Oleh :
Dwi Indriani
100100365
Dosen Pembimbing :
dr. M. Surya Husada, SpKJ
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Makalah dengan judul Gangguan Kepribadian Dependen ini disusun
untuk melengkapi dan memenuhi salah satu tugas kepaniteraan klinik Departemen
Ilmu Kedokteran Jiwa. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis
dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
baik dari segi isi maupun bahasanya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat membawa
manfaat terutama bagi penulis sendiri dan para pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................1
1
LatarBelakang.............................................................................1
BAB 3 KESIMPULAN...............................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................8
BAB 1
PENDAHULUAN
.
1
Latar Belakang
Sigmund Freud dan Erik Erikson merupakan dua orang yang cukup
dikenal dalam perkembangan ilmu jiwa, mereka mengembangkan teori
Psikoanalisis dan Psikososial. Sigmund Freud mengembangkan konsep struktur
pikiran dengan mengembangkan mind apparatus, yaitu yang dikenal dengan
struktur kepribadian Freud dan menjadi konstruknya yang terpenting, yaitu id
(struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja
menurut prinsip kesenangan), ego (struktur kepribadian yang mengontrol
kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia) dan superego
(merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral).
Gangguan kepribadian adalah kondisi patologik dari ciri kepribadian
seseorang yang menjadi tidak fleksibel dan sulit menyesuaikan diri dengan
lingkungan hidup, sehingga menimbulkan hendaya di dalam fungsi sosial atau
pekerjaan atau penderitaan subjektif bagi dirinya.
Gejala-gejala dari orang dengan gangguan kepribadian biasanya
alloplastik. Artinya, orang dengan gangguan kepribadian akan berusaha mengubah
lingkungan untuk disesuaikan dengan keinginannya. Selain itu, gejala-gejalanya
juga egosintonik. Artinya, orang dengan gangguan kepribadian dapat menerima
dengan baik gejala-gejalanya. Umunya orang dengan gangguan kepribadian
menolak bantuan secara psikiatrik.
Orang tersebut jauh lebih mungkin menolak bantuan psikiatrik dan
menyangkal masalahnya dibandingkan orang dengan gangguan kecemasan,
gangguan depresif, atau gangguan obsesif kompulsif. Gejala gangguan
kepribadian adalah aloplastik (yaitu, mampu mengadaptasi dan mengubah
lingkungan eksternal) dan ego-sintonik (yaitu, dapat diterima oleh ego); mereka
dengan gangguan kepribadian tidak merasa cemas tentang perilaku meladaptifnya,
karena orang tersebut tidak secara rutin merasakan sakit dari apa yang dirasakan
oleh masyarakat sebagai gejalanya, mereka seringkali dianggap tidak bermotivasi
untuk pengobatan dan tidak mempan terhadap pemulihan.
Orang dengan gangguan kepribadian bergantung (dependent) menganggap
kebutuhan mereka sendiri tidak sepenting kebutuhan orang lain, membuat orang
lain bertanggung jawab terhadap hal penting di dalam kehidupannya, tidak
memiliki kepercayaan diri, dan mengalami ketidaknyamanan yang hebat jika
sendirian untuk periode lama. Gangguan ini disebut kepribadian pasif-dependen.
Freud menggambarkan dimensi kepribadian oral-dependen yang ditandai dengan
ketergantungan, pesimisme, takut akan seksualitas, ragu pada diri sendiri, pasif,
mudah tersugesti, dan tidak memiliki kekerasan hati; gambarannya serupa dengan
kategorisasi gangguan kepribadian bergantung pada DSM-IV-TR.
2
1
Tujuan Makalah
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
Mengetahui definisi, etiologi, epidemiologi, gambaranklinis, diagnosis,
ManfaatPembuatanMakalah
Manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai penambah wawasan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gangguan Kepribadian Dependen
2.1.1 Defenisi
Gangguan kepribadian suatu pola perilaku berupa kebutuhan berlebih agar
drinya
dipelihara,
yang
menyebabkan
seorang
individu
berperilaku
akan
seksualitas,ragu
pada
diri
pervasive untuk
diurus
yang
BAB 3
KESIMPULAN
3.1
Gangguan kepribadian dependen merupakan pola perilaku yang ditandai
dengan kebutuhan dukungan dan bergantung secara berlebihan terhadap orang
lain tempat ia bergantung. Gangguan ini juga memiliki cirri sifat pervasive dengan
usia dewasa muda.
Pedoman diagnostik pada gangguan kepribadian dependen , tidak mampu
mengambil keputusan penting bagi dirinya dan mengendalikan orang lain untuk
hal tersebut.
Terapi pada gangguan kepribadian dependen psikofarmako diberikan pada
kondisi akut,misalnya depresi atau cemas.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Kesehatan
Jiwa,Direktorat
Jenderal
Pelayanan
Medik,1993.hal,357.
4. Mangindaan L. Gangguan kepribadian. Dalam: Elvira SD. Hadisukanto