Anda di halaman 1dari 21

KELAINAN/PENYAKIT YANG MENYERANG RANGKA DAN OTOT

1. DISTROFI OTOT
Distrofi otot adalah kelompok penyakit yang menyebabkan otot menjadi lemah, serta
kehilangan kepadatan dan fungsinya secara cepat. Distrofi otot dapat dialami oleh semua
golongan usia, tetapi pada sebagian besar kasus, penyakit ini menyerang anak-anak,
terutama anak laki-laki.
Penyebab Distrofi Otot
Penyebab distrofi otot adalah kelainan genetik atau mutasi (perubahan) pada gen yang
bertugas mengatur fungsi dan membentuk struktur otot. Mutasi gen tersebut

menyebabkan gangguan pada produksi protein yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk
otot dan menjaga fungsi otot dengan baik.
Gejala Distrofi Otot
Gejala distrofi otot dapat berbeda pada tiap penderita. Namun, gejala distrofi otot secara
umum menyebabkan kelemahan pada otot yang sifatnya memburuk seiring waktu
Pengobatan Distrofi Otot
Distrofi otot merupakan kondisi yang belum bisa disembuhkan. Pengobatan yang ada
baru sebatas untuk meringankan gejala, memaksimalkan fungsi otot, dan mencegah
terjadinya kondisi yang lebih buruk.
2. PENYAKIT PARKINSON
Penyakit Parkinson adalah penyakit pada sistem saraf yang mengganggu kemampuan
tubuh dalam mengontrol gerakan dan keseimbangan. Kondisi ini menimbulkan beragam
keluhan, seperti tremor, kaku otot, hingga gangguan koordinasi.
Penyebab dan Gejala Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson disebabkan oleh kerusakan atau kematian sel-sel saraf di otak.
Penyebab kerusakan atau kematian sel tersebut belum diketahui, tetapi riwayat penyakit
Parkinson pada keluarga dan paparan senyawa kimia bisa meningkatkan risiko terjadinya
penyakit ini. Pada tahap awal, penyakit Parkinson menyebabkan ekspresi wajah yang
datar, lengan tidak berayun saat berjalan, suara menjadi lebih kecil, hingga gangguan
gerak tubuh. Gejala lainnya meliputi:
- Tangan bergetar (tremor) saat tidak digerakkan
- Kaku saat bergerak (rigiditas)
- Gerakan yang melambat (bradikinesia)

Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Parkinson


Pengobatan penyakit Parkinson bertujuan untuk mengurangi gejala dan membantu pasien
menjalani aktivitas sehari-hari secara mandiri. Metode penanganannya bisa berupa
pemberian obat-obatan, terapi, dan operasi. Belum diketahui secara pasti cara mencegah
penyakit Parkinson. Namun, ada cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
perburukan kondisi penderita, misalnya rutin berolahraga, mengonsumsi makanan sehat,
dan melakukan senam otak.
3. FIBROMYALGIA
Fibromialgia atau fibromyalgia adalah penyakit yang ditandai oleh rasa nyeri di sekujur
tubuh, disertai rasa lelah dan gangguan tidur. Kondisi ini bisa mengganggu aktivitas
sehari-hari sehingga penderitanya dapat mengalami gangguan kecemasan atau depresi.

Penyebab Fibromyalgia
Penyebab fibromyalgia belum diketahui secara pasti, tetapi kondisi ini diduga terkait
dengan sejumlah faktor berikut ini:
 Perubahan (mutasi) genetik
 Gangguan tidur
 Gangguan senyawa kimia di dalam otak
 Riwayat cedera, infeksi, operasi, atau kejadian traumatis

Gejala Fibromyalgia
Gejala utama fibromyalgia adalah sakit di banyak bagian tubuh yang berlangsung
setidaknya selama 3 bulan. Rasa sakit ini dapat berupa nyeri yang tumpul, sensasi
terbakar, atau seperti ditusuk-tusuk. Tingkat keparahan gejala fibromyalgia bisa berbeda
pada tiap penderita. Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh aktivitas,
tingkat stres yang dialami penderita, serta perubahan cuaca. Nyeri di beberapa bagian
tubuh, seperti leher dan punggung, dapat terasa lebih parah dibandingkan bagian tubuh
lain. Kondisi ini juga membuat penderita sangat sensitif terhadap rasa sakit. Penderita
bahkan dapat merasa nyeri saat disentuh dengan lembut.

