Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Asuhan Keperawatan Ibu Nifas Dengan Masalah Depresi Post Partum

Nama Kelompok :

1. Selviana Kalimatus Sa’diyah (201804051)


2. Muhammad Farid Alfarizi (201804070)
3. Fardhatul Jannah (201804086)

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) BINA SEHAT
PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena atas rahmat,dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan Ibu Nifas
Dengan Masalah Depresi Post Partum”

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak sekali mendapat bimbingan dan arahan dari
berbagi pihak. Pada kesempatan kali ini, penulis menghaturkan terimakasih yang tulus
kepada Dosen Pembimbing, teman-teman dan semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya
penulis memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Tak
lupa, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan penulis demi perbaikan
makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat serta menambah pengetahuan dan
wawasan, baik penulis pada khususnya serta bagi para pembaca sekalian pada umumnya.

Mojokerto,17 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................... i

Daftar isi................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 2

1.3 Tujuan........................................................................................ 2

Bab II Tinjauan Teori........................................................................... 3

2.1 Definisi postpartum................................................................... 3

2.2 Etiologi postpartum................................................................... 4

2.3 Patofisiologi postpartum........................................................... 5

2.4 Tanda dan gejala........................................................................ 6

2.5 Penatalaksanaan........................................................................ 6

2.6 Pemeriksaan Diagnostik ..................................... 8

2.7 Komplikasi................................................................................ 8

2.8 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan......................................... 9

Bab III Penutup..................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan............................................................................... 17

3.2 Saran.......................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari berbagai permasalahan, baik yang
tergolong sederhana sampai yang kompleks. Semua itu membutukan kesiapan mental untuk
mengahadapinya. Pada kenyataannya terdapat gangguan mental yang sangat mengganggu
dalam hidup manusia, yang salah satunya adalah depresi. Gangguan mental emosional ini
bisa terjadi pasa siapa saja, kapan saja, dari kelompk mana saja, dan pada segala rentang usia.
Bagi penderita depresi ini selalu dibayangi ketakutan, kengerian, ketidakbahagiaan,serta
kebencian pada mereka sendiri.

Ibu yang baru saja mengalami proses reproduksi sangat membutuhkan dukungan psikologis
dari orang-orang terdektnya. Kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat dapat
meyebabkan penurunan psikologis yang akan menyebabkan ibu menjadi depresi. Depresi
biasnya terjadi saata stress yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda, dan depresi yang
dialami berkoleras dengan kejadian dramatis yang baru saja terjadi atau menimpa seseorang.
Penyebab depresi dapat dilihat dari faktor biologis misalnya karena sakit, pengaruh
hormonal, depresi pasca melahirkan atau penurunan berat yang sangat darastis. Faktor
psikososial misalnya konflik individual atau interpersonal, masalah eksistensi, masalah
kepribadian, masalah keluarga.

Penyebab depresi dari faktor bilogis salah satnya adalah depresi pasca melahirkan. Iskandar
(2007) menerangkan bahwa depresi postpartum terjadi karena kurangnya dukungan terhadap
penyesuaian yang dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktifitas dan peran barunya
sebagai ibu setelah melahirkan. Depresi postpartum merupakan masalah psikis sesudah
melahirkan seperti kemunculan kecemasan, labilitas perasaan dan depresi pada ibu.

Perubahan hormonal dan perubahan hidup ibu pasca melahirkan juga dapat dianggap pemicu
depresi ini. Diperkirakan sekitar 50-70 % ibu melahirkan menunjukkan gejala-gejala awal
kemunculan depresi postpartum, walau demikian gejala tersebut dapat hilang secara perlahan
karena prose adaptasi dan dukungan keluarga yang tepat.
Sampai saat ini belum ada alat test khusun yang dapat mendiagnosa secara langsung depresi
postpartum. Secara medis, dokter menyimpulkan beberapa simtom yang tampak dapat
disimpulkan sebagai gangguan depresi postpartum bila memenuhi kriteria gejala yang ada.

Angka kejadian depresi postpartum di Asia cukup tinggi dan sangat bervariasi antar 26-85 %.
Sedangkan di Indonesia angka kejadian depresi postpsrtum antara 50-70 % dari wanita pasca
persalinan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu depresi postpartum?
2. Apa etiologi depresi postpartum?
3. Apa patofisiologi depresi postpartum?
4. Bagaimana tanda dan gejala depresi postpartum?
5. Bagaimana penatalaksanaan depresi postpartum?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik depresi postpartum?
7. Bagaimana prognosis depresi postpartum?
8. Bagaiman komplikasi depresi postpartum?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum

Mampu mengetahui secara menyeluruh bagaimana cara penanganan pada gangguan


psikologis depresi postpartum.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui defenisi depresi postpartum


2. Mengetahui etiologi depresi postpartum
3. Mengetahui patofisiologis depresi postpartum
4. Mengetahui tanda dan gejala depresi postpartum
5. Mengetahui penatalaksanaan depresi postpartum
6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik depresi postpartum
7. Mengetahui prognosis depresi postpartum
8. Mengetahui komplikasi depresi postpartum
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Defenisi depresi postpartum


Kartono (2002) menyatakan bahwa depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang
disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu, pengurangan aktifitas fisik
maupun mental dan kesulitan dalam berpikir. Gangguan depresi disertai kecemasan,
kegelisahan dan keresahan, perasaan bersalahan, perasaan menrunnya martabat diri atau
kecendrungan bunuh diri.

Trisna (Hadi 2004), menyimpulkan bahwa depresi adalah suatu perasaa sedih atau sendu
yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh. Mulai dari perasaan
murung sedikit sampai pada keadaan tidak berdaya. Individu yakin tidak melakukan apapun
untuk mengubahnya dan merasa bahwa respon apapun yang dilakukan tidak akan
berpengaruh pada hasil yang muncul.

Sloane dan Bennedict (2002), depresi post partum merupakan tekanan jiwa sesudah
melahirkan, mungkin seorang ibu baru akan merasa benar benar tidak berdaya dan merasa
serba kurang mampu, tertindih oleh beban tanggung jawab terhadap bayi dan keluarganya,
tidak bisa melakukan apapun untuk menghilangkan perasaan itu.

Monks dkk (2001), menyatakan bahwa depresi postpartum merupakan problem psikis
sesudah melahirkan seperti labilitas afek, kecemasan dan depresi pada ibu yang dapat
berlangsung berbulan-bulan. Sloane dan Bennedict (2002), menyatakan bahwa depresi
postpartum biasanya terjadi pada 4 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung
terus 1-2 minggu.

Clydde (Regina dkk, 2001) bentuk gangguan depresi postpartum yang umum adalah depresi,
mudah marah, mudah frustasi dan mudah emosional.

Gangguan mood selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang paling
sering terjadi pada wanita baik primipara maupun multipara. Menurut DSM-IV, gangguan
pascasalin diklasifukasikan dalam 3 tahap, yaitu :

1. Baby blues
Merupakan bentuk yang paling ringan dan berlangsung hanya beberapa hari saja.
Gejalanya berupa perasaan sedih, uring0uringan, dan khawatir tanpa alasan yang
jelas. Tahapan baby blues ini hanya berlangsung beberapa hari saja. Pelan-pelan si
ibu dapat pulih kembali dan mulai bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan
barunya.
2. Depresi postpartum
Bentuk yang satu ini lumayan agak berat tingkat keparahannya yang
memebdekannya adalah ibu tidak bisa tidur atau sulit untuk tidur. Dapat terjadi
dua minggu sampai setahun setelah melahirkan.
3. Psychosis postpartum
Jenis ini adalah yang paling parah. Ibu dapat megalami halusinasi, memiliki
keinginan untuk bunuh diri. Tidak saja psikis si ibu yang nantinya jadi tergantung
secara keseluruhan.

2.2 Etiologi depresi postpartum


Disebabkan karena perubahan hormonal. Hormon yang terkait dengan terjadinya depresi
postpartum adalah prolaktin, sterois, dan progesteron. Ada 4 penyebab depresi postpartum :

a. Faktor konstitusional

Gangguan postpartum berkaitan dengan status paritas adalah riwayat obstetri pasien yang
meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta apakah ada komplikasi dari kehamilan dan
persalinan yang lalu dan terjadi pada wanita primipara. Wanita primipara lebih banyak yang
mengalami baby blues karena setelah melahirkan wanita primipara berada pada proses
adaptasi, kalau dulu hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu tidak paham
perannya ia akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap dirawat.

