Anda di halaman 1dari 27

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM
MUSKULUSKELETAL
KELOMPOK 1 KELAS C
S1 ILMU KEPERAWATAN
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1

1. Mila Oktavia Dyah R. (112019030120)


2. Devina Saputra (112019030121)
3. Elfiana Nurcahyati (112019030122)
4. Vina Ariyani (112019030123)
5. Eko Istiqomah (112019030124)
6. Evy Feni Kusumaningrum (112019030125)
7. Yosafril Dwi Putra (112019030126)
ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM MUSKULOSKELETAL
ANATOMI FISIOLOGI

Sistem muskuloskeletal merupakan sistem yang terdiri dari


sistem muskular dan sistem skeletal. Sistem muskuloskeletal
terbentuj dari tulang-tulang tubuh/rangka tubuh, otot, kartilago,
tendon, ligamen, sendi, dan jaringan penghubung lainnya yang
menghubungkan jaringan dan organ secara bersama - sama.
Sistem muskuloskeletal secara umum berfungsi sebagai
penyokong tubuh, melingdungi organ dan pergerakan tubuh.
Kontrol motorik manusia membutuhkan koordinasi dari aktivitas
otot di bawah batasan-batasan yang berlaku dalam sistem
muskuloskeletal (Kerkman et al., 2017).
Tulang (Skeletal)
Jenis Tulang
Tulang digolongkan menjadi 2 golongan utama yaitu (Sloane, 2004; Ross &
Wilson, 2014):
a. Tulang Aksial: terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis panjang tubuh dan melindungi organ-
organ kepala, leher dan torso, meliputi:
1) Columna Vertebra (tulang belakang) terdiri dari 26 vertebra: v. Cervicalis (7 buah), v. Thorakalis
(12 buah), v. lumbalis (5 buah), Sakrum dan
Coksigealis.
2) Tulang tengkorak: Tulang cranial (6 buah), Tulang facialis (14 buah), tulang telinga dalam (6 buah),
tulang lidah (1 buah)
3) Tulang Thoraks: Tulang iga (24 buah) dan 1 tulang sternum
Lanjutan
b. Tulang Apendikular: terdiri dari 126 tulang yang membentuk lengan, tungkai, dan tulang
pectoral serta tonjolan pelvis yang menjadi tempat melekatnya
lengan dan tungkai pada rangka aksial
SISTEM MUSKULUS (OTOT)
1. Sistem otot terdiri dari : Otot, Fascia, Tendon
2. Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-nya merupakan protein tubuh dan
setengahnya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat.
3. Proses vital di dalam tubuh (seperti. Kontraksi jantung, kontriksi pembuluh
darah, bernapas, peristaltik usus) terjadi karena adanya aktivitas otot
SKELETAL MUSCLE
1. Fungsi otot adalah Sebagai alat gerak aktif, Menyimpan cadangan makanan, Memberi
bentuk luar tubuh
2. Jenis-jenis otot
a) Otot Polos
Otot tidak berlurik dan involunter, kontraksi kuat dan lamban. Terdapat pada organ
organ berongga seperti kandung kemih, usus dan lain-lain
.
b) Otot Rangka: otot lurik, volunteer dan melekat pada tulang, berbentuk
silindres, dengan kontraksi cepat dan kuat: Misal otot abdomen dan otot-otot yang
melekat pada tulang

c) Otot Jantung: Otot Lurik, involunter, dan hanya ada pada jantung. Kontraksi
kuat dan berirama
Otot polos 3 TIPE JARINGAN OTOT

Otot jantung
Otot rangka
Figure 4.21 – The three types of muscles: skeletal, smooth, and cardiac
FUNGSI SISTEM OTOT RANGKA
1. Menghasilkan gerakan rangka.
2. Mempertahankan sikap dan posisi tubuh.
3. Menyokong jaringan lunak.
4. Menunjukkan pintu masuk dan keluar saluran dalam sistem tubuh.
5. Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot: energi menjadi panas
STRUKTUR OTOT RANGKA
1. Motor end plates
merupakan tempat inervasi ujung-ujung saraf pada otot.
KOMPOSISI OTOT RANGKA
Otot rangka

10/07/2021
Sel (85%) Ekstrasel (15%)

14
Air (75%) Solut (25%

Protein (80%) Lain-lain (20%)

Fibrilar (65%) Sarkoplasmic (35%)

anat_

Miosin (55%) Aktin (20%) Tropomiosin (7%) Troponin (3%) Lain-lain (15%) musk
ulosk
eletal
/2010
MEKANISME GERAKAN OTOT
1. Otot yang dapat menggerakkan rangka adalah otot yang melekat pada rangka.
2. Garis-garis gelap dan terang pada otot rangka adalah miofibril yang merupakan
sumber kekuatan otot dalam melakukan gerakan kontraksi, karena massa utamanya
adalah serabut.
Figure 4.22 – Characteristics of the three types of muscles.
1. Setiap miofibril tersusun atas satuan-satuan kontraktil yang disebut
sarkomer. Garis gelap disebut zona Z sedangkan garis terang disebut zona
H.
2. Zona Z merupakan bagian tumpang tindih dua molekul protein filamen otot,
yaitu aktin dan miosin. Protein otot yang tersusun atas aktin dan miosin
disebut aktomiosin. Protein kompleks inilah yang merupakan komponen
terbesar dari bahan penyusun otot.
3. Pada saat serabut otot berkontraksi terjadilah perubahan panjang zona Z dan
zona H. jika otot berkontraksi maksimum, ukuran otot dapat 20 % lebih
pendek dari ukuran saat berelaksasi
SENDI
a) Sendi Sinartrosis atau sendi mati, secara structural, persendian ini dibungkus
dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago. Susunan sendi ini menyebabkan
tidak ada pergerakan, misalnya sendi antara tulang tengkorak atau sutura.

b) Sendi Amfiartrosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang hganya


memungkinan terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap torsi atau
kompresi. Misalnya, sendi di antara vertebra, yakni diskus intervertebrata
dan simfisis pubis.

c) Sendi Diartrosis merupakan sendi yang dapat bergerak bebas, dikenal juga
dengan nama sendi synovial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi
cairan synovial. Sendi Sinovial digolongkan berdasarkan rentang gerak yang
mungkim terjadi sebagai berikut:

1. Sendi lesung (ball and socket join); Satu ujung kepala tulang masuk ke dalam suatu cekungan dan
memungkinkan gerakan ke segala arah. Gerakan ini meliputi, fleksi, ektensi, abduksi, adduksi, rotasi,
dan sirkumduksi. Contoh sendi ini adalah sendi pada bahu dan pinggul
2. Sendi engsel; ujung sendi tulang membentuk susunan seperti engsel pintu sehingga memungkinkan
pergerakan yang terbatas hanya fleksi dan ektensi, contohnya sendi pada lengan atas, lutut, tumit, dan
antara palang dan jari tangan serta sendi jari kaki.
3. Sendi putar (pivot joint); Dikenal juga dengan nama sendi peluru, sendi ini
memungkinkan gerakan rotasi, misalnya gerakan rotasi kepala

4) Sendi Selonsor (Gliding joint); permukaan sendi tampak gepeng atau


sedikit melengkung, namun jumlah gerakan yang dilakukan sangat
terbatas. Contohnya sendi antara karpal di pergelangan tangan, tulang
tarsal di kaki

5) Sendi kondiloid; kondil sendi masuk ke dalam soket sendi. Misalnya,


kondil tulang oksipital masuk ke dalam depresi atlas dan sendi antara
tulang radius dan tulang karpal

6) Sendi pelana; tulang yang membentuk sendi menyerupai orang yang


duduk di atas pelana. Contohnya sendi antara trapezium pergelangan
tangan dan tulang metacarpal pertama serta oposisi ibu jari
Patofisiologi
Sistem saraf (pusat komando tubuh) mengontrol gerakan otot. Gerakan
terjadi ketika sistem saraf (otak dan saraf) mengirimkan pesan untuk
mengaktifkan otot rangka/sukarela/otot lurik . Serat otot berkontraksi
(menegang) sebagai respons terhadap pesan tersebut.Ketika otot aktif atau
mengumpul, ia menarik tendon. Tendon melekatkan otot ke tulang.Tendon
menarik tulang, membuatnya bergerak.
Untuk mengendurkan otot, sistem saraf mengirimkan pesan lain. Ini
memicu otot-otot untuk rileks atau dinonaktifkan.Otot yang rileks
melepaskan ketegangan, menggerakkan tulang ke posisi istirahat.
FARMAKOLOGI DAN TERAPI DIET PASIEN
GANGGUAN SISTEM MUSKULUSKELETAL
Terapi Farmakologi

1) Allopurinol
Obat yang menghambat pembentukkan asam urat di dalam tubuh, yang memiliki kadar
asam urat yang tinggi dan batu ginjal atau mengalami kerusakan ginjal. Pemberian
allopurinol bisa mencegah pembentukan batu ginjal. Allopurinol dapat menyebabkan
gangguan pencernaan, memicu munculnya ruam kulit, berkurangnya jumlah sel darah
putih dan kerusakan hati. Allopurinol digunakan jika produksi asam urat berlebihan, dan
terutama efektif pada gout metabolik sekunder.
2) Kolkisin
Kolkisin efektif untuk mencegah gout arthritis berulang pada pasien yang tidak terlihat
memiliki tophi dan konsentrasi serum uratnya sedikit naik.
3) Urikosurik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat rebsorpsi asam urat di tubuli
ginjal. Obat ini meliputi probenesid yang mempunyai toksisitas kecil, dalam
dosis 1-3 gram sehari, disesuaikan dengan kadar asam urat. Sedangkan
sulfinpirazon. Diberikan dalam dosis 200 – 400 mg sehari. Efek samping yaitu
gangguan pada saluran pencernaan dan juga terdapat insufisiensi ginjal.
4.) Anti nyeri untuk cedera fisik pada tulang
TERAPI NON FARMAKOLOGI

Menurut Herlina (2013), mencegah lebih baik daripada mengobati


agar terhindar dari penyakit asam urat sebaiknya lakukanlah upaya
pencegahan sebagai berikut:

a. Mengatur pola makan (diet makanan tinggi purin)


Terapi diet dapat dilakukan apabila kadar asam urat sudah
mualitinggi, bahkan melebihi kadar asam urat normal. Hindari atau
membatasi makanan – makanan yang mengandung tinggi purin (jeroan,
kacang – kacangan, melinjo, sarden, sayur – sayuran hijau seperti
kangkung, bayam dan makanan yang mengandung lemak seperti santan
(Kristanti, 2010).

b. Minum air putih secara rutin


Air putih memiliki daya larut paling tinggi. Air putih dapat
melarutkan semua zat yang larut di dalam cairan termasuk purin. Asam
urat yang terlarut dalam air akan dibuang dan diekskresikan melalui
ginjal bersama purin (Herliana, 2013).
c. Istirahat Teratur
Pada saat tidur akan terjadi penguraian asam laktat dalam tubuh,
apabila kurang tidur maka asam laktat akan menumpuk dalam tubuh
karena penguraian tidak sempurna (Sagiran, 2012).

d. Olahraga
Olahraga secara teratur akan memberi rangsangan kepada semua
sistem tubuh sehingga dapat mempertahankan tubuh tetap dalam
keadaan sehat (Adipura, 2008).

e. Menghindari alcohol
Kadar alcohol dapat mempengaruhi kerusakan beberapa fungsi
organ di dalam tubuh, seperti mengurangi fungsi jantung dan
mengganggu fungsi ginjal dalam mengekskresikan asam urat
(Herliana, 2013)

Anda mungkin juga menyukai