PENDAHULUAN
1
7. Bagaimana penatalaksaan dari dislokasi?
8. Bagaimana asuhan keperawatan dislokasi?
9. Apa saja pendidikan kesehatan dari dislokasi?
10. Bagaimana analisis jurnal PICO dari dislokasi?
11. Bagaimana prosedur keperawatan dislokasi?
1.3 Tujuan
1. Mampu mengetahui anatomi fisiologi dari sistem musculoskeletal
2. Mampu memahami pengertian dari dislokasi
3. Mampu mengetahui etiologi dari dislokasi
4. Mampu memahami klasifikasi dislokasi
5. Mampu memahami patofisiologi dislokasi
6. Mampu meahami manifestasi klinis dislokasi
7. Mampu mengetahui penatalaksaan dari dislokasi
8. Mampu melakukan asuhan keperawatan dislokasi
9. Mampu menerapkan pendidikan kesehatan dari dislokasi
10. Mampu menganalisis jurnal PICO dari dislokasi
11. Mampu mengetahui prosedur keperawatan dislokasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Histologi tulang
1. Tulang imatur : terbentuknya pada perkembangan embrional dan tidak
terlihat lagi pada usia 1 tahun. Tulang imatur mengandung jaringan kolagen.
2. Tulang matur : ada dua jenis, yaitu tulang kortikal (compact bone) dan
tulang trabekular (spongiosa).
3
Secara histologi, perbedaan tulang matur dan imatur terutama dalam jumlah sel,
dan jaringan kolagen.
Dalam keadaan normal, tulang mengalami pembentukan dan absorpsi pada suatu
tingkat yang konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak-kanak yang lebih
banyak terjadi pembentukan dari pada absorpsi tulang. Proses ini penting untuk
fungsi normal tulang. Keadaan ini membuat tulang dapat berespons terhadap
tekanan yang meningkat dan mencegah terjadi patah tulang.
Bentuk tulang dapat disesuaikan untuk menanggung kekuatan mekanis yang
semakin meningkat. Perubahan membantu mempertahankan kekuatan tulang pada
proses penuaan. Matriks organi yang sudah tua berdegenerasi sehingga membuat
tulang relatif menjadi lemah dan rapuh. Pembentukan tulang yang baru memerlukan
matriks organik baru sehingga memberi tambahan kekuatan pada tulang.
Metabolisme tulang diatur oleh beberapa hormon. Peningkatan kadar hormon
paratiroid mempunyai efek langsung dan segera pada mineral tulang,yang
menyebabkan kalsium dan fosfat diabsorpsi dan bergerak memasuki serum.
Peningkatan kadar hormon paratiroid secara perlahan meneyebabkan peningkatan
jumlah dan aktivitas osteklas sehingga terjadi demineralisasi. Metabaolisme kalsium
4
dan fosfat sangat berkaitan erat. Tulang mengandung 99% dari seluruh kalsium
tubuh dan 90% dari seluruh fosfat tubuh.
Vitamin D memengaruhi
deposisi dan absorpsi tulang.
Vitamin D dalam jumlah
besar dapat menyebabkan
absropsi tulang seperti yang
terlihat pada kadar hormon
paratiroid yang tinggi. Bila
tidak ada vitamin D,hormon
paratiroid tidak akan
menyebabkan absorpsi
tulang. Vitamin D dalam jumlah yang sedikit membantu klasifikasi tulang,antara
lain dengan meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat oleh usus halus.
C. Anatomi Sendi
Sendi adalah tempat pertemuan dua tulang atau lebih. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa,
ligamen, tendon, fasia, atau otot. Ada 3 tipe sendi sebagai berikut :
1) Sendi fibrosa (sinartrodial),merupakan sendi yang tidak dapat bergerak.
Sendi fibrosa tidak memiliki lapisan tulang rawan. Tulang yang satu
dengan tulang lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa.
2) Sendi kartilaginosa (amfiartrodia), merupakan sendi yang dapat sedikit
bergerak. Sendi kartilaginosa adalah sendi yang ujung-ujung tulangnya
dibungkus oleh tulang rawan hialin, disokong oleh ligamen, dan hanya
dapat sedikit bergerak.
3) Sendi sinovial (diartrodial), merupakan sendi yang dapat digerakkan
dengan bebas. Sendi ini memiliki rongga sendi dan permukaan sendi
dilapisi tulang rawan hialin.
Kapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan
dalam yang terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak,
serta sinovium yang membentuk suatu kantung yang melapisi seluruh sendi dan
5
membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi. Sinovium menghasilkan
cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Cairan sinovial
normalnya bening , tidak membeku, dan tidak berwarna, jumlah yang
ditimbulkan dalam tiap-tiap sendi relatif kecil (1-3ml).
Tulang rawan sendi pada orang dewasa tidak mendapat aliran darah,
limfe, atau persarafan. Oksigen dan bahan-bahan metabolisme lain dibawa oleh
cairan sendi yang membasahi tulang rawan tersebut. Perubahan susunan kolagen
dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau ketika usia
bertambah.beberapa kolagen baru pada tahap ini mulai membentuk kolagen tipe
satu yang lebih fibrosa. Proteoglikan dapat kehilangan sebagian kemampuan
hidrofiliknya. Perubahan ini berarti tulang rawan akan kehilangan
kemampuannya untuk menahan kerusakan bila diberi beban berat.
2.2Konsep Dislokasi
A. Pengertian
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini dapat terjadi hanya komponen tulangnya saja yang bergeser
atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali
6
sehabis membuka mulitnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya,
dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.
(Arif Mansyur,dkk 2000). Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi
dapat menyebabkan patah tulang disertai dislokasi sendi yang disebut fraktur
dislokasi. Berpindahnya ujung tulang patah karena tonus otot, kontraksi cedera
dan tarikan. Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi
Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaaan sendi tulang
yang membentuk sendi tak lagi hubungan anatomis. Secara kasar tulang “ lepas
dari sendi”. Subluksasi adalah dislokasi persendian permukaan persendian.
Dislokasi traumatic adalah kedaruratan ortopedia, karena struktur sendi yang
terlibat, pasokan darah, dan saraf rusak susunannya dan mengalam stress berat.
Bila dislokasi tidak segera ditangani segera, dapat terjadi Nekrosis Avaskuler
(kematian jaringan akibat anoksia dan hilangnya pasokan darah) dan paralisis
syaraf (Brunner dan Suddarth 2001)
B. Etiologi
Dislokasi disebabkan oleh :
1. Cedera olahraga
Olahraga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan
hoki, serta olahraga yang beresiko jatuh misalnya: terperosok akibat bermain
sky, senam, volley,. Pemain basket dan sepak bola paling sering mengalami
dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap
bola dari pemain.
2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga
Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan
dislokasi.
3. Terjatuh
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin
Faktor predisposisi (pengaturan posisi)
7
Trauma akibat kecelakaan
4. Trauma akibat pembedahan ortopedi ( ilmu yang mempelajari tentang
tulang)
5. Terjadi infeksi disekitar sendi.
6. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir
C. Klasifikasi
Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Dislokasi konginetal
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan
2. Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. Misalnya tumor,
infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tualang yang
berkurang.
3. Dislokasi traumatic
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak, dan mengalami
stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (Karena
mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat
mengeluarkan tulang dari jaringan disekelilingnya dan mungkin juga
merusak struktur sendi, ligament, saraf, dan system vascular. Kebanyakan
terjadi pada orang dewasa.
1. Dislokasi akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan
pembengkakan di sekitar sendi.
2. Dislokasi berulang
Jika suatu trauma dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang
berlanjut dengan trauma yang minimal., maka disebut dislokasi berulang.
Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patella femoral joint. Dislokasi
biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang/fraktur yang disebabkan oleh
8
berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus
atau kontraksi otot dan tarikan.
D. Patofisiologi
Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan, humerus
terdorong kedepan, merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid teravulasi.
Kadang-kadang bagian posterolateral kaput hancur. Walau jarang prosesus
akromium dapat mengungkit kaput kebawah dan menimbulkan luksasio erekta
(dengan tangan mengarah lengan ini hamper selalu jatuh membawa kaput ke
posisi dibawah karakoid).
Pathway
Terlampir di lampiran
E. Manifestasi Klinis
Nyeri terasa hebat, pasien menyokong lengan itu dengan tangan
sebelahnya dan segan menerima pemeriksaan apa saja, garis gambar lateral bahu
dapat rata kalau pasien tak terlalu berotot suatu tonjolan dapat diraba tepat
dibawah klavikula.