Selain nyeri, penderita fibromyalgia juga dapat mengalami gejala berupa:


 Kelelahan yang sampai menyebabkan penderita tidak bertenaga untuk melakukan
aktivitas apa pun (malaise)
 Kaku otot yang terasa makin parah bila terlalu lama berada dalam satu posisi,
misalnya saat bangun tidur
 insomnia atau sulit tidur, karena nyeri otot yang sangat mengganggu
 Penurunan kualitas tidur sehingga penderita tetap merasa kelelahan saat bangun,
meski sudah tidur lama
 Sakit kepala, terutama bila penderita mengalami nyeri dan kaku di leher dan bahu
 Gangguan kognitif, seperti sulit berkonsentrasi, mengingat sesuatu, dan lambat dalam
berbicara
Meski jarang, ada gejala lain yang dapat dialami oleh penderita fibromyalgia, di antaranya:
 Pusing
 Nyeri haid
 Kaku atau kesemutan di tungkai
 Sering merasa kepanasan atau kedinginan
Fibromyalgia juga sering disertai gangguan lain, seperti sindrom iritasi usus besar, gangguan
cemas, sindrom kaki gelisah, dan depresi.

Pengobatan Fibromyalgia
Pengobatan fibromyalgia bertujuan untuk meredakan gejala agar tidak mengganggu aktivitas
sehari-hari. Metodenya meliputi pemberian obat yang disertai dengan terapi khusus.
Obat-obatan untuk mengatasi fibromyalgia dapat membantu meredakan nyeri dan
meningkatkan kualitas tidur. Obat-obatan tersebut antara lain:
 Obat pereda nyeri, seperti paracetamol, ibuprofen, atau tramadol
 Obat antikejang, seperti gabapentin dan pregabalin
 Obat antidepresan, misalnya amitriptyline dan duloxetine
Obat-obatan di atas akan dikombinasikan dengan terapi, seperti:
 Fisioterapi, untuk meningkatkan kekuatan dan stamina
 Terapi okupasi, untuk membantu pasien menjalani aktivitas sehari-hari
 Psikoterapi, untuk menguatkan keyakinan pasien dalam menghadapi penyakitnya

4. KESELEO
Keseleo atau terkilir adalah cedera yang terjadi pada ligamen, otot, atau jaringan ikat
yang menghubungkan otot dan tulang (tendon). Kondisi ini umumnya terjadi pada area
yang aktif bergerak, misalnya pergelangan kaki atau belakang paha.
Penyebab Keseleo
Penyebab utama keseleo adalah meregangnya ligamen, otot, dan tendon secara
berlebihan. Keseleo umumnya terjadi ketika seseorang melakukan aktivitas yang
menimbulkan tekanan pada sendi, seperti:
 Berjalan atau berolahraga di medan yang tidak rata
 Melakukan gerakan berputar saat olahraga, seperti dalam olahraga atletik
maupun senam ritmik
 Melakukan pendaratan atau jatuh pada posisi yang salah
 Melakukan teknik latihan yang salah saat berolahraga

Faktor risiko keseleo


Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya keseleo, yaitu:
 Tidak memiliki proporsi otot yang baik
 Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
 Menggunakan perlengkapan olahraga yang tidak tepat, seperti sepatu yang sudah
tidak layak pakai
 Tidak melakukan pereangan otot atau pemanasan sebelum olahraga
 Memaksa tubuh untuk melakukan aktivitas ketika tubuh sedang lelah atau dalam
kondisi yang kurang baik
 Melakukan aktivitas pada kondisi lingkungan yang kurang baik, seperti permukaan
tanah yang basah dan licin
 Memiliki riwayat keseleo sebelumnya

Gejala Keseleo
Gejala keseleo dapat berbeda pada tiap penderita, tergantung tingkat keparahannya. Namun,
umumnya gejala-gejala yang timbul pada bagian tubuh yang mengalami keseleo adalah:
 Rasa nyeri
 Pembengkakan
 Memar
 Mati rasa
 Kemampuan gerak terbatas
Keseleo ringan biasanya hanya menimbulkan rasa nyeri yang tidak terlalu parah dan tidak
menimbulkan memar. Sedangkan pada keseleo yang cukup parah, penderita bisa mendengar
bunyi robekan atau bunyi “pop” di persendian ketika mengalami cedera.

