OLEH
1. Myasthenia gravis
Tremor adalah gerakan gemetar yang terjadi secara berulang tanpa disengaja. Tremor umumnya
terjadi di tangan dan kepala, tapi bisa juga terjadi di bagian tubuh lain, seperti kaki, perut, dan
pita suara.
Meski umumnya tidak mengancam nyawa, tremor dapat menganggu aktivitas sehari-hari. Orang
yang mengalami tremor akan kesulitan untuk melakukan aktivitas atau pekerjaan, seperti
menulis, berjalan, menyuap makanan, atau menggenggam benda.
Tremor disebabkan oleh gangguan pada area otak yang berfungsi mengatur pergerakan otot.
Tremor bisa terjadi tanpa penyebab yang jelas, tetapi sering kali kondisi ini merupakan gejala
dari suatu penyakit.
Cara Mengatasi
Beberapa pasien mungkin tidak memerlukan perawatan jika gejalanya ringan. Akan tetapi jika
tremor membuat Anda sulit untuk bekerja atau beraktivitas, ada beberapa perawatan yang dapat
diberikan, seperti:
1. Obat-obatan
Salah satu cara mengatasi tremor adalah dengan konsumsi obat-obatan. Beberapa obat tremor
yang mungkin diberikan, antara lain:
Beta-blocker untuk mengobati tekanan darah tinggi dan membantu meredakan tremor pada
beberapa orang.
Obat antikejang (antikonvulsan), seperti obat-obatan epilepsi, gabapentin dan topiramate dapat
meredakan badan gemetar akibat gerakan tremor.
Obat penenang golongan benzodiazepine, seperti clonazepam, untuk mengobati orang yang
mengalami ketegangan atau kecemasan yang memperburuk tremor.
Suntikan OnabotulinumtoxinA untuk mengobati beberapa jenis tremor, terutama tremor kepala
dan suara.
2. Terapi fisik
Dokter mungkin menyarankan terapi fisik. Terapis dapat mengajarkan latihan untuk
meningkatkan kekuatan, kontrol, dan koordinasi otot Anda.Terapi okupasi dapat membantu
beradaptasi dengan hidup dengan tremor. Terapis mungkin menyarankan perangkat adaptif untuk
mengurangi efek getaran pada aktivitas sehari-hari.
3. Operasi
Pembedahan mungkin menjadi pilihan jika tremor sangat melumpuhkan dan penggunaan obat
tidak dapat mengatasi tremor. Operasi yang dilakukan dengan stimulasi otak dalam dan focused
ultrasound thalamotomy.
3. Penyakit Parkinson
Cara Mencegah
1. Aktivitas Seni
Kegiatan seni di sini, antara lain menggambar, membuat aneka kerajinan tangan, mozaik,
menguntai manik-manik, dan kegiatan seni lainnya. Menurut dokter spesialis saraf, seni bisa
membuat koordinasi otak dengan otot jadi lebih baik. Menariknya, secara enggak langsung
kegiatan di atas juga bisa memberikan perasaan lebih bahagia.
Nah, hal itulah yang bisa mencegah ataupun memperbaiki penyakit parkinson. Kata ahli di atas,
seni bisa membuat orang lebih baik dalam menjalankan complex planning yang sulit dilakukan
oleh penyandang parkinson. Complex planning sendiri merupakan perencanaan yang dibuat otak
sebelum melakukan sesuatu yang berurutan.
2. Kafein
Oleh karena penyebab dari penyakit ini belum diketahui pasti, sehingga cara yang terbukti
ampuh untuk mencegahnya pun juga belum ditemukan. Namun, ada beberapa penelitian yang
menunjukkan bahwa kafein yang ada dalam kopi, teh, dan kola, dapat menurunkan risiko
terjadinya penyakit parkinson. Namun yang perlu diingat, jangan berlebihan ketika mengasup
minuman ini.
3. Aerobik
Menurut beberapa penelitian, berolahraga aerobik secara rutin juga dapat menurunkan risiko
terjadinya penyakit parkinson. Selain itu, olahraga ini juga bisa mengatasi gejala parkinson,
seperti otot yang kaku, melambatnya gerakan, ataupun gangguan postur dan keseimbangan.