b. Faktor fisik

Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya gangguan mental selama 2
minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik dihubungkan dengan kelahiran pertama
merupakan faktor penting. Perubahan hormon secara drasti setelah melahirkan dan periode
laten selam dua hari diantara kelahiran dan munculnya gejala. Kadang progesteron naik dan
estrogen menurun secara cepat setelah melahirkan merupakan faktor penyebab yang sudah
pasti.
c. Faktor psikologis

Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam satu” pada akhir kehamilan menjadi dua
individu yaitu ibu dan anak bergantung pada penyesuaian psikologis individu. Klaus dan
Kennel mengindikasikan pentingnya cinta dalam menanggulangi masa peralihan ini untuk
memulai hubungan baik antara ibu dan anak.

d. Faktor sosial dan karakteristik ibu

Paykel mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak memadai lebih sering menimbulkan
depresi pada ibu-ibu, selain kurangnya dukungan dalam perkawinan.

2.3 Patofisiologi depresi postpartum


Depresi postpartum dipengarhi oleh beberapa faktor :

a. Biologis

Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat kadar hormon seperti
estrogen, progesteron, dan prolaktin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam masa nifas
atau mungkin perubahan hormon tersebut terlalu cepat atau terlalu lambat.

Karkteristik ibu, yang meliputi :

b. Faktor umur

Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi seseornaf perempuan untuk
melahirkan pada usia 20-30 tahun, dan hal ini mendukung masalah periode optimal bagi
perawatan bayi oleh seseorang ibu. Faktor usia yang perempuan yang bersangkutan saat
kehamilan dan persalinan seringkali diakitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut
untuk menjadi seorang ibu.

c. Faktor pengalaman

Penelitian mengatakan bahwa depresi postpartum lebih banyak ditemukan pada wanita
primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu dan segala yang berkaitan dengan bayinya
merupakan situasi yang sama sekali baru baginya dan dapat menimbulkan stress.

d. Faktor pendidikan
Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan konflik peran, antara
tuntuan sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan
aktifitasnya diluar rumah dengan peran merak sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari
anak-anak mereka.

e. Faktor selama proses persalinan

Hal ini mencakup lamanya proses persalinan, serta intervensi medis yang digunakan selama
proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan,
maka akan semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkin perempuan yang
bersangkutan akan menghadapi depresi postpartum.

f. Faktor dukungan sosial

Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan, persalinan dan pascasalin, beban
seorang ibu karena kehamilannya sedikit banyak berkurang

2.4 Tanda dan gejala depresi postpartum


Gejala yang menonjol dalam depresi postpartum alah trias depresi yaitu :

a. Berkurangnya energi
b. Penurunan efek
c. Hilang minat (anhedonia)

Gejala depresi postpartum yang dialami 60 % wanita mempunyai karakteristik dan spesifik
antara lain :

a. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi


b. Kelelahan dan perubahan mood
c. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
d. Tidak mau berhubungan dengan orang lain
e. Tidak mencintai bayinya, ingin menyakiti bayinya dan dirinya sendiri

2.5 Penatalaksanaan depresi postpartum


1. Dapat riwayat kesehatan selama periode antepartum untuk mengidentifikasi resiko
potensial depresi postpartum
2. Atur konseling selama periode anterpartum pada klien yang beresiko
3. Bantu klien untuk mengatur mekanisme dukungan yang baik selama periode
antepartumjika dia dinyatakan beresiko terhadap depresi postpartum
4. Dapatkan riwayat kesehatan postpartum yang akurat termasuk demografi, informasi
mengenai dukungan dan bantuan dirumah
5. Tawarkan dukungan, dorongan, dan bantuan kepada klien untuk memahami bahwa
perasaan deprsi dalam beberapa hari setelah melahirkan adalah normal
6. Peningkatan klien bahwa jika depresinya berlanjut lebih dari beberapa hri dia harus
berkonsultasi
7. Atur konseling selanjutnya jika klien memperlihatkan depresi belanjut

Untuk mecegah terjadinya depresi postpartum sebagai anggota keluarga harus memberikan
dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu apabila terlihat sedih, dan
sarankan pada ibu untuk :

a. Beristirahat dengan baik


b. Berolahraga yang ringan
c. Berbagi cerita dengan orang lain
d. Bersikap fleksibel
e. Bergabung dengan orang-orang baru
f. Sarankan untuk berkonsultasi dengan dokter

Cara-cara untuk menghindari dan mengurangi stress :

a. Batasi pengunjung jika kehadiran mereka ternyata mengganggu istirahat anda


b. Untuk sementara waktu hindari konsumsi coklat dan gula dalam jumlah yang
berlebihan karena dapat memicu depresi
c. Perbanyak mendengar musik favori anda agar anda merasa lebih rileks, disarankan
musik-musik yang menyenangkan.
d. Lakukan olahraga atau latihan ringan, cara ini selain ampuh dalam mengurangi
depresi, tapi juga dapat membantu mengembalikan bentuk tubuh
e. Sesekali berpergianlah agar anda tidka merasa bosan karena berada dirumah
f. Dukungan dari suami dan keluarga lainnya sangat berpengaruh pada keadaan psikis
ibu.

