Anda di halaman 1dari 5

Wardah Afifah

061711535031

Sience Article

DIAGNOSA KLINIK
MUSKULOSKELETAL

Pendahuluan
Gangguan muskuloskeletal meliputi lebih dari 150 diagnosis yang memengaruhi sistem
alat gerak - yaitu, otot, tulang, sendi, dan jaringan terkait seperti tendon dan ligamen. Diawali
dengan munculnya tiba-tiba dan berlangsung akut, seperti patah tulang, terkilir, dan tegang. Bila
gangguan berlangsung permanen berkaitan dengan rasa sakit dan cacat seumur hidup. Gangguan
muskuloskeletal biasanya ditandai dengan nyeri (sering nyeri yang menetap) dan keterbatasan
dalam mobilitas, ketangkasan dan kemampuan fungsional, mengurangi kemampuan orang untuk
bekerja dan berdampak hingga ke mental. Gangguan muskuloskeletal lazim di sepanjang
perjalanan hidup dan paling sering mempengaruhi orang-orang dari remaja hingga usia tua.
Prevalensi dan dampak akibat gangguan muskuloskeletal meningkat seiring pertambahan
populasi global dan faktor risiko yang meningkat pula, terutama di negara berpenghasilan rendah
dan menengah. Gangguan muskuloskeletal yang paling umum dan melumpuhkan adalah
osteoartritis, nyeri punggung dan leher, patah tulang karena kerapuhan tulang, cedera dan kondisi
peradangan sistemik seperti artritis reumatoid.
Gangguan muskuloskeletal akan mempengaruhi:
 persendian, seperti osteoartritis, rheumatoid arthritis, radang sendi psoriatik, gout,
ankylosing spondylitis;
 tulang, seperti osteoporosis, osteopenia dan patah tulang terkait, patah tulang traumatis;
 otot, seperti sarkopenia;
 tulang belakang, seperti sakit punggung dan leher;
dan banyak area atau sistem tubuh lainnya, seperti gangguan nyeri lokal maupun luas dan
penyakit radang seperti penyakit jaringan ikat dan vaskulitis yang memiliki manifestasi
muskuloskeletal, misalnya lupus erythematosus sistemik. Pembahasan mengenai sistem
muskuloskeletal sebagai berikut :
A. Anatomi-fisiologi Sistem Muskuloskeletal

Sistem muskuloskeletal terdiri dari kata muskulo yang berarti otot dan kata skeletal yang
berarti tulang. Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot tubuh. Ilmu yang
mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah myologi. Skeletal atau
osteo adalah tulang kerangka tubuh, yang terdiri dari tulang dan sendi. Ilmu yang
mempelajari tentang skeletal atau osteo tubuh adalah osteology. Adapun pembagian
sistem kecil dalam sistem musculoskeletal, yaitu :

 Sistem Muskuler

Semua sel-sel otot mempunyai fungsi untuk berkontraksi. Fungsi lainnya ialah
untuk pergerakan, penopang dan pemberi postur tubuh, serta produksi panas.
Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang kerangka tubuh oleh
tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
Sistem muskuler terdiri dari otot, tendon dan ligamen. Otot terbagi atas 3,
yaitu : otot polos, otot kerangka, dan otot jantung. Ketiganya dapat melekat
pada letak masing-masing dibantu oleh tendon. Tendon adalah tali atau urat
daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat dari fibrous protein
(kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan
otot. Sedangkan, ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang
merupakan jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen
membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.

 Sistem Skeletal

Sistem skeletal adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang dan sendi. Tulang
berfungsi sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk
mempertahankan sikap dan posisi. Fungsi lain dari tulang ialah penyangga,
penyimpan mineral, produksi sel darah merah, pelindung, serta membantu
pergerakan. Sistem skeletal dibagi menjadi axial dan appendicular, dengan
penjelasan sebagai berikut : Axial atau rangka aksial, terdiri dari tengkorak
kepala/cranium dan tulang muka, columna vertebralis/tulang belakang,
costae/tulang rusuk, dan sternum/tulang dada. Sedangkan, appendicular atau
rangka tambahan, terdiri dari tulang extremitas superior dan tulang extremitas
inferior. Extremitas superior terdiri dari: pectoralis (scapula dan clavicular)
dan kaki depan atau lengan. Extremitas inferior terdiri dari pelvis dan kaki
bawah. Adapun, hubungan antartulang disebut artikulasi. Artikulasi dapat
bergerak diperlukan struktur khusus yang disebut sendi. Dengan adanya sendi
akan mempermudah gerakan. Sendi tertutup oleh tulang rawan (cartilage)
serta bantalan membrane synovia. Tulang rawan terdiri dari sel khusus
chondrocytes yang terletak di dalam matrix tulang, atau substansi dasar yang
terdiri dari berbagai kadar kolagen (mirip jeli). Sedangkan membrane synovia
menghasilkan cairan sinovia yang bening, kental lengket mirip putih telur
berfungsi melumas sendi atau tendon terkait. Sendi terbagi atas 3, sinasrtrosis
atau sendi mati, amfiartrosis atau snedi kaku, dan diartrosis atau sendi hidup.
Sendi mati tidak dapat digerakan sama sekali, terdiri atas fibrosa dan sering
dijumpai pada tulang-tulang tengkorak. Sendi kaku pergerakkannya terbatas
dan dijumpai pada tulang belakang dan tulang rusuk. Sendi hidup dapat
digerakkan secara leluasa karena adanya membrane synovial sebagai pelumas
sendi, contoh sendi peluru.

Selain penjabaran fungsi masing-masing diatas, sistem musculoskeletal juga memiliki fungsi
membantu saat respirasi, mastikasi, urinasi, dan defekasi. Respirasi melibatkan costae dengan
otot yang melekat, diafragma, dan pleura terutama saat inspirasi. Disamping respirasi, terdapat
mastikasi yang melibatkan sistem musculoskeletal seperti saat membuka mulut atau elevator
yang berperan adalah m. masseter, os. maxillaris, disertai sendi kraniofascial. Proses urinasi
melibatkan organ vesika urinary dan dikeluarkan melalui uretra dengan 3 lapisan otot detrusor.
Terakhir, untuk proses defekasi dibantu otot polos yaitu otot sphincter dan dibantu oleh otot
rangka disekitarnya.

B. Penyakit Sistem Muskuloskeletal

Penyakit pada sistem muskuloskeletal umumnya dikategorikan menjadi 3 tipe, yaitu :

 Tipe Degeneratif
Penyakit degeneratif adalah kondisi dimana organ atau jaringan terkait yang
terus menurun seiring waktu. Penyakit ini terjadi karena adanya perubahan
pada sel tubuh yang akhirnya memengaruhi fungsi organ secara menyeluruh.
Pada otot disebut miopati, tulang disebut osteodistrofi, dan persendian disebut
arthrofi.

 Tipe Inflamatorik
Inflamasi adalah salah satu respon protektif terhadap cedera atau kerusakan
jaringan dengan cara menghancurkan, mengurangi, dan mengikat agen atau
senyawa asing yang masuk untuk mempertahankan homeostatis tubuh dan
membuang sel berserta jaringan nekrotik. Pada otot disebut myositis, pada
tulang disebut osteomyelitis, dan pada persendian disebut arthritis.

 Tipe Proliferatif
Proliferasi adalah fase sel tumbuh dan berkembang dengan membelah diri.
Proliferasi sel dikontrol oleh gen. Gen yang berperan diantaranya
protoonkogen untuk fase perkembangan, DNA repair gen untuk pergantian
sel, dan gen apoptosis. Proliferasi sel baru yang tidak normal disebut
neoplasia, dengan sel neoplasma. Neoplasma adalah tumor atau benjolan yang
bisa bersifat jinak dan ganas. Dasar pertumbuhan neoplasma ialah hilangnya
pertumbuhan normal. Tipe jinak atau benign neoplasma seperti fibroma,
lipoma, hemangioma. Sedangkan tipe ganas atau malignant neoplasma seperti
rhabdomyosarcoma, malignant fibrous histiocytoma, liposarcoma.
C. Diagnosa Klinik untuk Gangguan Sistem Muskuloskeletal

Diagnosa klinik pada sistem muskuloskeletal dengan melakukan pemeriksaan fisik pada
bagian yang mengalami gangguan. Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
inspeksi, palpasi dan cara hewan tersebut berjalan normal atau tidak. Inspeksi dengan
mengamati adanya tanda, bekas luka, perubahan warna kulit, dan posisi tulang. Palpasi
dengan meraba bersamaan dengan mengamati ekspresi wajah pasien untuk mengetahui
letak nyeri pada jaringan dan kontur tulang. Selanjutnya, lihat cara berjalan dengan
memperhatikan kehalusan dan irama berjalan, teratur atau tidak, pincang akibat nyeri
atau gangguan ekstremitas, keterbatasan gerak sendi (fleksor – ekstensor), serta
abnormalitas neurologis, seperti penyakit Parkinson menimbulkan cara berjalan bergetar.
Bila ingin mengetahui lebih dalam kausa dari gangguan tersebut, dokter hewan dapat
mengambil pemeriksaan laboratorium, seperti :

1. Sinar – X
Pemeriksaan sinar-X penting untuk mengevaluasi kelainan musculoskeletal.
Sinar-X menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi, dan perubahan
hubungan tulang. Sinar-X multiple digunakan untuk pengkajian paripurna struktur
yang diperiksa, sedangkan sinar-X korteks untuk menunjukkan adanya pelebaran,
penyempitan, dan tanda irregularitas.

2. CT Scan (Computed Tomografi Scan)


Pemeriksaan ini digunakan untuk mengindentifikasi lokasi dan panjangnya patah
tulang di daerah yang sulit dievaluasi, misalnya acetabulum. Pemeriksaan
dilakukan dengan atau tanpa adanya zat kontras dan berlangsung selama 1 jam.

3. MRI (Magnetic Resonance Imaging)


MRI menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan computer untuk melihat
abnormalitas berupa tumor atau penyempitan jalur jaringan lunak, seperti otot,
tendon, dan tulang rawan.

4. Angiografi
Angiografi merupakan pemeriksaan struktur vascular (arteri). Caranya dengan
menginjeksikan bahan kontras kedalam arteri dan dilihat alirannya menggunakan
sinar-X.

5. Ultrasonografi (USG)
Prosedur USG digunakan untuk mendeteksi gangguan pada jaringan lunak. USG
menggunakan sistem gelombang suara yang akan menghasilkan gambaran
jaringan yang diperiksa.

6. Mielografi
Mielografi dilakukan dengan penyuntikan zat kontras ke dalam rongga
subaraknoid spinal lumbal. Pemeriksaan ini melihat adanya herniasi diskus,
stenosis spinal, dan tumor.

7. Arthrografi
Penyuntikan bahan radipague atau udara ke dalam rongga sendi untuk melihat
struktur jaringan lunak dan kontur sendi. Arthrgrafi berguna untuk
mengidentifikasi adanya robekan pada kapsul sendi atau ligament.

8. Arthrosentesis (Aspirasi Sendi)


Pemasukkan jarum ke dalam sendi dan melakukan aspirasi cairan. Cairan
synovial diperlukan untuk keperluan pemeriksaan atau untuk menghilangkan
nyeri akibat efusi.

9. Elektromiografi
Pemeriksaan ini memberikan informasi mengenai potensi listrik otot dan sarafnya.
Tujuannya untuk menentukan abnormalitas setiap fungsi unit. Langkah
pemeriksaan yaitu memasukkan jarum elektroda ke dalam otot.

10. Biopsi
Spesimen pada biopsi tulang diambil secara mikroskopis. Ada dua teknik, yaitu
tertutup dengan jarum dan terbuka dengan insisi. Biopsi dilakukan untuk
menentukan struktur dan komposisi tulang, otot, synovium untuk membantu
menentukan penyebab penyakit tertentu.

Anda mungkin juga menyukai