DisusunOleh :
Kelompok 3
Arlinwulandari
Bella Surya Pratama
Budi Permana Umar
Nita Rosita
Rima Wahyuni
RisaArsela
Rostiyah
Syahrul Alfarizi
TikTikAtikah
Yadi Supriadi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya,
penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem Muskuloskeletal II yang berjudul Askep
Dislokasi tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pengrjaan makalah ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat lebih
banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN\...................................................................................
1.1
1.2
2.1
Pengertian ......................................................................................
2.2
Etiologi ............................................................................................
2.3
Patofisiologi.....................................................................................
2.5
Penatalaksanaan ..............................................................................
2.6
Komplikasi.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka penulis dapat membuat
rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari dislokasi?
2. Apa Etiologi dari dislokasi?
3. Bagaimanakah patofisiologis pada dislokasi?
Asuhan
Keperawatan
pada
pasien
dengan
Tujuan
BAB II
KONSEP DASAR TEORI
2.1
Pengertian
Dislokasi adalah
terlepasnya kompresi jaringan tulang dari
kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang
bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang
seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat
mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah
karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi
rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi
sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya,
maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri.
Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya
biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi
lagi.
Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi
berhubungan,secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner &
Suddarth). Keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya,
dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan
segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000) Patah tulang di dekat sendi atau
mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi
yang disebut fraktur dis lokasi. (Buku Ajar Ilmu Bedah, hal
1138) Berpindahnya ujung tulang patah, karena tonus otot, kontraksi
cedera dan tarikan Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang
dari kesatuan sendi.
1.
Klasifikasi
Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan
2.
Dislokasi patologik
Dislokasi traumatic.
4
Dislokasi Akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut
dan pembengkakan di sekitar sendi
2.
Dislokasi Berulang.
sedang
terbuka,
pada
6) Dislokasi Panggul
Bergesernya caput femur dari sendi panggul, berada di
posterior dan atas acetabulum (dislokasi posterior), di anterior
acetabulum
menembus
sisi
lateral
perlahan-lahan.
c Apabila dislokasi
patella
sambil
dilakukan
mengekstensikan
berulang-ulang
lutut
diperlukan
2.2
Etiologi
3.Terjatuh
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai
yang licin
Tidak diketahui
Faktor predisposisi(pengaturan posisi)
akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.
Trauma akibat kecelakaan.
Trauma akibat pembedahan ortopedi(ilmu yang mempelajarin
tentang tulang
Terjadi infeksi disekitar sendi.
2.3
Patofisiologi
luksasio erekta (dengan tangan mengarah ; lengan ini hampir selalu jatuh
membawa kaput ke posisi da bawah karakoid).
2.4
Manifestasi Klinis
Penatalaksanaan
Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat
menggunakan anastesi jika dislokasi berat.
Kaput tulang yang mengalami
dikembalikan ke rongga sendi.
dislokasi
semula
dengan
dimanipulasi
dan
2.6
Komplikasi
Dini
Komplikasi lanjut.
1
Kekakuan
sendi bahu: Immobilisasi yang lama dapat
mengakibatkan kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang
berumur 40 tahun. Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara
otomatis membatasi abduksi
2
Kelemahan otot
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan untuk mengumpulkan data pasien
dengan menggunakan tehnik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang tetapi pada pasien dislokasi difokuskan pada :
1) Keluhan Utama
Keluhan utama pada pasien dislokasi adalah psien mengeluhkan adanya nyeri.Kaji penyebab,
kualitas, skala nyeri dan saat kapan nyeri meningkat dan saat kapan nyeri dirasakan menurun.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien biasanya mengeluhkan nyeri pada bagian yang terjadi dislokasi, pergerakan terbatas,
pasien melaporkan penyebab terjadinya cedera.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi, serta penyakit yang pernah
diderita klien sebelumnya yang dapat memperparah keadaan klien dan menghambat proses
penyembuhan.
4) Pemeriksaan Fisik
1. Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami dislokasi
2. Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami dislokasi
3. Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi
4. Tampak adanya lebam pada dislokasi sendi
5) Kaji 4 kebutuhan dasar Henderson. Untuk dislokasi dapat difokuskan kebutuhan dasar
manusia yang terganggu adalah:
a
b
c
d
Rasa nyaman (nyeri) : pasien dengan dislokasi biasanya mengeluhkan nyeri pada
bagian dislokasi yang dapat mengganggu kenyamanan klien.
Gerak dan aktivitas: pasien dengan dislokasi dimana sendi tidak berada pada
tempatnya semula harus diimobilisasi. Klien dengan dislokasi pada ekstremitas dapat
mengganggu gerak dan aktivitas klien.
Makan minum: pasien yang mengalami dislokasi terutama pada rahang sehingga klien
mengalami kesulitan mengunyah dan menelan. Efeknya bagi tubuh yaitu
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Rasa aman(ansietas): klien dengan dislokasi tentunya mengalami gangguan rasa aman
atau cemas(ansietas) dengan kondisinya.
10
6) Pemeriksaan diagnostik
a Pemeriksaan rontgen untuk melihat lokasi dari dislokasi.
b Pemeriksaan CT-Scan digunakan untuk melihat ukuran dan lokasi tumor dengan
gambar 3 dimensi.
c Pemeriksaan MRI untuk pemeriksaan persendian dengan menggunakan gelombang
magnet dan gelombang frekuensi radio sehingga didapatkan gambar yang lebih
detail.
B. Diagnosa Keperawatan
1)
2)
3)
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan
mengunyah atau menelan.
C. Intervensi Keperawatan
Dx.1 Nyeri Akut
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil
Keperawatan
1 Nyeri akut
Setelah diberikan asuhan
berhubungan
keperawatan selama
dengan agen
x24 jam, diharapkan
penyebab
dengan kriteria hasil :
cederaFisik(trauma
1. Memperlihatkan
kecelakaan dan
pengendalian
cedera
nyeri.
olahraga)DS: klien
2. Melaporkan tidak
melaporkan
adanya nyeri
adanya
nyeri.DO:
3. Tidak
klien tampak
menunjukan
berperilaku
adanya nyeri
distraksi (mondar
meningkat.(tidak
mandir, aktivitas
ada ekspresi nyeri
berulang,
pada wajah,tidak
memegang
gelisah atau
daerah nyeri),
ketegangan
perilaku
otot,tidak
ekspresif(gelisah,
merintih atau
meringis,
menangis.)
menangis,
No
Rencana Tindakan
Rasional
11
menghela napas
panjang)
terhadap kondisinya
- Analgetik dapat
mengurangi rasa
nyeri pada dislokasi.
Diagnosa Keperawatan
Hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan
gangguan
muskuloskletalDS:
pasien mengeluh sulit
dalam bergerakDO:
tidak dapat melakukan
aktivitas secara mandiri,
gerakan tidak teratur atau
tidak terkoordinasi
Rencana
Tindakan
Rasional
1. Kaji
1) Mengetahui
12
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan kesulitan
mengunyah atau
menelan.DS: pasien
mengeluh susah
mengunyah,
pasien
mengatakan
nafsu makan
menurunDO: pasien
tampak lemas,
mukosa bibir
kering, tampak
kurang berminat
terhadap
makanan
faktor
penyabab
kesulitan
menguny
ah
2. Letakkan
makanan
pada
bagian
mulut
yang
tidak
mengala
mi
masalah
3. Atur
posisi
pasien(se
mi
fowler)
faktor
penyebab
kesulitan
mengunyah
dan
menentukan
intervensi
selanjutnya
2) Mengurangi
aktivitas pada
rahang yang
sakit
3) Posisi semi
fowler dapat
mencegah
aspirasi
4) Mempertahank
an asupan
nutrisi pasien
4. Kolaboras
i dalam
pemasang
an alat
invasif(N
GT)
D. Implementasi Keperawatan
Dx.1 Nyeri Akut
Diagnosa
Keperawatan
1 Nyeri akut
berhubungan
dengan agen
penyebab
cederaFisik(trauma
kecelakaan dan
cedera
olahraga)DS: klien
melaporkan
No
Rencana Tindakan
Implementasi
adanya
nyeri.DO:
klien tampak
berperilaku
distraksi (mondar
mandir, aktivitas
berulang,
memegang
daerah nyeri),
perilaku
ekspresif(gelisah,
meringis,
menangis,
menghela napas
panjang)
adanya nyeri
6. Tidak
menunjukan
adanya nyeri
meningkat.(tidak
ada ekspresi nyeri
pada wajah,tidak
gelisah atau
ketegangan
otot,tidak
merintih atau
menangis.)
hangat berperan
dalam vasodilatasi
pembuluh darah.
- Memberikan teknik
distraksi dan relaksasi
berfungsi dalam
mengalihkan fokus
nyeri pasien
14
3. Pasien
terapi yang tepat
dapat
melakukan
aktivitas
secara
mandiri
6)
Mengembalikan
posisi tubuh autonom
dan volunter selama
pengobatan dan
pemulihan dari posisi
sakit atau cedera
Rencana
Tindakan
1. Kaji
faktor
penyabab
kesulitan
menguny
ah
2. Letakkan
makanan
pada
bagian
mulut
yang
tidak
mengala
mi
masalah
3. Atur
posisi
pasien(se
mi
fowler)
Implementasi
1) Mengetahui
faktor
penyebab
kesulitan
mengunyah
dan
menentukan
intervensi
selanjutnya
2) Mengurangi
aktivitas pada
rahang yang
sakit
3) Posisi semi
fowler dapat
mencegah
aspirasi
4) Mempertahank
an asupan
nutrisi pasien
4. Kolaboras
i dalam
pemasang
an alat
invasif(N
GT)
15
E. Evaluasi
1. Nyeri dapat teratasi
2. Pasien dapat melkukan mobilitas secara normal
3. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi secara adekuat
DAFTAR PUSTAKA
Penerapan
Asuhan
Proses
16
17