Pengobatan Keseleo
Pengobatan keseleo bertujuan untuk meredakan gejala, seperti nyeri dan pembengkakan, serta
membuat pasien dapat kembali melakukan aktivitas secara normal. Beberapa penanganan
yang dapat dilakukan adalah:
Perawatan mandiri
Untuk menangani keseleo yang ringan atau mempercepat pemulihan setelah perawatan,
pasien dapat melakukan perawatan mandiri di rumah dengan cara:
 Mengistirahatkan bagian yang cedera, misalnya dengan menggunakan kruk,
setidaknya selama 2 hari atau sampai nyeri berkurang
 Mengompres bagian yang cedera menggunakan es yang dibalut dengan handuk
selama 15–20 menit setiap 3 jam, selama 3 hari
 Melilitkan perban elastis pada bagian yang cedera untuk mengurangi pembengkakan
 Memosisikan bagian yang cedera lebih tinggi dari tubuh, terutama ketika sedang
berbaring atau duduk
 Mengonsumsi obat antinyeri yang bisa dibeli bebas di apotek, seperti paracetamol
atau ibuprofen, sesuai dengan petunjuk dalam kemasan
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mempercepat proses pemulihan,
yaitu:
 Hindari mandi air panas, sauna, atau kompres panas, karena bisa membuat pembuluh
darah melebar dan meningkatkan aliran darah, sehingga memperburuk pembengkakan
dan memar.
 Hindari konsumsi alkohol karena dapat memperburuk pembengkakan.
 Hindari aktivitas fisik atau olahraga berat dengan melibatkan bagian yang cedera,
seperti lari, karena dapat memperburuk kondisi.
 Hindari pemijatan pada bagian yang mengalami cedera, karena dapat memperparah
pembengkakan dan berisiko menimbulkan perdarahan. Pemijatan biasanya baru dapat
dilakukan 3 hari setelah cedera terjadi atau ketika rasa nyeri sudah

Perawatan medis
Selain perawatan mandiri, ada beberapa perawatan medis yang dapat dilakukan oleh dokter
untuk mengobati keseleo, yaitu:
 Fisioterapi
Fisioterapi  atau terapi fisik dilakukan ketika nyeri dan pembengkakan yang dialami
pasien mulai mereda. Fisioterapis akan memberikan pelatihan untuk memulihkan
kestabilan dan kekuatan sendi pada bagian yang cedera, sehingga pasien secara
bertahap dapat melakukan aktivitas dengan normal.
 Penggunaan alat penyangga
Pada kasus keseleo berat, diperlukan penanganan tambahan, misalnya penggunaan
alat penyangga seperti brace  atau gips, selama kurang lebih 10 hari. Hal ini untuk
mengurangi pergerakan pada area yang keseleo dan menstabilkan struktur pada area
tersebut.
 Operasi
Jika robekan pada ligamen atau otot amat parah, misalnya putus total, dan kondisi
sendi sangat tidak stabil, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani operasi.

5. KRAM OTOT
Kram otot adalah kontraksi kuat atau mengencangnya otot, yang terasa sakit dan muncul
tiba-tiba, yang berlangsung selama beberapa saat. Seringkali kondisi ini terjadi di kaki.
Kram otot kaki pada malam hari biasanya merupakan kejang atau mengencangnya otot
pada betis secara tiba-tiba. Kondisi ini juga kadang dapat terjadi di paha atau kaki.
Seringkali kram muncul saat Anda sedang tidur atau baru bangun.
Gejala
Apa saja gejala kram otot?
Berbeda dengan nyeri otot yang bisa terjadi di otot bagian tubuh yang mana saja, kram otot
relatif lebih sering terjadi pada bagian kaki, khususnya di bagian betis.
Selain rasa sakit yang muncul secara tiba-tiba, Anda mungkin bisa merasakan atau melihat
jaringan otot yang menonjol di bawah kulit.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki
kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Kapan harus periksa ke dokter?
Meski kondisi ini merupakan hal yang umum terjadi, tetapi Anda harus menghubungi dokter
bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini:
 Kram otot menyebabkan rasa tidak nyaman berlebih.
 Terjadi pembengkakan kaki, kemerahan atau perubahan kulit.
 Otot melemah.
 Terlalu sering terjadi.
 Tidak membaik dengan perawatan sendiri.
 Tidak terkait dengan penyebab yang jelas, seperti olahraga berat.
Penyebab
Apa penyebab kram otot?
Kondisi ini terjadi ketika otot tanpa sadar berkontraksi dengan sendirinya. Biasanya, Anda
merasakan benjolan keras di titik sakit, yaitu otot yang berkontraksi.
Terlalu sering menggunakan otot, dehidrasi, ketegangan otot, atau hanya bertahan pada
sesuatu posisi dalam waktu lama dapat menyebabkan kondisi tersebut. Namun, dalam
beberapa kasus, penyebabnya tidak diketahui.
Pengobatan
Bagaimana kram otot ditangani?
Kram biasanya berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit. Kebanyakan
kasus kram kaki akan lebih ringan dengan melatih otot tersebut. Melatih otot dapat
mengurangi frekuensi episode kram.
Sementara itu, kram pada kaki yang terjadi selama kehamilan akan menghilang begitu bayi
lahir. Tidak jauh berbeda dengan pengobatan nyeri otot, berikut pilihan langkah yang
mungkin bisa mengatasi kondisi tersebut:
Peregangan dan pijat
Hentikan aktivitas apapun yang mungkin menyebabkan kram. Menurut Harvard Hearth
Publising peregangan otot dapat membantu meredakan rasa sakit yang timbul.
Lakukan peregangan dengan memegangnya secara lembut. Anda pun dapat memijat otot saat
Anda melakukan peregangan atau setelah selesai.
Untuk meregangkan otot betis Anda, berdirilah dengan bagian depan kaki Anda pada tangga,
dengan tumit menggantung. Turunkan tumit perlahan hingga di bawah permukaan tangga.
Tahan untuk beberapa detik sebelum kembali mengangkat tumit ke posisi semula. Ulangi
beberapa kali. Anda juga bisa mengoleskan bantalan pemanas ke area yang sakit. Dengan
begitu, selain meredakan rasa sakit, Anda juga telah menjaga Kesehatan otot dengan baik.

6. TENDINITIS
Tendinitis adalah peradangan yang terjadi pada tendon, yaitu jaringan yang
menghubungkan otot dan tulang. Kondisi ini dapat terjadi pada tendon di bagian tubuh
mana pun, meski umumnya terjadi pada tendon di bagian bahu, siku, lutut, pergelangan
kaki, atau tumit.
Penyebab Tendinitis
Tendinitis umumnya disebabkan oleh gerakan yang dilakukan secara berulang-ulang,
seperti gerakan melompat yang sering dilakukan atlet basket atau mengayun tangan yang
sering dilakukan atlet tenis. Namun, di kasus tertentu, tendinitis juga dapat terjadi karena
cedera akibat mengangkat beban berat.
Gejala Tendinitis
Tendinitis ditandai dengan munculnya rasa sakit pada tendon yang meradang. Rasa sakit ini
biasanya semakin parah saat otot di area tendon yang meradang digerakkan, misalnya ketika
melompat, berlari, atau memutar pergelangan tangan. Rasa sakit tersebut juga dapat disertai
beberapa gejala lain, seperti area tendon yang bermasalah mengalami pembengkakan,
munculnya sensasi hangat, kemerahan, dan kaku otot.
Pengobatan Tendinitis
Pengobatan tendinitis bertujuan untuk meredakan gejala serta mengurangi peradangan.
Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang dapat diberikan kepada pasien
tendinitis:

Obat-obatan
Dokter dapat memberikan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau suntikan
kortikosteroid untuk meredakan nyeri dan peradangan. Kortikosteroid umumnya tidak
disarankan untuk tendinitis yang sudah terjadi lebih dari 3 bulan karena berisiko melemahkan
tendon atau membuat tendon robek.

7. ASTROFI OTOT
Atrofi otot adalah kondisi ketika otot menyusut dan menipis akibat hilangnya jaringan
otot. Kondisi ini dapat mengakibatkan penurunan pada ukuran dan kepadatan otot, serta
hilangnya kekuatan otot.
Atrofi otot umumnya terjadi ketika tubuh sulit atau tidak mampu bergerak akibat cedera atau
penyakit tertentu.
Penyebab Atrofi Otot
Atrofi otot dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, yaitu:
 Otot tidak atau jarang digunakan dalam waktu yang cukup lama, misalnya karena
lumpuh atau tirah baring
 Cedera
 Luka bakar
 Proses penuaan
 Malnutrisi
 Stroke
 Kanker
 Penggunaan obat kortikorstreoid dalam jangka panjang
Atrofi otot juga dapat terjadi akibat penyakit atau kondisi medis yang menyebabkan otot
menjadi lemah atau membuat penderitanya kesulitan bergerak, yaitu:
 Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) atau pentakit lou gehrig
 Carpal tunnel syndrome
 Sindrom Guillain-Barre
 Multiple sclerosis
 Distrofi otot
 Neuropati
 Dermatomiositis
 Osteoarthritis
 Polio (poliomyelitis)
 Rheumatoid arthritis
 Cedera tulang belakang

Gejala Atrofi Otot


Atrofi otot dapat menimbulkan gejala yang beragam, tergantung pada penyebabnya. Namun,
tanda utama dari kondisi ini adalah mengecilnya ukuran otot yang terkena atrofi.
Tanda dan gejala lain yang mungkin terjadi akibat atrofi otot antara lain:
 Ukuran lengan atau kaki yang terkena atrofi lebih kecil daripada lengan atau kaki
yang normal
 Kelemahan pada satu atau beberapa bagian tubuh
 Kesulitan dalam melakukan berbagai aktivitas, seperti berjalan, menelan, atau
menjaga keseimbangan

8.

MYOSITIS
Pengertian Myositis
Myositis adalah istilah yang mengacu pada segala kondisi yang menyebabkan
peradangan atau pembengkakan pada otot. Berbagai gejala dari kondisi ini adalah,
pembengkakan, nyeri, dan lemah. Ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab
myositis, yaitu infeksi, cedera, penyakit autoimun, ketidakseimbangan elektrolit, dan
masih banyak lagi. Penyakit ini mungkin sulit didiagnosis dan penyebabnya kadang tidak
diketahui.
Penyebab dan Faktor Risiko Myositis
Ada sejumlah perbedaan pendapat terkait penyebab penyakit ini. Kondisi ini dianggap
sebagai kondisi autoimun yang menyebabkan tubuh menyerang otot. Namun demikian,
pada sebagian besar kasus, malah tidak diketahui penyebabnya. Nah, berikut beberapa
kemungkinan penyebab dari kondisi ini:
 Penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus.
 Virus seperti pilek, flu, dan HIV.
 Keracunan obat.
Selain itu, ada juga beberapa hal yang dapat faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
kondisi ini, yaitu:
 Cedera.
 Rhabdomyolysis.

 
Gejala Myositis
Gejala utama dari myositis adalah kelemahan otot. Kelemahan mungkin terlihat atau dapat
ditemukan dengan pemeriksaan. Nyeri otot (myalgia) bisa ada atau tidak. Kondisi ini
memengaruhi kelompok otot besar, termasuk leher, bahu, pinggul, punggung, serta biasanya
mengenai kedua sisi otot. Kelemahan dari penyakit ini menyebabkan jatuh dan sulit untuk
bangun dari kursi atau setelah jatuh.
Beberapa gejala lainnya yang dapat terjadi adalah:
 Ruam.
 Kelelahan.
 Penebalan kulit di tangan.
 Kesulitan untuk menelan.
 Kesulitan bernapas.
Selain itu, seseorang yang mengalami myositis disebabkan oleh virus dan dapat mengalami
gejala berupa pilek, demam, batuk, hingga sakit tenggorokan. Namun, gejala ini dapat hilang
beberapa hari sebelum gejala myositis terjadi.
9. OSTEOPOROSIS
Osteoporosis adalah kondisi ketika kepadatan tulang berkurang sehingga tulang menjadi
keropos dan mudah patah. Osteoporosis jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru
diketahui ketika penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah
tulang.
Penyebab dan Gejala Osteoporosis
Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh dalam meregenerasi
tulang sehingga kepadatan tulang berkurang. Penurunan kemampuan regenerasi ini
biasanya akan dimulai saat seseorang memasuki usia 35 tahun.
Selain faktor usia, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko terjadinya
osteoporosis, seperti kekurangan vitamin D, gangguan hormon, jarang berolahraga,
konsumsi obat-obatan tertentu, serta kebiasaan merokok.
Osteoporosis sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun. Kondisi ini biasanya baru
diketahui saat seseorang mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.  Seiring
berkurangnya kepadatan tulang, penderita bisa mengalami gejala berikut:
 Mudah mengalami patah tulang walau hanya karena benturan yang ringan
 Nyeri punggung yang biasanya disebabkan oleh patah tulang belakang
 Postur badan membungkuk
 Tinggi badan berkurang
Pengobatan dan Pencegahan Osteoporosis
Pengobatan osteoporosis bertujuan untuk mencegah terjadinya patah tulang atau tulang retak.
Jika penderita osteoporosis sangat berisiko untuk mengalami patah tulang, dokter dapat
memberikan obat-obatan untuk meningkatkan kepadatan tulang, seperti:
 Bifosfonat
 Antibodi monoklonal
 Terapi hormon
Jika diperlukan, penderita dapat diberikan obat untuk meningkatkan pembentukan tulang,
seperti  teriparatide dan abaloparatide. Pasien juga akan dianjurkan untuk mengurangi
aktivitas yang dapat menyebabkannya terjatuh atau cedera.
Pada beberapa keadaan, osteoporosis sulit untuk dicegah. Akan tetapi, Anda bisa mengurangi
risiko terkena osteoporosis dengan berhenti merokok, melakukan pemeriksaan tulang berkala
jika sudah menopause, berolahraga secara teratur, dan mengonsumsi makanan yang kaya
akan vitamin D dan kalsium, misalnya susu sapi dan susu kedelai atau suplemen
kalsium sesuai dengan arahan dokter.

10. OSTEOARTHRITIS
Osteoarthritis adalah peradangan kronis di sendi akibat kerusakan pada tulang rawan.
Osteoarthritis adalah jenis arthritis atau radang sendi yang paling sering terjadi. Kondisi ini
menyebabkan keluhan, seperti sendi-sendi terasa sakit, kaku, dan bengkak.
Penyebab dan Faktor Risiko Osteoarthritis
Osteoarthritis disebabkan oleh kerusakan pada tulang rawan dan sendi. Kondisi ini terjadi
ketika tulang rawan yang merupakan bantalan pelindung tulang kehilangan elastisitasnya.
Akibatnya, terjadi gesekan antartulang yang membuatnya lebih rentan mengalami kerusakan
dan menyebabkan radang sendi.
Pertambahan usia adalah salah satu faktor utama terjadinya osteoarthritis. Selain itu, ada
beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita osteoarthritis,
yaitu:
 Menderita obesitas
 Mengalami cedera pada sendi
 Memiliki riwayat osteoarthritis dalam keluarga
 Memiliki riwayat operasi pada tulang dan sendi
 Berjenis kelamin perempuan, terutama yang sudah 
 Memiliki kelainan bawaan pada tulang rawan atau sendi
 Menderita penyakit tertentu, seperti rheumatoid arthritis dan hemokromatosis
 Melakukan pekerjaan atau aktivitas fisik yang menyebabkan sendi tertekan secara
terus-menerus, misalnya mengenakan sepatu hak tinggi

Gejala Osteoarthritis
Pada tahap awal, penderita osteoarthritis dapat mengalami keluhan rasa sakit atau nyeri
sendi dan sendi kaku. Gejala tersebut akan berkembang secara perlahan dan makin parah
seiring waktu. Kondisi ini menyebabkan penderita kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari.
Selain nyeri sendi dan kaku, gejala lain dari osteoarthritis yang umum terjadi adalah:
 Sendi bengkak
 Terdengar suara gesekan saat menggerakkan sendi
 Otot lemah dan massa otot berkurang
 Muncul taji atau tulang tambahan
 Timbul benjolan pada sendi di jari tangan
 Jari tangan bengkok

Anda mungkin juga menyukai