Adanya dampak negative dan proses pembangunan yang dapat mengganggu
kesehatan fisik lansia
B. Konsep mialgia

1. Pengertian

Myalgia adalah nyeri otot yang merupakan gejala dari banyak penyakit dan
gangguan pada tubuh. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot yang salah atau
otot yang terlalu tegang. Myalgia merupakan suatu bentuk respon tubuh terhadap
berbagai kemungkinan kondisi. Myalgia yang parah dan berlangsung selama lebih dari
dua minggu dapat mengindikasikan bahwa tubuh sedang menghadapi suatu keadaan
yang serius, terutama jika gejala myalgia tersebut tidak dapat dihubungkan secara pasti
dengan cedera atau penyakit yang baru dialami, juga jika disertai dengan gejala lainnya
(chang, 2009)

2. Jenis Myalgia

Ada beberapa jenis nyeri otot yang kerap terjadi, yaitu : Fibromyalgia, Myofascial
pain, Nyeri otot pasca latihan (post exercise muscle soreness), dan nyeri otot akibat
penggunaan yang berlebihan (overuse injury) (Lukman, et al. 2009).

Fibromyalgia Istilah lainnya yaitu rematik otot, adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan gejala berupa nyeri otot yang luas, yaitu paling sering pada tengkuk, punggung
atau pinggang. Terdapat beberapa titik nyeri pada area tersebut, biasanya titik yang
disebut sebagai tender point, di mana titik tersebut sangat nyeri bila ditekan tetapi nyeri
yang ditimbulkan tidak menjalar. Keluhan dirasakan lebih dari 3 bulan, disertai adanya
gejala gangguan tidur, dan kekakuan pada pagi hari. Sifat nyeri berupa pegal, panas, rasa
seperti terbakar, dapat disertai rasa kesemutan dan baal (kebas).

Penyebab penyakit ini masih belum diketahui dengan pasti, tetapi disinyalir
berhubungan dengan proses hormonal, sistem kekebalan tubuh dan faktor ketegangan
jiwa. Walaupun tidak menyebabkan kematian, tetapi penyakit ini penyebab penurunan
fungsi yang cukup serius dan menyebabkan penurunan kualitas hidup.

Myofascial pain Suatu penyakit yang mirip fibromyalgia, tetapi perbedaannya pada
MP ditemukan titik nyeri yang lebih sedikit, dan jika ditekan timbul rasa nyeri yang
menjalar ke area tubuh lain. Penyakit ini lebih mudah disembuhkan dengan penanganan
yang tepat dibandingkan fibromialgia. Penyebab penyakit ini terutama disebabkan karena
kesalahan postur atau posisi tubuh dalam waktu lama dan ketegangan emosi.

Post exercise muscle soreness (nyeri otot pasca latihan) Suatu keluhan yang sesuai
namanya, terjadi sesudah melakukan olah raga. Nyeri timbul pada otot yang banyak
melakukan aktivitas saat olah raga, dapat timbul langsung pasca olah raga atau timbul 8
24 jam kemudian yang mencapai puncak nyeri pada jam pasca olah raga.

Nyeri otot yang timbul beberapa jam sampai beberapa hari pasca olah raga tersebut
disebut delayed onset muscle soreness (DOMS). Penyebab nyeri ini ada beberapa hal
antara lain yaitu : penumpukan sisa pembakaran atau metabolisme otot yang disebut asam
laktat, kekurangan oksigen pada otot yang aktif, serta pengaruh suhu tubuh yang
meningkat pada saat olah raga. Biasanya nyeri akan hilang dengan sendirinya setelah 5 7
hari. Jika timbul nyeri tersebut sebaiknya beristirahat dahulu selama beberapa hari.
Setelah nyeri hilang dapat mulai dilakukan olah raga dengan intensitas ringan dahulu
untuk kemudian ditingkatkan secara bertahap. Perlu diingat untuk selalu melakukan
latihan peregangan dan pemanasan sebelum serta sesudah olah raga untuk mencegah
terjadinya cedera otot.

Overuse injury (nyeri otot akibat penggunaan berlebihan) Nyeri otot terjadi akibat
beberapa hal, yaitu: digunakan berulang (repetitif) dalam waktu lama, digunakan dalam
posisi yang salah dalam waktu lama, akibat getaran atau akibat penggunaan dengan
kekuatan yang besar, misalnya mengangkat benda yang berat. Akibat adanya aktivitas
yang tidak tepat tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan otot yang secara
mikroskopik tampak berupa robekan jaringan disertai adanya proses peradangan, dan
karena penggunaan yang terus menerus maka tidak ada waktu bagi otot tersebut untuk
memperbaiki diri (recovery). Nyeri otot tersebut bisa terjadi pada musisi yang
menggunakan suatu instrumen (gitar, biola) dalam waktu lama, pada olah ragawan, dan
juga pada pekerja kantor.

