Anda di halaman 1dari 40

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

PERTEMUAN IV

MUSCULOSKELETAL
SYSTEM
KELOMPOK 1A
DIAH MULDIANAH (1910631210029)
DIANY APRILLIA N. (1910631210030)
DINDA SHAFIRA R (1910631210031)
FEBI FEBRIANI H. (1910631210034)
FIRA AULIA FATAN (1910631210035)
FITRI AIDA (1910631210036)
GISEL RIZUNA Q. (1910631210038)
HAJAR HARTATI (1910631210039)
HANA FADHILAH (1910631210040)
HERDIANA VERLIANI (1910631210041)
OUTLINE
I. ANATOMI OTOT POLOS,
OTOT JANTUNG, OTOT SKELET
II. ANATOMI OTOT SKELET
III. KONTRAKSI OTOT
(SLIDING FILAMENT THEORY)
IV. MEKANIKA OTOT
V. PENUAAN DAN SISTEM OTOT
VI. INTEGRASI DENGAN SISTEM LAIN
MUSCULOSKELETAL
Musco : Otot Skeletal : Tulang

Muskulo atau muskular  jaringan otot-otot tubuh.


 Ilmu yang mempelajari tentang muskulo adalah
myologi.
Skeletal  tulang kerangka tubuh, yang terdiri dari
tulang sejati, sendi dan tulang rawan (kartilago).
 Ilmu yang mempelajari tentang skeletal adalah
osteologi.
Organ-Organ Sistem Muskuloskeletal
● Musculo (Otot)
● Skeletal (Tulang)
● Sendi  anggota gerak yang menjadi bagian penyambung antar tulang
● Tendon  jaringan ikat yang menghubungkan otot dan tulang
● Ligamen  jaringan ikat yang mempertemukan kedua ujung tulang
● Bursae  kantong kecil dari jaringan ikat, antara tulang dan kulit, antara tulang
dan tendon atau diantara otot
● Fascia  jaringan penyambung longgar di bawah kulit atau pembungkus otot,
saraf dan pembuluh darah.
A. Muskulo (Otot)
 Muskulo (otot) adalah sebuah jaringan dalam
tubuh manusia yang berfungsi sebagai alat
gerak aktif penggerak tulang yang disebabkan
oleh kemampuan sel-sel otot untuk melakukan
kontraksi.

 Otot dibedakan menjadi 3 tipe jaringan, yaitu


otot polos, otot jantung, otot skelet.
Sistem muskular terdiri dari otot, tendon, dan fascia.

Fungsi Sistem Muskular Ciri-ciri Sistem Muskular

1) Pergerakan 1) Kontrakstilitas
2) Penopang tubuh dan 2) Eksitabilitas
mempertahankan postur 3) Ekstensibilitas
3) Produksi panas 4) Elastisitas
4) Sebagai alat gerak aktif
5) Menyimpan cadangan
makanan
B. Skeletal (Rangka)

 Skeletal/sistem rangka adalah bagian tubuh


yang terdiri dari tulang sejati, sendi, dan tulang
rawan (kartilago) sebagai tempat
menempelnya otot dan memungkinkan tubuh
untuk mempertahankan sikap dan posisi.

 Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya


mengikuti kendali otot. Tubuh kita memiliki 206
tulang yang membentuk rangka.
Fungsi Skeletal Sel PenyusunTulang

• Penyangga
• Penyimpanan mineral (kalsium
dan fosfat) dan lipid (yellow
marrow) atau hemopoesis
• Produksi sel darah (red marrow)
• Pelindung
• Penggerak
I.
ANATOMI
OTOT POLOS,
OTOT JANTUNG,
OTOT SKELET
1) Otot Polos
Karakteristik otot polos
• Dapat ditemukan pada dinding
berongga serta pada dinding Struktur mikroskopis otot polos
tuba  Sarcoplasmanya terdiri dari
• Berbentuk spindel dengan myofibril yang disusun oleh
nukleus sentral myofilamen-myofilamen.
• Serabut ini berukuran kecil
• Kontraksinya kuat dan lamban
2) Otot Jantung
Karakteristik otot jantung
 Otot jantung mempunyai sifat
bekerja terus-menerus setiap Struktur mikroskopis otot jantung
saat tanpa henti • Mirip dengan otot skelet.
• Memilki banyak inti sel yang
terletak di tepi agak ke tengah
3) Otot Skelet
Karakteristik otot skelet
• Serabut otot sangat panjang Struktur mikroskopis otot skelet
dan berbentuk silindris • Otot skelet disusun oleh
• Setiap serabut memiliki banyak myofiber/serabut otot.
inti yang tersusun di bagian • Setiap serabut mempunyai banyak
perifer. nukleus di tepinya.
• Kontraksinya sangat cepat dan • Cytoplasma dari sel otot disebut
kuat. sarcoplasma yang penuh dengan
myofibril.
• Myofibril disusun oleh myofilament
yang berbeda-beda ukurannya
Perbandingan Otot Polos Otot Jantung Otot Rangka

Serabut/Silindris
Bentuk Gelendong Serabut/Silindris
bercabang

Warna Polos Lurik Lurik

Inti Satu, Tengah Banyak, Tengah Banyak, Pinggir

Letak Organ dalam Jantung Rangka

Sifat Tak sadar Sadar Tak sadar


II.

ANATOMI OTOT
SKELET
Fascia

Otot skelet/ fascia (Epimysium)  Fascicle (Perimysium)  serat otot


(Endomysium)  myofibril Sarcomere
III.
KONTRAKSI OTOT
(SLIDING FILAMENT
THEORY)
Kontraksi Otot
(Sliding Filament Theory)

Kontraksi otot adalah


proses pemendekan otot yang
melibatkan sejumlah protein
seluler dan sistem produk
energi sehingga dapat
mengembangkan ketegangan
pada otot.
Mekanisme
IV.

MEKANIKA OTOT
Mekanisme Otot
V.

PENUAAN DAN
SISTEM OTOT
Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Pada saat proses penuaan, otot mengalami


penurunan massa otot sebagai akibat dari
berkurangnya aktivitas gangguan metabolik, atau
terhambatnya kerja saraf yang menyebabkan tulang
spons menjadi lebih berongga. Beberapa faktor yang
mengakibatkkan hal ini :
● Penurunan hormon esterogen pada wanita
● Kurangnya asupan vitamin D
● Serta beberapa hormone lain yang mempengaruhi
1.Jaringan penghubung
Kolagen dan elastin merupakan jaringan ikat pada jaringan penghubung. Kolagen
sebagai protein pendukung utama pada kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan
pengikat. Perubahan yang terjadi pada kolagen merupakan penyebab turunnya
fleksibilitas

Dampak : Upaya :
• Nyeri Memberikan latihan untuk menjaga
• Penurunan kemampuan untuk meningkatkan mobilitas.
kekuatan otot
• Kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri, jongkok
dan berjalan, dan
• Hambatan dalam melakukan aktifitas sehari–hari
2.Kartilago
Jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan mengalami granulasi
dan akhirnya permukaan sendi menjadi rata.

Dampak : Upaya :
• Mengalami peradangan Dapat diberikan teknik
• Kekakuan perlindungan sendi
• Nyeri
• Keterbatsan gerak, dan Terganggunya
aktifitas sehari–hari
3.Tulang
Kepadatan tulang menjadi berkurang. Trabekula longitudinal menjadi tipis dan
trabekula tranversal terabsorbsi kembali. Sebagai akibat perubahan itu, jumlah tulang
spongiosa berkurang. Selain itu, penurunan estrogen sehingga produksi osteoklast tidak
terkendali menjadi salah satu penyebab tulang keropos.

Dampak : Upaya :
• Akan mengakibatkan Osteoporosis Latihan fisik
4.Otot
Penurunan jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan
penghubung, dan jaringan lemak pada otot mengakibatkan efek negatif.
5.Sendi
Sendi kehilangan fleksibitasnya sehingga terjadi penurunan luas
gerak sendi.

Dampak : Upaya :
• Bengkak Memberi teknik perlindungan
• Nyeri, sendi dalam beraktifitas, seperti
• Kekakuan sendi, bantalan lutut, siku dll.
• Keterbatasan luas gerak sendi, dan
• aktifitas keseharian lainnya.
VI.

INTEGRASI DENGAN
SISTEM LAIN
Interaksi dengan Sistem Pencernaan
 Sistem pencernaan memberikan nutrisi ke tulang
untuk membantu pertumbuhan dan perbaikan tulang.
 Sistem pencernaan juga memberikan nutrisi bagi otot
agar otot dapat bekerja, baik itu otot polos, otot
jantung ataupun otot rangka.
 Otot polos yang melapisi sistem pencernaan akan
membantu memindahkan makanan melalui usus.
Interaksi dengan Sistem Pernapasan
 Sistem pernapasan menyediakkan O2 sehingga otot
dan tulang dapat melakukan pekerjaannya.
 sangat penting untuk sistem kerangka. Pertama-
tama, ia menghilangkan CO2 dan H2O yang
merupakan produk limbah dari sel skeleton.
 Diafragma merupakan otot yang berada di antara
paru-paru dan usus. Gerakkannya menyebabkan
paru-paru mengembang dan mengempis.
Interaksi dengan Sistem Sirkulasi
 Membantu sistem peredaran darah dalam fungsinya
memompa darah dari jantung.
 Membawa oksien dan nutrisi (glukosa) yang
terkandung dalam darah ke seluruh tubuh sehingga
sel dapat bekerja.
 Memindahkan limbah agar dapat dibuang oleh tubuh.
 Sistem peredaran darah juga membawa hormon
yang mengatur aktivasi otot.
Interaksi dengan Sistem Saraf
 Tanpa sistem saraf, sistem kerangka tidak akan
kemana-mana.
 Cerebrum (otak besar) bertugas mengendalikan
gerakan dan Cerebellum (otak kecil) bertugas
mengendalikan gerakan sukarela.
 Spinal cord (tulang belakang) akan memberikan
pesan dari otak ke bagian tubuh lainnya.
 Reseptor di otot memberi otak informasi tentang
posisi dan gerakan tubuh.
Interaksi dengan Sistem Urinari
 Sistem muskuloskeletal menghasilkan banyak limbah
dari sel-sel yang bekerja. Oleh karena itu, sistem
saluran kemih akan membersihkan darah dari produk
limbah tersebut serta membantu membuangnya dari
tubuh.
Interaksi dengan Sistem Integumen
 Sistem kerangka bergantung pada sistem
integument karena kalsium dari kulit akan membantu
tulang agar tetap kuat. Vitamin D dibutuhkan tulang
supaya tetap sehat dan kulit dapat membantu
melakukannya.
Interaksi dengan Sistem Endokrin
 Sistem endokrin harus proporsional bersama dengan
sistem rangka untuk memperkuat tulang rangka. Jika
tidak proporsional, maka hormon tidak akan
menyebar secara merata dan akan menyebabkan
masalah di dalam tubuh.
Interaksi dengan Sistem Reproduksi
 Sistem reproduksi dan efeknya pada tulang
membuat kerangka keseluruhan lebih
panjang dan lebih padat.
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Heni PW, Yeni K. Anatomi Fisiologi. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2017.
James, Tangkudung. Metodologi Penelitian Kajian dalam Olahraga. James Tangkudung’s Lab ,
2018.
Sarifin G. Jurnal Kontraksi Otot dan Kelelahan. Jurnal ILARA Prodi Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Makassar. 2010;1(2).
Guyton & Hall. Textbook of Medical Physiology 12th edition. Amerika : Saunder Elsevier. 2011.
Wangko S. Jaringan Otot Rangka Sistem Membran dan Struktur Halus Unit Kontraktil. Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. 2015; 6: 27-32.
Tangkudung James. 2016. Anatomy Movement. Jakarta: LPPM Universitas Negeri Jakarta.
Gabriela BRL, Miranti. Hubungan Penurunan Kekuatan Otot dan Massa Otot dengan Proses
Penuaan pada Individu Lanjut Usia yang Sehat Secara Fisik. Jurnal Kesehatan Tadulako.
2019;5(1):1-5.
Valerie CS. Essentials of Anatomy and Physiology 5th Edition. Philadelphia : F. A. Davis
Company. 2007.
Gregory JS. The Skeletal and Muscular System. United States, Amerika : Chelsea House. 1957.

Anda mungkin juga menyukai