Ada dua macam perawatan depresi :

a. Terapi bicara
Adalah sesi bicara dengan terpai, psikologis atau pekerja sosial untuk mengubah apa
yang dipikirkan, rasa dan lakukan oleh penderita akibat menderita depresi.
b. Obat medis
Obat anti depresi yang diresepkan oleh dokter, sebelum mengkonsumsi obat anti
depresi, sebaiknya didiskusikan benar obat mana yang yang tepat dan aman bagi bayi
untuk dikonsumsi untuk ibu hamil dan menyusui.

2.6 Pemeriksaan diagnostik depresi postpartum


Tidak ada yang pasti untuk meyakinkan diagnosis depresi postpartum, hanya dibuat
berdasarkan penilaian secara klinik.

Prognosis depresi postpartum


Identifikasi dan intervensi secara dini prognosanya pada wanita yang megalami
depresi postpartum adalah baik. Beberapa kasus yang pernah dilaporkan tertangani
dengan baik jika efek depresi postpartum ini diketahui sejak awal. Pencegahan yang
paling utama adalah informasi tentang faktor resiko terjadinya depresi postpartum di
masyarakat sebagai nilai penying untuk mencegah terjadinya depresi ini. Skrining
awal terjadinya depresi postpartum ini dapat diketahui saat ibu membawa bayinya
pada tempat pelayanan kesehatan untuk dilakukan imunisasi sehingga pencengah
terjadinya depresi postpartum dan depresi secara umum dapat dilihat.

2.7 Komplikasi depresi postpartum


Gangguan jiwa dapat meliputi :

a. Waham
b. Halusinai
c. Kerusakan psikoafektif
d. Resiko bunuh diri
e. Resiko mencederai diri
f. Resiko mencederai anak
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Pengenalan gejala mood merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh
perawat perinatal. Rencana keperawatan harus merefleksikan respons perilaku
yang diharapkan dari gangguan tertentu. Rencan individu didasarkan pada
karakteristik wanita dan keadaannya yang spesifik. Suami atau pasangan wanita
tersebut juga dapat mengalami gangguan emosional akibat perilaku wanita
tersebut.
Pengkajian pada pasien depresi post partum menurut Bobak ( 2004 ) dapat
dilakukan pada pasien dalam beradaptasi menjadi orang tua baru. Pengkajiannya
meliputi ;
a. Identitas klien.
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical
record dan lain-lain
b. Keluhan Utama
Mudah marah, cemas, melukai diri
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada Ibu dengan depresi postpartum biasanya terjadi kurang nafsu makan,
sedih – murung, mudah marah, kelelahan, insomnia, anorexia, merasa
terganggu dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi, melukai diri
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Berhubungan dengan kejadian pada persalinan masa lalu serta kesehatan
pasien
3) Riwayat kesehatan keluarga
Berhubungan dengan dukungan keluarga terhadap keadaan pasien
d. Riwayat Persalinan
Banyak ibu memperlihatkan suatu kebutuhan untuk memeriksa proses
kelahiran itu sendiri dan melihat kembali perilaku mereka saat hamil dalam
upaya retrospeksi diri (Konrad, 1987). Selama hamil, ibu dan pasangannya
mungkin telah membuat suatu rencana tertentu tentang kelahiran anak mereka,
hal-hal yang mencakup kelahiran pervagina dan beberapa intervensi medis.
Apabila pengalaman mereka dalam persalinan sangat berbeda dari yang
diharapkan (misalnya ; induksi, anestesi epidural, kelahiran sesar), orang tua
bisa merasa kecewa karena tidak bisa mencapai yang telah direncanakan
sebelumnya.
Apa yang dirasakan orang tua tentang pengalaman melahirkan sudah pasti
akan mempengaruhi adaptasi mereka untuk menjadi orang tua.
e. Citra Diri Ibu
Suatu pengkajian penting mengenai konsep diri, citra tubuh, dan seksualitas
ibu. Bagaimana perasaan ibu baru tentang diri dan tubuhnya selama masa nifas
dapat mempengaruhi perilaku dan adaptasinya dalam menjadi orang tua.
Konsep diri dan citra tubuh ibu juga dapat mempengaruhi seksualitasnya.
Perasaan-perasaan yang berkaitan dengan penyesuaian perilaku seksual
setelah melahirkan seringkali menimbulkan kekhawatiran pada orang tua baru.
Ibu yang baru melahirkan bisa merasa enggan untuk memulai hubungan
seksual karena takut merasa nyeri atau takut bahwa hubungan seksual akan
mengganggu penyembuhan jaringan perineum.
f. Interaksi Orang Tua-Bayi
Suatu pengkajian pada masa nifas yang menyeluruh meliputi evaluasi interaksi
orang tua dengan bayi baru. Respon orang tua terhadap kelahiran anak
meliputi perilaku adaptif dan perilaku maladatif. Baik ibu maupun ayah
menunjukkan kedua jenis perilaku maupun saat ini kebanyakan riset hanya
berfokus pada ibu. Banyak orang tua baru mengalami kesulitan untuk menjadi
orang tua sampai akhirnya keterampilan mereka membaik. Kualitas keibuan
atau kebapaan pada perilaku orang tua membantu perawatan dan perlindungan
anak. Tanda-tanda yang menunjukkan ada atau tidaknya kualitas ini, terlihat
segera setelah ibu melahirkan, saat orang tua bereaksi terhadap bayi baru lahir
dan melanjutkan proses untuk menegakkan hubungan mereka.
g. Perilaku Adaptif dan Perilaku Maladaptif
Perilaku adaptif berasal dari penerimaan dan persepsi realistis orang tua
terhadap kebutuhan bayinya yang baru lahir dan keterbatasan kemampuan
mereka, respon social yang tidak matur, dan ketidakberdayaannya. Orang tua
menunjukkan perilaku yang adaptif ketika mereka merasakan suka cita karena
kehadiran bayinya dan karena tugas-tugas yang diselesaikan untuk dan
bersama anaknya, saat mereka memahami yang dikatakan bayinya melalui
ekspresi emosi yang diperlihatkan bayi dan yang kemudian menenangkan
bayinya, dan ketika mereka dapat membaca gerakan bayi dan dapat merasa
tingkat kelelahan bayi. Perilaku maladaptif terlihat ketika respon orang tua
tidak sesuai dengan kebutuhan bayinya. Mereka tidak dapat merasakan
kesenangan dari kontak fisik dengan anak mereka. Bayi-bayi ini cenderung
akan dapat diperlakukan kasar. Orang tua tidak merasa tertarik untuk melihat
anaknya. Tugas merawat anak seperti memandikan atau mengganti pakaian,
dipandang sebagai sesuatu yang menyebalkan. Orang tua tidak mampu
membedakan cara berespon terhadap tanda yang disampaikan oleh bayi,
seperti rasa lapar, lelah keinginan untuk berbicara dan kebutuhan untuk
dipeluk dan melakukan kontak mata. Tampaknya sukar bagi mereka untuk
menerima anaknya sebagai anak yang sehat dan gembira.
h. Struktur dan Fungsi Keluarga
Komponen penting lain dalam pengkajian pada pasien post partum blues ialah
melihat komposisi dan fungsi keluarga. Penyesuaian seorang wanita terhadap
perannya sebagai ibu sangat dipengaruhi oleh hubungannya dengan
pasangannya, ibunya dengan keluarga lain, dan anak-anak lain. Perawat dapat
membantu meringankan tugas ibu baru yang akan pulang dengan mengkaji
kemungkinan konflik yang bisa terjadi diantara anggota keluarga dan
membantu ibu merencanakan strategi untuk mengatasi masalah tersebut
sebelum keluar dari rumah sakit
i. Perubahan Mood.
Kurang nafsu makan, sedih – murung, perasaan tidak berharga, mudah marah,
kelelahan, insomnia, anorexia, merasa terganggu dengan perubahan fisik, sulit
konsentrasi, melukai diri, anhedonia, menyalahkan diri, lemah dalam
kehendak, tidak mempunyai harapan untuk masa depan, tidak mau
berhubungan dengan orang lain. Di sisi lain kadang ibu jengkel dan sulit untuk
mencintai bayinya yang tidak mau tidur dan menangis terus serta mengotori
kain yang baru diganti. Hal ini menimbulkan kecemasan dan perasaan
bersalah pada diri ibu walau jarang ditemui ibu yang benar–benar memusuhi
bayinya.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/istirahat
Biasanya aktivitas dan istirahat klien terganggu
b. Sirkulasi
Biasanya nadi meningkat,tekanan darah meningkat
c. Eliminasi
Biasanya klien sering BAK,kadang terjadi diare
d. Makanan/cairan
Biasanya terjadi anoreksia,mual atau muntah,haus,membran mukosa
kering
e. Neurosensori
Biasanya klien mengeluh sakit kepala
f. Pernapasan
Biasanya pernapasan cepat dan dangkal
g. Nyeri dan ketidaknyamanan
Terjadi nyeri/ketidaknyamanan pada daerah abdomen dan kepala
h. Integritas ego
Klien ansietas,gelisah
i. Seksualitas
Seksualitas terganggu dan penurunan libido
j. TTV
Nadi meningkat,pernapasan meningkat, tekanan darah meningkat
3. Pathway

