Anda di halaman 1dari 5

Kontraksi otot terjadi saat otot memendek dan menebal.

Pada
kedaan ini akan terbetuk aktomiosin yaitu berikatannya aktin
(filamen tipis) dan miosin (filamen tebal) pada unit otot (sarkomer).
Adapun relaksasi otot terjadi saat otot kembali ke keadaan semula
dan mengendur. Otot yang berelaksasi akan terjadi penguraian
aktomiosin menjadi aktin dan miosin kembali. Mekanisme kontraksi
dan relaksasi otot ini digambarkan sebagai metode slidding filament
yaitu pergeseran filamen otot yang membentuk aktomiosin dan
terurainya kembali aktomiosin tersebut.
Mekanisme kontraksi dan relaksasi otot secara lengkap dapat
dijelaskan sebagai berikut:  
1. Kontraksi  
Oto mendapat rangsang ⇒ ujung saraf motorik akan melepaskan
protein otot  berupa asetilkolin ⇒ Asetilkolin menyebabkan
terlepasnya ion Ca ⇒ aktin aktif ⇒ pemecahan ATP ⇒ miosin aktif ⇒
merangsang pembentukan aktomiosin ⇒ otot lebih pendek ⇒ otot
kontraksi  
2. Relaksasi  
Tidak adanya ransang lagi ⇒ berkurangnya ion Ca ⇒aktomiosin
terurai ⇒ otot kembali ke semula ⇒otot memanjang  
Sendi Anda memiliki pekerjaan yang sulit. Mereka bekerja keras untuk menyokong berat badan Anda, membantu berbagai gerakan tubuh, dan sering
digunakan. Seringnya dipakai dalam kehidupan sehari-hari, sendi Anda kadang-kadang rentan terhadap berbagai jenis gangguan. Ini dapat mencakup
kondisi autoimun, inflamasi, degeneratif atau infeksi.
Sebelum memahami berbagai jenis gangguan sendi, Anda harus tahu bagaimana sendi Anda bekerja. Sendi merupakan tempat di mana dua tulang
bertemu. Tulang rawan dan ligamen adalah yang menghubungkan tulang Anda bersama-sama. Ada cairan yang disebut cairan sinovial yang membantu
untuk menyerap syok dan memungkinkan gerakan halus. Ketika salah satu dari bagian-bagian tersebut terganggu, saat itulah Anda mengalami gangguan
sendi.
Berikut ini adalah berbagai jenis gangguan sendi:
Autoimun
Jenis gangguan sendi terjadi ketika tubuh Anda tidak lagi mengenali jaringan Anda sendiri dan menyerang sendi, yang menyebabkan peradangan.
Gangguan sendi umum autoimun adalah rheumatoid arthritis. Bila Anda memiliki jenis gangguan sendi, sistem kekebalan tubuh Anda akan menyebabkan
kerusakan pada tulang rawan dan jaringan ikat, yang akan kehilangan tekstur halus dan menjadi kasar. Seiring waktu, tulang rawan akan lemah.
Pengobatan untuk gangguan sendi autoimun termasuk obat-obatan yang akan mengontrol respon imun dan mengurangi peradangan.
Inflamasi
Gangguan sendi inflamasi disebabkan oleh pilihan pola makan yang buruk, luka atau infeksi. Jenis gangguan sendi ini menyebabkan sendi menjadi
kemerahan, bengkak, dan nyeri. Mereka termasuk gangguan seperti encok, psoriasis arthritis, dan arthritis enteropati (penyakit Crohn). Penyakit sendi
inflamasi akan memiliki periode kambuh dan remisi.
Cara terbaik untuk mengontrol gangguan sendi inflamasi adalah untuk mengendalikan peradangan. Hal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan obat-
obatan seperti kortikosteroid dan obat anti-peradangan (NSAID). Anda juga dapat mengontrol peradangan dengan mengidentifikasi pemicunya. Misalnya,
pemicu asam urat adalah makanan yang menghasilkan tingkat tinggi asam urat. Makanan seperti daging merah dan bir.
Jenis lain yang umum dari kondisi peradangan sendi disebut bursitis. Yang disebabkan oleh tekanan ekstrim pada sendi yang menyebabkan bursa menjadi
meradang. Bursa terletak di antara tulang yang menyembuhkan tulang dan tendon achilles. Bursitis biasanya diobati dengan istirahat.
