KONSEP TEORI
Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep teori yang memuat: Konsep
Lansia, Konsep Penyakit Post Operasi Katarak dan Konsep Asuhan Keperawatan
Klien Dengan Post Operasi Katarak.
2.1 Konsep Teori Lansia
2.1.1 Batasan Lansia
Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59
tahun.
2) Lanjut usia (elderly) antara 60 74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) antara 75 90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
2.1.2 Proses Menua
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak,
masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik
secara
biologis
maupun
psikologis.
Memasuki
masa
tua
berarti
tubuh, suatu
saat
tubuh.
Regenerasi
jaringan
tidak
dapat
yang
tua
atau
usang
reaksi
kimianya
b)
c)
loss), yakni :
1.
kehilangan peran
2.
3.
kardiovaskuler,
sistem
pengaturan
tubuh,
kekuatan
dan
ketegapan
fisik,
perubahan
atau
kepercayaan
makin
terintegrasi
dalam
jumlah
protein
yang
tdak
dapat
diserap
dapat
katarak insipiens
Katarak yang tidak teratur seperti bercak bercak yang
membentuk gerigi dengandasar di perifer dan daerah jernih
di antaranya.
b)
katarak imatur
Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum
mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapt bagianbagian yang jernih pada lensa.
c)
katarak matur
Bila proses degenerasi berjala terus maka akan terjadi
pengeluaran air bersama sama hasil desintegritas melalui
kapsul.
d)
katarak hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut sehingga korteks lensa
mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa.
4) Katarak komplikasi
Terjadi akibat penyakit lain. Penyakit tersebut dapat intra okular
atau penyakit umum.
5) Katarak traumatik
Terjadi akibat ruda paksa atau atarak traumatik.
2.3 Kosep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post Operasi
Katarak
2.3.1 Pengkajian
1) Data Subyektif
a) Nyeri
b) Mual
c) Diaporesis
d) Riwayat jatuh sebelumnya
e) Pengetahuan tentang regimen terapeutik
f) Sistem pendukung, lingkungan rumah.
2) Data obyektif
a) Perubahan tanda tanda vital
b) Respon yang azim terhadap nyeri
c) Tanda tanda infeksi:
-
Kemerahan
Edema
Zat purulen
Tiang infus
Tempat sampah
Sandal
b)
c)
Intervensi:
Bantu
klien
dalam
mengidentifikasi
tindakan
Membantu
dalam
membuat
diagnosa
dan
kebutuhan terapi.
Posisi:
tinggikan
bagian
kepala
tempat
tidur,
Distraksi
Latihan relaksasi
b)
c)
Intervensi:
dorongan
untuk
mengikuti
diet
yang
secara
keseluruhan,
yang
meningkatkan
penyembuhan
Teknik
aseptik
meminimialkan
masuknya
Peningkatan suhu
b)
c)
Intervesi:
Modifikasi
lingkungan
untuk
menghilangkan
kemungkinan bahaya.
-
Binatang peliharaan
Tangga
b)
c)
Intervensi:
Membaca
Menonton televisi
Memasak
Mandi
mata
dan
mencegah
peningkatan
tekanan
okuler.
Teknik pemberian
Kehilangan penglihatan
Instruksikan
untuk
menjaga
hygiene
mata
2.3.4 Pelaksanaan
Disesuaikan dengan intervensi yang telah ditetapkan serta
keadaan umum klien.
2.3.5 Evaluasi
Disesuaikan
dengan
tujuan
yang
telah
ditetapkan,
BAB 3
ASUHAN
KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2001 pada pukul
11.30 WIB samapi dengan selesai pada pukul 12.30 WIB.
3.1.1 Pengumpulan data
1) Data biografi klien
a) Nama : J A I K E M
b) Tempat dan tanggal lahir: Bojonegoro, 1916
c) Pendidikan terakhir: tidak sekolah
d)
Agama: Islam
e)
f)
TB/BB: 140 cm / 33 kg
g)
h)
i)
j)
k)
2) Riwayat keluarga
Keterangan:
= laki - laki
= perempuan
= meninggal
3) Riwayat pekerjaan
Pekerjaan saat ini: -- Pekerjaan sebelumnya: tukang pijat keliling,
sumber sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan:
-4) Riwayat lingkungan hidup
Klien tinggal di Wisma Pandu, 1 kamar berdua dengan Ibu
Darmiatun. Kondisi kamar cukup bersih, peralatan makan tertata
rapi di atas meja, tidak ada pakaian kotor yang menumpuk atau
tergantung, kondisi tempat tidur cukup bersih. Pertukaran udara an
cahaya matahari cukup bersih. Tingkat kenyamanan dan privacy
cukup terjamin. Klien juga punya tongkat 1 buah, tapi jarang
digunakan.