Nyeri
Perubahan kontur sendi
Perubahan panjang ekstermitas
Kehilangan mobilitas normal
Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
Deformitas
Kekauan
F. Penatalaksanaan
1. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan
anestesi jika dislokasi berat
9
2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke
rongga sendi.
3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut,bidai, gips atau traksi dan
dijaga agar tetap dalam posisi stabil.
4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4
x sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa peyembuhan
G. Komplikasi
1. Komplikasi dini
Cedera saraf: saraf aksila dapat cedera, pasien tidak dapat mengkerutkan
otot deltoid dan mungkin tertdapat daerah kecil yng mati rasa pada otot
tersebut.
Cedera pembuluh darah:arteri aksilla dapat rusak.
Fraktur dislokasi
2. Komplikasi lanjut
Kekakuan sendi bahu : immobilisasi yang lama dapat mengkibatkan
kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.
Terjadinya kehilngan rotasi lateral, yang secara otomatis membatsi
abduksi.
Dislokasi yang berulang:terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul
terlepas dari bagian depan leher glenoid
Kelemahan otot
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sinar-X akan menegakkan diagnosis dan memperlihatkan
kemungkinan adanya fraktur yang terjadi.
10
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah,
no register, tanggal MRS, diagnose medis.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data yang dilakuakan untuk menentukan sebab dari
dislokasi yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan
terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pada pegkajian ini ditemikan kemungkinan penyebab dislokasi, serta
penyskit yang pernah diderita klien sebelumnya ysng dspst memperparah
keadaan klien dsn menghambat proses penyembuhan.
4. Pemeriksaan fisik
Pada penderita dislokasi pemeriksaan fisik yang diutamakan adalah
nyeri, deformitas, fungsiolesa misalnya bahu tidak dapat endorotasi pada
dislokasi anterior bahu.
B. Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan formitas dan nyeri saat
mobilitas
C. Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan
Nyeri Akut
Definisi :Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai
kerusakan (International Association fot the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau
lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau
diprediksi
Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan
11
Bukti nyeri dengan menggunakan Agens cedera biologis (mis infeksi,
standar daftar periksa nyeri untuk iskemia, neoplasma)
pasien yang tidak dapat Agens cedera fisik (mis., abses,
mengungkapkannya (mis, Neonatal amputasi, luka bakar, terpotong,
Infant Pain Scale, Pain Assessment mengangkat berat, prosedur bedah,
Checklist for Senior with Limited trauma, olahraga berlebihan)
Ability to Communicate) Agen cedera kimia (mis, luka bakar,
Diaforesis kapsaisin, metilen klorida, agen
Dilatasi pupil mustard)
Ekspresi wajah nyeri (mis., mata
kurang bercahaya, tampak kacau,
gerakan mata berpencar atau tetap
pada satu fokus, meringis)
Fokus menyempit (mis., persepsi
waktu, proses berpikir, interaksi
dengan orang dan lingkungan
Fokus pada diri sendiri
Keluhan tentang intensitas
menggunakan standar skala nyeri
(mis., skala Wong-Baker FACES,
skala analog visual skala penilaian
numerik)
Keluhan tentang karakteristik nyeri
dengan menggunakan standar
instrumen nyeri (mis., McGill Pain
Questionnaire, Brief Pain Inventory)
Laporan tentang perilaku
nyeri/perubahan aktivitas (mis.,
anggota keluarga, pemberi asuhan)
Mengekspresikan perilaku (mis,
gelisah, merengek, menangis,
12
waspada)
Perilaku distraksi
Perubahan pada parameter fisiologis
(mis., tekanan darah, frekuensi
jantung, frekuensi pernapasan
saturasi oksigen, dan end- tidal
karbon dioksida [CO2))
Perubahan posisi untuk menghindari
nyeri
Perubahan selera makan
Putus asa
Sikap melindungi area nyeri
Sikap tubuh melindungi
NOC
13
NOC
NIC
14
Lakukan pengkajian nyeri adekuat untuk membantu penurunan
komprehensif yang meliputi lokasi, nyeri
karekteristik,onset/durasi, frekuensi, Dorong pasien untuk mendiskusikan
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri pengalaman nyerinya sesuai
dan faktor pencetus kebutuhan
Observasi adanya petunjuk nonverbal Beri tahu dokter jika tindakan tidak
mengenai ketidak-nyamanan terutama berhasil dan jika keluhan pasien saat
pada mereka yang tidak bisa ini berubah signifikan dari
berkomunikasi secara efektif pengalaman nyeri sebelumnya
Pastikan perawatan analgesic bagi Kurangi atau eliminasi faktor-faktor
pasien dilakuka dengan pemantauan yang dapat mencetuskan atau
yang ketat meningkatkan nyeri (misalnya,
Gunakan strategi komunikasi ketakutan, kelelahan,keadaan
terapeutik untuk mengetahui monoton dan kurang pengetahuan)
pengalaman nyeri dan sampaikan Pertimbangkan keinginann pasien
penerimaan pasien terhadap nyeri untuk berpartisipasi, kemampuan
Gali pengetahuan dan kepercayaan berpaartisipasi, kecenderungan,
pasien mengenai nyeri dukungan dari orang terdekat
Perhatikan pengaruh budaya terhadap terhadap dan kontraindikasi ketika
respon nyeri memilih strategi penurunan nyeri
Tentukan akibat dari pengalaman nyeri Pilih dan implementasikan tindakan
terhadap kualitashidup pasien yang beragam
(misalnya, tidur, nafsu makan, (misalnya,farmakologi,
pengertian, perasaan , hubungan nonfarmakologi, interpersonal)
peforma kerja, dan tanggung jawab untuk memfasilitasi penurunan
peran) nyeri, sesuai dengan kebutuhan
Gali bersama pasien faktor-faktor yang Ajarkan prinsip-prinsip manajemen
dapat menurunkan atau memperberat nyeri
nyeri Pertmbangkan tipe dan sumber
Evalasi pengalaman nyeri nyeri ketika memilih strategi
dimasalaluyang meliputi riwayat nyeri penurunn nyeri
kronik individu atau keluarga atau Dorong pasien untuk memonitor
15
nyeri yang menyebabkan nyeri dan menangani nyerinya
disability/ketidakmampuan/kecacatan, dengan tepat
dengan tepat Ajarkan penggunaan teknik
Evaluasi bersama pasien dan tim nonfarmakologi (seperti, biofeed
kesehatan lain mengenai efektivitas back. TENS, hypnosis, relaksasi,
tindakan pengontrolan nyer yang bimbingan antisipasif, terapi music,
pernah di lakukan sebelumnya terapi bermain,, terapi aktifitas,
Bantu keluarga dalam mencari dan akupressur, aplikasi panas/dingin
menyediakan dukungan dan pijatan, sebelum , sesudah dan
Gunakan metode penilaian yang sesuai jika memungkinkan , ketika
dengan tahapan perkembangan yang melakukan aktifitas yang
memungkinkan untuk meonitoring menimbulkan nyeri, sebelum nyeri
perubahan nyeri yang akan dapat terjadi atau meningkat dan
membantu mengidentifikasi faktor bersamaan dengan tindakan
pencetus actual dan potensial (missal, penurunan rasa nyeri lainnya)
catatan perkembangan dan catatan Gali penggunaan metode
harian) farmakologi yang di pakai pasien
Tentukan kebutuhan frekuensi untuk saat ini untuk menurunkan nyeri
melakukan pengkajian Ajarkan metodefarmakologi untuk
ketidaknyamanan pasien dan menurunkan nyeri
mengimplementasikan rencana monitor Dorong pasien menggunakan obat-
Berikan informasi mengenai nyeri , oobatan penurun nyeri yang adekuat
seperti penyebab nyeri, berapa lama Kolaborasi dengan pasien, orang
nyeri akan dirasakan , dan antisipasi terdekat dan tim kesehatan lainnya
dari ketidak-nyamanan akibat prosedur untuk memilih dan
Kendalikan faktor lingkungan yang mengimplementasikan tindakan
dapat mempengaaruhi respon pasien penurunan nyeri nonfarmakologi
terhadap ketidaknyamanan (misalnya, sesuai kebutuhan
suhu, ruangan , pencaahayaan, suara Beriakn individu penurun nyeri
