Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Sendi

Dalam anatomi tubuh manusia, sendi merupakan titik fisik penghubung antar dua tulang. Sebagai
contoh, sendi peluru terletak pada hubungan antara satu tulang yang mempunyai ujung membulat dan
masuk ke ujung tulang yang lainya yang memiliki bentuk cekungan. Contoh sendi peluru adalah sendi
antara tulang lengan atas dan tulang belikat, sendi antara tulang pinggul dengan tulang paha.

Bila dijabarkan, sendi terdiri dari beberapa bagian, berikut adalah bagian tersebut:

 Tulang rawan. Ini adalah jenis jaringan yang menutupi permukaan tulang pada persendian.
Tulang rawan membantu mengurangi gesekan gerakan di dalam sendi.
 Membran sinovial. Sebuah jaringan yang bernama membran sinovial melapisi sendi dan
menyegelnya ke dalam kapsul sendi. Membran ini mengeluarkan cairan bening dan lengket
(cairan sinovial) di sekitar sendi untuk melumasinya.
 Tendon. Jenis lain dari jaringan ikat keras adalah tendon yang ada di setiap sisi sendi
menempel pada otot yang mengontrol pergerakan sendi. Tendon menghubungkan otot dengan
tulang.
 Bursa. Kantung berisi cairan, yang bernama bursa, berada di antara tulang, ligamen, atau
struktur terdekat lainnya. Mereka membantu meredam gesekan pada sambungan.
 Cairan sinovial. Cairan bening dan lengket yang disekresikan oleh membran sinovial.

A. Macam-Macam Sendi

Berdasarkan sifat gerakannya, ada tiga macam sendi, yaitu:

 Sinartrosis atau Sendi Mati. Merupakan sendi yang tidak bisa bergerak. Contohnya sendi
yang terdapat pada tulang tengkorak.
 Amfiartrosis atau Sendi Kaku. Ini adalah sendi yang masih dapat digerakkan meski
gerakannya terbatas. Contohnya sendi yang terdapat pada tulang antar ruas tulang belakang
dan tulang rusuk.

Berdasarkan arah gerakannya, ada beberapa macam sendi, yaitu:

 Plane (Sendi Geser). Contoh dari sendi ini adalah sendi pada ruas tulang belakang. Sendi ini
memungkinkan gerakan antara tulang yang satu menggeser yang lain.
 Hinge (Sendi Engsel). Merupakan sendi yang memungkinkan terjadinya pergerakan satu
arah saja. Biasanya, sendi engsel hanya bisa diluruskan atau ditekuk. Sendi engsel ada pada
tulang lutut dan siku.
 Condylar (Sendi Gulung). Sendi ini memungkin tubuh untuk melakukan gerak rotasi pada
poros, tapi gerakannya terbatas. Contohnya, hubungan antara tulang hasta dan pengumpil.
 Pivot (Sendi Putar). Merupakan salah satu sendi yang gerakan salah satu ujung tulangnya
mengitari, atau membuat gerakan berputar pada ujung tulang lain. Sendi inilah yang membuat
kepala kita dapat berputar dengan nyaman. Contohnya seperti sendi antara tulang tengkorak
dan atlas.
 Ball and Socket (Sendi Peluru). Merupakan sendi yang bisa bergerak ke segala arah.
Bentuknya mirip bola dan tulang seperti mangkuk. Contohnya, sendi yang menghubungkan
antara tulang atas dan gelang bahu.
 Saddle (Sendi Pelana). Sendi ini mampu bergerak ke samping dan depan, atau membuat
gerakan dua arah. Contoh sendi pelana adalah sendi di tulang pangkal ibu jari.
B. Gangguan pada Sendi dan Tulang

 Autoimun

Gangguan sendi umum autoimun adalah artritis reumatoid. Jika kamu mengalami
gangguan sendi, sistem kekebalan tubuh akan menyebabkan kerusakan pada tulang rawan dan
jaringan ikat, yang akan kehilangan tekstur halus dan menjadi kasar. Seiring berjalannya
waktu, tulang rawan akan lemah. Obat-obatan yang bisa mengontrol respons sistem imun dan
mengurangi peradangan, merupakan obat yang bisa dokter resepkan untuk mengatasi masalah
ini.

 Inflamasi

Gangguan sendi inflamasi sering menjadi akibat dari pilihan pola makan yang kurang
sehat, serta luka, atau infeksi. Ketika seseorang mengalami kondisi ini, gejalanya bisa berupa
sendi menjadi merah, nyeri, dan bengkak. Gangguan ini berupa encok, psoriasis arthritis, dan
artritis enteropati (penyakit Crohn). Penyakit sendi inflamasi umumnya punya periode
kambuh dan remisi.

 Degeneratif

Gangguan sendi jenis ini merupakan gangguan yang amat umum dari penyakit sendi
dan bisa juga menyasar sendi peluru. Penyakit sendi ini contohnya dislokasi, keseleo, atau
kerusakan sendi lainnya. Cara untuk mengatasi dislokasi atau keseleo bisa dengan
beristirahat. Selanjutnya, diikuti dengan mengompres bagian yang cedera menggunakan es
untuk mengurangi pembengkakan. Hal ini akan membantu mempercepat proses
penyembuhan.

 Infeksi

Sendi bisa meradang akibat infeksi. Infeksi ini bisa dalam tubuh atau sendi. Jenis
gangguan sendi meliputi kondisi seperti septic Infeksi pada sendi di antaranya berupa arthritis
dan Lyme artritis. Lyme arthritis disebabkan oleh infeksi bakteri yang ditularkan melalui
gigitan kutu. Gejala termasuk ruam, kelelahan, dan gejala seperti flu. Infeksi bakteri ini terjadi
ketika bakteri masuk ke dalam tubuh dan melakukan perjalan ke sendi, sehingga
menimbulkan kerusakan jaringan.

C. Cara Menjaga Kesehatan Sendi dan Tulang

 Mengonsumsi makanan tinggi asam lemak omega-3 yang bermanfaat dalam meredakan
peradangan pada tubuh.

 Memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D dengan baik, untuk membantu menjaga tulang
tetap kokoh dan menurunkan risiko osteoporosis.
 Menjaga berat badan tetap ideal, karena peningkatan berat badan dapat memengaruhi dan
memicu ketegangan pada sendi tertentu. Contohnya seperti sendi lutut, sendi punggung, atau
sendi pinggu
 Lakukan peregangan sebelum berolahraga. Sebab, fleksibilitas sendi, termasuk sendi peluru,
dapat mendukung koordinasi gerak tubuh dengan lebih baik.
 Jika mengalami cedera sendi, jalani pengobatan hingga sembuh.
 Berhenti merokok. Sebab, merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan tulang
dan sendi, seperti osteoporosis.
 Membatasi asupan alkohol. Efek inflamasi pada alkohol dapat memperburuk nyeri sendi
degeneratif dari osteoarthritis dan kondisi autoimun seperti rheumatoid arthritis.

D. Pemeriksaan untuk Sendi dan Tulang

 Pemeriksaan fisik

Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai gerakan, kekuatan, dan
kestabilan sendi, termasuk sendi peluru. Mereka juga dapat meraba sendi untuk mencari
tanda-tanda peradangan atau bengkak.

 Tes darah

Pemeriksaan darah bertujuan untuk mengukur tanda-tanda peradangan dalam tubuh,


seperti kadar C-reactive protein (CRP) dan faktor reumatoid (RF), yang dapat membantu
mendiagnosis kondisi seperti arthritis.

 Pemeriksaan cairan sendi


Pemeriksaan cairan sendi atau aspirasi sendi, caranya dengan mengambil sedikit
cairan dari sendi yang bermasalah. Tujuannya adalahmendiagnosis masalah kesehatan pada
sendi, seperti peradangan atau infeksi. Pemeriksaan ini juga untuk membantu dokter
memahami penyebab gejala yang pasien alami, seperti nyeri sendi, bengkak, atau
keterbatasan gerakan.

 Skintigrafi tulang
Tes ini melibatkan pemberian zat radioaktif ke dalam tubuh yang akan terkonsentrasi
di area-area tulang yang abnormal, seperti pada kasus peradangan atau infeksi. Pemeriksaan
inicbisa mendeteksi masalah pada tulang, seperti patah tulang, infeksi, atau penyakit tulang
lainnya. Tak hanya itu, skintigrafi juga membantu dokter dalam memantau kondisi pasien
dengan masalah tulang yang sudah ada.
 Densitometri Tulang (DXA Scan)
Pemeriksaan ini mengukur kepadatan mineral tulang, termasuk sendi peluru, dan
berfungsi untuk mendiagnosis osteoporosis atau risiko patah tulang. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk mengevaluasi kesehatan tulang dan mengidentifikasi risiko kerapuhan tulang,
seperti osteoporosis.

E. Kesimpulan
Sendi merupakan hubungan antar tulang sehingga tulang dapat digerakkan.Dua
tulang atau lebih melekat bersama pada sendi yang dihubungkan oleh jaringan yang kuat dan
elastis,disebut ligamen .Fungsi sendi adalah menghubungkan antara tulang yang satu dengan
yang lainnya, membuat tulang yang bersatu tersebut dapat digerakkan, dan membuat tubuh
leluasauntuk bergerak.swndi dibedakan menjadi dua, berdasarkan jangkauan gerak yang
dimiliki dan tipenya

Anda mungkin juga menyukai