5) Riwayat rekreasi
Klien mengaku sering jalan jalan kewisma wisma yang lain
untuk menengok teman temannya atau sekedar mengobrol. Klien
juga mengatakan sangat senang dengan adanya kegiatan senam
lansia setiap hari Selasa dan Kamis serta kegiatan rekreatif setiap
hari Rabu, karena ada hiburan serta kesempatan bertemu dengan
teman temannya yang lain.
6) Sistem pendukung
Di panti ada seorang perawat lulusan SPK dan panti telah
mengkibatkan kerjasama sistem rujukan dengan puskesmas
pembantu Candirejo serta RSUD Magetan. Serta keberadaan
teman sekamar klien yang sangat memperhatikan kondisi klien
sangat membantu pegawasan kesehatan klien.
7) Deskripsi kekhususan
Klien semenjak bulan puasa, rajin puasa setiap hari dan sampai
har ini belum pernah gagal puasa. Sholat 5 waktu juga
dilaksanakan oleh klien secara rutin, bahkan shalat tarawih pun
dilaksanakan setiap hari di musholla.
8) Status kesehatan
Klien mengatakan penglihatannya mulai terasa kabur sejak lebih
kurang 3 tahun yang lalu. Klien juga mengatakan tidak menderita
penyakit lain, klien merasa seat sehat saja. Semenjak operasi
klien mengeluh nyeri pada mata kiri, mata kiri terasa panas, berair,
nyeri terasa sampai menyebar ke kepala.
Provokative
Nyeri
dirasa
setelah
klien
terpapar
Region
Severity scale
Timming
obatan:
bila
nyeri
biasanya
perawat
memberikan
lain.
10)Tinjauan sistem
a)
b)
c)
d)
e)
Sistem kardiovaskuler:
-
abnoral lain.
Auskultasi: Irama jantung teratur, tidak ada suara
lain menyertai.
f)
Sistem pernafasan:
Inspeksi: dada ka/ki terlihat simetris, pergerakan
kordis teraba.
g)
Sistem perkemihan
Klien mengatakan biasa buang air kecil di kamar mandi,
frekuensi 3-4 x/hari, jumlah baias (100 cc). Ngompol (-)
i)
Sistem muskuloskletal
ROM klien baik/penuh, klien seimbang dalam berjalan,
osteoporosis
(-),
kemampuan
menggenggam
kuat,
otot
ekstremitas ka/ki sama kuat, tidak ada kelainan tulang, atrofi dll.
j)
Sistem endokrin
Klien mengatakan tidak menderita kencing manis. Palpasi: tidak
ada pembesaran kelenjar.
k)
Sistem immune
Klien mengatkan belum pernah disuntik imunisasi, sensitivitas
terhadap zat alergen (-), riwayat penyakit berkaitan dengan
imunisasi, klien mengatakan tidak tahu.
l)
Sistem gastrointestinal
Klien hanya mengkonsumsi makanan yang disediakan dari
dapur umum panti ditambah dengan kadang kadang minum
kopi. Klien mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang
disediakan pendamping wisma tanpa keluhan mual. Klien
mengatakan tinggal di panti membuatnya makan teratur 3x/hari
dengan snack 2x/hari dan tambahan susu, teh atau kopi
sehingga klien merasakan badannya lebih gemuk semenjak
tinggal di panti. BB sekarang: 33 kg, keadaan gigi klien: sudah
ompong semuanya, klien mengatakan tidak ada kesulitan
menelan an mengunyah makanan.
m)
Sistem reproduksi
Klien mengatakan tidak punya anak dari hasil pernikahannya,
riwayat berhenti menstruasi lebih kurang 30 tahun yll.
n)
Sistem persyarafan
Keadaan status mental klien baik dengan emosi stabil. Respon
klien terhadap pembicaraan (+) dengan bicara yang normal dan
jelas, suara pelo (-), bahasa yang digunakan adalah bahasa
Jawa dan bahasa Indonesia. Interpretasi klien terhadap lawan
bicara cukup aik.
Keadaan mata kiri tampak penumpukan sekret, penglihatan
agak kabur tetapi klien mampu pergi ke wisma lain tanpa
bimbingan orang lain atau menggunakan tongkat dan klien juga
mampu mengikuti kegiatan senam dengan baik. IOL (+),
hiperemis (+). Klien mampu melihat dalam jarak pandang 50
mtr. Kemampuan pendengaran agak menurun sehingga lawan
bicara harus berbicara agak keras supaya klien mendengar.
Data
Etiologi
Interupsi
DS:
Klie
Masalah
Nyeri
pembedahan
ke kiri.
mengatakan
bila
nyeri
mengatakan
riwayat
Mat
Peningkatan
(+)
kerentanan
skunder terhadap
interupsi
DS:
pembedahan
Resiko infeksi
Klie
mengatakan
mata
katarak.
kiri
berair
dan
mengeluarkan kotoran.
3.
Keterbatasan
DO:
Sekr
Mat
a kiri berair(+)
Riw
mengatakan
matanya
yang lalu.
Klie
mengatakan
usianya
sudah 85 tahun.
DO:
Klie
berjalan
berjalan
tegap,
cara
seimbang
tapi
ragu ragu.
Klie
penglihatan.
Resiko cidera
1) Nyeri
2) Resiko infeksi
3) Resiko cidera
3.2 Diagnosa Keperawatan dan Perumusan Prioritas keperawatan
3.2.1 Diagnosa Keperawatan
1)
mengatakan
bila
nyeri
kambuh,
mengalami
kesulitan tidur.
Klien mengatakan riwayat operasi katarak mata kiri 16
hari yll.
DO:
-
IOL (+)
mengatakan
mata
kirinya
terus berair
dan
mengeluarkan kotoran.
DO:
-
yang lalu.
-
DO:
-
ragu ragu.
Klien mampu melihat dalam jarak pandang 50 mtr.
mengatakan
bila
nyeri
kambuh,
mengalami
kesulitan tidur.
Klien mengatakan riwayat operasi katarak mata kiri 16
hari yll.
DO:
-
IOL (+)
mengatakan
mata
kirinya
terus berair
dan
mengeluarkan kotoran.
DO:
-
yang lalu.
Klien mengatakan usianya sudah 85 tahun.
DO:
-
3.3 Perencanaan
NO
1.
DIAGNOSA
TUJUAN
Nyeri b/d interupsi Setelah
diberikan
pembedahan
pada mata kiri.
INTERVENSI
Bantu klien
RASIONAL
embantu
kenyamanan
berkurang
mengurangi
duduk.
ditandai
dengan:
EVALUASI
Klien
melaporan
M
memberikan adanya
dan pengurangan nyeri
tekanan yang
progresif
ditandai dengan:
Nyeri berkurang.
-
Nyeri berkurang.
Lakukan
tindakan penghilanagn nyeri non
Istirahat
tidur
tercukupi 8 jam.
-
eberapa
seperti berikut;
penghilang
tidak
berair
tinggikan
bagian
tindakan
nyeri
kepala
mandiri
yang
dilaksanakan
antara
dalam
berbaring
non
pada
dapat
perawat
usaha
meningkatkan
tidak dioperasi.
Distraksi
Latihan
relaksasi
Istirahat
tidur
tercukupi 8 jam.
Posisi:
Mata
Berikan
dukungan tindakan penghilangan
nyeri
dengan
aalgesik
yang
diresepkan.
A
nalgesik
mambantu
Observasi
kenyamanan
pada
klien.
Pertegas
pembatasan
aktifitas
T
peningaktan
yang
tekanan
komplikasi lain.
berikut:
Berbaring
uk melewati pinggang
Mengangka
benda
yang
melebihi 10 kg.
beratnya
P
embatasan
diperlukan
dan
mencegah
peningkatan
tekanan
Resiko
2.
infeksi
b/d
Mandi
sifat
Mengedan
pembedahan,
selama defekasi.
peningkatan
kerentanan
terhadap
kesehatan
Kemerahan (-)
skunder
Setelah
interupsi
asuhan
keseluruhan. Pemahaman
keperawatan
klein
tentang
Edema
untuk
pembatasan
pembedahan katarak.
selama
diberikan
dan
hari,
ditandai dengan:
penyembuhan luka:
Penyembuhan luka
seimbang
Edema
kelopak
mata (-)
dan
Gunakan
optimal meningkatkan
kesehatan
Peningkatan suhu
tetes mata:
meningkatkan
secara
yang
penyembuhan
Cuci tangan
pada
Pegang alat
penetes agak jauh dari mata
Ketika
keseluruhan,
pada
sebelum memulai
Drainase
Drainase
N
mata (-)
ini
mendorong
kelopak
Kemerahan (-)
alasan
Berikan
yang
secara
kepatuhan klien.
dapat
Tingkatkan
klien
T
eknik
meminimialkan
aseptik
tubuh (-)
masuknya
mikroorganisme
penetes.
mengurangi
Peningkatan
suhu
tubuh (-)
dan
resiko
infeksi.
Kaji
tanda
menonjol)
Drainase
infeksi
mata
penanganan
yang
cepat
untuk
Materi
purulen pada bilik anterior
meminimalkan
keseriusan infeksi.
Peningkata
n suhu
b/d
dini
memungkinkan
cidera
eteksi
Resiko
Nilai
3.
keterbatasan
penglihatan.
Cidera
diberikan
atau
trauma
jarigan
selama
anjurkan
dirawat.
mata
keperawatan
pelindung
untuk
klien
mencegah
menggunakan
asuhan
selama
mengalami cidera
Lakukan
tindakan
Setelah
hari,
pada
siang
mata
hari
pada
dan
malam
hari).
tidak
mengalami cidera
pada
jahitan
dapat
jalan
Modifikasi
masuk
untuk
mikroorganisme.
kemungkinan bahaya:
Singkirkan
atau
trauma
penghalang
jaringan
selama
berjalan.
dirawat.
etegangan
interupsi menciptakan
lingkungan untuk menghilangkan
Klien
menimbulkan
tidak
dari
jalur
Pastikan
G
angguan penglihatan
atau
menggunakan
mempengaruhi resiko
Tinggikan
tempat tidur. Letakkan benda
dari
meraihnya
ketajaman
tanpa
klien
gangguan
dan
edalaman persepsi.
T
indakan
ini
mengurangi
terjatuh.
dapat
resiko
3.4 Implementasi
Waktu/tgl
4 12 2001
09.00
Implementasi
Evaluasi
Memb
erikan HE pentingnya:
lien kooperatif.
Pemba
tasan aktifitas.
K
lien berjanji akan selalu
Asupa
mengahbiskan
porsi
makanannya.Klien
banyak
habis).
tentang
Mengu
bertanya
nyeri
yang
dirasakannya.
09.30
K
lien
marapikan
meja
Menge
valuasi
lingkungan
tidur.
kamar
tidur klien:
meja.
tidur.
Kebers
11.00
gorden
mengurangi
G
orden telah terpasang.
Mema
5 12 2001
untuk
L
antai kamar disapu dan
paparan
K
lien
bersemangat
belajar memebrsihkan
sekret mata.Klien dapat
Menga
jarkan
teknik
perawatan
kebersihan mata:
5 12 2001
Cara
sendiri
oleh
sekamarnya.
dibantu
teman
12.30
membersihkan sekret.
Cara
09.00
K
lien
sudah
punya
kacamata
mata.
sinar matahari.
pelindung
Mengg
6 12 2001
siang hari.
Menga
tur posisi tidur klien berbaring
ke sisi mata yang tidak
dioperasi.
mengikuti
instruksi,
tetapi
mencoba
mau
unutk berlatih.
Melatih
relaksasi untuk mengurangi
rasa sakit pada mata kiri.
3.5 Evaluasi
No
1.
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Nyeri
b/d
interupsi S: Klien mengatakan nyeri pada mata kiri
pembedahan
katarak
pada
mata kiri.
Lanjutkan
mengadakan
perencanaan
dengan
koordinasi
dengan
pendamping wisma.
2.
Resiko
peningkatan
infeksi
kerentanan
skunder
terhadap
pembedahan katarak.
Lanjutkan
mengadakan
perencanaan
dengan
koordinasi
dengan
pendamping wisma.
3.
Resiko
cidera
b/d S:
keterbatasan penglihatan.
Klien
mengatakan
penglihatannya
dan
tanpa
memakai
tongkat.
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan
mengadakan
perencanaan
dengan
koordinasi
dengan
pendamping wisma.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan gerontik merupakan salah satu bagian dari
asuhan keperawatan yang diberikan kepada indivdu atau sekleompok
lansia
dalam
konteks
peran
perawat
sebagai
penerima
asuhan
seoptimal
mungkin
mengupayakan
kehadiran
serta
DAFTAR PUSTAKA
Afdol. Et all. (1995). Latar Belakang Sosial Ekonomi dan Tingkat Kepuasan Hidup
Lanjut Usia Penghuni Panti Werdha. PPKP lemlit Unair. Surabaya
Agus Purwadianto (2000), Kedaruratan Medik: Pedoman Penatalaksanaan Praktis,
Binarupa Aksara, Jakarta.
Callahan, Barton, Schumaker (1997), Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan
gawat Darurat Medis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Carpenito Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinik,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Decker DL. (1990). Social Gerontology an Introduction to Dinamyc of Aging.
Little Brown and Company. Boston
Depkes RI Badan Litbangkes. (1986). Survei Kesehatan Rumah Tangga.
