Anda di halaman 1dari 12

HAND OUT

KONSEP PATOLOGI PADA MUSKULOSKELETAL DAN PERSENDIAN

DOSEN PENGAJAR
Cici Valiani, SST.,M.Kes

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI D4 ANESTESI
2020/2021
MATERI 15

KONSEP PATOLOGI MUSKULOSLETAL

I. MUSKULOSLETAL
1. Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang terdiri dari otot, jaringan ikat,
saraf, serta tulang dan sendi. Sistem ini berperan penting dalam gerakan
tubuh. Oleh karena itu, bila sistem muskuloskeletal terganggu, kemampuan
dalam bergerak dan melakukan aktivitas pun bisa terganggu.
2. Dengan adanya sistem muskuloskeletal, tubuh dapat bergerak dan
menjalani berbagai aktivitas, seperti berjalan, berlari, berenang, hingga
sesederhana mengambil suatu benda. Sistem muskuloskeletal juga berperan
dalam membentuk postur dan bentuk tubuh serta melindungi berbagai organ
penting, seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, dan hati.
II. ANATOMIS SISTEM MUSKULOSLETAL
Sistem muskuloskeletal tersusun dari berbagai bagian dan jaringan tubuh, yaitu:
1. Tulang
Tulang merupakan salah satu bagian utama dalam sistem muskuloskeletal
yang berfungsi untuk menopang dan memberi bentuk tubuh, menunjang gerakan
tubuh, melindungi organ-organ tubuh, serta menyimpan mineral kalsium dan
fosfor. Orang dewasa umumnya memiliki sekitar 206 tulang.
Tulang terdiri dari lapisan luar dan dalam. Lapisan luar tulang memiliki
tekstur keras dan terbuat dari protein, kolagen, serta berbagai macam mineral,
termasuk kalsium.
Sementara itu, bagian dalam tulang memiliki tekstur yang lebih lembut dan
berisi sumsum tulang, yaitu tempat diproduksinya sel darah merah, sel darah putih,
dan trombosit atau keping darah.
2. Sendi
Sendi merupakan sambungan antara kedua tulang. Sendi ada yang bisa
digerakkan, tetapi ada juga yang tidak.
Sendi yang tidak bisa digerakkan contohnya adalah sendi yang terdapat di
lempengan tengkorak. Sedangkan, sendi yang bisa digerakkan meliputi sendi jari
tangan dan kaki, siku, pergelangan tangan, bahu, rahang, panggul, lutut, dan
pergelangan kaki.
3. Otot
Ada tiga jenis otot yang merupakan bagian dari sistem muskuloskeletal,
yaitu otot rangka, otot jantung, dan otot polos.
Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang dan sendi. Otot ini bisa
meregang dan berkontraksi saat tubuh bergerak, seperti saat berjalan,
menggenggam benda, atau saat mengubah posisi tubuh, misalnya menekuk dan
meluruskan lengan atau kaki.
Sementara itu, otot polos adalah jenis otot yang terdapat pada organ-organ
tubuh, misalnya saluran cerna dan pembuluh darah. Aktivitas otot polos diatur oleh
saraf otonom, sehingga mereka dapat bekerja secara otomatis.
Sama seperti otot polos, otot jantung juga bekerja secara otomatis dalam
memompa darah ke seluruh tubuh, tetapi struktur jaringan otot ini mirip dengan
otot rangka.
Di saluran pencernaan, otot polos bertugas untuk menggerakkan usus agar
makanan dan minuman bisa dicerna, kemudian dibuang sebagai kotoran. Pada
pembuluh darah, otot polos bertugas untuk mengatur aliran darah dengan cara
melebarkan atau menyempitkan pembuluh darah.
4. Tulang rawan
