Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diseluruh dunia, jenis malignansi yang paling sering dijumpai
meliputi kanker kulit, leukemia, limfoma, dan kanker payudara, tulang
saluran cerna serta struktur terkait, kelenjar tiroid, paru-paru, saluran
perkemihan dan system reproduksi. Di Amerika Serikat, jenis kanker yang
paling sering ditemukan adalah kanker kulit , prostat, paru-paru, dan
kolorektal. Sebagian kanker, seperti tumor germ cell ovarium dan
retinoblastoma sangat banyak ditemukan pada kelompok pasien berusia
muda, namun ternyata lebih dari dua pertiga pasien yang menderita penyakit
kanker berusia diatas 65 tahun. (Kowalak, Jenifer P, 2013)
Kanker kolon adalah tumor maligna paling umum ketiga di
Amerika Serikat, setelah kangker paru dalam insidens dan mortalitasnya.
Diperkirakan 14.900 kasus baru terjadi setiap tahun dengan angka kematian
tahunan 56.000. Kanker kolon mengenai kedua jenis kelamin dengan jumlah
sama, dengan insidensi yang meningkat secara bermakna pada orang yang
berusia lebih dari 50 tahun. Usia merata pada waktu diagnosis adalah 62
tahun. Penyakit ini terjadi paling sering di negara industri Barat di Amerika
Utara, Eropa Utara, dan Selandia Baru. (Shirley E.Otto, 2005)
Secara epidemiologis, kanker kolon di dunia mencapai urutan ke4 dalam hal kejadian, dengan jumlah pasien laki-laki sedikit lebih banyak
daripada perempuan dengan perbandingan 19,4 dan 15,3 per 100.000
Akper Yakpermas Banyumas

penduduk. Penyakit tersebut paling banyak ditemukan di Amerika Utara,


Australia, Selandia Baru dan sebagian Eropa. Kejadiannya beragam di antara
berbagai populasi etnik, ras atau populasi multi etnik/ multi rasial. Secara
umum dididapatkan kejadian kanker kolon meningkat tajam setelah usia 50
tahun. Suatu fenomena yang dikaitkan dengan pajanan terhadap berbagai
karsinogen dan gaya hidup.
Di Amerika Serikat umumnya rata-rata pasien kanker adalah
berusia 55 tahun dan lebih dari 50% kematian terjadi pada mereka yang
berumur diatas 55 tahun. Di Indonesia, seperti yang terdapat pada laporan
registrasi nasional yang dikeluarkan oleh Direktorat Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan bekerja sama dengan Perhimpunan Patologi Anatomi
Indonesia, didapatkan angka yang agak berbeda.hal yang menarik adalah
kecenderungan untuk umur yang lebih muda dibandingkan denan laporan dari
negara barat. Untuk usia dibawah 40 tahun data dari Badan Patologi Anatotik
FKUI didapatkan angka 35,265%. (FKUI, 2007)
Distribusi kanker kolon menurut lokasi di kolon sebanyak 75%
dapat dideteksi dengan pemeriksaan rektosigmoidoskopi :
Asendens

: 8,7 %

Transversa

: 6,8 %

Desendens

: 11,7 %

Sigmoid

: 9,7 %

Rectum

: 51,5 %

Rectosigmoid : 9,7 %

Akper Yakpermas Banyumas

Sekum

: 1,9 %

(Data unit Endoskopi,Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu


Penyakit Dalam FKUI/RSCM, Jakarta 2005)
Insidens kanker kolorektal di indonesia cukup tinggi, demikian
juga angka kematianny. Pada tahun 2002 kanker kolrektal menduduki
peringkat kedua pada kasus kanker yang terdapat pada pri, sedangkan pada
wanita kanker kolorektal menduduki peringkat ketiga dari semua kasus
kanker. Meskipun belum ada data yang past, tetapi dari berbagai laporan di
Indonesia terdapat kenaikan jumlah kasus, data dari depkes didapati angka
1,8 per 100.000 penduduk. (Dongans, 2010)
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Tujuan Umum

Agar penulis mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh


selama masa pendidikan dalam praktek nyata secara komprehensif pada
klien dengan ca coloin melalui proses keperawatan di Rumah Sakit
Umum Daerah Banyumas.
2. Tujuan khusus

a. Melakukan pengkajian pada klien Ca Colon di RSUD Banyumas


b. Melakukan Analisa data pada klien Ca Colon di RSUD Banyumas
c. Menentukan diagnosa keperawatan pada klien Ca Colon di RSUD
Banyumas

Akper Yakpermas Banyumas

d. Membuat rencana tindakan keperawatan pada klien Ca Colon di


RSUD Banyumas
e. Melakukan tindakan dan mengevaluasi tindakan keperawatan pada
klien Ca Colon di RSUD Banyumas

C. Batasan Masalah
Penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah Ca
Colon di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas selama 4 hari dengan
pendekatan proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi.

Akper Yakpermas Banyumas

BAB II
KONSEP DASAR

A. Definisi
Kanker juga dinamakan neoplasia malignan adalah sebuah
kelompok yang terdiri atas lebih dari 100 jenis penyakit berbeda yang
ditandai oleh kerusakan DNA (asam deoksiribonukleat) sehingga tumbuh
kembang sel tidak berlangsung normal. (Kowalak, Jenifer P, 2013)
Kolon adalah bagian akhir dari usus yang terbentang dari ileum
terminalis sampai sambungan rektoanus.(David C.Sabiston, 2010)
Kanker kolon adalah salah satu jenis kanker yang terjadi pada
jaringan kolon atau usus besar dan rektum. (tim cancer helps, 2010)
Dari beberapa pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa
kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan
merusak sel DNA dan jaringan sehat di sekitar kolon (usus besar).

B. Etiologi
Penyebab kanker kolorektal hingga saat ini belum diketahui pasti.
Namun, ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan terjadinya kanker
kolorektal, sebagai berikut : (tim cancer helps, 2010)
1. Usia
Statistik menunjukan bahwa 90% dari penderita kanker usus besar adalah
orang tua (berusia diatas 50 tahun).
2. Riwayat Polip Usus
Akper Yakpermas Banyumas

Orang-orang yang sering mengalami polip usus lebih besar memiliki


risiko untuk terkena kanker kolorektal.
3. Riwayat Penyakit Usus
Orang-orang yang menderita inflamasi usus, seperti ulcerative colitis atau
penyakit crohn beresiko lebih besar terkena kanker kolorektal.
4. Riwayat Keluarga Terkena Kanker Kolorektal
Jika memiliki keluarga dekat (orang tua, saudara, atau anak-anak) yang
telah menderita kanker, maka risiko anda terkena kanker akan meningkat.
C. Patofisiologi
Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker usus yang dapat
tumbuh secara lokal dan bermetastase luas. Adapun cara penyebaran ini
melalui beberapa cara. Penyebaran secara lokal biasanya masuk ke dalam
lapisan dinding usus smpai ke serosa dan lemak mesenterik, lalu sel kanker
tersebut akan mengenai organ di sekitarnya. Adapun penyebaran yang lebih
luas lagi di dalam lumen usus yaitu melalui limfatik dan sistem sirkulasi. Bila
sel tersebut masuk melalui sistem sirkulasi, maka sel kanker tersebut dapat
terus masuk ke organ hati, kemudian metastase ke organ paru-paru.
Penyebaran lain dapat ke adrenal, ginjal, kulit, tulang, dan otak. Sel kanker
pun dapat menyebar ke daerah peritoneal pada saat akan dilakukan reseksi
tumor.
Hampir semua kanker kolorektal ini berkembang dari polip
adenoma jenis villous, tubular, dan viloutubular. Namun dari ketiga jenis
adenoma ini hanya jenis villous dan tubullar yang diperkirakan akan menjadi

Akper Yakpermas Banyumas

premaligna. Jenis tubular berstruktur seperti bola dan bertangkai, sedangkan


jenis villous berstruktur tonjolan seperti jari-jari tangan dan tidak bertangkai.
Kedua jenis ini tumbuh menyerupai bunga kol di dalam kolon sehingga
massa tersebut akan menekan dinding mukosa kolon. Penekanan yang terusmenerus ini akan mengalami lesi-lesi ulserasi yang akhirnya akan menjadi
perdarahan kolon. Selain perdarahan, maka obstruksi pun kadang dapat
terjadi. Hanya saja lokasi tumbuhnya adenoma tersebut sebagai acuan. Bila
adenoma tumbuh di dalam lumen luas ascendens dan transversum), maka
obstruksi jarang terjadi. Hal ini dikarenakan isi (feses masih mempunyai
konsentrasi air cukup) masih dapat melewati lumen tersebut dengan
mengubah bentuk (disesuaikan dengan lekukan lumen karena tonjolan
massa). Tetapi bila adenoma tersebut tumbuh dan berkembang di daerah
lumen yang sempit (descendens atau bagian bawah), maka obstruksi akan
terjadi karena isi tidak dapat melewati lume yang telah terdesak oleh massa.
Namun kejadian obstruksi tersebut dapat menjadi total atau parsial.
Khusus di daerah rektosigmoid, maka lesi lebih banyak tumbuh
yang kemudian akan tumbuh melingkar seperti plak. Bila plak tersebut terusmenerus tumbuh maka akan menebus dinding kolon sehingga akan terjadi
perdarahan dan perluasan lesi pada daerah sekitarnya. Tumbuhnya lesi seperti
plak yang melingkari lumen tersebut dapat mengakibatkan obstruksi total
parsial. (Diyono & Sri Mulyati , 2010)

Akper Yakpermas Banyumas

D. Manifestasi Klinis
Kanker kolorektal biasanya tidak menimbulkan gejala pada
stadium awal. Gejala kanker biasanya baru timbul pada stadium lanjut.
Berikut beberapa gejala kanker kolorektal berdasarkan letaknya : (Diyono &
Sri Mulyanti , 2010)
Lokasi

Kolon ascendens

Tanda dan Gejala

Adanya darah samar pada feses


Anemia
Mual dan muntah
Nyeri pada kuadran kanan atas
Massa yang dapat diraba
Penurunan berat badan

Kolon descendens

Adanya darah pada feses


Nyeri perut
Konstipasi secara progresif yang
semakin lama semakin meningkat
Bentuk feses seperti pensil, karena
adanya penyempitan

Akper Yakpermas Banyumas

Kolon sigmoid dan rektum

Perdarahan per rektal


Perubahan

kebiasaan

konstipasi

dan

defekasi,

meningkatnya

frekuensi
Perasaan BAB yang belum tuntas
Bentuk feses lendir dan berdarah
Kolik abdomen bagian kiri bawah

Coecum

Tanpa keluhan dalam waktu lama


Tidak enak pada perut kanan bawah
Anemia
Penurunan berat badan
Massa diperut kanan bawah

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto Polos
Untuk mengetahui gambaran adanya, distribusi, volume udara dalam
kolon dan rektum merupakan informasi yang berguna.
2. Barium Enema

Akper Yakpermas Banyumas

Sensitivitas barium enema (BE) sangat tinggi, bahkan polip kecil saja
dapat terdeteksi, pemeriksaan BE dapat menilai kolon bagian distal yang
menghalangi masuknya kolonoskop retrogad.
3. Endoskopi
a. Protosigmoidoskopi Kaku
Menentukan secara tepat jarak antara lesi rektum dengan anus, untuk
memutuskan

apakah sfingter ani dibiarkan atau harus diangkat

sehubungan dengan proktetomi, proktosigmoidoskopi kaku hanya


dapat masuk sejauh 25 cm.
b. Sigmoidoskopi Fleksibel
Manfaat utama sigmoidoskopi fleksibel adalah bahw pemeriksaan ini
tidak memerlukan sedasi dan dapat digunakan untuk memeriksa
hingga 45 cm kedalaman.
c. Kolonoskopi
Kolonoskopi memerlukan sedasi. Manfaat utama kolonoskopi adalah
dimungkinkannya pemeriksaan maupun intervensi kolon secara
menyeluruh. Jika ditemukan suatu tumor, lakukan biopsi. Jika
ditemukan

suatu

polip

pedunkulata,

lakukan

biopsi

juga.

Kolonoskopi secara teknis lebih sulit dibandingkan dengan


sigmoidoskopi. Kolonoskopi telah menggantikan BE sebagai metode
skrining kolorektal awal.
4. Pemeriksaan Transit Kolon

Akper Yakpermas Banyumas

Pemeriksaan transit kolon memberikan informasi mengenai motilitas


kolon. Pasien diberikan sejumlah marker radiopak untuk ditelan. Transit
kolon yang normal berarti marker tersebut terdapat di kolon selama 5
hari. Diagnosis konstipasi dapat ditegakan dan digolongkan sebagai
inersia global (bila marker menyebar diseluruh kolon) atau dismotilitas
segmental (marker berkumpul di area tertentu saja).
5. Skintigrafi
Melacak sel-sel darah merah yang telah diberi tanda (tagged red cells),
atau scan perdarahan, dapat digunakan untuk memeriksa adanya
perdarahan saluran cerna bawah. Penggunaan skintigrafi untuk enghitung
waktu transit kolon adalah pengembangan logis dari tes skintigrafi
sebelumnya yang sudah baku yaitu tes pengosongan lambung dengan
skintigrafi. Bila digabung degan uji pengosongan lambung, transit usus
halus dan kolon, pemeriksaan ini disebut skintigrafi transit seluruh usus,
suatu alat non invasif yang dapat mencatat dismotilitas setiap segmen
saluran cerna.
6. Defekografi
Sinedefekografi

adalah

merekam

proses

defekasi

dengan

videofluoroskopi. Radiograf stastik juga dilakukan untuk melihat


hubungan antara rektum dan anus dan kerangka tulang pelvis. Kelainan
dasar panggul sangat sering terjadi, terutama pada perempuan dan orang
lanjut usia.
7. Computed Tomography

Akper Yakpermas Banyumas

CT scan penting untuk menentukan stadium tumor kolon dan rektum. CT


scan dapat mendiagnosis dan dan memandu kateter drainase perkutaneus
untuk pengobatan abses.
8. Ultrasonografi Abdomen
Kelebihan ultrasonografi (US)) meliputi penggunannya pada wanita
hamil

dan alatnya sangat

portabel,

USG abdomen digunakan

mengidentifikasi penyakit kolorektal dan kumpulan cairan disekitar


kolon.
9. Ultrasonografi Endorektal
Ultrasound transrektal (TRUS) atau ultrasound endoskopik dapat dengan
mudah melihat tingkat penetrasi tumor rektum. Metode-metode tersebut
dapat juga mendeteksi pembesaran kelenjar getah bening perirektal dan
adanya invasi ke struktur-struktur lain, seperti levator ani dan tulangtulang pelvis.
10. Analisis Tinja
Pada semua pasien bedah yang mengalami diare, sample tinja harus
diperiksa untuk mencari adanya enteropatogen dan toksin Clostridium
difficile. Diferensiasi antara malabsorbsi dan diare sekretoris dapat dibuat
dengan mengukur elektrolit dan osmolalitas tinja. Tinja dapat digunakan
untuk mengamati adanya inflamasi kolon dan perkembangan tumor.
(Courtney M. Townsend, 2010)

Akper Yakpermas Banyumas

F. Stadium Kanker Kolorektal


Ada lima tahapan perkembangan kanker kolorektal yang umum
disebut dengan stadium 0,I,II,III dan IV. Berikut penjelasan masing-masing
stadium : (Tim Cancer Helps, 2010)

Keterangan

Stadium

Merupakan

tahap

ditemukannya sel-sel kanker hanya


0

pada lapisan terdalam kolon dan


rektum.

Merupakan

tahapan

dimana sel-sel kanker telah tumbuh


I

ke dinding dalam kolon atau rektum,


tetapi belum menembus keluar.

Merupakan
II

kanker

yang

mungkin

tahapan
telah

menyerang jaringan di sekitarnya,

Akper Yakpermas Banyumas

tetapi belum menyebar ke kelenjar


getah bening.

Merupakan

tahapan

kanker yang telah menyebar ke


kelenjar getah bening di sekitarnya,
III

tetapi belum menyebar ke bagian


tubuh yang lain.

Merupakan

tahapan

kanker yang telah menyebar ke


IV

bagian tubuh yang lain, misalnya hati


atau paru-paru

G. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada tindakan pembedahan :
1. Perdarahan
2. Pembekuan darah pada kaki
3. Kerusakan organ terdekat selama operasi
4. Timbulnya jaringan parut pada kulit yang dioperasi

Akper Yakpermas Banyumas

5. Rasa ganjil dan stress pada pasien yang mengalami ostonomi atau
urotomi
6. Dampak pada kebiasaan seksual, seperti tidak keluarnya air mani saat
orgasme, gangguan ereksi, atau menurunnya gairah seksual pada wanita
7. Terjadi kebocoran pada sambungan usus dan menyebabkan infeksi, tetapi
kasus ini jarang terjadi
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Terapeutik
a. Penggantian darah atau pengobatan lain bila terjadi anemia.
b. Terapi radiasi dapat digunakan pada praoperasi untuk memperbaiki
resektabilitas tumor atau pada pascaoperasi sebagai terapi adjuvan
untuk mengatasi penyakit residu.
2. Penatalaksanaan Farmakologi
a. Kemoterapi

dapat

digunakan sebagai

terapi

adjuvan untuk

memperbaiki masa bertahan hidup.


b. Dapat digunakan untuk penyakit residu, kekambuhan penyakit,
tumor yang tidak dapat direseksi, dan penyakit metastase.
(Diyono & Sri Mulyati, 2010)
3. Penatalaksanaan Pembedahan
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan
kanker kolon dan rectal. Pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif.
Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop.
Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi, suatu prosedur yang baru

Akper Yakpermas Banyumas

dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan meminimalkan


luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunakan
sebagai pedoman dalam membuat keputusan di kolon massa tumor
kemudian dieksisi. Laser Nd:YAG telah terbukti efektif pada beberapa
lesi. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor
telah menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat
dilakukan.
Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut (Doughty &
Jackson, 1993) :
1. Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan
porsi usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah, dan nodus
limfatik)
2. Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen
(pengangkatan tumor dan porsi sigmoid dan semua rectum serta
sfingter anal)
3. Kolostomi
anastomosis

sementara diikuti dengan reseksi


serta

reanastomosis

lanjut

segmental
dari

dan

kolostomi

(memungkinkan dekompresi usus awal dan persiapan usus sebelum


reseksi)
4. Kolostomi permanen atau ileostomi (untuk menyembuhkan lesi
obstruksi yang tidak dapat direseksi). ( Brunner & Suddarth, 2013)

Akper Yakpermas Banyumas

I. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Riwayat kesehatan diambil untuk mendapatkan informasi
tentang perasaan lelah, adanya nyeri abdomen atau rectal dan
karakternya (lokasi, frekuensi, durasi, berhubungan dengan makan
atau defekasi), pola eliminasi terdahulu dan saat ini, deskripsi tentang
warna, bau, dan konsistensi feses, mencakup adanya darah atau
mucus. Informasi tambahan mencakup riwayat masa lalu tentang
penyakit usus inflamasi kronis atau polip kolorektal, riwayat keluarga
dari penyakit kolorektal, dan terapi obat saat ini. Kebiasaan diet
diidentifikasi mencakup masukan lemak dan atau serat serta jumlah
konsumsi alcohol. Riwayat penurunan berat badan adalah penting.
Pengkajian

objektif

mencakup

auskultasi

abdomen

terhadap bising usus dan palpasi abdomen untuk area nyeri tekan ,
distensi, dan massa padat. Specimen feses diinspeksi terhadap
karakter dan adanya darah. (Brunner & Suddarth, 2013)
2. Masalah Keperawatan
a. Pre Op
1) Nyeri Akut
2) Ansietas
3) Diare
b. Konstipasi Post Op

Akper Yakpermas Banyumas

1) Nyeri akut Resti infeksi Gangguan Pola tidur Kurang


pengetahuan Resti kekurangan volume cairan
2) Resti kerusakan integritas kulit
3) Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Diagnosa Keperawatan

Akper Yakpermas Banyumas

b. Rumusan Diagnosa
1) Pre Op
a) Nyeri Akut b.d peningkatan tekanan intra abdomen
b) Ansietas b.d penatalaksanaan terapi
c) Diare b.d neoplasma ascendence dan transversal
d) Konstipasi b.d neoplasma descendence dan sigmoid
2) Post Op
a) Nyeri akut b.d luka post Op
b) Resti infeksi b.d luka post Op
c) Gangguan Pola tidur b.d takut kebocoran pada kantong
stoma
d) Kurang pengetahuan b.d ketidaktahuan merawat
kolostomi
e) Resti kekurangan volume cairan b.d diare
f) Resti kerusakan integritas kulit b.d diare dan konstipasi
g) Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
pembatasan diit
b. Fokus Intervensi

Akper Yakpermas Banyumas

Anda mungkin juga menyukai