Sama dengan nyeri otot yang timbul pasca olah raga, otot yang nyeri adalah otot yang
banyak bekerja saat melakukan aktivitas, misalnya pada pekerja kantor yang banyak
menggunakan komputer, sering nyeri pada bahu kanan karena otot bahu kanan selalu
bekerja mempertahankan posisi lengan atas dan tangan untuk mengendalikan mouse
komputer, atau pada pemain gitar bisa timbul nyeri pada bahu kiri, karena otot bahu kiri
selalu mempertahankan posisi lengan kiri untuk memainkan nada dan menyangga gitar.
Nyeri yang timbul berupa perasaan pegal, panas, kebas, dapat disertai bengkak dan
kemerahan.

3. Penyebab

Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot yang salah atau berlebihan yang
mengakibatkan otot-otot yang digunakan tersebut mengalami kekurangan oksigen
sehingga terjadi suatu proses oksidasi anaerob yang akan menghasilkan asal laktat. Asam
laktat inilah yang dapat menimbulkan rasa pegal atau nyeri. Myalgia yang terjadi tanpa
trauma mungkin disebabkan oleh infeksi virus, mylgia berlangsung dalam waktu yang
lama (2 minggu) yang menunjukkan myopati metabolic, defiseinsi nutrisi atau siondrom
fatigue kronik. Adapun penyebab myalgia biasanya disebabkan oleh hal berikut ini:

C. KONSEP INSOMNIA
1. Definisi Insomnia
Gangguan tidur (Insomnia) adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk
tetap tertidur, atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur
pada saat terbangun.
Gangguan tidak saja menunjukkan indikasi akan adanya kelainan jiwa yang dini
tetapi merupakan keluhan dari hampir 30% penderita yang berobat ke dokter,
disebabkan oleh :
1. Faktor Ekstrinsik (luar) misalnya lingkungan yang kurang tenang.
2. Faktor Intrinsik, misalnya bisa organik dan psikogenik
Organik, misalnya nyeri, gatal-gatal, dan penyakit tertentu yang membuat gelisah.
Psikogenik, misalnya depresi, kecemasan dan iritabilitas.
2. Etiologi
Gangguan tidur bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang
memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan
pemakaian obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia
lanjut, dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti
kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Beberapa orang tertidur secara
normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik,
mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.
Selain itu, perilaku di bawah ini juga dapat menyebabkan gangguan tidur pada
beberapa orang :
1. Higienitas tidur yang kurang secara umum (cuci muka, cuci kaki, dll).
2. Kekhawatiran tidak dapat tidur.
3. Mengkonsumsi caffein secara berlebihan
4. Minum alkohol sebelum tidur
5. Merokok sebelum tidur
6. Tidur siang / sore yang berlebihan
7. Jadal tidur / bangun yang tidak teratur