Degeneratif
Gangguan sendi degeneratif adalah yang paling umum dari penyakit sendi. Ini termasuk dislokasi, keseleo dan luka lain atau kerusakan sendi. Nyeri tidak
selalu menjadi gejala pertama dari gangguan sendi degeneratif. Untuk beberapa kondisi kerusakan jaringan di sendi dapat memburuk dari waktu ke waktu,
yang menyebabkan tulang rawan menjadi kasar dan hilangnya cairan sendi. Hal ini menyebabkan sendi Anda tidak bergerak.
Untuk dislokasi dan keseleo, nyeri akan menjadi gejala awal serta pembengkakan dan ketidakmampuan untuk bergerak. Cara terbaik untuk mengobati
dislokasi dan keseleo adalah dengan beristirahat, menggunakan es untuk mengurangi pembengkakan, kompres dan mengangkat sendi. Hal ini akan
membantu mempercepat proses penyembuhan.
Infeksi
Sendi bisa meradang akibat infeksi. Infeksi ini bisa dalam tubuh atau sendi. Jenis gangguan sendi meliputi kondisi seperti septic arthritis dan Lyme arthritis.
Kelainan infeksi sendi biasanya disebabkan oleh patogen dalam darah. Proses kerusakan sendi Anda bisa sangat cepat.
Lyme arthritis disebabkan oleh infeksi bakteri yang ditularkan melalui gigitan kutu. Gejala termasuk ruam, kelelahan dan gejala seperti flu. Bakteri akan
melakukan perjalanan ke sendi dan menyebabkan kerusakan jaringan. Jika Anda mencurigai diri Anda terkena penyakit Lyme, Anda harus diobati dengan
antibiotik segera untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada sendi Anda.
Kelainan pada sistem gerak adalah sekelompokpenyakit saraf yang menyebabkan gerakan tubuh menjadi bermasalah, misalnya kesulitan untukbergerak, gerakan melambat, atau gerakan tidak terkontrol. Apa saja penyakit yang
dapat menyebabkan masalah pada sistem gerak? Mari simak penjelasannya di artikel berikut.
Sistem gerak tubuh terdiri dari saraf, otot, dan tulang yang saling bekerja sama dan terintegrasi satu sama lain untuk menghasilkan gerakan yang bertujuan, seperti berjalan, berlari, mengambil benda, menulis, atau tersenyum.
Kelainan pada sistem gerak terjadi ketika ada kerusakan atau gangguan pada organ-organ yang termasuk di dalamnya. Kelainan pada sistem gerak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
Faktor genetik.
Infeksi.
Kerusakan pada otak, seperti stroke.
Gangguan atau kerusakan saraf, termasuk saraf tulang belakang dan saraf tepi.
Gangguan metabolisme.
Efek samping obat-obatan tertentu.
Keracunan.
Inilah Jenis-Jenis Kelainan pada Sistem Gerak
Ada banyak penyakit yang dapat menyebabkan kelainan pada sistem gerak tubuh, yakni:
1. Myasthenia gravis
Myasthenia gravis menyebabkan melemahnya otot-otot rangka pada tubuh. Penyebabnya adalah adanya gangguan komunikasi antara sel saraf dengan jaringan otot, sehingga menyebabkan gerakan tubuh melemah.
Gejala yang muncul bisa berbeda-beda pada tiap penderita, antara lain kesulitan bicara atau cadel, suara serak, napas pendek, dan kelopak mata turun. Penderita juga bisa mengalami kesulitan bergerak, seperti bangun dari posisi
duduk ke berdiri, mengangkat benda, atau naik-turun tangga.
Gejala lain yang mungkin muncul ialah kesulitan dalam menunjukkan ekspresi wajah. Penderita myasthenia gravis biasanya juga mengalami gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur atau ganda, serta kesulitan mengunyah
dan menelan.
Umumnya, gejala myasthenia gravis timbul ketika penderitanya beraktivitas dan akan membaik setelah beristirahat. Gejala penyakit ini dapat muncul secara perlahan dan cenderung memburuk bila tidak diobati.
2. Tremor
Tremor adalah gerakan gemetar yang terjadi secara berulang tanpa disengaja. Tremor umumnya terjadi di tangan dan kepala, tapi bisa juga terjadi di bagian tubuh lain, seperti kaki, perut, dan pita suara.
Meski umumnya tidak mengancam nyawa, tremor dapat menganggu aktivitas sehari-hari. Orang yang mengalami tremor akan kesulitan untuk melakukan aktivitas atau pekerjaan, seperti menulis, berjalan, menyuap makanan, atau
menggenggam benda.
Tremor disebabkan oleh gangguan pada area otak yang berfungsi mengatur pergerakan otot. Tremor bisa terjadi tanpa penyebab yang jelas, namun sering kali kondisi ini merupakan gejala dari suatu penyakit.
3. Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson terjadi karena tubuh kekurangan zat dopamin yang berperan dalam mengatur gerakan tubuh. Pada kondisi ini, terdapat kerusakan sel saraf di otak yang mengakibatkan gerakan tubuh menjadi lambat dan tidak
normal.
Ada tiga gejala utama penyakit Parkinson, yakni tremor, gerak tubuh melambat, dan kaku otot. Gejala lainnya yang mungkin muncul adalah:
Gangguan keseimbangan yang membuat penderita rentan terjatuh dan cedera.
Kesulitan dalam berjalan.
Bicara melambat dan tidak jelas.
Kesulitan dalam menulis.
Susah menelan.
Sulit menahan buang air kecil atau besar.
Produksi air liur berlebih.
Penderita penyakit Parkinson juga lebih rentan mengalami depresi, cemas, serta demensia.
4. Distonia
Distonia adalah gangguan yang menyebabkan otot bergerak sendiri tanpa sadar. Gerakan otot ini dapat terjadi pada salah satu anggota tubuh saja atau seluruhnya. Akibatnya, penderita distonia memiliki postur tubuh yang aneh
dan mengalami tremor.
Penyebab distonia adalah adanya gangguan pada bagian otak yang berfungsi mengendalikan kecepatan dan koordinasi gerakan tubuh.
Kelainan sistem gerak tubuh ini dapat menimbulkan gejala berupa kedutan, tremor, kram otot, mata berkedip tanpa kendali, gangguan bicara dan menelan, serta posisi salah satu bagian tubuh yang tidak normal, misalnya leher
miring.
5. Ataksia
Ataksia disebabkan oleh kelainan pada otak kecil dan saraf tulang belakang yang memengaruhi koordinasi gerakan tubuh. Ataksia menyebabkan seseorang sulit menggerakkan tubuh dengan mulus dan lancar.
Gejala ataksia meliputi koordinasi gerak tubuh yang buruk, gemetar atau tremor, langkah kaki yang tidak stabil atau seperti mau jatuh, perubahan cara bicara, sulit bicara dan menelan, serta gerakan bola mata yang tidak normal.
Penderita ataksia juga bisa mengalami gangguan dalam berpikir atau emosi, serta kesulitan dalam menulis.
6. Chorea
Chorea adalah kelainan saraf otot yang menyebabkan munculnya gerakan tubuh yang tidak disadari. Penyakit ini ditandai dengan gerakan berulang yang singkat, cepat, dan tidak terkontrol.
Chorea umumnya terjadi pada wajah, mulut, lengan, tangan, dan kaki. Akibatnya, penderita mengalami gangguan bicara, kesulitan menelan, lidah sering menjulur, tangan sulit dikepalkan, hingga gaya berjalan yang aneh.
7. Sklerosis lateral amiotrofik (ALS)
ALS merupakan penyakit degeneratif yang mengganggu fungsi otak dan saraf tulang belakang. Penderita kondisi ini bisa mengalami kesulitan dalam melakukan beberapa aktivitas, seperti berbicara, menelan, berdiri, berjalan, dan
menaiki tangga. Hingga saat ini, belum ditemukan pengobatan untuk ALS.
Gejala ALS pada setiap orang bisa berbeda, tergantung pada area sistem saraf yang mengalami kelainan. Gejala yang mungkin muncul meliputi suara serak, sulit menelan, bicara tidak jelas, emosi tidak stabil, dan produksi air liur
berlebih. Gejala lainnya bisa berupa lemas, kedutan, sesak napas, hingga penyusutan jaringan otot.
Di samping ketujuh penyakit di atas, masih ada kelainan sistem gerak lainnya yang umumnya berupa gangguan otot, tulang, dan jaringan ikat. Dua di antaranya yang sering terjadi adalah tendinitis dan osteoarthritis.
Penyakit-penyakit di atas sering kali membuat pasiennya kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari. Jika dibiarkan, kelainan pada sistem gerak tersebut bahkan bisa membuat penderitanya menjadi difabel. Oleh karena itu, kelainan
pada sistem gerak perlu secepatnya dikonsultasikan ke dokter.
Macam-macam Gangguan Pada Tulang
Tulang pada manusia sering mengalami gangguan baik gangguan tulang sejak lahir, karena makanan yang kita konsumsi, posisi tubuh yang salah, terkena penyakit, kecelakaann, dan lainnya. Dibawah ini adalah macam-macam
kelainan, gangguan tulang atau penyakit pada tulang yang akan dibahas secara jelas.
1. Gangguan Tulang karena Kebiasaan Posisi Tubuh Yang Salah
Kebiasaan yang tidak baik akan memengaruhi pertumbuhan tubuh. Sikap tubuh yang salah ketika duduk, berdiri, tidur, atau ketika membawa beban yang terlalu berat dapat menyebabkan gangguan pada tulang
belakang/punggung sebagai berikut.
a. Skoliosis
Skoliosis,yaitu kondisi di mana tulang belakang bagian punggung membengkok ke kiri atau ke kanan. Penyebabnya adalah posisi duduk yang salah. Skoliosis juga dapat terjadi jika seseorang sering membebani salah satu sisi
tulang belakang dan kebiasaan ini dilakukan selama bertahun-tahun.
b. Lordosis
Lordosis,yaitu kondisi di mana tulang belakang bagian punggung membengkok ke belakang. Hal itu dapat terjadi, jika kita sering duduk di kursi dengan meja yang terlalu tinggi.
c. Kifosis
Kifosis merupakan kondisi yang berkebalikan dengan lordosis. Kifosis, yaitu tulang belakang bagian dorsal perut membengkok ke depan. Hal itu dapat terjadi karena kebiasaan menulis yang terlalu membungkuk.
Gambar: Gangguan pada tulang karena salah kebiasaan
2. Gangguan Tulang Karena Penyakit
a. Polio
Penderita polio akan mengalami kelumpuhan sehingga lama kelamaan tulangnya akan mengecil. Penyakit polio dapat dicegah dengan vaksin polio. Pemberian vaksin biasanya dilakukan melalui mulut pada saat anak berusia di
bawah lima tahun.
b. Layuh Semu
Layuh semu terjadi akibat terinfeksi penyakit sifilis pada anak semasa dalam kandungan akibat tertular oleh ibu yang mengidap penyakit sifilis, akibat tulang tulang anggora gerak pada bayi atau anak menjadi layuh atau tidak
bertenaga.
c. Rakhitis
Rakitis merupakan suatu penyakit yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tulang. Penyakit ini timbul karena penderita kekurangan vitamin D dan sinar matahari pagi. Orang yang menderita penyakit rakhitis memiliki
tulang yang lemah dan biasanya berbentuk X atau O karena tidak dapat menahan berat tubuh.
d. Kaku Sendi
Kaku sendi merupakan cacat pada persendian dimana sendi tidak dapat digerakkan. Penyakit ini disebabkan karena persendian terinfeksi penyakit sifilis atau gonorhoe sehingga minyak sendi menjadi kering dan tidak dapat
digerakkan, misalnya pada lutut yang tidak dapat dibengkokkan. Kaku sendi biasanya ini terjadi pada orang dewasa.
e. Kanker Tulang
Virus juga dapat merusakkan pertumbuhan sel sel tulang yang tidak terkendali, sehingga di beberapa tempat pada tulang dapat tumbuh benjolan benjolan yang dapat berpindah pindah dan timbul rasa sakit. Penyakit ini dapat
menyebabkan kematian.
f. TBC Tulang
TBC tulang adalah penyakit pada tulang akibat infeksi oleh Tuberculosis yang sehingga membuat tulang menjadi rusak.
g. Osteoporosis
Osteoporosis atau tulang keropos merupakan penyakit yang menyebabkan tulang mudah retak atau patah. Penyakit ini biasanya menyerang orang lanjut usia, terutama perempuan. Penyebab osteoporosis adalah tubuh kekurangan
zat kapur (kalsium).
h. Rikets
Rikets merupakan kelainan tulang pada anak yang disebabkan defisiensi vitamin D. Tulang ini biasanya lunak dan jika berjalan maka tulang akan melengkung.
i. Osteomalasia
Osteomalasia adalah kelainan tulang kerena defisiensi vitamin D pada orang dewasa. Tulang yang kekurangan fosfor dan kalsium sehingga menjadi lunak. Osteomalasia kebanyakan diderita oleh wanita yang kurang makan padi-
padian, susu, jarang terkena sinar matahari, dan sering melahirkan.
j. Steoporosis atau osteopenia
Kelainan tulang yang kebanyakan diderita oleh orang tengah baya atau tua yang sudah menopause. Kelainan ini berupa menurunnya kerja sel osteoblas sebagai akibat penurunan produksi hormon estrogen. Tulang akhirnya
menjadi rapuh dan mudah patah. Penyakit ini dapat diatasi dengan banyak minum susu yang mengandung kalsium.
k. Artritis
Artritis merupakan gangguan tulang yang berupa peradangan pada sendi yang disebabkan keseleo, infeksi, dan luka sendi.
l. Mikrosefalus
Mikrosefalus merupakan kelainan akibat pertumbuhan tulang-tulang tengkorak yang terhambat karena kekurangan zat kapur saat pembentukan tulang tengkorak pada waktu bayi, sehingga ukuran kepala kecil (ukurannya tidak
proporsional). Akibat lebih lanjut biasanya berpengaruh pada perkembangan mental.

3. Gangguan Atau Kelainan Tulang Oleh Faktor Keturunan


Suatu sifat keturunan pada orang tua yang bersifat menurun akan diwariskan kepada keturunannya, sifat itu disebut gen. Misalnya, kelainan bentuk tulang punggung yang dialami orang tua yang disebabkan oleh gen, maka akan
diwariskan kepada keturunannya.
4. Gangguan Atau Kelainan Tulang Yang Disebabkan Oleh Makanan
Pertumbuhan tulang tulang sangat tergantung dari makanan yang kita makan setiap hari. Makanan yang kita makan harus mengandung zat zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang. Misalnya, mengandung zat kapur, fosfor,
dan vitamin D.
5. Gangguan Atau Kelainan Tulang Karena Kecelakaan
a. Fraktura, jika terjadi patah tulang karena kecelakaan.
b. Fisura, jika tulang mengalami retak.
c. Urai Sendi, jika terjadi pergeseram sendi karena selaput sendi sobek.
d. Kalus, jika tulang yang patah akibat kecelakaan, kemudian timbul gelembung pada bagian sambungan tulang, tempat sambungan tulang yang menggelembung setelah sembuh.
e. Patah tulang tertutup, jika tulang yang patah tidak sampai merobek kulit.
f. Patah tulang terbuka, jika tulang yang patah merobek kulit dan tulang mencuat ke luar.
Kelainan pada Otot Manusia
Berikut adalah beberapa kelainan pada otot manusia :
Distrofi otot, penyakit ini merupakan penyakit genetic yang dapat merusak serat otot. Tidak terdapat pengobatan spesifik untuk penyakit ini dan gejalanya meliputi
kelelahan, tidapat bergerak dan tidak memliki keseimbangan. Penyakit yang umumnya masuk dalam kategori ini adalah Duchenne, Myotonia, Becker, Limb Girdle dan
oculopharyngeal
Kelumpuhan otak, merupakan kelainan bawaan yang mempengarhi postur, keseimbangan dan fungsi motoric. Kehilangan bentuk otot saat kehamilan atau selama
proses kehamilan. Hal-hal fisikal akan menjadi sulit karena kelainan ini
Fibrodysplasia Ossificans Progressiva, pada kelainan ini jaringan lunak mengeras dan menjadi seperti tulang secara permanen. Tulang tumbuh antara sendi dan
pergerakan menjadi terbatas secara permanen. Tidak ada pengobatan yang efektif , hanya pengatur rasa sakit yang bisa dilakukan pada pengobatan penyakit ini.
Dermatomyositis, pada kondisi ini terdapat inflamasi myopathy yang mempengaruhi kulit dan otot. Penyakit ini merupakan penyakit autoimun yang membahayakan
jaringan ikat dan melemahkan otot. Tidak ada pengobatan untuk kondisi ini, namun perkembangannya dapat dikontrol menggunakan obat-obatan kortikosteroid dan
imunosuppresive.
Compartment syndrome, pembuluh darah, otot dan syaraf tertekan menjadi berdekatan, dimana berakhir pada penutupan jalan masuk oksigen. Hingga mengakibatkan
kematian jaringan yang berujung pada kelumpuhan. Perlakuan yang harus segera dilakukan adalah operasi yang disebut dengan fasciotomy. Tekanan pada otot akan
terlepas setelah operasi.
Myasthenia Gravis, merupakan penyakit autoimun, terjadi kelemahan dan kelelahan otot yang disebabkan oleh kerusakan di sendi otot syaraf. Sehingga, otak tidak bisa
megontrol otot tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan kelopak mata turun, kesulitan bernapas atau menelan, dan kehilangan control otot wajah. Kelainan ini dapat
diobati dengan pengobatan atau operasi.
Amyotropic Lateral Sclerosis, merupakan penyakit penurunan fungsi syaraf yang serius dan juga dikenal dengan nama penyakit Lou Gehrig. Syarafnya rusak sehingga
kehilangan control pada otot voluntary (otot rangka). Gejala utamanya termasuk kesulitan bernafas, berbicara dan menelan. Kelumpuhan menjadi gejala lanjutannya.
Mitochondrial Myopathies, mitokondia merupakan kekuatan utama dari sel. Namun pada kondisi ini, mitokondria telah rusak dan mengakibatkan kelemahan otot,
ketulian, kebutaan, aritmia (detak jantung tak beraturan), dan gagal jantung. Terkadang hal ini dapat menyebabkan kejang, demetia (kelainan mental), muntah, dan
kelopak mata yang turun. Gejala lainnya adalah mual, sakit kepala dan kesulitan bernafas.
Rhabdomyolysis, merupakan penyakit sistem otot khusus yang merusak otot rangka dengan cepat. Serabut otot terurai menjadi myoglobin yang dikeluarkan dalam urin.
Kelemahan otot, rasa sakit dan kekakuan terlihat. Pengobatan dapat dilakukan saat terdeteksi pada tahap awal melalui cairan IV, dialysis atau hemofiltrasi.
Polimyositis, merupakan penyakit degenerative dan inflamatori secara alami. Kondisi ini mempengaruhi sistem jaringan ikat dan menyebabkan kelemahan dan
terhentinya pertumbuhan otot.
Fibromualgia, merupakan kelainan otot kronis dan melemahkan. Kondisi ini menyebabkan rasa sakit, lemah, pelunakan dan kekauan otot. Kondisi ini dianggap sebagai
kelainan genetic dan berefek lebih pada wanita dibandingkan pria.
Myotinia, pada kondisi ini otot melakukan relaksasi lebih lambat setelah mengalami stimulasi atau kontraksi. Hal ini menyebabkan masalah saat manusia meepas
genggaman tangan, dan saat berdiri dari posisi duduk atau tidur. Pengobatannya termasuk pemberian obat, fisioterapi dan antikonvulsan.
Myofascial Pain Syndrome, kondisi ini merupakan kelainan otot kronis yang menyebabkan rasa sakit dan terbakar pada titik picu yang merupakan titik sensitif pada otot.
Hal ini dapat menyebabkan kekakuan, simpul pada otot dan tidak bisa tidur karena rasa sakit. Keadaan ini dapat diatasi dengan kortikosteroid, injeksi botulinum dan
pijatan dan fisioterapi.
Rotator Cuff Tear, otot bahu membantu memutar bahu sesuai dengan pergerakan tangan ke depan dank e belakang. Kekuatan yang terstruktur dari kerjasama ini karena
adanya tendon pada otot ini. Gerakan keras, cepat atau sulit, seperti bermain baseball atau tennis, dapat menyebabkan sobekan pada tendon yang menyebabkan rasa
sakit dan mengurangi mobilitas (pergerakan). Robekan tendon dapat diatasi dengan operasi.

Anda mungkin juga menyukai