4. Pola Hidup - Kimia
Menurut riset ahli dari Baylor College of Medicine, Houston, Amerika Serikat, tips sederhana di
bawah ini bermanfaat untuk mencegah penyakit parkinson:
Tingkatkan konsumsi sayuran dan buah yang mengandung antioksidan. Misalnya,
raspberry, blueberry, kiwi, serta sayuran dan buah-buahan lainnya.
Konsumsi teh hijau, kandungan polifenol di dalamnya terbukti mampu mengurangi
senyawa beracun yang bisa mengganggu fungsi sel-sel saraf otak.
Terapkan pola hidup sehat dengan konsumsi gizi seimbang.
Berolahraga dan aktivitas secara rutin.
Hindari paparan senyawa paraquat yang banyak terkandung di dalam pestisida dan
herbisida.
4. Distonia
Distonia adalah gangguan yang menyebabkan otot bergerak sendiri tanpa sadar. Gerakan otot ini
dapat terjadi pada salah satu anggota tubuh saja atau seluruhnya. Akibatnya, penderita distonia
memiliki postur tubuh yang aneh dan mengalami tremor.
Penyebab distonia adalah adanya gangguan pada bagian otak yang berfungsi mengendalikan
kecepatan dan koordinasi gerakan tubuh.
Kelainan sistem gerak tubuh ini dapat menimbulkan gejala berupa kedutan, tremor, kram otot,
mata berkedip tanpa kendali, gangguan bicara dan menelan, serta posisi salah satu bagian tubuh
yang tidak normal, misalnya leher miring.
Cara Mengobati :
Sampai sekarang ini, tidak ada pengobatan untuk mencegah terjadinya distonia atau
memperlambat perkembangan penyakit. Namun, terdapat pilihan perawatan yang dapat
membantu meringankan gejala distonia, antara lain:
1. Obat-obatan
Suntikan obat yang disebut botulinum toxin (botox) untuk melemahkan otot
Obat yang memengaruhi neurotransmitter di otak dan berdampak pada pergerakan otot,
seperti levodopa, trihexyphenidyl, diazepam, clonazepam, baclofen
2. Operasi
Operasi mungkin direkomendasikan dokter pada kasus distonia yang parah. Jenis operasi untuk
menangani distoni, antara lain deep brain stimulation atau pembedahan denervasi selektif, yakni
memotong saraf yang mengontrol kejang otot.Pengobatan ini dilakukan bila pengobatan lain
tidak berhasil mengatasi distonia.
3. Terapi lainnya
Selain pilihan pengobatan di atas, dokter juga dapat menyarankan jenis terapi lain, seperti:
Fisioterapi atau terapi okupasi, untuk membantu meringankan gejala dan memperbaiki fungsi
tubuh.
Terapi wicara, jika distonia mempengaruhi pita suara
Peregangan dan pijatan, untuk meringankan rasa nyeri pada otot
Manajemen stres, untuk mengelola stres yang Anda alami sehari-hari
5. Ataksia
Ataksia merupakan kelainan pada otak kecil dan saraf tulang belakang yang memengaruhi
koordinasi gerakan tubuh. Ataksia menyebabkan seseorang sulit menggerakkan tubuh dengan
mulus dan lancar.
Gejala ataksia meliputi koordinasi gerak tubuh yang buruk, gemetar atau tremor, langkah kaki
yang tidak stabil atau seperti mau jatuh, perubahan cara bicara, sulit bicara dan menelan, serta
gerakan bola mata yang tidak normal. Penderita ataksia juga bisa mengalami gangguan dalam
berpikir atau emosi, serta kesulitan dalam menulis.
Beberapa langkah pengobatan yang akan dijalani oleh pengidap penyakit ataksia Friedreich,
yaitu:
Proses pelatihan agar pengidap terhindar dari cacat fisik akibat cedera atau penyakit yang
dialami. Hal ini disebut dengan fisioterapi.
Proses pelatihan yang dilakukan agar pengidap kondisi medis tertentu dapat melakukan
aktivitas sehari-hari. Hal ini disebut dengan terapi okupasi yang bertujuan untuk
meningkatkan kemandirian masing-masing peserta.
Terapi hormon insulin yang dilakukan guna mengatasi diabetes terkait ataksia Friedreich.
Pengidap yang mengalami kelainan dalam berbicara, atau berbahasa, pengobatan
dilakukan dengan terapi wicara, agar pengidap dapat berinteraksi secara wajar.
Bimbingan konseling yang didukung dengan obat antidepresan guna mengatasi depresi
yang muncul akibat penyakit ataksia Friedreich.
6. Chorea
Chorea adalah kelainan saraf otot yang menyebabkan munculnya gerakan tubuh yang tidak
disadari. Penyakit ini ditandai dengan gerakan berulang yang singkat, cepat, dan tidak terkontrol.
Chorea umumnya terjadi pada wajah, mulut, lengan, tangan, dan kaki. Akibatnya, penderita
mengalami gangguan bicara, kesulitan menelan, lidah sering menjulur, tangan sulit dikepalkan,
hingga gaya berjalan yang aneh.
Perawatan Jenis perawatan tergantung pada apa yang menyebabkan gangguan gerakan, seperti:
Penyakit huntington, dokter dapat meresepkan obat yang dapat mengendalikan gerakan seperti
deutetrabenazine atau tetrabenazine Sindrom tardive dyskinesia, obat valbenazine dan
deutetrabenazine biasanya dipertimbangkan Amantadine, jika levodopa (obat Parkinson menjadi
penyebab Gangguan endokrin atau metabolisme (seperti hipertiroidisme, hipoglikemia,
hipoparatiroidisme, hipokalsemia, hipomagnesemia), biasanya diobati dengan mengurangi
gerakan otot yang abnormal.
Pencegahan Sulit untuk mencegah beberapa penyakit dan kondisi yang menyebabkan chorea,
seperti penyakit Huntington dan lupus. Untuk menghindari demam rematik, anak-anak dengan
sakit tenggorokan harus didiagnosis untuk menghindari strep. Jika dokter anak meresepkan
antibiotik untuk radang tenggorokan, pastikan untuk meminumnya sesuai petunjuk dan
menghabiskan semua obatnya.
Sindrom ini juga di kenal sebagai penyakit Wills Ekbom adalah gangguan saraf yang
menyebabkan dorongan besar dan tak tertahankan untuk menggerakan kaki. Dan menyebabkan
adanya sensasi geli, di kaki, betis dan paha.
Ada beberapa penyebab sindrom kaki gelisah. Pertama, adanya penyakit kronis dan kondisi
medis tertentu seperti parkinson, gagal ginjal, diabetes, dan neuropati perifer. Kedua, adanaya
obat anti mual, obat antipsikotik, antidepresan, obat diongin dan alergi yang
mengandung antihistamin penenang dapat memperburuk sindrom ini. Ketiga, beberapa wanita
biasanya mengalami sindrom ini selama kehamilan terutama trimester terakhir.
Tanda-tanda seseorang mengalami sindrom kaki gelisah: dorongan kuat menggerakan kaki
disertai sensasi tidak nyaman seperti geli, gatal, merinding atau tertarik; merasa lebih baik ketika
menggoyangkan kaki; keinginan menggoyangkan kaki akan lebih parah saat beristrirahat.
9. Tardive dyskinesia
Kondisi neurologis ini disebabkan oleh penggunaan jangka panjang obat-obatan tertentu yang
digunakan untuk mengobati kondisi kejiwaan (obat neuroleptik) seperti skizofernia, bipolar, dan
gangguan otak lainnya.
Obat neuroleptik berkerja dengan cara menghalangi dopamin (zat kimia otak) yang berperan
dalam pergerakan otot secara normal. Ketika tingkat dopamin dalam otak rendah, gerakan tubuh
menjadi susah untuk dikendalikan.
Tardive dyskinesia akan memunculkan gejala: wajah meringis; jemari bergetar; rahang berayun;
mengunyah berulang-ulang; lidah menjulur; lidah keluar tanpa di sengaja; kedipan mata cepat;
bibir mengerut; pipi mengembung; dahi merengut; mendengkur; jari-jari bergoyang; kaki
mengetuk; lengan terkepak-kepak; posisi panggul keluar; dan tubuh bergoyang dari satu sisi ke
yang lain.
10. Sindrom Tourette
Sindrom ini ditandai: sentakan otot seperti sentakan kepala; konstan berkedip dan meringis; tiba-
tiba sesak napas; ucapan vokal bisa sulit di kontrol dan membuat malu di depan umum seperti
mendengus, berteriak, dan menggonggong.