3. Gejala
Penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari
dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Gangguan tidur bisa dialami dengan
berbagai cara :
1. Sulit untuk tidur
2. Tidak ada masalah untuk tidur namun mengalami kesulitan untuk tetap tidur
(sering bangun)
3. Bangun terlalu awal
Kesulitan tidur hanyalah satu dari beberapa gejala insomnia. Gejala yang dialami
waktu siang hari adalah :
1. Mengantuk
2. Resah
3. Sulit berkonsentrasi
4. Sulit mengingat
5. Gampang tersinggung
4. Fisiologi Tidur Normal
Rata-rata dewasa sehat membutuhkan waktu 7,5 jam untuk tidur setiap malam,
walaupun demikian, ada beberapa orang yang membutuhkan tidur lebih atau kurang.
Tidur normal dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya usia. Seseorag yang usianya
muda cenderung tidur lebih banyak bila dibandingkan dengan lansia.
Waktu tidur lansia berkurang berkaitan dengan faktor ketuaan. Fisiologi tidur
dapat dilihat melalui gambaran elektrofisiologik sel-sel otak selama tidur.
Polisomnografi merupakan alat yang dapat mendeteksi aktivitas otak selama tidur.
Stadium tidur diukur dengan polisomnografi terdiri dari rapid eye movement (REM)
dan tidur non-rapid eye movement (NREM).
Tidur REM disebut juga tidur D atau bermimpi karena dihubungkan dengan
bermimpi atau tidur paradoks karena EEG aktif selama fase ini. Tidur NREM disebut
juga tidur ortodoks atau tidur gelombang lambat atau tidur S. Kedua stadium ini
bergantian dalam satu siklus yang berlangsung antara 70-120 menit. Secara umum ada
4-6 siklus REM – REM yang terjadi setiap malam. Periode tidur REM I berlangsung
antara 5-10 menit. Makin larut malam, periode REM makin panjang. Tidur NREM
terdiri dari 4 stadium yaitu stadium 1, 2, 3 dan 4.
5. Higiene Tidur Pada lansia
Gangguan tidur dapat terbentuk buruknya higiene tidur dan gangguan tidur
spesifik. Evaluasi keluhan tidur lansia hendaklah selalu dilakukan. Buruknya higiene
tidur dapat disebabkan oleh harapan yang berlebihan terhadap tidur atau jadwal tidur.
Akibatnya lansia sering menghabiskan waktunya ditempat tidur atau sebentar –
sebentar tertidur di siang hari.
6. Penatalaksanaan Gangguan Tidur Pada Lansia
a. Pencegahan Primer
1) Waktu bangun yang teratur di pagi hari memperkuat siklus sirkandian dan
menyebabkan awitan tidur yang teratur.
2) Orang – orang yang merasa marah atau frustasi karena tidak dapat tidur
tidak boleh berusaha keras untuk tertidur tetapi harus menyalakan lampu
dan melakukan hal yang lain berbeda.
3) Rasa lapar menggangu tidur
4) Bunyi bising
5) Penggunaan tembakau yang secara kronis
b. Pencegahan sekunder
Memvalidasi riwayat pengkajian dengan anggotamkeluarga atau pemberi
perawatan merupakan hal yang paling memastikan keakuratan dan pengkajian
jika pasien tidak dianggap kompoten untuk memberikan laporan sendiri.
Catatan harian tentang tidur merupakan cara pengkajian yang paling bagus
bagi lansia. Informasi ini memberika catatan yang akurat tentang masalah tidur.
Untuk mendapatkan gambaran tentang masalah tidur yang dialami lansia dirumah
atau di fasilitas kesehatan catatan harian dibuat 3-4 minggu.
c. Pencegahan Tersier
Jika terdapat gangguan tidur seperti apne tidur yang mengancam kehidupan,
kondisi pasien memerlukan rehabilitasi melalui tindakan – tindakan seperti
pengangkatan jaringan yang menyumbat di mulut yang mempengaruhi jalan
napas.
7. Penatalaksanaan Terapeutik
a. Pergi tidur hanya jika mengantuk
b. Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur
c. Jika tidak dapat tidur, bangun dan pindah keruangan lain. Bangun sampai benar –
benar mengantuk, kemudian baru kembali ke tempat tidur. Jika tidur masih tidak
bisa dilakukan dengan mudah bangun dari tempat tidur. Tujuannya adalah
menghubungkan antara tempat tidur dengan tidur cepat. Ulangi langkah ini
sesering yang dilakukan sepanjang malam.
d. Siapkan alarm dan bangun diwaktu yang sama setiap pagi tanpa memperdulikan
beberapa banyak pasien tidur. Hal ini membantu tubuh menatapkan irama tidur
yang konstan.
8. Intervensi Keperawatan
a. Pertahankan kondisi yang konstan untuk tidur yang mencakup perhatian pada
faktor lingkungan dan kegiatan ritual menjelang tidur
b. Memberikan relaksasi saat menjelang tidur dengan memberikan usapan
punggung. Latihan pasif dan gerakan mengusap memberikan efek menidurkan.
c. Memberikan posisi yang tepat menghilangkan nyeri dan memberikan kehangatan
dengan slimut.
d. Menghindari meminum kafein (kopi, teh, cokelat) di sore atau malam hari.
e. Distraksi dengan memutar musik yang lembut di radio atau membaca buku.
Menawarkan minum susu hangat untuk meningkatkan tidur pada lansia tanpa
menggunakan hipnotik.