bising) yang optimal dengan peresepan
Informasikan tim kesehatan lain atau analgesic
anggota keluarga mengenai strategi Implementasikan penggunaan
16
nonfarmakologi yang sedang di pasien – -terkontrol analgesic
gunakan untuk mendorong pendekatan (PCA), jika sesuai
preventif terkait dengan manajemen Gunakan tindakan pengontrol nyeri
nyeri sebelum nyeri bertambah berat
Gunakan pendekatan multi disiplin Berikan obat sebelum melakukan
untu manajemen nyeri , jika sesuai aktivitas untuk meningkatkan
Pertimbangkan untuk merujuk pasien partisipasi, namun (lakukan)
keluarga dan orang terdekat pada evaluasi (mengenai) bahaya dari
kelompok pendukung dan sumber- sedasi
sumber lainnya sesuai kebutuhan Pastikan pemberian analgesic dan
Berikan informasi yang akurat untuk atau strategi nonfarmakologi
meningkatkan pengetahun dn respon sebelum dilakukan prosedur yang
keluarga terhadap pengalaman nyeri menimbulkan nyeri
Libatkan keluarga dalam modalitas Periksa tingkat ketidak nyamanan
penurunan nyeri, jika memungkinkan bersama pasien , catat perubahan
Monitor kepuasan pasien terhadap pada catatan medis pasien ,
manajeman nyeri dalam interval yang informasikan petugas kesehatan lain
spesifik yang merawat pasien
Mulai dan modifikasi tindakan Evaluasi keefektifan dan dari
pengontrolan nyeri berdasarkan respon tindakan pengontol nyeri yang di
pasien pakai selama pengkajian nyeri
dilakukan
NIC
Pemberian analgesik
17
mengobati pasien dengan keterlibatan dalam keputusan
Cek perintah pengobatan meliputi pengurangan nyerialkan respon
obat, dosis, dan frekuensi obat pasien
analgesik yang diresepkan Berikan analgesik tambahan dan/atau
Cek adanya riwayat alergi obat pengobatan jika diperlu kan untuk
Evaluasi kemampuan pasien untuk meningkatkan efek pengurangan
berperan serta dalam pemilihan nyeri
analgetik, rute dan dosis dan Pertimbangkan penggunaan infus
keterlibatan pasien, sesuai kebutuhan terus-menerus, baik sendiri atau
Pilih analgesik atau kombinasi digabungkan dengan opioid bolus,
analgesik yang sesuai ketika lebih untuk mempertahan kan level serum
dari satu diberikan Jalankan tindakan keselamatan pada
Tentukan pilihan obat analgesik pasien yang menerima analgesik
(narkotik, non narkotik, atau narkotika, sesuai kebutuhan
NSAID), berdasarkan tipe dan Mintakan pengobatan nyeri PRN
keparahan nyeri sebelum nyeri menjadi parah
Tentukan analgesik sebelumnya, rute lnformasikan pasien yang
pemberian, dan dosis untuk mencapai mendapatkan narkotika bahwa rasa
hasil pengurangan nyeri yang optimal mengantuk kadang terjadi selama 2-3
Pilih rute intravena daripada rute hari pertama pemberian dan
intramuskular, untuk injeksi selanjutnya akan menghilang
pengobatan nyeri yang se jika Perbaiki kesalahan pengertian/mitos
memungkinkan yang dimiliki pasien dan anggota
Tinggalkan narkotik dan obat-obat keluarga yang mungkin keliru tentang
lain yang dibatasi, sesuai dengan analgesik
aturan rumah sakit Evaluasi keefektifan analgesik
Monitor tanda vital sebelum dan dengan interval yang teratur pada
setelah memberikan analgesik setiap setelah pemberian khususnya
narkotik pada pemberian dosis setelah pemberian pertama kali, juga
pertama kali atau jika ditemu- kan observasi adanya tanda dan gejala
tanda-tanda yang tidak biasanya efek samping (misalnya, depresi
Berikan kebutuhan kenyamanan dan pernafasan, mual dan muntah,mulut
18
aktivitas lain yang dapat membantu kering dan konstipasi)
relaksasi untuk memfasilitasi Dokumentasikan respon terhadap
penurunan nyeri analgesik dan adanya efek samping
Berikan analgesik sesuai waktu Evaluasi dan dokumentasikan tingkat
paruhnya, terutama pada nyeri yang sedasi dari pasien yang menerima
berat opioid
Susun harapan yang positif mengenai Lakukan tindakan-tindakan untuk
keefektifan analgesik untuk menurunkan efek samping analgesik
mengoptimKolaborasikan dengan (misalnya, konstipasi dan iritasi
dokter apakah obat, dosis, rute pem lambung)
berian, atau perubahan interval
dibutuhkan, buat rekomendasi khusus
berdasarkan prinsip analgesik
NIC
19
Pertimbangkan intake cairan dan tanda vital klien, saturasi oksigen dan
intake terakhir makan EKG sesuai dengan panduan protokol
Review obat-obatan lain yang Monitor klien mengenai efek lanjut
dikonsumsi klien dan verivikasi ada obat termasuk agitasi, depresi
tidaknya kontraindikasi terhadap pernafasan, hipotensi, mengantuk
pembiusan berlebihan, hipok- semia, aritmia,
Instruksikan klien dan/atau keluarga apnea, atau eksaserbasi dari kondisi
mengenai efek pembiusan sebelumnya
Dapatkan persetujuan tertulis Pastikan ketersediaan dan pemberian
Evaluasi tingkat kesadaran klien dan antagonis sesuai dengan prosedur
reflexs protektif sebelum pembiusan protokol dan di resep kan dokter
Dapatkan data tanda-tanda vital, dengan benar
saturasi oksigen, EKG, tinggi dan Pertimbangakan jika pasien
berat badan memenuhi persyaratan untuk
Inisiasi pemasangan infus dipulangkan atau di pindahkan sesuai
Dokumentasikan ti dakan dan respon dengan prosedur protokol
klien sesuai prosedur
NIC
20
Rekomendasikan penghentian mengatur interval peng hentian yang
pemberian opioid melalui jalur lain tepat pada alat PCA
Hindari penggunaan meperidine Bantu pasien dan keluarga untuk
hydrochloride (Demerol) mengatur dosis tepat yang dibutuhkan
Pastikan bahwa pasien tidak alergi pada alat PCA
terhadap analgesik yang akan Konsultasikan dengan pasien, anggota
diberikan keluarga dan dokter untuk
Instruksikan pasien dan keluarga menyesuaikan interval penghentian,
untuk memonitor intensitas, kualitas laju dasar dan dosis yang dibutuhkan
dan durasi nyeri sesuai dengan respon pasien
Instruksikan pasien dan keluarga Instruksikan pasien bagaimana
untuk memonitor laju per-napasan meningkatkan atau menurun kan
dan tekanan darah titrasi dosis, sesuai dengan laju
Pasang akses nasogastrik, vena, pernapasan, intensitas dan kualitas
subkutan atau spiral, sesuai nyeri dan
kebutuhan Instruksikan pasien dan anggota
Validasi bahwa pasien dapat keluarga terkait reaksi efek samping
menggunakan alat PCA (misalnya, dari agen pengurang rasa nyeri
mampu berkomunikasi, memahami Dokumentasikan nyeri pasien, jumlah
penjelasan dan mengikuti arahan ) dan frekuensi dosis obat dan respon
Kolaborasi dengan pasien dan terhadap pengobatan nyeri dalam
keluarga untuk memilih tipe alat catatan per kembangannya
infus PCA yang sesuai Monitor ketat ada tidaknya depresi
Instruksikan pasien dan anggota pernapasan pada pasien yang berisiko
keluarga mengenai bagaimana cara (misalnya., usia lebih dari 70 tahun;
menggunakan alat PCA riwayat henti napas saat tidur
Bantu pasien dan keluarga untuk penggunaan bersama PCA dengan
menghitung konsentrasi yang tepat agen penekan fungsi sistem saraf
antara obat dan cairan, menetapkan pusat, obesitas, pembedahan abdo-
jumlah cairan yang mengalir setiap men bagian atas atau pembedahan
jam melalui alat PCA thor pemberian bolus PCA lebih dari
Bantu pasien bolus analgesik yang 1 mg; riwayat kerusakan ginjal, hati,
21
tepat paru paru dan jantung)
Rekomendasikan rejimen bowel untuk
menghindari konstipasi
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan formitas dan nyeri saat mobilitas
22
(misalnya fisik atau sosial)
Kurang pengetahuan tentang nilai
aktivitas fisik
Malnutrisi
Nyeri
Penurunan kekuatan otot
Penurunan kendali otot
Penurunan ketahanan tubuh
Pe nurunan massa otot
Program pembatasan gerak
NOC :
Ambulasi..............................................................Kode: ( 0200 )
Definisi : Tindakan personal untuk berjalan dari satu tempat ke tempat
lain secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu .
INDIKATOR
020001 Menopang 1 2 3 4 5 NA
berat badan
020002 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
dengan langkah
yang efektif
020003 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
dengan pelan
020004 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
dengan
kecepatan
sedang
020005 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
dengan cepat
23
020006 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
menaiki tangga
020007 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
menuruni
tangga
020008 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
menanjak
020009 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
menurun
020010 Berjalan dalam 1 2 3 4 5 NA
jarak yang
dekat (<1
blok/20 meter)
020011 Berjalan dalam 1 2 3 4 5 NA
jarak yang
sedang (>1
blok <5 blok)
020012 Berjalan dalam 1 2 3 4 5 NA
jarak yang jauh
(5blok atau
lebih)
020014 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
mengelilingi
kamar
020015 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
mengelilingi
rumah
020015 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
mengelilingi
rumah
020016 Menyesuaikan 1 2 3 4 5 NA
dengan
perbedaan
tekstur
permukaan/lant
ai
020017 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
mengelilingi
rintangan
NOC
Ambulasi: Kursi roda..............................................................Kode: ( 0201)
Definisi : Definisi:tindakan personal untuk berpindah dari satu tempat lain dengan
menggUnakan kursi roda .
Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak
24
tergang tergang tergang tergang gangg
gu gu gu gu uan
SKALASKALA
OUTOUTCOME
COME 1 2 3 4 5 NA
HAN
KESELURUHAN
INDIKATOR
020101 Perpindahan 1 2 3 4 5 NA
kedan dari
kursi roda
020102 Menjalankan 1 2 3 4 5 NA
kursi roda
dengan aman
020103 Menjalankan 1 2 3 4 5 NA
kursi roda
dalam jarak
dekat
020104 Menjalankan 1 2 3 4 5 NA
kursi roda
dalam jarak
sedang
020105 Menjalankan 1 2 3 4 5 NA
kursi roda
dalam jarak
jauh
020106 Menjalankan 1 2 3 4 5 NA
kursi roda
melewati
pembatas
lantai
020107 Menjalankan 1 2 3 4 5 NA
kursi roda
melewati
pintu keluar-
masuk
020108 Menjalankan 1 2 3 4 5 NA
kursi roda
melewati
jalan yang
landau/menur
un
25
tergang tergang tergan tergan ganggu
gu gu ggu ggu an
SKALA OUT COME 1 2 3 4 5 NA
SKALA OUTCOME
HAN
KESELURUHAN
INDIKATOR
020801 Keseimbanga 1 2 3 4 5 NA
n
020809 Koordinasi 1 2 3 4 5 NA
020810 Cara berjalan 1 2 3 4 5 NA
020803 Gerakan otot 1 2 3 4 5 NA
020804 Gerakan 1 2 3 4 5 NA
sendi
020802 Kinerja 1 2 3 4 5 NA
pengaturan
tubuh
020805 Kinerja 1 2 3 4 5 NA
transfer
020811 Berlari 1 2 3 4 5 NA
020812 Melompat 1 2 3 4 5 NA
020813 Merangkak 1 2 3 4 5 NA
020806 Berjalan 1 2 3 4 5 NA
020814 Bergerak 1 2 3 4 5 NA
dengan
mudah
NIC
Peningkatan Mekanika Tubuh 0140
Definisi : Memfasilitasi penggunaan postur dan pergerakan dalam aktivitas
sehari-hari untuk mencegah kelelahan dan ketegangan atau injuri
moskuloskeletal.
Aktivitas-aktivitas: Instuksikan untuk menghindari
Kaji komitemen pasien untuk tidur dengan posisi telungkup
belajar dan menggunakan postur( Bantu untuk mendemonstrasikan
tubuh) yang benar posisi tidur yang tepat
Kolaborasikan dengan Bantu untuk menghindari duduk
fisioterapis dalam dalam posisi yang sama dalam
mengembangkan peningkatan jangka waktu yang lama
26
mekanika tubuh, sesuai indikasi Instruksikan pasien untuk
Kaji pemahaman pasien menggerakan kaki terlebih dahulu
mengenai mekanika tubuh dan kemudian badan ketika memulai
latihan (misalnya, berjalan dari posisi berdiri
mendemonstrasikan kembali Gunakan prinsip mekanika tubuh
teknik melakukan ketika menangani pasien dan
aktivitas/latihan yang benar memindahkan peralatan.
Informasikan pada pasien tentang Bantu pasien/keluarga untuk
struktur dan fungsi tulang mengidentifikasi latihan postur
belakang dan postur yang (tubuh) yang sesuai
optimal untuk bergerak dan Bantu pasien untuk memilih
menggunakan tubuh aktivitas pemanasan sebelum
Edukasi pasien tentang memulai latihan atau memulai
pentingnya postur (tubuh) yang pekerjaan yang tidak dilakukan
benar untuk mencegah kelelahan, secara rutin sebelumnya.
ketengangan atau injuri. Bantu pasien melakukan latihan
Edukasi pasien mengenai fleksi untuk memfasilitasi
bagaimana menggunakan pstur mobilisasi punggung, sesuai
(tubuh) dan mekanika tubuh indikasi
untuk mencegah injuri saat Edukasi pasien/kelurga tentang
melakukan berbagai aktivitas. frekuensi dan jumlah peng
Kaji kesadaran pasien tentang ulangan dari setiap latihan
abnormalitas muskuloskeletalnya Monitor perbaikan postur
dan efek yang mungkin timbul (tubuh)/mekanika tubuh pasien
pada jaringan otot dan postur Berikan informasi tentang
Edukasi penggunaaan kemungkinan posisi penyebab
matras/tempat duduk atau bantal nyeri otot atau sendi
yang lembut, jika diindikasikan.
27
mengembalikan fungsi tubuh otonom dan volume selama pengobatan dan
pemulihan dari penyakit atau cedera.
Aktivitas-aktivitas: Gunakan sabuk (untuk) berjalan
Beri pasien pakaian yang tidak (gait belt) untuk membantu
mengekang perpindahan dan ambulasi, sesuai
Bantu pasien untuk kebutuhan
menggunakan alas kaki yang Bantu pasien untuk perpindahan,
memfasilitasi pasien untuk sesuai kebutuhan
berjalan mencegah cedera Berikan kartu penanda dikepala
Sediakan tempat tidur tempat tidur untuk memfasilitasi
berketinggian rendah, yang belajar berpindah
sesuai Terapkan/sediakan alat bantu
Tempatkan saklar posisi tempat (tongkat, walker, atau kursi roda)
tidur ditempat yang mudah untuk ambulasi, jika pasien tidak
dijangkau stabil
Dorong untuk duduk ditempat Bantu pasien dengan ambulasi
tidur, disamping tempat tidur awal jika diperlukan
(menjuntai), atau Instruksikan pasien/caregiver
dikursi,sebagaimana yang dapat mengenai pemindahan dan teknik
ditoleransi (pasien) ambulasi yang aman
Bantu pasien untuk duduk disisi Monitor penggunaan kruk pasien
tempat tidur untuk memfasilitasi atau alat bantu berjalan lainnya
penyesuaian tingkat tubuh Bantu pasien untuk berdiri dan
Konsultasikan pada ahli terapi ambulasi dengan jarak tertentu
fisik mengenai rencana ambulasi, dan dengan sejumlah staf tertentu
sesuai kebutuhan Bantu pasien untuk membangun
Instuksikan ketersediaan pencapaian yang realistis untuk
perangkat pendukung,jika sesuai ambulasi jarak
Instruksikan pasien untuk Dorong ambulasi independen
memposisikan diri sepanjang dalam batas aman
proses pemindahan Dorong pasien untuk “ bangkit
28
sebanyak dan sesering yang
diinginkan” (up ad lib), jika
sesuai.
Definisi :perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons
otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu)
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya
bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman.
29
Penurunan produktivitas Penyalahgunaan zat
Perilaku mengintai tampak Perubahan besar (mis ststus
waspada ekonomi, lingkungan, status
Afektif kesehatan, fungsi peran, ststus
Berfokus pada diri sendiri peran) riwayat keluarga tentang
Distress ansietas
Gelisah stresor
Gugup
Kesedihan yang mendalam
Ketakutan
Menggemerutukkan gigi
Menyesal
Peka
Perasaan tidak adekuat
Putus asa
Ragu
Sangat khawatir
Senang berlebihan
Fisiologis
Gemetar
Peningkatan keringat
Peningkatan ketegangan
Suara bergetar
Tremor
Tremor tangan
Wajah tegang
30
SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5 NA
INDIKATOR
31
disampaikan
secara lisan
120117 Perhatian yang 1 2 3 4 5 NA
berlebihan
terhadaap
kejadian-
kejadian dalam
kehidupan
120118 Peningkatan 1 2 3 4 5 NA
tekanan darah
120120 Peningkatan 1 2 3 4 5 NA
frekuensi nadi
120121 Peningkatan 1 2 3 4 5 NA
frekuensi
pernafasan
120122 Dilatasi pupil 1 2 3 4 5 NA
120123 Berkeringat 1 2 3 4 5 NA
dingin
120124 Pusing 1 2 3 4 5 NA
120125 Fatigue 1 2 3 4 5 NA
120126 Penurunan 1 2 3 4 5 NA
produktivitas
120127 Penurunan 1 2 3 4 5 NA
prestasi sekolah
120128 Menarik diri 1 2 3 4 5 NA
120129 Gangguan tidur 1 2 3 4 5 NA
120130 Perubahan pada 1 2 3 4 5 NA
pola buang air
besar
120131 Perubahan pada 1 2 3 4 5 NA
pola makan
32
NOC :Tingkat Kecemasan Sosial (1216)
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak
Berat ada
SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5 NA
INDIKATOR
121601 Menghindari 1 2 3 4 5 NA
situasi sosial
121602 Menghindari orang 1 2 3 4 5 NA
yang tidak dikenal
121603 Menghindari pergi 1 2 3 4 5 NA
ke luar rumah
121604 Antisipasi cepas 1 2 3 4 5 NA
pada situasi social
121605 Antisipasi cemas 1 2 3 4 5 NA
dalam menghadapi
orang yang tidak di
kenal
121606 Respon antisipasi 1 2 3 4 5 NA
sistem saraf
simpatis
121607 Persepsi diri yang 1 2 3 4 5 NA
negatif pada
keterampilan social
121608 Persepsi diri yang 1 2 3 4 5 NA
negative terhadap
penerimaan oleh
orang lain
121609 Takut diawasi oleh 1 2 3 4 5 NA
orang lain
121610 Takut berinteraksi 1 2 3 4 5 NA
dengan anggota
33
jenis kelamin yang
berbeda
121611 Takut berinteraksi 1 2 3 4 5 NA
dengan orang yang
lebih unggul
121612 Tidak nyaman 1 2 3 4 5 NA
selama menghadapi
social
121613 Tidak nyaman 1 2 3 4 5 NA
dengan perubahan
yang rutin
121614 Memperhatikan 1 2 3 4 5 NA
tentang penilaian
orang lain setelah
pertemuan social
121615 Gejala panic 1 2 3 4 5 NA
setelah pertemuan
social
121616 Gangguan dengan 1 2 3 4 5 NA
fungsi peran
121617 Gangguan dengan 1 2 3 4 5 NA
hubungan
NIC
Peningkatan Koping 5230
Definisi : Fasilitasi usaha kognitif dan perilaku untuk mengelola stressor yang
dirasakan, perubahan atau ancaman yang menggaanggu aalam rangka memenuhi
hubugan hidup dan peran
Aktivitas-aktivitas: Eksplorasi pencapaian pasien
Bantu pasien dalam mengidenti sebelumnya
tujuan jangka pendek dan jangka Eksplorasi alasan pasien mengkritik
panjang yang tepat
diri
34
Bantu pasien dalam sumber-sumber Konfrontasi terhadap perasaan
yang tersedia untuk memenuhi ambivalen pasien (kemarahan atau
tujuan-tujuannya
di tekan)
Bantu pasien untuk memecah tujuan Tumbuhkan cara penyaluran
yang kompleks menjadi lebih kecil,
kemaran dan permusuhan yang
dengan langkah yang dapat dikelola
kontruksif
Dukung dengan orang yang
Atur situasi yang mendukung
memiliki ketertarikan dan tujuan
yang sama otonomi pasien
Bantu pasien dalam
Bantu pasien untuk menyelesaikan
masalah dengan cara yang mengidentifikasi respon positif dari
konstruktif orang lain
Berikan penilaian (kemampuan) Dukung identifikasi nilai hidup
penyesuaian pasien terhadap yang spesifik
perubahan-perubahan dalam citra
Eksplorasi bersama pasien
tubuh, sesuai dengan indikasi
mengenai metode sebelumnya pada
Berikan penilaian mengenai
saat menghadapi masalah
dampak dari situasi kehidupan
pasien terhadap peran dan kehidupan
hubungan [yang ada] Mengenalkan pasien dengan orang
35
dengan kejadian dengan lebih suatu lingkungan tertentu
obyektif Berika penilaian terkait dengan
Bantu pasien untuk kebutuhan/keinginan pasien yang
mengidentifikasi informasi yang dia terkait dengan dukungan sosial
paling tertarik untuk dapatkan
Bantu pasien mengidentivikasi
Sediakan info aktual mengenai sistem dukungan yang tersedia
diagnosis, penanganan dan
Pertimbangkan resiko pasien
prognosis
melukai diri sendiri
Sediakan pasien pilihan-pilihan
Dukung keterlibatan keluarga
yang realistis mengenai aspek
perawatan dengan cara yang tepat
Dukung keluarga untuk
Dukung sikap [pasien] terkait
dengan harapan yang realistis memverbalisasi perasaan mengenai
sebagai upaya untuk mengatasi sakitnya anggota keluarga
perasaan ketidakberdayaan
Berika keterampilan sosial yang
Evaluasi kemampuan pasien dalam tepat
membuat keputusan
Bantu pasien untuk
Cari jalan untuk memahami mengidentifikasi strategi-strategi
perspektif pasien terhadap situasi
positif untuk mengatasi
yang penuh stres
keterbatasan dan mengelola
Tidak mendukung pembuatan kebutuhan gaya hidup maupun
keputusan saat pasien berada pada
situasi stres yang berat perubahan peran
Instruksikan pasien untuk untuk
Dukung kemampuan mengatasi
situasi secara berangsur- angsur menggunakan teknik relaksasi
sesuai dengan kebutuhan
Dukung kesabaran dalam
mengembangkan suatu hubungan Bantu pasien untuk (melewati
proses) berduka dan melewati
Dukung aktivitas-aktivitas sosial
kondisi kehilangan karena penyakit
dan komunitas (agar bisa di-
lakukan] kronik dan/atau kecacatan yang
tepat
Dukung kemampuan dalam]
penerimaan terhadap keterbatasan Bantu pasien untuk mengklarifikasi
orang lain kesalahpahaman
Kenali latar belakang Dukung pasien untuk mengevaluasi
36
budaya/spiritual pasien perilakunya sendiri
Dukung penggunaan sumber-
sumber spiritual, jika di inginkan
NIC
Pengurangan Kecemasan 5820
Definisi : mengurangi tekanan, ketakutan, firasat, maupun ketidaknyamanan
terkait dengan sumber-sumber bahaya yang tidak teridentifikasi
Aktivitas-aktivitas : Minta klien untuk rileks dan
Gunakan pendekatan yang tenang merasakan sensasi
dan meyakinkan Berikan ktivitas pengganti yang
Nyatakan dengan jelas harapan bertujuan untuk mengrangi tekanan
terhadap perilaku klien Bantu klien mengidntifikasi situasi
Jelaskan semua prosedur x yang memicu kecemasan
termasuk semua sensasi yang akan Kontrol stimulasi untuk kebutuhan
di rasakan yang mungkin akan di klien secara tepat
alami klien selama prosedur Dukung penggunaan mekanisme
(dilakukan) koping yang sesuai
Pahami situasi krisis yang terjadi Bantu klien untuk
dari perspektif klien mengartikulasikan deskripsi yang
Berikan informasi faktual terkait realistis mengenai kejadian yang
diagnosis perawatan prognosis akan datang
Berada disisi klien untuk Pertimbangkan kemampuan klien
meningkatkaan rasa aman dan dalam mengambil keputusan
mengurangi ketakutan Instruksikan klien untuk
Dorong keluarga untuk menggunakan teknik relaksasi
mendampingi klien dengan cara Atur penggunaan obat-obat yang
yang tepat mengurangi kecemasan secara tepat
Berikan objek yang menunjukkan Kaji untuk tanda verbal dan non
perasaan aman verbal kecemasan
Lakuakan usapan pada Dorong verbalisasi perasaan,
punggung/leher dengan cara yang persepsi dan ketakutan
37
tepat Identifikasi pada saat terjadi
Ciptakan atmosfir rasa aman untuk perubahan tingkat kecemasan
meningkatkan kepercayaan
NIC
Terapi Relaksasi 6040
Definisi :Penggunaaan teknik-teknik untuk mendorong dan memperoleh relaksasi
demi tujuan mengurangi tanda dan gejala yang tidak diinginkan seperti nyeri,
kaku otot dan ansietas.
Aktivitas-aktivitas: Gunakan suara yang lembut
dengan irama yang lambat untuk
Gambarkan rasionalisasi dan
setiap kata
manfaat relaksasi serta jenis
Tunjukkan dan praktikkan teknik
relaksasi yang tersedia (misalnya,
relaksasi pada klien klien untuk
musik, meditasi, bernafas dengan
mengulan praktik teknik relaksasi,
ritme, relaksasi rahang dan
jika memungkinkan
relaksasi otot progresif
Antisipasi kebutuhan penggunaan
Uji penurunan tingkat energi saat
relaksasi
ini, ketidakmampuan untuk
Berikan informasi tertulis
konsentrasi, atau gejala lain yang
mengenai persiapan dan
mengiringi yang mungkin
keterlibatan di dalam teknik
mempengaruhi kemampuan
relaksasi
kognisi untuk berfokus pada teknik
relaksasi Dorong pengulangan teknik
praktik-praktik tertentu secara
Tentukan apakah ada intervensi
berkala.
relaksasi dimas lalu yang sudah
memberikan manfaat Berikan waktu yang tidak
terganggu karena mungkin saja
Pertimbangkan keinginan individu
klien tertidur
untuk berpartisipasi, ke mampuan
berpartisipasi, pilihan, Dorong kontrol sendiri ketika
38
strategi relaksasi tertentu secara teratur, dan monitor
Berikan deskripsi detail terkait ketegangan otot secara periodik,
intervensi relaksasi yang dipilih denyut nadi, tekanan darah dan
Ciptakan lingkungan yang tenang suhu tubuh dengan tepat
dan tanpa dengan lampu yang Kembangkan kaset teknik
redup dan suhu lingkungan yang relaksasi untuk digunakan individu
nyaman, jika memungkinkan dengan tepat
Dorong klien untuk mengambil Gunakan relaksasi sebagai strategi
posisi yang nyaman dengan tambahan dengan (peng- gunaan]
pakaian longgar dan mata tertutup obat-obatan atau sejalan dengan
pesifikkan isi intervensi relaksasi terapi lainnya dengan tepat
(misalnya, dengan meminta saran Evaluasi dan dokumentasikan
perubahan) respon terhadap terapi relaksasi
Dapatkan perilaku yang
menunjukkan terjadinya relaksasi
dalam, pernafasan perut, atau
bayangan yang menenangkan
terjadi
D. Evaluasi
1) Nyeri berkurang
2) Pasien tidak cemas
3) Kebutuhan mobilitas pasien terpenuhi secara aktif maupun pasif
2.4Pendidikan Kesehatan
Waspada dan berhati-hati dalam setiap aktivitas merupakan cara utama untuk
menghindari dislokasi. Langkah ini bisa dilakukan dengan cara:
Menghindari aktivitas atau gerakan yang menjadi penyebab dislokasi.
Menggunakan pelindung saat berolahraga, misalnya helm saat bersepeda.
Memastikan rumah Anda merupakan lingkungan yang ramah anak,
misalnya tidak membiarkan barang-barang berserakan di lantai agar tidak
ada yang tersandung.
39
Senantiasa memperhatikan dan mengawasi anak Anda.
Mengajarkan sikap hati-hati dan kewaspadaan pada anak Anda, misalnya
untuk berpegangan pada pagar tangga saat naik atau turun tangga.
2.5Jurnal Penelitian
Judul Jurnal
Problem:
1. Sulitnya untuk menentukan Indeks yang digunakan dalam memudahkan metode
reduksi manual untuk mengembalikan kondilus ke posisi normal pada kasus
dislokasi akut atau kronis menahun dan secara langsung berkaitan dengan posisi
kepala condylar dan ketinggian dari eminensia artikular. Selain itu, frekuensi
dislokasi rekuren dan kemampuan reduksiberbanding terbalik dengan ketinggian
eminensia artikular.
2. Dislokasi mandibula merupakan pergerakan kondilus kearah depan dari
eminensia artiklare. Dislokasi dapat terjadi satu sisi (Unilateral) atau dua sisi
(Bilateral), Dislokasi mandibula penyakit kelainan pada tulang
temporomandibula joint yang ditandai dengan bunyi clik, rasa sakit serta adanya
keterbatsan gerak untuk membuka mulut. Penyebab utama dari dislokasi ini
adalah membuka mulut terlalu lebar, adanya benturan yang terlalu keras,
perawatan gigi serta melakukan operasi pengangkatan amandel.
Intervention:
40
1. Penulis telah mengklasifikasikan dislokasi berdasarkan hubungan kepala
kondilus mandibula ke artikular eminensia terlihat pada evaluasi Clinico-
radiological menjadi tiga jenis (I-III).
Tipe I - kepala kondilus langsung di bawah ujung eminensia
Tipe II - kepala kondilus di depan ujung eminensia
Tipe III - kepala kondilus tinggi di depan dasar eminensia tersebut.
2. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
pemberian IR, massage dan terapi latihan untuk mengurangi nyeri dan
menambah lingkup gerak sendi temporomandibul, menguatkan otot penggerak
rahang bawah serta mengurangi spasme
Comparison:
1. Penelitilain telah memanfaatkan konsep pembatasan gerak kondilus dengan
melakukan pelepasan tendon pterygoid lateral melalui pendekatan internal atau
eksternal atau dengan melakukan condylotomy terbuka atau tertutup di bawah
perlekatan pterygoideus lateralis
2. Pasien setelah menjalankan terapi sebanyak 11 kali menggunakan infra red
terjadi penurunan nyeri karena infra red menghasilkan panas yang mempunyaai
efek sedatif pada saraf sensoris karena adanya peningkatan ambang nyeri
Menurut Schug (2004) pemberian IR membuat relaksasi otot. Relaksasi akan
mudah dicapai apabila suatu jaringan otot dalam keadaan hangat dan tidak ada
rasa nyeri.
Outcome:
1. Metode pengobatan yang lebih kompleks dan invasif belum tentu memberikan
pilihan dan hasil pengobatan terbaik, oleh karena itu pendekatan konservatif
harus dimanfaatkan secara tepat sebelum melakukan teknik bedah yang lebih
invasif yang harus dilakukan setelah penilaian menyeluruh dan rencana
perawatan. Oleh karena itu, pembedahan harus didasarkan pada jenis,
mekanisme, patogenesis dan faktor predisposisi / morfologi sendi, usia,
ketersediaan bahan dan keterampilan tenaga kerja.
2. Dislokasi mandibula adalah kondisis dimana seseorang mengeluhkan adanya
rasa nyeri dan kekakuan serta keterbatasan gerak pada rahang bawah untuk
41
membuka mulut, penurunan kekuatan otot depressor anguli oris, depressor labii
inferior dan masseter. Uraian dari hasil pemberian terapi yang telah dilakukan
sebelas kali dengan modalitas yang telah dilakukan kepada pasien didapatkan
hasil sebagai berikut:
1. Adanya pengurangan rasa nyeri
2. Bertambahan lingkup gerak sendi pada rahang bawah
3. Bertambahnya kekuatan otot
4. Adanya pengurangan spasme
2.6Prosedur Keperawatan
a. Body Mechanic/Body Movement
1. Pengertian
Body Mechanic (mekanika tubuh) adalah suatu usaha mengoordinasikan
sistem muskuloskeletal dan sistem saraf dalam mempertahankan
keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat,
membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas. Penggunaan mekanika
tubuh yang tepat dapat mengurangi risiko cedera sistem muskuloskeletal.
Mekanika tepat juga memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan
mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi otot
yang berlebihan.
2. Tujuan
Mekanika tubuh adalah usaha untuk mengkoordinasi sistem
muskuloskeletal dan saraf sehingga individu bergerak, mengangkat,
membungkuk, berdiri, duduk, berbaring, dan melakukan aktivitas sehari-hari
dengan sempurna.
3. Konsep Teori
a. Kesejąjaran tubuh (Body Alignment)
Kesejajaran tubuh dan pustur merupakan istilah yang sama dan mengacu
pada posisi sendi, tendon, ligamen dan otot selama berdiri, duduk dan
berbaring. Kesejajaran tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada
42
struktur muskuloskeletal, mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara
kuat dan menunjang keseimbangan.
Keseimbangan tubuh
Kesejajaran tubuh menunjang keseimbangan tubuh. Tanpa
keseimbangan ini, gravitasi akan berubah, meningkatkan gaya gravitasi,
sehingga menyebabkan risiko jatuh dan cedera. Keseimbangan tubuh
diperoleh jika dasar penopang luas, pusat gravitasi berada pada dasar
penopang, dan garis vertikal dapat ditarik dari pusat gravitasi ke dasar
penopang. Keseimbangan tubuh dapat juga ditingkatkan dengan postur
dan merendahkan pusat gravitasi, yang dicapai dengan posisi jongkok.
Semakin sejajar postur tubuh, semakin besar keseimbangannya (Perry
dan Potter, 1994). Keseimbangan dibutuhkan untuk mempertahankan
posisi, memperoleh kestabilan selama bergerak dari satu posisi ke posisi
lain, melakukan aktivitas sehari-hari, dan bergerak bebas di komunitas.
Kemampuan untuk mencapai keseimbangan dipengaruhi oleh
penyakit, gaya, berjalan yang tidak stabil pada toddler, kehamilan,
medikasi dan proses menua.Gangguan pada kemampuan ini merupakan
ancaman untuk keselamatan fisik dan dapat menyebabkan ketakutan
terhadap keselamatan seseorang dengan membatasi diri dalam
beraktivitas (Bergetal, 1992)
Koordinasi Gerakan
Berat adalah gaya tubuh yang digunakan terhadap gravitasi.
Ketika suatu obyek diangkat, pengangkat harus menguasai berat obyek
dan mengetahui pusat gravitasinya. Karena manusia tidak mempunyai
bentuk geometris yang sempurna, maka pusat gravitasinya biasanya
berada pada 55 % sampai 57 % tinggi badannya ketika berdiri dan berada
ditengah.
Friksi adalah gaya yang muncul dengan arah gerakan yang
berlawanan dengan arah gerakan benda.Misalnya menggerakkan klien
diatas tempat tidur maka akan terjadi friksi.Perawat dapat mengurangi
friksi dengan mengikuti beberapa prinsip dasar.Semakin besar area
permukaan suatu obyek yang bergerak, semakin besar friksi.Klein pasif
43
atau immobilisasi akan menghasilkan friksi yang lebih besar untuk
bergerak.Friksi dapat juga dikurangi dengan mengangkat, bukan
mendorong klien.Mengangkat merupakan komponen gerakan keatas dan
mengurangi tekanan antara klien dan tempat tidur atau kursi.
b. Ambulasi Dini
1. Definisi
Ambulasi dini adalah tahapan kegiatan yang dilakukan segera pada
pasien pasca operasi dimulai dari bangun dan duduk sampai pasien turun dari
tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan alat sesuai dengan kondisi
pasien (Roper, 2002).
Ambulasi merupakan latihan yang dilakukan dengan hati-hati tanpa
tergesa-gesa untuk memperbaiki sirkulasi dan mencegah flebotrombosis (Hin
Chiff, 1999)
44
2. Tujuan
Mencegah dampak Immobilisasi pasca operasi meliputi :
3. Prosedur
A. Persiapan
Persiapan Iatihan fisik yang diperlukan pasien hingga memiliki
kemampuan ambulasi, antara lain :
a. Latihan otot-otot Quadriceps Femoris dan otot-otot Gluteal :
1) Kerutkan otot-otot quadriaps sambil berusaha menekan daerah
popliteal, seolah-olah ia menekan lututnya ke bawah sampai masuk
ke lutut sementara kakinya naik ke atas.
2) Hitung sampai hitungan kelima.
3) Ulangi latihan ini 10- 15 kali.
b. Latihan untuk menguatkan otot-otot ekstrimitas atas dan lingkar bahu :
1) Bengkokkan dan luruskan lengan pelan-pelan sambil memegang
berat traksi atau benda yang beratnya berangsur-angsur ditambah
45
dan junlah pengulangannya. Ini berguna untuk menambah kekuatan
otot ekstrimitas atas.
4) Duduk di tempat tidur, angkat tubuh dari tempat tidur, tahan selama
genggaman.sejauh mungkin.beberapa menit (Asmadi), 2008)
B. Alat
1) Kruk
a. Terbuat dari logam dan kayu
b. Biasanya digunakan pada pasien Fraktur hip dan Ekstremitas bawah
2) Canes (tongkat)
Adalah alat yang ringan, mudah dipindahkan, setinggi pinggang,
terbuat dari kayu dan logam
3) Walker
Adalah alat yang sangat ringan, mudah dipindahkan, setinggi
pinggang, terbuat dari pipa logam dan mempunyai empat penyangga
yang kokoh.
C. Pelaksanaan
1) Sebelum pasien berdiri dan berjalan, nadi, pernafasan dan tekanan
darah pasien harus diperiksa dahulu.
46
4) Selanjutnya pasien berdiri disamping tempat tidur selama beberapa
menit sampai pasien stabil. Pada awalnya pasien mungkin hanya
mampu berdiri dalam waktu yang singkat akibat hipotensi ortostatik
1) Definisi
Range of motion (ROM) merupakan istilah baku untuk menyatakan
batas atau batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar
untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas
gerakan sendi yang abnormal.
2) Tujuan
47
a. Mempertahankan dan memperbaiki tingkat kemampuan dan
menggerakkan persendian secara normal dan lengkap.
b. Meningkatkan massa otot dan tonus otot.
c. Mennetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas
gerakan sendi yang abnormal.
d. Mempertahankan atau memelihara fleksibilitas dan kekuatan otot
e. Memelihara mobilitas persendian.
f. Merangsang sirkulasi darah.
g. Mencegah kelainan bentuk.
h. Mempertahankan fungsi jantung dan pernafasan.
3) Indikasi ROM
a. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
b. Kelemahan otot
c. Fase rehabilitas fisik
d. Klien dengan tirah baring lama
4) Kontraindikasi ROM
a. Trombus/emboli dan keradangan pada pembuluh darah
b. Kelainan sendi atau tulang
c. Klien fase imbolisasi karena kasus penyait ( jantung )
d. Trauma baru dengan kemungkinan ada fraktur yang
tersembunyi/luka dalam
e. Nyeri berat
f. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
5) Prinsip Dasar Latihan ROM
a. ROM harus diulangi sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali
sehari
b. ROM dilakukan perlahan dan hati – hati sehingga tidak
melelahkan pasien
c. Dengan merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur
pasien, diagnosa, tanda – tanda vital dan lamanya tirah baring
d. Bagian – bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan ROM adalah
leher, jar, lengan siku,bahu,tumit,kaki dan pergelangan kaki
48
e. ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau pada bagian –
bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit
f. Melakukan ROM harus sesuai waktuya, misalnya setelah mandi
atau perawatan rutin telah dlakukan.
6) Prosedur Range Of Montion (ROM)
a. Leher,spina,servikal
Fleksi Menggerakkan dagu menempel ke dada rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperkstensi Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin,
rentang 40° - 45°
Fleksi Memiringkan kepala sejauh mungkin,kearah setiap
Lateral bahu, rentang 40° - 45°
Rotasi Memutar kepala ejauh mungkin dalam gerakan
sirkuler, rentang 180°
b. Bahu
Fleksi Menaikkan lengan dari posisi disamping tubuh ke
depan ke posisi di atas epala, rentang 180°
Ekstensi Mengembalikan lengan ke posisi disamping
tubuh,rentang 180°
Hiperekstensi Menggerakkan lengan ke belakang tubuh, siku tetap
lurus, rentang 45-60°
Abduksi Menaikkan lengan keposisi samping di atas kepala
dengan telapak tangan jauh dari kepala, rentang
180°
Adduksi Menurunkan lengan samping dan menyilang tubuh
sejauh mungkin, rentang 320°
Rotasi dalam Dengan siku pleksi,memutar bahu dengan
menggerakkan lengan sampai ibu jari menghadap ke
dalam dan ke belakang, rentang 90°
Rotasi luar Dengan siklus fleksi, menggerakkan lengan sampai
ibu jari ke atas dan samping kepala, rentang 90°
49
Sirkumduksi Menggerakkan lengan dengan lingkaran penuh,
rentang 360°
c. Siku
Fleksi Menggerakan siku sehingga lengan bahu bergerak ke
depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang
150°
Ekstensi Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang
150°
d. Lengan bawah
Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan seingga telapak
tangan menghadap ke atas, rentang 70-90°
Pronasi Memutar lengan ke bawah sehingga telapak tangan
menghadap ke bawah, rentang 70-90°
e. Pergelangan tangan
Fleksi Menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian dalam
lengan bawah, rentang 80-90°
Ekstensi Menggerakkan jari – jari tangan sehingga jari – jari
tangan, lengan bawah berada dalam arah yang sama,
rentang 80-90°
Hiperekstensi Membawa permukaan tanagan dorsal ke belakang
sejauh mungkin, rentang 89-90°
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari,
rentang 30°
Adduksi Menekuk pergelangn tangan miring e arah lima jari,
rentang 30-50°
50
Hiperekstensi Menggerakkan jari – jari tangan ke belakang sejauh
mungkin, rentang 30-60°
Abduksi Merenggangkan jari – jari tangan yang satu dengan
yang lain, rentang 30°
Adduksi Merepatkan kembali jari – jari tangan, rentang 30°
g. Ibu jari
Fleksi Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak
tangan, rentang 90°
Ekstensi Menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari tangan,
rentang 90°
Abduksi Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
Adduksi Menggerakkan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°
h. Pinggul
Fleksi Menggerakkan tungkai ke adepan dan atas, rentang
90-120°
Ekstensi Menggerakkan kembali ke samping tungkai yang
lain, rentang 90-120°
Hiperekstensi Mengerakkan tungkai ke belakang tubuh, rentang
30-50°
Abduksi Menggerakkan tungkai ke samping menjauh tubuh,
rentang 30-50°
Adduksi Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan
melebihi jika mungkin, rentang 30-50°
i. Lutut
Fleksi Mengerakan tumit e arah belakang paha, rentang 120-
130°
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°
j. Mata kaki
51
Dorsifleksi Menggerakkan kaki sehingga jari – jari kaki menekuk
ke atas, rentang 20-30°
Plantarfleksi Menggerakkan kaki sehingga jari – jari kaki menekuk
ke bawah, rentang 45-50°
k. Kaki
Inversi Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°
Eversi Memutar telapak kaki ke samping luar, renang 10°
l. Jari-jari kaki
Fleksi Menekukkanjari-jari kaki kebawah, rentang 30-60o
Ekstensi Meluruskanjari-jari kaki, rentang 30-60o
Abduksi Menggerakkanjari-jari kakisatudengan yang lain,
rentang 15o
Abduksi Merapatkankembalibersama-sama 15o
a. Fleksidanekstensipergelangantangan
Cara:
1. Jelakanprosedur yang akandilakukan
2. Aturposisilenganpasiendenganmenjauhisisitubuhdansiku
menekudenganlengan
3. Pegangtanganpasiendengansatutangandantangan lain
memegangpergelangantanganpasien
4. Tekuktanganpasiensejauhmungkin
5. Catatperubahan yang terjadi
b. Fleksidanekstensisiku
52
Cara:
1. Jelaskanprosedur yang akandilakukan
2. Aturposisilenganpasiendenganmenjauhisisitubuhdengan
telapaktanganmengarahketubuhnya
3. Letakkantangandiatassikupasieandanpegangtangannya
dengantanganlainnya
4. Tekuksikupasiensehinggatangannyamendekatbahu
5. Lakukandankembalikandiposisisebelumnya
6. Catatperubahan yang terjadi
c. Pronasidansupinasilenganbawah
Cara:
1. Jelaskanprosedur yang akandilakukan
2. Aturposisilenganbawahmenjauhitubuhpasiendengansiku
menekuk
3. Letakkansatutanganperawatpadapergelanganpasiendan
pegangtanganpasiendengantanganlainnya
4. Putarlenganbawahpasiensehinggatelapaktangan menjauhinya
5. Kembalikankeposisisemula
d. Abduksidanadduksi
Cara:
1. Jelaskanprosedur yang akandilakukan
2. Aturposisilenganpasiendisampingbadannya
3. Letakkansatutanganperawat di ataspasiendanpegangtangan
pasiendengantanganlainnya
4. Gerakanlenganpasienmenjauhdaritubuhnyakaarahperawat
5. Kembalikankeposisisemula
6. Catatperubahan yang terjadi
e. Fleksidanekstensijari-jari
Cara:
1. Jelaskanprosedur yang akandilakukan
2. Pegangjari-jari kaki pasiendengansatutangan, sementar
atangan lain memegang kaki
53
3. Bengkokkan (tekuk) jari-jarikebawah
4. Luruskanjari-jari kaki kebelakang
5. Kembalikankeposisisemula
6. Catatperubahan yang terjadi
f. Fleksidanekstenpergelangan kaki siku
Cara:
1. Jelaskanprosedur yang akandilakukan
2. Letakkansatutanganperawatpadatelapak kaki pasiendan
satutangan yang lain di ataspergelangan kaki. Jaga kaki lurus
danrileks
3. Tekukpergelangan kaki, arahkandiatassikupasien
4. Perubahan yang terjadi
g. Rotasipangkalpaha
Cara:
1. Jelaskanprosedur yang dilakukan
2. Letakkansatutanganperawatpadapergelangan kaki
dansatutangan lain di ataslutut
3. Putar kaki menjauhiperawat
4. Kembalikankeposisisemula
5. Catatperubahan yang terjadi
h. Evaluasikeperawatan
Evaluasi yang diharapkandarihasiltindakankeperawatanuntuk
mengatasigangguanmobilitasadalahsebagaiberikut:
1. Peningkatanfungsitubuh
2. Peningkatankekuatandanketahanan
3. Peningkatanfleksibilitassendi
8) Perhatian
1. Monitor keadaanumumklaendantanda-tanda vital sebelumdan
setelahlatian
2. Tanggapterhadapresponketidaknyamanan
3. Ulangigerakansebanyaktiga kali
54
d. FIKSASI DAN IMOBILISASI
1) Pengertian
55
2) Gips Spal/Splint : dibalutkan sebagian kemudian dibalut
dengan verband gulung /elastic banded.
Persiapan alat :
2) Gips
3) Gunting verband
9) Alas/plastic
Tehnik pemasangan
56
5) Yakinkan bahwa bagiab yang akan digips dalam posisi
yang benar, kemudian celup gips pada air sesaat
4) Nilai keindahan
57
ditinggikan dan analgesik, Pallor: Pucat, Pulslessnes: nadi
tak teraba, Paralysis : tak dapat digerakan)
b) Traksi
Pengertian :
3) Mengurangi deformitas
58
Jenis traksi :
Prinsip pemasangan:
Komplikasi :
2) Traksi Skeletal :
Prinsip pemasangan :
59
iii. Tulang yang dikehendaki ditusuk menggunakan Steinman
Pin atau Kirschner Wire dengan bantuan bor / drill
iv. Rawat dan tutup luka pada bekas tusukan
v. Pin /kawat dihubungkan dengan pengait, tali, katrol dan
beban Lindungi ujung pin / kawat yang tajam /
runcing agar tidak melukai
vi. Berat beban 5-7 kg (literature lain 1/7 kgBB)
60
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini dapat terjadi hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali
sehabis membuka mulitnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya,
dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.
(Arif Mansyur,dkk 2000). Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi
dapat menyebabkan patah tulang disertai dislokasi sendi yang disebut fraktur
dislokasi. Berpindahnya ujung tulang patah karena tonus otot, kontraksi cedera
dan tarikan. Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca mampu memahami dan
mengaplikasikan asuhan keperawatan dislokasi sesuai prosedur yang berlaku.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik yang membangun bagi makalah ini dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca.
61
DAFTAR PUSTAKA
62