Jakarta
Depsos RI. (----). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelayanan Kesejahteraan
Sosial Lanjut Usia Dalam Panti. Depsos RI. Jakarta
...........(1993). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas
Kesehatan I. Depkes Ri. Jakarta
...........(1994). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas
Kesehatan II. Depkes Ri. Jakarta
Doenges marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Evelyn C.pearce (1999), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT
Gramedia, Jakarta.
Gallo, J.J (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Aliha Bahasa James
Veldman. EGC. Jakarta
Guyton and Hall (1997), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Hudak and Gallo (1996), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Penerbit Buku
Materi
Sasaran
: Ibu Jaikem
Waktu
: 30 menit
Tempat
1.
Analisis Situasi
Klien Ibu Jaikem riwayat operasi katarak pada mata kiri 16 hari
yang lalu. Pada saat pengkajian Ibu jaikem mengeluh mata kiri terasa
nyeri menyebar sampai ke kepala dan terasa panas. Mahasiswa juga
melihat adanya penumpukan sekret pada mata kiri post op, mata
kemerahan (+), keterbatasan penglihatan (+) lk. 50 meter.
2.
Latar Belakang
Katarak merupakan suatu penyakit akibat kekeruhan pada lensa
yang mengakibatkan terjadinya penurunna fungsi penglihatan secara
progresif. Pada lanjut usia masalah penyakit katarak merupakan salah
satu penyakit yang umum terjadi pada klien. Untuk mengoptimalkan
fungsi penglihatan klien sehingga klien dapat seaksimal mungkin
memenuhi kebutuhan aktivitas dan pemenuhan kebutuhan sehari
hariinya secara mandiri, maka perlu kiranya dilakukan suatu pendidikan
kesehatan agar klien dapat memahami pentingnya melakukan perawatan
mata post operasi serta mampu melakukan perawatan mata post operasi
secara mandiri.
3.
Tujuan
3.1 Tujuan umum
Agar klien mampu melakukan perawatan mata post operasi secara
mandiri.
3.2 Tujuan khusus
a) Klien mampu memahami pentingnya melakukan perawatan mata
post operasi secara teratur.
b)
Klien
mampu
mengenal
pembatasan
aktifitas
yang
4.
Materi
4.1 Tujuan perawatan mata post operasi
4.2 Pembatasan aktifitas sementara
4.3 Teknik perawatan mata post operasi
5.
Metode
Diskusi dan tanya jawab.
6.
Kegiatan
No
1.
Tahap kegiatan
Pembukaan (5)
Kegiatan
Menyampaikan
salam.
Mengingatkan
kontrak kemarin untuk mengadakan
kegiatan diskusi.
2.
Isi dan
pengembangan (15)
Menyampaikan
tujuan kegiatan.
Menjelaskan
tujuan perawatan mata post operasi
Menjelaskan
pembatasan aktifitas sementara yang
harus dilakukan klien.
3.
Penutup (10)
Memberi
kesempatan untuk bertanya.
Mengajarkan
teknik perawatan mata post operasi
secara sederhana.
Memberi
kesempatan redemonstrasi
Memberi
kesempatan bertanya.
Menyimpulkan
kegiatan bersama klien.
Menutup kegiatan
denagn ucapan salam.
7.
Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara lisan dan redemonstrasi.
8.
Daftar Pustaka
Agus Purwadianto (2000), Kedaruratan Medik: Pedoman Penatalaksanaan
Praktis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Callahan, Barton, Schumaker (1997), Seri Skema Diagnosis dan
Penatalaksanaan gawat Darurat Medis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Carpenito Lynda Juall (2000), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek
Klinik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Decker DL. (1990). Social Gerontology an Introduction to Dinamyc of
Aging. Little Brown and Company. Boston
Doenges marilynn (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Evelyn C.pearce (1999), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT
Gramedia, Jakarta.
Gallo, J.J (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Aliha Bahasa James
Veldman. EGC. Jakarta
Guyton and Hall (1997), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Hudak and Gallo (1996), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Lueckenotte.A.G. (1996). Gerontologic Nursing. Mosby Year Book.
Missouri
Nugroho.W. (2000). Keperawatan Gerontik. Gramedia. Jakarta
Penyusun,
Mahasiswa PSIK II, Gerbong I,
Lampiran Materi
1.
Tujuan
perawatan
mata
post
operasi
katarak
a)
b)
c)
2.
b)
c)
d)
Mandi keramas
e)
Mengedan
f)
g)
h)
3.
Kapas bersih
Handuk bersih
b)
c)