Anda di halaman 1dari 4

Jenis Jenis Kelainan Pada Gerak

Inilah Jenis-Jenis Kelainan pada Sistem Gerak. Ada banyak penyakit yang dapat menyebabkan kelainan
pada sistem gerak tubuh, yakni:

1. Myasthenia gravis

Myasthenia gravis menyebabkan melemahnya otot-otot rangka pada tubuh. Penyebabnya adalah
adanya gangguan komunikasi antara sel saraf dengan jaringan otot, sehingga menyebabkan gerakan
tubuh melemah.

Gejala yang muncul bisa berbeda-beda pada tiap penderita, antara lain kesulitan bicara atau cadel, suara
serak, napas pendek, dan kelopak mata turun. Penderita juga bisa mengalami kesulitan bergerak, seperti
bangun dari posisi duduk ke berdiri, mengangkat benda, atau naik-turun tangga.

Gejala lain yang mungkin muncul ialah kesulitan dalam menunjukkan ekspresi wajah. Penderita
myasthenia gravis biasanya juga mengalami gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur atau
ganda, serta kesulitan mengunyah dan menelan.

Umumnya, gejala myasthenia gravis timbul ketika penderitanya beraktivitas dan akan membaik setelah
beristirahat. Gejala penyakit ini dapat muncul secara perlahan dan cenderung memburuk bila tidak
diobati.

2. Tremor

Tremor adalah gerakan gemetar yang terjadi secara berulang tanpa disengaja. Tremor umumnya terjadi
di tangan dan kepala, tapi bisa juga terjadi di bagian tubuh lain, seperti kaki, perut, dan pita suara.

Meski umumnya tidak mengancam nyawa, tremor dapat menganggu aktivitas sehari-hari. Orang yang
mengalami tremor akan kesulitan untuk melakukan aktivitas atau pekerjaan, seperti menulis, berjalan,
menyuap makanan, atau menggenggam benda.

Tremor disebabkan oleh gangguan pada area otak yang berfungsi mengatur pergerakan otot. Tremor
bisa terjadi tanpa penyebab yang jelas, namun sering kali kondisi ini merupakan gejala dari suatu
penyakit.

3. Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson terjadi karena tubuh kekurangan zat dopamin yang berperan dalam mengatur
gerakan tubuh. Pada kondisi ini, terdapat kerusakan sel saraf di otak yang mengakibatkan gerakan tubuh
menjadi lambat dan tidak normal.

Ada tiga gejala utama penyakit Parkinson, yakni tremor, gerak tubuh melambat, dan kaku otot. Gejala
lainnya yang mungkin muncul adalah:

Gangguan keseimbangan yang membuat penderita rentan terjatuh dan cedera.

Kesulitan dalam berjalan.

Bicara melambat dan tidak jelas.

Kesulitan dalam menulis.

Susah menelan.

Sulit menahan buang air kecil atau besar.

Produksi air liur berlebih.

Penderita penyakit Parkinson juga lebih rentan mengalami depresi, cemas, serta demensia.

4. Distonia

Distonia adalah gangguan yang menyebabkan otot bergerak sendiri tanpa sadar. Gerakan otot ini dapat
terjadi pada salah satu anggota tubuh saja atau seluruhnya. Akibatnya, penderita distonia memiliki
postur tubuh yang aneh dan mengalami tremor.

Penyebab distonia adalah adanya gangguan pada bagian otak yang berfungsi mengendalikan kecepatan
dan koordinasi gerakan tubuh.

Kelainan sistem gerak tubuh ini dapat menimbulkan gejala berupa kedutan, tremor, kram otot, mata
berkedip tanpa kendali, gangguan bicara dan menelan, serta posisi salah satu bagian tubuh yang tidak
normal, misalnya leher miring.

5. Ataksia
Ataksia disebabkan oleh kelainan pada otak kecil dan saraf tulang belakang yang memengaruhi
koordinasi gerakan tubuh. Ataksia menyebabkan seseorang sulit menggerakkan tubuh dengan mulus
dan lancar.

Gejala ataksia meliputi koordinasi gerak tubuh yang buruk, gemetar atau tremor, langkah kaki yang tidak
stabil atau seperti mau jatuh, perubahan cara bicara, sulit bicara dan menelan, serta gerakan bola mata
yang tidak normal. Penderita ataksia juga bisa mengalami gangguan dalam berpikir atau emosi, serta
kesulitan dalam menulis.

6. Chorea

Chorea adalah kelainan saraf otot yang menyebabkan munculnya gerakan tubuh yang tidak disadari.
Penyakit ini ditandai dengan gerakan berulang yang singkat, cepat, dan tidak terkontrol.

Chorea umumnya terjadi pada wajah, mulut, lengan, tangan, dan kaki. Akibatnya, penderita mengalami
gangguan bicara, kesulitan menelan, lidah sering menjulur, tangan sulit dikepalkan, hingga gaya berjalan
yang aneh.

7. Sklerosis lateral amiotrofik (ALS)

ALS merupakan penyakit degeneratifyang mengganggu fungsi otak dan saraf tulang belakang. Penderita
kondisi ini bisa mengalami kesulitan dalam melakukan beberapa aktivitas, seperti berbicara, menelan,
berdiri, berjalan, dan menaiki tangga. Hingga saat ini, belum ditemukan pengobatan untuk ALS.

Gejala ALS pada setiap orang bisa berbeda, tergantung pada area sistem saraf yang mengalami kelainan.
Gejala yang mungkin muncul meliputi suara serak, sulit menelan, bicara tidak jelas, emosi tidak stabil,
dan produksi air liur berlebih. Gejala lainnya bisa berupa lemas, kedutan, sesak napas, hingga
penyusutan jaringan otot.

Di samping ketujuh penyakit di atas, masih ada kelainan sistem gerak lainnya yang umumnya berupa
gangguan otot, tulang, dan jaringan ikat. Dua di antaranya yang sering terjadi adalah tendinitis dan
osteoarthritis.

Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Gerak pada Manusia


1. Meningkatkan kandungan kalsium dalam asupan makanan;

Makanan yang banyak mengandung kalsium antara lain adalah susu, kangkung, kedelai dan olahannya,
ikan salmon, kacang almond, dan brokoli.

2. Berjemur pada sinar matahari pagi.

Sinar matahari pagi sangat baik bagi kesehatan sistem gerak. Karena sinar matahari pagi membantu
pembentukan vitamin D yang sangat penting dalam membantu penyerapan kalsium dalam makanan.

3. Memerhatikan asupan vitamin D;

Memerhatikan asupan vitamin D dengan makan makanan yang mengandung vitamin D. Makanan yang
mengandung vitamin D antara lain telur, produk olahan dari kedelai, minyak ikan, ikan berlemak, hati
sapi, dan udang.

4. Memerhatikan aktivitas fisik yang cukup setiap hari;

Melakukan aktivitas fisik cukup setiap hari sebagai upaya menjaga kesehatan sistem gerak manusia.
Aktivitas fisik dapat membantu terbentuknya tulang yang kuat dan memperlambat proses kerapuhan
tulang pada tubuh. Aktivitas fisik antara lain jalan kaki, jogging, naik turun tangga, dan lain-lain.
Menghindari kebiasaan sikap tubuh yang salah. Contoh menghindari kebiasaan sikap tubuh yang salah
adalah dengan cara duduk yang benar. Cara duduk benar adalah tulang belakang harus dalam posisi
tegak (tidak membungkuk). Saat tidur sebaiknya memakai alas yang datar dan padat agar posisi tulang
belakang tetap lurus.

Anda mungkin juga menyukai