f. Tidur siang tidak boleh lebih dari 2 jam
g. Latihan setiap hari juga harus dianjurkan. Hal ini merupakan cara yang terbaik
untuk meningkatkan tidur. Latihan dilakukan setiap pagi dan menjelang tidur
karena pada jam-jam tersebut hanya akan menimbulkan efek dari menyegarkan
daripada menidurkan.
h. Mandi air hangat dapat merilekskan lansia.
D. Konsep Nyeri
1. Pengertian
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang
disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat
indivudual. Stimulus nyeri dapat berupa nstimulus yang bersifat fisik dan mental,
sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jarinagn aktual atau pada fungsi ego
seorang individu (Potter,P.2015)
Nyeri musculoskeletal yaitu nyeri yang berasal dari sistem musculoskeletal yang
terdiri dari tulang sendi dan jaringan lunak pendukung yaitu otot, ligamen, tendo,
dan bursa. Sejumlah penelitian menunjukkan penyebab nyeri yang paling sering
terjadi adalah gout, nueropati, osteoatritis, serta polimialgia rematik
(Rachmawati,2006).
2. Etiologi
a. Mekanisme imunitas
b. Faktor metabolik
c. Faktor genetik dan faktor pemicu lingkungan
d. Faktpr usia
3. Manifestasi klinis
Rasa nyeri merupakan gejala penyakit reumatik yang paling sering menyebabkan
seseorang mencari pertolongan medis. Gejala yang sering lainnya mencakup
pembengkakan sendi, gerak yang terbatas, kekakuan, kelemahandan perasaan
mudah lelah. Imobilisasi yang lama dapat menimbulkan kontraktur sehingga
terjadi deformitas jatingan lunak. Deformitas yang dapat disebabkan oleh ketidak
sejajaran sendi yang terjadi akibat pembengkakan, destruksi sendi yang progresif
atau subluksasio yang terjadi ketika sebuah tulang tergeser terhadap lainnya dan
menghilangkan rongga sendi (Smeltzer,2002).
4. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
a) OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)
b) DMARD (Desease Modifying Antirheumatiod Drugs)
c) Rehabilitasi
d) Pembedahan
b. non- farmakologi
a) Bimbingan antisipasi
b) Distraksi
c) Hipnosis diri
d) Relaksasi dan teknik imajinasi
E. Konsep kesepian
1. Pengertian
Kesepian merupakan kondisi dimana orang merasa tersisih dari krlompoknya,
tidak diakui eksistensinya, tidak diperhatikan oleh orang sekitar tidak ada tempat
berbagi rasa, terisolasi dari lingkungan sehingga menimbulkan rasa sunyi, sepi,
sedih dan tertekan (Hanum, 2008)
2. Ciri- ciri kesepian
Orang yang kesepian merasa dirinya tidak berguna, merasa gagal, tidak ada satu
orangpun ynag memahaminya, tidak merasakan ada cinta disekelilingnya, merasa
depresi, cenderung tidak bahagia, dan merasakan kesia-siaan ( hopelessnes).
3. Tipe-tipe kesepian
Menurut Weiss persaan kesepian dapat dibedakan dalam 2 tipe yaitu:
a. Kesepian emosional
Kesepian ini terjadi karena tidak adanya figur kelekatan dalam hubungan
intimnya, seperti anak yang tidak ada orang tuanya. Kesepian emosional
terjadi karena tidak adanya hubungan dekat dengan orang lain. Jika individu
merasakan ini meskipun dia berinteraksi dengan orang banyak dia akan tetap
merasa kesepian.
b. Kesepian situasional
Kesepian ini terjadi ketika seseorang kehilangan integrasi sosial atau
komunitas yang terdapat teman dan hubungan sosial. Kasepian ini disebabkan
karena ketidakhadiran orang lain dan dapat diatasi dengan hadirnya orang lain.
4. Faktor yang menyebabkan kesepian
a. Faktor psikologis
a) Pengalaman traumatis
b) Kurang dukungan dari keluarga
c) Krisi dalam diri dan kegagalan
b. Faktor situasional
a) Takut dikenal orang lain
b) Nilai-nilai yang berlaku pada lingkungna sekitar
c) Kehidupan diluar rumah
d) Pindah tempat
e) Dampak dari kesepian
5. Dampak dari kesepian
Adapun dampak dari kesepian menurut Robinson (1994)
a. Mengalami rendah diri, bergantung pada teman untuk menbangun harga
dirinya
b. Menyalahkan diri sendiri
c. Tidak ingin berusaha untuk terlibat pada kegiatan sosial
d. Mempunyai kesulitan untuk memperlihatkan diri dalam berkelakuan dan takut
untuk barkata ya atau tidak untuk hal yang tidak sesuai
e. Takut bertemu orang lain dan menghindari situasi baru.
6. Penatalaksanaan
a. Terapi musik kelompok
b. Terapi aktivitas kelompok
c. Meditasi
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, F., makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik Dalam
Keperawatan. Jakarta ; Salemba Medika

Maryam, R. S., Ekasari, M. F., Rosidawati, Jubaedi, A., Batubara, I. (2008). Mengenal Usia
Lanjut dan Perawatan. Jakarta ; Salemba Medika

Mubarok, Wahit Iqbal, dkk. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.
Jakarta ; Salemba Medika

Santosa & Ismail, A. (2009). Memahami Krisis Bagi Lansia. Jakarta ; BPK Gunung Mulia

Anda mungkin juga menyukai