KEPERAWATAN GERONTIK
USWATUN HASANAH
5021031109
2. Proses Menua
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa
dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara
biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami
kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan
kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan
memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas
emosional meningkat dan kurang gairah.
Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak
harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat
dalam hal ini diartikan:
a. Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,
b. Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari,
c. Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat (Rahardjo,
1996)
Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap
diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang.
Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap
kegiatan – kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk
itu diperlukan motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga
kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan
untuk melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan
kebugaran fisiknya.
Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah:
minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas,
menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilakukan saat ini
dan memiliki kekhawatiran minimal trehadap diri dan orang lain.
b. Permasalahan khusus :
1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah
baik fisik, mental maupun sosial.
2) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
3) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
4) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
5) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualistik.
6) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia
c. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya
(Maslow, 1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal
ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan
Zentner, 1970).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh
darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health
Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90
mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin
(Marliani, 2007).
2. Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Darmojo, 1999) :
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992)
Tekanan Tekanan
Tigkat sistolik diastolik Jadwal kontrol
(mmHg) (mmHg)
Tingkat I 140-159 90-99
Tingkat II 160-179 100-109 1 bulan sekali
Tingkat III 180-209 110-119 1 minggu sekali
Tingkat IV 210 satau lebih 120 atau lebuh Dirawat RS
3. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1) Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
2) Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
3) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
4) Kebiasaan hidup
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik
atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona
latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x
perminggu.
3) Edukasi Psikologis
b. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita.
C. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Idenitas Pasien
b. Status Kesehatan Saat Ini.
Keluhan – keluhan kesehatan utama ( sekarang ) : PQRST
c. Riwayat kesehatan dahulu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
e. Tinjauan Sistem ( jelaskan tentang kondisi system – system dibawah ini
yang terdapat pada klien )
Keadaan umum Sistem pernafasan
Integumen Sistem kardiovaskuler
Sistem hemopoeitik Sistem gastrointestinal
Kepala Sistem perkemihan
Mata Sistem genitoreproduksi
Telinga (pria /wanita)
Mulut dan tenggorokan Sistem muskulskeletal
Leher
Payudara
f. Pengkajian psikososial
Jelaskan kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang, sikap klien pada
orang lain, harapan –harapan klien dalam melakukan sosialisasi ,kepuasan
klien dalam sosialisasi, dan lain-lain
Pertanyaan Tahap 2
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan ?
Ada masalah atau banyak pikiran ?
Ada gangguan / masalah dengan keluarga lain ?
Menggunakan obat tidur /penenang atas anjuran dokter ?
Cenderung mengurung diri ?
Bila lebih dari satu atau sama dengan 1 jawaban “ya” Masalah emosional
positif (+)
h. Spiritual :
Kaji agama ,kegiatan keagamaan, konsep /keyakinan klien tentang
kematian, harapan –harapan klien ,dan lain-lain
i. Pengkajian Fungsional klien
KATZ Indek :
Termasuk / Kategori manakah klien ?
1. Makan 5 10 Frekuensi :
Jumlah :
Jenis :
2. Minum 5 10 Frekuensi :
Jumlah :
Jenis :
4. Personal 5 5 Frekuensi :
toilet ( cuci
muka,
menyisir
rambut,
gosok gigi )
5. Keluar masuk 5 10
toilet
( mencuci
pakaian
,menyeka
tubuh
,menyiram )
6. Mandi 5 15 Frekuensi:
7. Jalan 0 15
dipermukaan
datar
8. Naik turun 5 10
tangga
9. Mengenakan 5 10
pakaian
10 Kontrol 5 10 Frekuensi :
bowel
( BAB) Konsistensi :
11 Kontrol 5 10 Frekuensi :
bladder
(BAK) Warna :
Keterangan :
a. 130 : Mandiri
b. 65-125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total
Score Total
Interpretasi hasil :
TOTAL NILAI
Interpretasi hasil :
> 23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18 – 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
4) Mata Tertutup
Lakukan pemeriksaan sama seperti di atas tapi klien disuruh menutup
mata (periksa kepercayaan pasien tentang input penglihatan untuk
keseimbangannya)
5) Perputaran leher
Menggerakkan kaki,menggenggam obyek untuk dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sinya, kelelahan vertigo, pusing atau keadaan tidak
stabil.
7) Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil obyek-obyek kecil (misal
pulpen) dari lantai, memegang obyek untuk bisa berdiri lagi,
memerlukan usaha-usaha multipel untuk bangun.
Interpretasi hasil :
Jumlahkan semua nilai yang diperoleh klien, dan dapat
diinterpretasikan sebagai berikut :
0–5 : Risiko jatuh rendah
6 – 10 : Risiko jatuh sedang
11 – 15 : Risko jatuh tinggi
2. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Ds :Melaporkan nyeri secara verbal Peningkatan tekanan vascular Nyeri Akut
Do :
Wajah tampak meringis
Gelisah
Ds : Kelemahan umum Intoleransi aktivitas
Do :
Respons abnormal TD terhadap aktvitas
Ketidak nyamanan saat aktivitas
Do : System pendukng yang tidak Koping individu tidak
Akses dukungan sosial tidak adekuat adekuat efektif
Ketidak mampuan memenuhi harapan peran
Ketidak mampuan mengatasi masalah
Sering sakit
Perubahan pola tidur
Pengungkapan masalah Keterbatasan kognitif Deficit pengetahuan
Ketidak akuratan mengikuti perintah
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan Vaskular
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
c. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system pendukung yang tidak adekuat
d. Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau keterbatasan kognitif
4. Intervensi
No Dx Intervensi Rasional
1 Mempertahankan tirah baring selama fase Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi
akut Tindakan yang menurunkan tekanan vascular
Berikan tindakan non farmakologi untuk serebral dan yang memperlambat atau memblok
menghilangkan sakit kmepala, misalnya respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit
kompres dingin pada dahi, pijat punggung kepala dan komplikasinya
dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, Mengurangi nyeri
tekhnik relaksasi. Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi
Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase menyebabkan sakit kepala pada adanya
kontriksi yang dapat meningkatkan sakit peningkatan tekanan vascular cerebral
kepala, misalnya mengejam saat bab, batuk
panjang, membungkuk
2 kaji respon pasien terhadap aktivitas, Menyebutkan parameter membantu dalam
perhatikan frequency nadi lebih dari 20 kali mengkaji respon fisiologi terhadap stress,
per menit diatas frequency istirahat : aktivitas bila ada merupakan indikator dari
peningkatan tekan darah yang nyata selama kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat
atau sesudah aktivitas ( tekanan sistolik aktivitas.
meningkat 40 mmhg atau tekanan diastolic Teknik memghemat energy mengurangi
meningkat 20 mmhg) dispnea atau nyeri penggunaan energy, juga membantu
dada : kelemahan dan keletihan yang keseimbangan antara suplai dan kebutuhan
belebihan :pusing atau pingsan. oksigen.
instruksikan pasien tentang teknik
penghematan energy, misalnya
menggunakan kursi saat mandi,duduk saat
menyisir rambut atau menyikat
gigi,melakukan aktivitas dengan perlahan.
3 Kaji keefektifan strategi koping dengan Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola
mengobservasi perilaku, misalnya hidup seseorang, mengatasi hipertensi kronik
kemampuan menyatakan perasaan dan dan mengintegrasikan terapi yang diharuskan
perhatian, keinginan berpartisipasi dalam ke dalam kehidupan sehari-hari
rencana pengobatan Keterlibatan memberikan pasien perasaan
Bantu pasien untuk mengidentifikasi control diri yang berkelanjutan, memperbaiki
stressor spesifik dan kemungkinan strategi keterampilan koping, dan dapat meningkatkan
untuk mengatasinya kerja sama dalam regimen terapeutik
Libatkan pasien dalam perencanaan Menifestasi mekanisme koping maladaptive
perawatan dan beri dorongan partisipasi mungkin merupakan indicator marah yang
maksimum dalam rencana pengobatan ditekan dan diketahui telah menjadi penentu
Catat laporan gangguan tidur, peningkatan utama TD diastolic
keletihan, kerusakan konsentrasi, peka
rangsang, penurunan toleransi sakit kepala
ketidakmampuan untuk
mengatasi/menyelesaikan masalah
4 Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar, Kesalahan konsep dan menyangkal diagnose
termasuk orang terdekat karena perasaan sejahtera yang sudah lama
Tetapkan dan nyatakan batas TD normal. dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang
Jelaskan tentang hipertensi dan efeknya terdekat untuk mempelajari penyakit,
pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan kemajuan, dan prognosis. Bila pasien tidak
otak menerima realitas bahwa membutuhkan
Hindari mengatakan TD “normal” dan pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku
gunakan istilah “terkontrol dengan baik” tidak akan dipertahankan.
saat menggambarkan TD pasien dalam batas Memberikan dasar untuk pemahaman tentang
yang diinginkan peningkatan TD dan mengklarifikasi istilah
Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor- medis yang sering digunakan. Pemahaman
faktor risiko kardiovaskular yang dapat bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala
diubah misalnya obesitas, diet tinggi lemak adalah ini untuk memungkinkan pasien
jenuh, dan kolesterol, pola hidup monoton, melanjutkan pengobatan meskipun ketika
merokok, dan minum alcohol( lebih dari merasa sehat
60cc/hari dengan teratur), pola hidup penuh Karena pengobatan untuk hipertensi adalah
stress. sepanjang kehidupan, maka dengan
penyampaian ide “terkontrol” akan membantu
pasien untuk memahami kebutuhan untuk
melanjutkan pengobatan/medikasi
Faktor-faktor resiko ini telah menunjukkan
hubungan dalam menunjang hipertensi dan
penyakit kardiovaskular serta ginjal.
DAFTAR PUSTAKA