Tulang rawan adalah sejenis jaringan ikat yang menutup sendi. Selain
berada di antara sambungan tulang, tulang rawan juga ada di hidung, telinga, dan
paru-paru.
Tulang rawan memiliki struktur yang kokoh, tetapi lebih kenyal dan lentur,
tidak seperti tulang rangka. Tulang rawan bertugas untuk mencegah tulang dan
sendi saling bergesekan serta menjadi peredam fisik saat tubuh mengalami cedera.
5. Ligamen
Ligamen adalah jaringan ikat yang menghubungkan tulang dan sendi.
Ligamen terdiri atas serat elastis yang tersusun dari protein. Jaringan ikat ini
berfungsi untuk menopang sendi, seperti lutut, pergelangan kaki, siku, dan bahu,
serta memungkinkan pergerakan tubuh.
6. Tendon
Tendon adalah jaringan ikat tebal dan berserat yang berfungsi untuk
menghubungkan otot ke tulang. Tendon terdapat di seluruh tubuh, mulai dari
kepala, leher, hingga kaki.
Ada banyak jenis tendon dan salah satunya adalah tendon Achilles, tendon
terbesar di tubuh. Tendon ini menempelkan otot betis ke tulang tumit dan
memungkinkan kaki serta tungkai untuk bergerak. Sementara itu, tendon rotator
cuff di bahu berfungsi untuk menunjang gerakan bahu dan lengan.
III. CARA KERJA SISTEM MUSKULOSKELETAL
Ketika hendak menggerakkan tubuh, otak akan mengirimkan sinyal melalui sistem
saraf untuk mengaktifkan otot rangka.
Setelah menerima impuls atau rangsangan dari otak, otot akan berkontraksi.
Kontraksi otot ini akan menarik tendon dan tulang untuk membuat tubuh bergerak.
Sedangkan untuk mengendurkan otot, sistem saraf akan mengirimkan pesan ke otot
agar mengendur dan rileks. Otot yang rileks akan berhenti berkontraksi, sehingga gerakan
tubuh akan ikut terhenti.
IV. GANGGUAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan muskuloskeletal adalah kondisi terjadinya gangguan fungsi pada
ligamen, otot, saraf, sendi dan tendon, serta tulang belakang. Sistem muskuloskeletal tubuh
sendiri adalah struktur yang mendukung anggota badan, leher, dan punggung.
Gangguan muskuloskeletal seringnya merupakan penyakit degeneratif, penyakit
yang menyebabkan jaringan tubuh lama-kelamaan mengalami kerusakan.
Hal ini dapat mengakibatkan rasa sakit dan mengurangi kemampuan untuk
bergerak, yang dapat mencegah dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa.
Gangguan muskuloskeletal dapat mempengaruhi setiap area dalam tubuh. Bagian
utama termasuk leher, bahu, pergelangan tangan, punggung, pinggul, lutut, dan kaki.
Gejala gangguan musculoskeletal
Gangguan muskuloskeletal dapat menyebabkan peradangan di banyak bagian
tubuh yang berbeda. Jika mengalami gangguan muskuloskeletal, mungkin merasa sakit di
seluruh tubuh.
Seseorang mungkin merasa otot-otot panas atau berkedut seolah-olah seperti
ditarik. Gejala akan bervariasi pada setiap orang, tetapi tanda-tanda dan gejala umum dari
gangguan muskuloskeletal termasuk:
o Nyeri atau ngilu.
o Pegal linu.
o Sakit pinggang.
o Sakit punggung.
o Sakit leher.
o Kelelahan.
o Gangguan tidur.
o Postur tubuh memburuk.
o Peradangan, pembengkakan, kemerahan.
o Penurunan rentang gerak.
o Hilangnya fungsi.
o Kesemutan.
o Mati rasa atau kekakuan
o Kelemahan otot atau kekuatan cengkeraman menurun.

Penyebab & faktor risiko gangguan musculoskeletal

Mengingat muskuloskeletal meliputi banyak bagian dari tubuh, penyebab dari gangguan
ini sangat bervariasi. Penyebab pasti dari gangguan muskuloskeletal tergantung pada:

• Usia, lanjut usia cenderung mengalami nyeri muskuloskeletal dari sel-sel tubuh
yang rusak.
• Jenis pekerjaan atau profesi.
• Intensitas dalam berkegiatan.
• Kebiasaan postur tubuh yang buruk.
• Terlalu pasif dalam melakukan aktivitas fisik.
• Cedera atau trauma pada suatu bagian tubuh yang disebabkan gerakan tiba-tiba.
• Kecelakaan mobil atau motor.
Gangguan muskuloskeletal terjadi ketika Anda terlalu sering menggunakan atau
menyalahgunakan sekelompok otot atau tulang dalam waktu yang lama tanpa beristirahat.

Ada beberapa beberapa hal yang mungkin bisa meningkatkan risiko jika mengalami
gangguan sistem gerak ini, di antaranya:

1. Gerakan tertentu
o Membungkuk atau berjongkok.
o Mengangkat benda berat.
o Mendorong atau menarik benda berat.
o Meregangkan otot berlebihan.
o Berusaha meraih suatu benda yang jaraknya jauh.
o Gerakan mengulang menggunakan anggota tubuh yang sama terus-menerus.
o Melakukan pekerjaan fisik terlalu lama.
o Berkendara dengan kendaraan yang berat, melakukan perjalanan jauh, atau
berkendara di jalanan yang berat.
2. Stres
Tidak hanya aktivitas fisik, ternyata stres dan terlalu banyak pikiran dapat
menyebabkan munculnya gangguan muskuloskeletal.
3. Kondisi kesehatan tertentu
Jika memiliki penyakit, masalah kesehatan tertentu, atau baru saja mengalami
cedera, bisa saja mengalami gangguan muskuloskeletal.
Tak hanya itu, kehamilan juga meningkatkan risiko Anda mengalaminya.
Bahkan, saat merasa lelah dan kurang fit, akan lebih mudah mengalami gangguan
sistem gerak dibanding saat sedang dalam kondisi sehat dan bugar.

Cara mendiagnosis gangguan musculoskeletal

Untuk mendiagnosis gangguan muskuloskeletal, dokter Anda akan melakukan


pemeriksaan fisik dan riwayat medis secara menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti
dari rasa sakit Anda.

Dokter Anda mungkin menguji otot dan sendi untuk:


⎯ Kelemahan atau degenerasi.
⎯ Setiap kedutan yang dapat menunjukkan kerusakan saraf.
⎯ Pembengkakan atau kemerahan.

Selain itu, tergantung pada gangguan tertentu, dokter mungkin melakukan tes
pencitraan untuk mengonfirmasi diagnosis. Mereka mungkin melakukan rontgen untuk
melihat tulang, atau tes darah untuk penyakit rematik.

V. GANGGUAN MUSKOLOSKELETAL PADA TULANG DAN SENDI


Penyakit, kelainan, atau masalah pada tulang yang mengganggu fungsinya dalam
sistem gerak termasuk sebagai gangguan muskuloskeletal. Berikut adalah macam-macam
gangguan sistem rangka berupa penyakit, kelainan, dan masalah kesehatan tulang,
termasuk:
1. Osteoporosi: adalah penyakit tulang yang muncul saat terjadi pengeroposan pada
tulang-tulang di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan tulang menjadi lemah dan mudah
patah. Bahkan, pada kasus yang cukup patah, tulang bisa patah hanya karena bersin
atau benturan kecil. Meski osteoporosis tidak disebabkan oleh pertambahan usia,
kondisi ini lebih rentan dialami oleh wanita di usia lanjut. Namun, bukan berarti
kondisi ini tidak mungkin dialami oleh oleh pria ataupun anak muda.
2. Patah tulang: bisa dibedakan berdasarkan tingkat keparahannya. Pada tingkatan
yang masih tergolong ringan, tulang mungkin hanya akan mengalami keretakan saja.
Namun, pada tingkatan yang cukup parah, tulang mungkin patah hingga terbagi dua
atau lebih. Patah tulang bisa terjadi bersamaan dengan masalah kesehatan sistem
gerak lainnya, seperti keseleo atau tulang dan sendi yang bergeser.
3. Kelainan tulang belakang: juga termasuk ke dalam gangguan muskuloskeletal.
Ciri-ciri dari kelainan tulang belakang ini adalah terjadi masalah pada kelengkungan
atau posisinya. Macam-macam kelainan tulang belakang termasuk kifosis (tulang
belakang melengkung ke depan), lordosis (tulang belakang melengkung ke
belakang), dan skoliosis (tulang belakang melengkung ke samping membentuk huruf
S). Ada pula masalah tulang belakang lainnya, seperti spondylolithesis, yaitu kondisi
yang terjadi saat terjadi pergeseran tulang belakang ke bawah. Hal ini menyebabkan
tulang yang bergeser menekan saraf di bawahnya dan menyebabkan rasa sakit atau
nyeri. Lalu, spondylosis adalah masalah degenerasi tulang belakang. Penyakit tulang
belakang ini terbagi atas tiga jenis, yaitu spondylosis lumbalis (degenerasi yang
menyerang cakram tulang belajang bagian bawah), spondylosis cervicalis
(degenerasi yang menyerang cakram tulang belakang di area leher), dan spondylosis
toraks (degenerasi yang menyerang sendi pada tulang belakang di area dada).
4. Osteopenia: adalah gangguan muskuloskeletal yang menyerang tulang ditandai
dengan berkurangnya kepadatan tulang. Hal ini menyebabkan tulang menjadi lebih
rapuh. Kondisi ini terjadi saat kebutuhan tulang akan kalsium tidak terpenuhi. Jika
Anda mengalami osteopenia, risiko untuk mengalami pengeroposan tulang menjadi
lebih tinggi.
5. Osteomalasia: merupakan gangguan muskuloskeletal yang terjadi saat tulang
menjadi lebih lentur dan tidak bisa mengeras, sehingga sering bengkok dan rentan
patah. Kondisi ini biasanya terjadi karena tubuh kekurangan vitamin D. Jika kondisi
ini dialami pada masa pertumbuhan, osteomalasia bisa menyebabkan postur tubuh
menjadi membungkuk atau tulang menjadi bengkok saat dewasa. Selain itu,
osteomalasia juga dapat menyebabkan orang lanjut usia rentan mengalami patah
tulang.
6. Penyakit paget tulang: Penyakit paget tulang akan mengganggu proses daur ulang
jaringan tulang yang baru saat mengganti jaringan tulang yang lama. Seiring
berjalannya waktu, penyakit ini dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh. Biasanya,
penyakit paget tulang menyerang area panggul, tengkorak, tulang belakang, dan
tulang kaki.
7. Osteopetrosis: Masalah muskuloskeletal yang satu ini ditandai dengan
bertambahnya kepadatan tulang yang terjadi akibat adanya masalah reabsorbsi tulang
oleh sel-sel di dalam tubuh yang dikenal dengan osteoklas. Kondisi ini menyebabkan
tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Pada kondisi tertentu, osteopetrosis terjadi
bersamaan dengan kelainan pada kerangka tulang.
8. Achondroplasia: merupakan masalah muskuloskeletal yang menghambat
pertumbuhan tulang rawan menjadi tulang seutuhnya. Masalah yang menyerang
tulang ini bisa menyebabkan komplikasi seperti gangguan pernapasan, obesitas,
hingga infeksi telinga. Kondisi ini ditandai dengan tubuh kerdil atau dwarfism,
pergerakan siku yang terbatas, ukuran kepala yang lebih besar dari ukuran normal,
dan ukuran jari yang lebih kecil dari ukuran normal.
9. Osteogenesis imperfecta: Gangguan muskuloskeletal yang satu ini terjadi secara
turun-temurun dan muncul sejak lahir. Jika seorang anak lahir dengan osteogenesis
imperfecta (OI) mungkin memiliki tulang yang mudah patah, atau tulang yang tidak
terbentuk dengan sempurna, dan berbagai macam penyakit tulang lainnya.
10. Osteomyelitis adalah infeksi yang menyerang tulang melalui aliran darah atau
penyebaran dari jaringan yang berada dekat dengan tulang. Namun, infeksi ini juga
bisa berasal dari tulang itu sendiri akibat terkontaminasi oleh bakteri saat mengalami
cedera.
VI. GANGGUAN MUSKULOSKELETAL YANG MENYERANG SENDI
Masalah-masalah dan penyakit yang menyerang sendi juga termasuk bagian dari
gangguan muskuloskeletal atau sistem gerak. Berikut adalah beberapa jenis gangguan
sistem gerak yang menyerang persendian:
1. Arthritis adalah penyakit yang menyebabkan peradangan pada sendi. Penyakit ini
terbagi ke dalam beberapa jenis, di antaranya osteoarthritis, rheumatoid arthritis, gout
atau asam urat, psoriasis arthritis, dan ankylosing spondylosis.
2. Bursitis merupakan gangguan muskuloskeletal yang mengganggu persendian,
tepatnya bursae, yaitu bagian dari sendi berupa kantung yang menyimpan cairan
pelumas. Menurut National Health Service, kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit
atau nyeri pada persendian.
3. Tendinitis adalah masalah persendian yang menyerang tendon, yaitu penghubung
antara tulang dengan otot. Saat mengalaminya, tendon akan mengalami
pembengkakan yang cukup parah. Biasanya, kondisi ini terjadi setelah Anda
mengalami cedera yang sama berulang kali di area seperti pergelangan tangan atau
kaki. Salah satu gejala dari masalah sendi ini dapat menimbulkan rasa sakit dan ngilu
di area persendian.
4. Cedera tendon biasanya terjadi karena tendon yang mengalami kerusakan akibat
terlalu sering digunakan atau bagian dari proses penuaan. Biasanya, orang yang
melakukan suatu gerakan yang sama berulang kali berpotensi mengalaminya.
5. Tennis elbow Sebenarnya, gangguan muskuloskeletal yang satu ini hampir sama
dengan cedera tendon, tapi tennis elbow biasanya terjadi di sendi di area siku saat Anda
terlalu banyak menggunakannya akibat gerakan berulang yang dilakukan berkali-kali
dari pergelangan tangan atau lengan.
6. Carpal tunnel syndrome Penyakit ini terjadi karena adanya tekanan di pergelangan
tangan Anda. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit hingga mati rasa di area tangan
dan jari tangan. Carpal tunnel syndrome mungkin terjadi apabila sendi di area tersebut
menekan saraf median sehingga timbul rasa sakit.
VII. GANGGUAN MUSKULOSKELETAL YANG MENYERANG OTOT
Mengingat sistem muskuloskeletal mencakup sistem otot manusia, gangguan
sistem gerak pun juga mencakup masalah kesehatan, kelainan, dan berbagai penyakit pada
otot. Di antaranya adalah:
1. Myalgia atau nyeri otot merupakan suatu kondisi yang terjadi saat otot terlalu sering
digunakan untuk melakukan gerakan berulang. Biasanya, kondisi ini dialami setelah
Anda melakukan pekerjaan berat yang mengharuskan untuk melakukan gerakan yang
sama berulang kali, atau olahraga intens dengan gerakan yang sama.
2. Fibromyalgia Hampir mirip dengan myalgia, fibromyalgia adalah nyeri otot yang
muncul di sekujur tubuh di waktu yang bersamaan. Biasanya, kondisi ini juga disertai
dengan rasa lelah berlebihan, gangguan tidur, atau suasan hati yang kacau.
3. Cedera otot atau dikenal sebagai keseleo juga merupakan salah satu gangguan
muskuloskeletal yang mengganggu sistem otot manusia. Keseleo bisa dibedakan
berdasarkan lokasinya. Sebagai contoh, jika cedera menyerang tendon, disebut muscle
strain. Sedangkan keseleo yang menyerang ligamen disebut muscle sprain.
4. Distrofi otot adalah sekumpulan penyakit otot yang menyebabkan kelemahan otot
secara perlahan. Kondisi ini disebabkan gen abnormal yang mengganggu produksi
protein yang dibutuhkan oleh otot yang sehat. Kondisi ini tidak bisa disembuhkan, tapi
setidaknya pengobatan dan terapi bisa dilakukan untuk mengatasi atau meredakan
gejala yang ada.
5. Atrofi otot Penyakit pada otot ini ditandai dengan kelemahan otot yang membuatnya
tidak bisa digunakan. Atrofi otot bisa disebabkan karena otot terlalu sering tidak
digunakan, seperti pada penderita stroke. Lalu, malnutrisi, penggunaan obat-obatan,
hingga penyakit tertentu juga bisa menjadi penyebabnya.
6. Kram dan kejang otot Kram dan kejang otot merupakan masalah kesehatan otot yang
hampir mirip. Kram otot dan kejang otot merupakan kondisi yang terjadi saat otot
mengalami kontraksi secara tiba-tiba dan di luar kendali. Kondisi ini bisa saja muncul
saat Anda sedang tidur di malam hari, sehingga Anda terjaga. Jika Anda
mengalaminya, otot yang mengalami kontraksi tidak bisa digunakan atau digerakkan
untuk sementara waktu hingga kondisi ini membaik dengan sendirinya
VIII. OBAT & PENGOBATAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL
Tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan dari rasa sakit, ada berbagai
pengobatan yang bisa dilakukan untuk gangguan muskuloskeletal. Untuk nyeri yang
tergolong ringan atau muncul sesekali, Anda bisa menggunakan obat pereda nyeri yang
dijual secara bebas di apotek. Sebagai contoh, ibuprofen atau paracetamol. Sementara,
obat-obatan seperti obat anti-inflamasi (NSAID) dapat digunakan untuk mengobati
peradangan dan nyeri. Untuk sakit yang lebih parah, Anda mungkin perlu penghilang rasa
sakit yang lebih kuat yang akan memerlukan resep dari dokter.
Untuk nyeri yang berhubungan dengan pekerjaan, terapi fisik dapat membantu
Anda menghindari kerusakan lebih lanjut, sekaligus mengontrol rasa sakit. Terapi manual,
atau mobilisasi, dapat digunakan untuk mengobati masalah dengan keselarasan tulang
belakang.
Pengobatan lain mungkin termasuk:

• Teknik relaksasi.
• Suntikan dengan obat anestesi atau anti-inflamasi.
• Penguatan otot dan latihan peregangan.
• Perawatan chiropractic.
• Terapi pijat.

IX. CARA MENGONTROL GANGGUAN MUSKULOSKELETAL


Mengontrol gangguan muskuloskeletal dengan mengelola faktor risiko Anda dan
mencegah cedera. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:
• Letakkan benda yang sering digunakan dekat dengan Anda dan mudah diraih
untuk menghindari peregangan berlebih pada lengan Anda.
• Gunakan mesin pembantu sebisa mungkin, seperti menggunakan troli saat hendak
berbelanja dalam jumlah yang banyak.
• Beristirahat sebentar saat melakukan kegiatan yang membuat Anda melakukan
gerakan berulang dalam jangka panjang.
• Gunakan kursi yang empuk saat harus duduk dalam kurun waktu yang lama.
• Atur letak benda-benda di meja secara efektif saat hendak bekerja.
• Gunakan headset atau earphone saat hendak berkomunikasi dalam waktu lama
melalui telepon genggam.
• Batasi mengangkat beban yang berat.

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai