Anda di halaman 1dari 43

KOMPLIKASI DAN PENYAKIT

DALAM MASA NIFAS


SERTA PENANGANANNYA

Ike Puspasari Ayu


1. INFEKSI NIFAS

• Infeksi nifas mencakup semua peradangan yg disebabkan oleh


masuknya bakteri ke dalam organ genital pada waktu persalinan dan
nifas.

• Demam dalam nifas sering disebabkan infeksi nifas, ditandai dengan


suhu 38 ºC yg terjadi selama 2 hari berturut-turut.

• Bakteri-bakteri penyebab infeksi dapat berasal dari eksogen atau


endogen, seperti streptococcus, bacil coli, staphylococcus.
FAKTOR PREDISPOSISI

• Perdarahan
• Trauma persalinan
• Partus lama
• Retensio plasenta
• KU ibu (anemia dan malnutrition)
MACAM-MACAM INFEKSI NIFAS :
A. ENDOMETRITIS
• Merupakan infeksi yg paling sering, biasanya pd luka bekas insersio
plasenta & dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.
• Batas antara daerah radang & daerah sehat terdapat lapisan yg terdiri atas
leukosit yang membentuk pagar pertahanan dan mengeluarkan zat anti.
• Gambaran klinis tergantung jenis dan virulensi bakteri, daya tahan
penderita, dan derajat trauma pada jalan lahir.
• Pada endometritis yg tdk meluas, penderita pd hari pertama merasa kurang
sehat dan perut nyeri, mulai hari ke-3 suhunya meningkat, nadi cepat,
namun dalam kurun waktu 1 mggu keadaan akan menjadi normal.
B. PERITONITIS

• Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di dlm uterus


langsung mencapai peritonium shg menyebabkan peritonitis.
• Peritonitis yg hanya terbatas pd daerah pelvis, gejalanya tidak seberat
pd peritonitis umum.
• Gejalanya demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik.
Sedangkan pd peritonitis umum suhu meningkat, nadi cepat dan kecil,
perut kembung dan nyeri, muka mejadi pucat, mata cekung dan kulit
dingin.
C. INFEKSI PAYUDARA

Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mammae
terutama pada primipara. Tanda-tanda adanya infeksi adalah rasa panas
dingin disertai dengan kenaikan suhu, penderita merasa lesu dan tidak
ada nafsu makan. Penyebab infeksi adalah staphilococcus aureus.
Mamae membesar dan nyeri pada suatu tempat, kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada
pengobatan bisa terjadi abses.
KLASIFIKASI

Berdasarkan tempatnya infeksi dibedakan menjadi :


• Mastitis yang menyebabkan abses di bawah areola mamae.
• Mastitis di tengah-tengah mammae yang menyebabkan abses di
tempat itu.
• Mastitis pada jaringan di bawah dorsal dari kelenjar-kelenjar yang
menyebabkan abses antara mammae dan otot-otot dibawahnya.
PENCEGAHAN

Perawatan puting susu pada laktasi merupakan usaha penting untuk


mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan puting susu
dengan baby oil sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan
kerak dan susu yang sudah mengering. Selain itu juga memberi
pertolongan kepada ibu menyusui dan bayinya agar bebas infeksi
stafilococus. Bila ada luka atau retak pada puting sebaiknya bayi jangan
menyusu pada mammae yang bersangkutan, dan air susu dapat
dikeluarkan dengan pijitan.
PENATALAKSANAAN

• Segera setelah mastitis ditemukan pemberian susu pada bayi


dihentikan dan lakukan pengobatan sesuai advice dokter
• Sangga payudara dan lakukan kompres dingin
• Ikuti perkembangan 3 hari setelah pengobatan
• Bila ada abses, nanah perlu dikeluarkan dengan sayatan sedikit
mungkin pada abses, nanah dikeluarkan sesudah itu dipasang pipa
ketengah abses agar nanah bisa keluar. Untuk mencegah kerusakan
pada duktus laktiferus sayatan dibuat sejajar dengan jalannya duktus-
duktus.
D. THROMBOPHLEBITIS

Penjalaran infeksi melalui vena. Sering terjadi dan menyebabkan


kematian. Dua golongan vena yg memegang peranan yaitu:
• Vena-vena dinding rahim lig. Latum (vena ovarica, vena uterina, dan
vena hipogastrika) atau disebut tromboplebitis pelvic
• Vena-vena tungkai (vena femoralis, poplitea, dan saphena) atau
disebut tromboplebitis femoralis
TROMBOPLEBITIS PELVIC

• Yg paling sering meradang adalah vena ovarica, karena pd vena ini


mengalirkan darah dr luka bekas plasenta.
• Penjalarannya yaitu dr vena ovarica kiri ke vena renalis, vena ovarica
kanan ke cava inferior
TROMBOPLEBITIS FEMORALIS