 Faktor psikologi ibu


 Faktor keluarga
 Faktor sosek rendah
 Konflik peran
 Faktor Hormonal
 Faktor Bayi
 Faktor penyakit psikologis

Post partum blues

Perubahan psikologi

Sensitivitas
Penambahan keluarga baru

Perubahan emosi

Kebutuhan bertambah

menangis

Gangguan Pola Tidur Penambahan pola peran

Ansietas Kurang Pengetahuan

4. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
b. Gangguan Pola Tidur
c. Kurang Pengetahuan
Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil
1. Ansietas NOC : NIC :
Definisi :  Anxiety control Anxiety Reduction
Perasaan gelisah yang  Coping (penurunan
tak jelas dari  Impulse control kecemasan)
ketidaknyamanan atau Kriteria Hasil : - Gunakan
ketakutan yang disertai  Klien mampu pendekatan
respon autonom (sumner mengidentifikasi yang
tidak spesifik atau tidak dan menenangkan
diketahui oleh individu); mengungkapkan - Nyatakan
perasaan keprihatinan gejala cemas dengan jelas
disebabkan dari  Mengidentifikasi, harapan
antisipasi terhadap mengungkapkan terhadap pelaku
bahaya. Sinyal ini dan menunjukkan pasien
merupakan peringatan tehnik untuk - Jelaskan semua
adanya ancaman yang mengontol cemas prosedur dan
akan datang dan  Vital sign dalam apa yang
memungkinkan individu batas normal dirasakan
untuk mengambil  Postur tubuh, selama
langkah untuk ekspresi wajah, prosedur
menyetujui terhadap bahasa tubuh dan - Pahami
tindakan tingkat aktivitas prespektif
Ditandai dengan menunjukkan pasien terhdap
 Gelisah berkurangnya situasi stres
 Insomnia kecemasan - Temani pasien
 Resah untuk
 Ketakutan memberikan
 Sedih keamanan dan
mengurangi
 Fokus pada diri
takut
 Kekhawatiran
- Berikan
 Cemas
informasi
faktual
mengenai
diagnosis,
tindakan
prognosis
- Dorong
keluarga untuk
menemani anak
- Lakukan back /
neck rub
- Dengarkan
dengan penuh
perhatian
- Identifikasi
tingkat
kecemasan
- Bantu pasien
mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
- Dorong pasien
untuk
mengungkapka
n perasaan,
ketakutan,
persepsi
- Instruksikan
pasien
menggunakan
teknik relaksasi
- Barikan obat
untuk
mengurangi
kecemasan

2. Gangguan pola tidur NOC: NIC :


berhubungan dengan:  Anxiety Control Sleep
- Psikologis : usia tua,  Comfort Level Enhancement
kecemasan, agen  Pain Level - Determinasi
biokimia, suhu tubuh,  Rest : Extent and efek-efek
pola aktivitas, depresi, Pattern medikasi
kelelahan, takut,  Sleep : Extent and terhadap pola
kesendirian. Pattern tidur
- Lingkungan : Gangguan pola tidur - Jelaskan
kelembaban, pasien teratasi dengan pentingnya
kurangnya kriteria hasil: tidur yang
privacy/kontrol tidur,  Jumlah jam tidur adekuat
pencahayaan, medikasi dalam batas normal - Fasilitasi
(depresan,  Pola tidur,kualitas untuk
stimulan),kebisingan. dalam batas normal mempertahank
 Perasaan fresh sesudah an aktivitas
tidur/istirahat sebelum tidur
 Mampu (membaca)
mengidentifikasi hal- - Ciptakan
hal yang meningkatkan lingkungan
tidur yang nyaman
- Kolaborasi
pemberian
obat tidur

3. Kurang pengetahuan NOC NIC


(keluarga) tentang Pengetahuan: perawatan Pengajaran:
perawatan bayi dan bayi Perawatan Bayi
pemulihan diri Indikator: Aktivitas:
berhungan dengan  Mendeskripsikan - Demonstarikan
kurang terpaparnya karakteristik bayi dan jelaskan
keluarga terhadap normal tentang
informasi yang adekuat  Mendeskripsikan perawatan bayi
perkembangan bayi kepada orang
normal tua dan keluarga
 Mendeskripsikan - Berikan
posisi bayi yang tepat panduan tentang
 Mendeskripsikan perkembangan
isapan ASI bayi yang selama 1 tahun
nutritive dan yang kehidupan
tidak - Berikan
 Mendeskripsikan informasi
teknik menyusui bayi tentang
 Mendeskripsikan penambahan
cara memandikan makanan cairan
bayi selama 1 tahun
 Mendeskripsikan pertama
perawatan tali pusat - Berikan
 Mendeskripsikan informasi
pola tidur-bangun tentang
bayi perkembangan
 Mendeskripsikan gigi dan higien
komunikasi dengan oral selama 1
bayi tahun pertama
 Mendeskripsikan - Dorong orang
kebutuhan adanya tua untuk
perawatan khusus berbicara dan
bercerita kepada
bayi
- Berikan
panduan tentang
perubahan pola
tidur selama 1
tahun pertama
- Berikan
panduan tentang
perubahan pola
eliminasi
selama 1 tahun
pertama
- Dorong orang
tua untuk
memegang ,
menyentuh dan
masase bayi
- Dorong
keluarga untuk
memberikan
stimulasi
auditori,dan
visual untuk
meningkatkan
pertumbuhan
- Dorong orang
tua bermain
dengan bayi
- Demonstarsikan
cara orang tua
menstimulasi
perkembangan
bayi
- Informasikan
kepada orang
tua pentingnya
perawatan
kesehatan bayi
dan imunsasi
bayi secara
teratur

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Depresi postpartum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi,
terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus
menerus sampai 6 bulan bahkan sampai satu tahun.
Faktor penyebab depresi postpartum adalah faktor konstitusional,faktor fisik yang
terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormonal,faktor psikologi,faktor sosial
dan karakteristik ibu, dengan gejala-gejalanya antara lain adalah trauma terhadap
intervensi medis yang dialami,kelelahan,perubahan mood,gangguan nafsu
makan,gangguan tidur,tidak mau berhubungan dengan orang lain,tidak mencintai
bayinya,ingin menyakiti bayi atau dirinya sendiri
Untuk mengatasi depresi tersebut dibutuhkan pendekatan dalam pemecahan
masalah yang sistematis untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap setiap
orang(ibu yang mengalami depresi)
Proses keperawatan secara umum diartikan sebagai pendekatan dalam pemecahan
masalah yang sistematis untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap setiap
orang.

B. Saran
Sehubungan dengan rumitnya kondisi pasien dengan depresi postpartum maka
diharapkan dalam pelaksanaan perawatan dalam hai ini pemberian asuhan
keperawatan memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan teori
persepsi,antara lain : perubahan dalam pemenuhan kebutuhan manusia sangat
dipengaruhi oleh persepsi individu yang berbeda antara satu dengan yang lain.Hal
ini akan membawa konsekwensi terhadap permasalahan keperawatan yang
ditegakan pada setiap individu
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, Heather.2010. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

Morhead, Sue. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). America : Mosby

Mc Closkey Dochterman, Joanne. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC). America


: Mosby

Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C.Geissler ( 2000 ), Rencana Asuhan
Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi
3.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Bobak, Lowdermilk, Jensen. ( 2004 ). Buku Ajar : Keperawatan maternitas edisi - 4. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai