Anda di halaman 1dari 17

TULANG DAN PERSENDIAN

Kelompok 15 :
Azmi Adila EP
Safitri
A. Pengantar Farmakologi
1. Pengertian
Tulang dan sendi merupakan sistem gerak tubuh yang mempunyai banyak fungsi untuk
menunjang kehidupan manusia. Sendi merupakan tempat dua tulang bertemu (penghubung antartulang).
Tulang di dalam tubuh dihubungkan oleh tulang rawan dan ligamen. Di dalam tubuh terdapat cairan
yang disebut dengan cairan sinovial. Cairan ini berfungsi untuk menyerap syok dan memungkinkan
tulang dan sendi melakukan gerakan halus. Seseorang akan rentan mengalami gangguan sendi ketika
salah satu dari bagian tersebut terganggu.

2. Macam - macam sendi


Berdasarkan sifat gerakannya, ada tiga macam sendi, yaitu:
• Sendi mati (sinartrosis), merupakan sendi yang tidak bisa bergerak. Contohnya sendi yang terdapat
pada tulang tengkorak.
• Sendi kaku (amfiartrosis), merupakan sendi yang masih dapat digerakkan meski gerakannya
terbatas. Contohnya sendi yang terdapat pada tulang antarruas tulang belakang dan tulang rusuk.
• Sendi gerak (diartrosis), merupakan sendi yang dapat digerakkan secara leluasa.

Berdasarkan arah gerakannya, ada tiga macam sendi, yaitu:


• Sendi geser (plane). Contoh dari sendi ini adalah sendi pada ruas tulang belakang. Sendi ini
memungkinkan gerakan antara tulang yang satu menggeser yang lain.
• Sendi engsel (hinge) merupakan sendi yang memungkinkan terjadinya pergerakan satu arah saja.
Biasanya, sendi engsel hanya bisa diluruskan atau ditekuk. Sendi engsel ada pada tulang lutut dan
siku.
• Sendi gulung (condylar). Sendi ini memungkin tubuh untuk melakukan gerak rotasi pada poros,
tapi gerakannya terbatas. Contohnya, hubungan antara tulang hasta dan pengumpil.
• Sendi putar (pivot) merupakan salah satu sendi yang gerakan salah satu ujung tulangnya mengitari
atau membuat gerakan berputar pada ujung tulang lain. Sendi inilah yang membuat kepala kita bisa
berputar dengan enak. Contohnya, sendi antara tulang tengkorak dan atlas.
• Sendi peluru (ball and socket) merupakan sendi yang bisa bergerak ke segala arah. Bentuknya
mirip bola dan tulang seperti mangkuk. Contohnya, sendi yang menghubungkan antara tulang atas
dan gelang bahu.
• Sendi pelana (saddle), sendi ini mampu bergerak ke samping dan depan, atau membuat gerakan
dua arah. Contoh sendi penala adalah sendi di tulang pangkal ibu jari.

3. Gangguan pada Sendi dan Tulang


a. Autoimun
Gangguan sendi umum autoimun adalah artritis reumatoid. Jika kamu mengalami gangguan
sendi, sistem kekebalan tubuh akan menyebabkan kerusakan pada tulang rawan dan jaringan ikat, yang
akan kehilangan tekstur halus dan menjadi kasar.
Seiring berjalannya waktu, tulang rawan akan lemah. Obat-obatan yang bisa mengontrol respons
sistem imun dan mengurangi peradangan merupakan obat yang bisa digunakan untuk mengatasi
masalah ini.
b. Inflamasi
Gangguan sendi inflamasi disebabkan oleh pilihan pola makan yang kurang sehat, serta luka
atau infeksi. Ketika seseorang mengalami kondisi ini, gejalanya bisa berupa sendi menjadi merah,
nyeri, dan bengkak. Gangguan ini berupa encok, psoriasis artritis, dan artritis enteropati (penyakit
Crohn). Penyakit sendi inflamasi umumnya punya periode kambuh dan remisi.

c. Degeneratif
Gangguan sendi jenis ini merupakan gangguan yang amat umum dari penyakit sendi. Gangguan
sendi ini contohnya dislokasi, keseleo, atau kerusakan sendi lainnya. Cara untuk mengatasi dislokasi
atau keseleo bisa dengan beristirahat. Selanjutnya, diikuti dengan mengompres bagian yang cedera
mengggunakan es untuk mengurangi pembengkakan. Hal ini akan membantu mempercepat proses
penyembuhan.
B. Anatomi dan Fisiologi

1. Tulang Tengkorak
Tulang tengkorak terdiri dari tulang
dahi (frontal), tulang ubun-ubun (parietal),
tulamg pelipis (temporal), dan tulang
pembentuk wajah yaitu tulang pipi, tulang
baji, tulang rahang bawah (mandibula), tulang
rahang atas (maksila), tulang air mata
(lakrimal), dan tulang hidung (nasal).
2. Tulang belakang (vertebal coloumn)
Kerangka tulang belakang manusia
memiliki 33 ruas tulang yang terbagi menjadi
lima ruas, yaitu 7 tulang leher (cervical), 12
tulang dada (thoracic), 5 tulang punggung
bawah (lumbar), 5 tulang sacrum, dan 4 tulang
ekor (coccygeal).

3. Tulang rusuk dan tulang dada


Anatomi rangka tulang manusia juga
meliputi tulang dada (sternum), yaitu tulang tipis
berbentuk pisau yang terletak disepanjang garis
tengah tubuh. Sternum terhubung ke tulang
rusuk oleh tulang rawan dan disebut kortilago
kosta.
2. Tulang Apendikular
1. Tulang tangan
anatomi pada tulang tangan terdiri dari
tulang lengan atas (humerus), pergelangan
tangan (carpal)., telapak tangan (metacarpal),
dan jari-jari. Setiap lengan melekat pada tulang
belikat (scapula) yaitu tulang segitiga besar
disudut tulang bagian atas setiap sisi tulang
rusuk.

2. Tulang panggul
anatomi tulang kaki akan melekat pada
sekelompok tulang panggul yangberbentuk
mangkuk kyang menopang tulang belakang.
Tulang panggul terdiri dari tulang panggul
kanan dan kiri, yang setiap sisinya merupakan
perpaduan tiga tulang yang besar, pipih dan
tidak teratur: ilium, ischium, pubis.
3. Tulang kaki
tulang kaki berfungsi untuk menopang
berat tubuh sehingga bisa berdiri dan berjalan
dengan tegak. Tulang kaki dimulai dari panggul
hingga lutut dinamakan tulang paha atau femur.
Tulang paha ini menempel pada tulang panggul.
dilutut terdapat tulang segitiga yang
disebut patella, atau tempurung lutut. Dibawah
lutut terdapat dua tulang kaki yaitu tulang
kering (tibla). dan tulang betis (fibula).
3. Hubungan Kerangka Tulang dan Sendi

1. Tulang rawan (cartilage)


Meski disebut tulang rawan, bagian dari sendi ini adalah jaringan yang
menutupi atau melapisi sendi. Tulang rawan ini dapat membantu mengurangi
pergesekan yang terjadi akibat pergerakan di dalam sendi.

2. Membran sinovial (synovial membrane)


Bagian dari sendi ini melapisi kapsul sendi. Selain itu, membran sinovial ini
mengeluarkan cairan berwarna bening yang berbentuk sedikit kental dan lengket
bernama cairan sinovial di sekitar persendian yang berfungsi sebagai pelumas
seendi.

3. Ligamen (ligaments)
Ligamen adalah jaringan berserat tapi bersifat elastis dan berfungsi sebagai
jaringan penghubung yang terdapat di sekitar persendian untuk mendukung
sekaligus membatasi pergerakan sendi. Ligamen bertugas untuk menghubungkan
satu tulang dengan tulang yang lainnya.
4. Tendon (tendons)
Hampir mirip dengan ligamen, tendon berada pada sisi-sisi sendi dan
melekat pada otot yang mengontrol pergerkan dari sendi. Tendon berfungsi
untuk menghubungkan otot dengan tulang.

5. Bursa
Sementara itu, bagian dari sendi ini adalah kantung berisi cairan yang
terdapat di antara tulang-tulang,legimen,atau struktur lainnya.Fungsi dari
kantung cairan ini dapat mengurangi gesekan yang terdapat di dalam sendi.

6. Meniskus
Sebenarnya, meniskus termasuk jenis tulang rawan. Namun, tulang
rawan yang satu ini berbentuk seperti huruf C yang berfungsi sebagai bantalan
yang terdapaat pada persendian lutut.
C.Patofisiologi
1. Osteoarthritis
Patofisiologi osteoarthritis (OA) paling sering disebabkan karena penuaan sendi secara fisiologis, sehingga
sering kali disebut dengan penyakit sendi degeneratif. Akan tetapi, banyak faktor yang berperan dalam terjadi OA,
seperti trauma, penggunaan berlebihan/overuse, faktor genetik, obesitas, perubahan hormon, dan sebagainya.
Faktor-faktor tersebut memberikan beban pada sendi secara berkepanjangan, sehingga menyebabkan
terganggunya homeostasis dari sintesis-degradasi sendi dan perubahan morfologi berupa kerusakan tulang rawan,
pembentukan osteofit, sklerosis subkondral, dan kista tulang subkondral.

• Kerusakan KartilagoKerusakan kartilago adalah proses patognomonik/hallmark process yang terjadi pada OA,
proses ini terjadi secara fokal dan progresif
• Pembentukan OsteofitPembentukan osteofit pada OA diperkirakan merupakan respon perbaikan sendi yang
ireguler.
• Kista SubkondralPembentukan kista subkondral (KSK) pada OA sampai saat ini masih belum dapat dijelaskan.
Beberapa hipotesa menyatakan KSK terjadi akibat masuknya cairan sinovial ke dalam tulang subkondral melalui
angiogenesis pada osteochondral junction.
2.Osteoporosis

Patofisiologi osteoporosis berkaitan dengan perubahan kepadatan dan kekuatan tulang akibat
ketidakseimbangan pembentukan dan resorpsi tulang. Kepadatan dan kekuatan tulang ini ditentukan oleh aktivitas
osteoblas untuk membentuk tulang dan aktivitas osteoklas untuk resorpsi tulang. Ketidakseimbangan proses berupa
peningkatan resorpsi hingga melebihi pembentukan tulang dalam jangka panjang akan menyebabkan terjadinya
osteoporosis.
Puncak massa tulang biasanya tercapai pada sekitar usia 30 tahun. Setelah itu perlahan massa tulang menurun
menjadi semakin berporos, tulang trabekula menipis.
Puncak massa tulang yang inadekuat, mengakibatkan densitas massa tulang rendah. Berbagai faktor risiko
seperti penuaan, hipogonadisme maupun kondisi menopause, laju turnover tulang yang tinggi akan meningkatkan
kehilangan massa tulang sehingga menurunkan kualitas tulang. Penurunan massa dan kualitas tulang akan
meningkatkan kerapuhan tulang. Tulang menjadi rentan fraktur. [1]
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Massa Tulang
• Asupan NutrisiKalsium dan fosfat merupakan mineral penyusun tulang. Asupan yang kurang dapat mempengaruhi
proses pembentukan tulang. Asupan vitamin D juga berperan penting.
• HormonHormon estrogen dan testosteron berperan penting dalam menghambat resorpsi tulang. Hormon paratiroid
juga berperan dalam homeostasis kalsium serta secara tidak langsung berpengaruh pada proliferasi osteoblas.
Perubahan kadar hormon-hormon tersebut dapat menimbulkan osteoporosis
• Glukokortikoid menghambat aksi vitamin D pada absorpsi kalsium. Glukokortikoid juga meningkatkan resorpsi
tulang melalui induksi aktivator receptor activator of the nuclear factor kappa-B ligand (RANKL) dan macrophage
stimulating factor (MSCF) yang berperan dalam pembentukan osteoklas
• Stres MekanikStres mekanik juga berperan dalam pembentukan tulang. Arsitektur dan massa skeletal akan
menyesuaikan untuk mampu menopang beban yang timbul sesuai kebutuhan fungsional. Pada area tulang yang
mendapat tekanan, pembentukan tulang terstimulasi. Oleh karena itu inaktivitas akibat tirah baring atau imobilisasi
pada penggunaan bidai, jarang berolahraga maupun kelemahan otot dapat menimbulkan osteoporosis.
3. Rheumatoid Arthritis
Gangguan inflamasi kronis yang memengaruhi banyak sendi, termasuk ditangan dan kaki.
Patofisiologi rheumatoid arthritis ditandai dengan adanya peradangan dan hiperplasia sinovial, produksi
autoantibodi (faktor rheumatoid dan antibodi protein anti-citrullinated [ACPA]), serta kerusakan tulang dan/atau
tulang rawan serta tampilan sistemik yang dapat menimbulkan gangguan kardiovaskular, paru, psikologis, dan
skeletal. Penyebab pasti dari keadaan ini masih belum diketahui namun RA melibatkan interaksi yang kompleks
antara faktor genetik, faktor lingkungan, dan beberapa faktor predisposisi.
Pada patofisiologi rheumatoid arthritis, terjadi migrasi sel inflamasi yang dipicu oleh aktivasi endotel pada
pembuluh darah mikro sinovial yang meningkatkan ekspresi molekul adhesi (termasuk integrin, selektif, dan
anggota superfamili imunoglobulin) dan kemokin serta menimbulkan proliferasi leukosit pada kompartemen
sinovial

Anda mungkin juga menyukai