• Dari trombophelebitis vena saphena magna atau peradangan vena


femoralis
• Parametritis : thrombophlebitis pd vena femoralis mgkn tjd krn
aliran darah lambat didaerah lipat paha krn vena tertekan lig.inguinale.
• Thrombophlebitis femoralis tjd oedem tungkai yg mulai pd jari kaki dan
naik ke kaki, betis, dan paha. Biasanya hanya 1 kaki yg bengkak tapi
kadang keduanya.
• Penyakit ini dikenal dgn nama phlegmasia alba dolens
E. LUKA PERINEUM

Luka akan menjadi nyeri, merah


dan bengkak akhirnya luka
terbuka dan mengeluarkan
getah bernanah.
2. BENDUNGAN ASI

• Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan


duktus laktiferi atau oleh kelenjar yang tidak dikosongkan dengan
sempurna atau karena kelainan pada puting susu (Mochtar, 1996).
• Menurut Huliana (2003) payudara bengkak terjadi karena hambatan
aliran darah vena atau saluran kelenjar getah bening akibat ASI
terkumpul dalam payudara. Kejadian ini timbul karena produksi yang
berlebihan, sementara kebutuhan bayi pada hari pertama lahir masih
sedikit.
FAKTOR PREDISPOSISI:

• Faktor hormon
• Hisapan bayi
• Pengosongan payudara
• Cara menyusui
• Faktor gizi
• Kelainan pada puting susu
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala yang biasa terjadi pada bendungan ASI antara lain payudara
penuh terasa panas, berat dan keras, terlihat mengkilat meski tidak
kemerahan.
• ASI biasanya mengalir tidak lancar, namun ada pula payudara yang
terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri, puting susu
teregang menjadi rata.
• ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit menghisap ASI. Ibu
kadang-kadang menjadi demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24
jam (Mochtar, 1998).
PENCEGAHAN

• Menyusui dini, susui bayi sesegera mungkin (setelah 30 menit) setelah


dilahirkan
• Susui bayi tanpa jadwal atau on demand
• Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi melebihi
kebutuhan bayi
• Perawatan payudara pasca persalinan
PENATALAKSANAAN

• Kompres hangat payudara agar menjadi lebih lembek


• Keluarkan sedikit ASI sehingga puting lebih mudah ditangkap dan
dihisap oleh bayi
• Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI
• Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres dingin
• Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh getah bening lakukan
pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari putin kearah
korpus (Sastrawinata, 2004).
3. PERDARAHAN POSTPARTUM

• Perdarahan post partum adl perdarahan lebih dari 500-600 ml selama


24 jam stl bayi lahir.

Tahap perdarahan Post Partum:


• Early post partum (primer), tjd 24 jam pertama stl bayi lahir
• Late post partum (sekunder), tjd lebih dr 24 jam pertama stl bayi lahir
HAL-HAL YANG MENYEBABKAN
PERDARAHAN POST PARTUM:

• Atonia uteri
• Retensio plasenta
• Inversio Uteri
• Robekan jalan lahir
• Sebagian plasenta yg tertinggal (plasenta restan)
ATONIA UTERI

• Definisi → Gagalnya uterus berkontraksi dgn baik stl persalinan

• Penyebab → Umur yg terlalu muda/terlalu tua, Paritas (multipara dan


grandemulti), Partus lama, Uterus terlalu regang atau besar (pd
gemelli, bayi besar), Kelainan uterus.

• Penanganan → Segera lakukan massage uterus dan suntikan


ergometrin scr IV. Jika tindakan ini tdk berhasil lakukan kompresi
bimanual pd uterus
RETENSIO PLASENTA

• Definisi → plasenta blm lahir dlm wktu > 30 menit setelah bayi lahir

Klasifikasi:
• Plasenta blm lepas dr dinding uterus, menurut perlekatannya dibagi mejadi:
a. Plasenta normal
b. Plasenta adesiva
c. Plasenta inkreta
d. Plasenta akreta
e. Plasenta prekreta
• Plasenta sdh lepas akan tetapi blm dilahirkan
PENANGANAN
INVERSIO UTERI
Definisi :
• Keadaan dmn fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya ke dalam kavum
uteri.
Inversio Uteri dibagi mejadi :
• Inversio uteri ringan : Fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum uteri,
namun blm keluar dr ruangan rongga rahim
• Inversio uteri sedang : fundus uteri terbalik & sdh masuk dlm vagina
• Inversio uteri berat : uterus & vagina smuanya terbalik & sebagian udh keluar
vagina
CON’T
Penyebab :
• Uterus lembek, lemah, tipis dindingnya
• Grandemultipara
• Kelemahan alat kandungan (tonus otot rahim yg lemah)
• Tekanan intra abdominal yg tinggi (ex. Mengejan / batuk)

Penanganan :
• Perbaiki KU ibu
• Berikan Oksigen
• Infus IV cairan elektrolit dan transfusi darah
• Setelah itu lakukan reposisi dengan anestesi umum
ROBEKAN JALAN LAHIR
• Robekan jalan lahir mrpk penyebab ke2 tersering dr perdarahan PP
• Gejala : perdarahan segera, darah segar mengalir segera stlh bayi lahir,
kontraksi uterus baik, plasenta baik, kadang ibu terlihat pucat, lemah,
menggigil.
KLASIFIKASI ROBEKAN JALAN LAHIR
Tingkat 1 :
• Robekan hanya pada selaput lendir vagina atau tanpa mengenai kulit perineum

Tingkat 2 :
• Robekan mengenai selaput lendir vagina & otot perinea transversalis tapi tidak
mengenai sfingter ani.

Tingkat 3 :
• Robekan mengenai seluruh perineum & otot sfingter ani

Tingkat 4 :
• Robekan sampai mukosa rectum
4. GANGGUAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS

• Post Partum Blues


• Depresi Post Partum
• Post Partum Psikosa
POST PARTUM BLUES

• Disebabkan oleh perubahan perasaan yg dialami ibu saat hamil sehingga sulit
menerima kehadiran bayinya. Biasanya muncul sekitar 2 hari smp 2 mgg sejak
kelahiran bayi. Sebetulnya ini hal yg normal & akan hilang dengan sndrnya.

• Etiologi → Perubahan Hormon, Stress, ASI tdk keluar, Frustasi krn bayi yg tdk
mau tdr, Kelelahan pasca kelahiran, Suami yg tidak mau membantu, Problem
dgn org tua dan mertua, Takut kehilangan bayi, Takut untuk memulai hubungan
suami istri, Bayi sakit, Rasa bosan si ibu dan problem dgn si sulung.

• Adakalanya ibu merasakan kesedihan krn kebebasan, otonomi, interaksi sosial,


kemandiriannya berkurang hal ini menyebabkan depresi post partum
DEPRESI POSTPARTUM
Gejala → Merasa bosan & sedih atau menangis sesudah melahirkan, Mudah
marah, tersinggung dan perasaan lebih sensitif kala melihat bayi menangis,
tanpa sadar kadang suka memarahi sang bayi, Merasa tersinggiung, bersalah, &
malu selama di RS, Nafsu makan hilang, sering muntah dan takut menyentuh
bayi, Tidak ada perhatian untuk penampilan pribadi, Gejala fisik seperti sulit
bernafas atau berdebar2.

Penanganan → Pelajari diri sendiri, Tidur & makan yg cukup, Olah raga, Hindari
perubahan hidup sblm dan ssdh melahirkan, Beritahukan perasaan anda,
Dukungan keluarga & orang lain, Persiapan diri dengan baik, Lakukan
pekerjaan rumah tangga, Dukungan emosional.
POST PARTUM PSIKOSA
• Definisi: Adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu
setelah melahirkan.
• Penyebab: Disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder atau
masalah psikiatrik lainnya yang disebut schizoaffektif disorder. Wanita
tersebut mempunyai resiko tinggi untuk terkena post partum psikosa.
• Gejala: Delusi, Halusinasi, Gangguan saat tidur, Obsesi mengenai bayi
• Gambaran Klinik: Terkena perubahan mood secara drastis, dari depresi ke
kegusaran dan berganti menjadi euforia dalam waktu singkat. Penderita
kehilangan semangat dan kenyamanan dalam beraktifitas, sering menjauhkan
diri dari teman atau keluarga, sering mengeluh sakit kepala dan nyeri dada,
jantung berdebar-berdebar serta nafas terasa cepat.
PENCEGAHAN
• Untuk mengurangi jumlah penderita ini sebagai anggota keluarga hendaknya
harus lebih memperhatikan kondisi dan keadaan ibu serta memberikan
dukungan psikis agar tidak merasa kehilangan perhatian.

Saran kepada penderita untuk:


1. Beristirahat cukup
2. Mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang
3. Bergabung dengan orang-orang yang baru
4. Bersikap fleksible
5. Berbagi cerita dengan orang terdekat
6. Berkonsultasi dengan tenaga medis
PENATALAKSANAAN
• Penanganan dalam tingkat dini terdiri atas psikoanalisis dan obat-obat
sedatif dalam dosis tinggi (konsultasi dgn Dokter, Psikolog, Psikiater)
• Yakinkan calon ibu bahwa kehamilan dan persalinan merupakan hal yang
normal dan wajar sejak kunjungan awal ANC.
• Ajarkan dan berikan latihan-latihan relaksasi otot dan pernafasan
• Hindari kata-kata yang mematahkan semangat klien
• Tetap jaga wibawa, bila pasien mencoba melucu (tidak ikut tertawa saat
pasien mencoba menarik kita untuk tertawa)
• Perhatikan adanya kelainan-kelainan fisik
• Tinjau keluarga untuk melihat toleransi dan penerimaan/pengertian
terhadap kondisi pasien serta untuk terapi dan pengawasan selanjutnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai