MEN
KELOMPOK 2
KELAS C
ANGGOTA KELOMPOK
1. Rafika Putri Ayu K
2. Artha Amelia Pertiwi
3. Linda Rahmawati
4. Ratih Dwi Listyaningrum
5. Sofiana Eka Nur Safitri
6. Trisnawati
7. Afrien Vika
ANATOMI INTEGUMEN
PENGERTIAN SISTEM INTEGUMEN
Sistem integumen adalah Sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas k
ulit dan aksesorisnya, Termaksud kuku, rambut, Kelenjar (Keringan dan sebaseo
us), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal dan lingkungan
eksternal).
Organ - organ dalam sistem integumen berfungsi sebagai menutup organ atau jar
ingan dalam manusia dalam kontak luar.
ANATOMI SISTEM INTEGUMEN
Anatomi Fisiologi dari Siste
m integumen:
1. Epidermis (Lapisan kulit l
uar)
2. Dermis
3. Hipodermis (Lapisan kulit
dalam)
1. Epidermis (Lapisan Kulit Luar)
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multiplayer). Epider
mis sering kita sebut sebagai kulit luar. Epidermis merupakan lapisan teratas pad
a kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda. Selain sel-sel epitel, epid
ermis juga tersusun atas lapisan :
1.Melanosit
2.Sel langerhans
3.Sel merker
4.Keratinosit
Stuktur Lapisan Epidermis
S t r u kt ur La p isa n Ep id er m i s
1. Stratum Korneum
Lapisan kulit paling luar,terdiri dari beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti.
2.Stratum Lusidium
Terdapat langsung di bawah lapisan kroneum,lapisan sel terang, lapisan sel gepeng tanpa inti, hanya ada pada ku
lit yang tebal, tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki.
Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng, Grainy (lapisan bulir padi),terdapat inti diantaranya , tampak jelas di telapak
tangan dan kaki.
4. Stratum Spinosum
Keratin merupakan protein yang tidak larut air dan menjaga kelembapan kulit.
5.Stratum Basale
Lapisan epidermis yang paling dalam berkontak dengan dermis,terdiri dari sel sel berbentuk kubus, terdiri dari se
l pembentuk melanin yang mengandung pigmen
2. Lapisan Dermis
Lapisan Dermis berisi 3 jenis jaringan
yaitu kolagen dan serat elastis, otot, saraf.
Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu:
1.Stratum Papilare
bagian menonjol ke epidermis, berisi
ujung seraput saraf dan pembuluh darah.
2.Stratum Reticular
Banyak mengandung jaringan ikat , folikel
rambut,pembuluh darah, saraf, kolagen.
3. Lapisan Hipodermis
Pada bagian lapisan Hipodermis
terdiri dari jaringan ikat longgar
berisi sel-sel lemak di dalamnya.
Lapisan sel-sel lemak di sebut
panikulus adiposa yang berfungsi
sebagai cadagan makanan. Dalam
lapisan ini terdapat ujung ujung
saraf tepi, pembuluh darah dan
getah bening.
FISIOLOGI INTEGUMEN
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fung
si-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, perse
psi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
1. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu ber
ikut:
a. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia
. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat sepe
rti batubata di permukaan kulit.
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehid
rasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalu
i kulit.
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeri
ngan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaa
n kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan
mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum ba
sal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen in
i bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik da
pat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin, ma
ka dapat timbul keganasan.
e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif . Yang pertam
a adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudia
n ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati kerati
n dan sel Langerhans.
2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti vitamin A, D, E,
dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, k
arbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kem
ampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme da
n jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara salur
an kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui selsel epidermis daripada yang melalui muara kelen
jar.
3. Fungsi ekskresiKulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinn
ya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas
diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh ba
dan-badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berpera
n terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan ter
hadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih ba
nyak jumlahnya di daerah yang erotik.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua
cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pad
a saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta me
mperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tu
buh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keri
ngat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi peng
eluaran panas oleh tubuh.
6. Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolest
erol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi pr
ekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif.
PATOFISIOLOGI SISTEM INT
EGUMEN
Kulit tidak hanya berfungsi sebagai lapisan pelindung, tetapi merupakan su
atu organ kompleks yang secara aktif berpartisipasi dalam regulasi sel dan
peristiwa molekuler yang berhubungan dengan interaksi tubuh dan lingkun
gan sekitarnya. Kulit secara terus menerus terpajan pada antigen mikroba d
an non-mikroba. Fungsi protektif kulit terhadap pajanan tersebut dilakukan
oleh sel Langerhans intraepitelial, dengan cara meneruskan muatan antigen
ke kelenjar getah bening regional dan menimbulkan respons imun alamiah.
Sel skuamosa (keratinosit) memiliki fungsi sebagai pengatur homeostasis k
ulit mengaktifkan barier terhadap lingkungan dengan caramensekresi banya
k sitokin yang mempengaruhi lingkungan mikro skuamosa dan dermis.
Lanjutan…..
Daerah dermis mengandungi limfosit T baik yang bersifat penolong (helper)
(sel T CD4+) maupun yang bersifat sitotoksik (sel T CD8+). Sebagian dari li
mfosit tersebut tertarik ke daerah kulit melalui reseptor khusus seperti antige
n limfosit kulit (cutaneous lymphocyte antigen). Epidermis mengandungi lim
fosit intraepitel, termasuk sel T γ/δ, yang membentuk komponen sistem imun
alami/bawaan (innak immune system). Reaksi imun lokal yang melibatkan se
l-sel imun dan sitokin berperan dalam membentuk pola mikroskopik dan eks
presi klinis berupa proses radang kulit dan penyakit infeksi.
Eritema
Kelainan pada pigmen kulit (melanin) :
Fungus (jamur) : anggota dunia tanaman yang berukuran kecil dan makan dari bahan organik,merupakan peny
ebab berbagai jenis infeksi kulit yang sering ditemukan, antara lain
• Tinea pedis (jamur kaki): infeksi jamur yang paling sering ditemukan. Infeksi ini sering ditemukanp
ara remaja dan dewasa muda walaupun dapat terjadi pada setiap kelompok usia serta kedua jenis k
elamin.
• T i n e a k o r p or i s ( p e n y a k i t j a m u r b a d a n ) : d i t e m u k a n p d b a g i a n m u k a , l e h e r , b a t a n g t u b u h d a n e k s t r e
mitas. Pada bagian yg terinfeksi akan tampak lesi berbentuk cincin atau lingkaran yangkhas.
• Tinea kapitis (penyakit jamur kulit kepala). Merupakan infeksi jamur menular yang menyerangbatan
g rambut dan penyebab kerontokan rambut yang sering ditemukan pd anak-anak.
• Tinea kruris (penyakit jamur lipat paha). Merupakan infeksi jamur pada lipat paha yang meluaske p
aha bagian dalam dan pantat, paling sering terjadi pada pelari yang berusia muda, orang-orang ya
ng gemuk dan yang mengenakan pakaian dalam terlalu ketat.
• Tinea unguiun (onikomikosis). Merupakan infeksi jamur yang kronis pada kuku jari kaki atau kuku j
ari tangan. Biasanya disertai dengan infeksi jamur yang lama pada kaki.
Lesi Makroskopik Ekskoriasi : Lesi akibat trauma yang
merobek epidermis dan menyebabkan garis linear kemerahan
(yaitu, suatu garukan yang dalam) sering terjadi akibat
perbuatan sendiri.
Clindamycin Eritromycin
• 10% absorbsi : BAB darah dan • Komplikasi antibiotic
pseudomembranous colitis resisten (staphylococci
(jarang) terapi sistemik)
• Hidroalcoholic & foam • Efek samping : rasa
formulation (evoclin) :kulit terbakar,kulit
kering dan iritasi,terbakar dan kering,iritasi (water
nyeri. based gel lebih baik
• Water based gel & lotion daripada larutan)
formularium lebih baik. • Kombinasi dengan
• Tersedi dalam fixed- Benzoil peroxide
combination topical gel Benzoil (c/benzamycin).
Anti acne lain
Merupakan terapi
infeksi jamur
superfisial yang
disebabkan oleh
jamur dermatrophyt : 2. Antigungal oral
1. Antifungal topical. • Grisefulvin
• Terbinafine
• Clotrimazole • Ketoconazole
• Micoazole • Fluconazole
• Econazole • Itraconazole
• Ketoconazole
• Oxiconazole
• Sulconazole
Antivirus tropical
• Acylovir,valacylovir,penciclovir dan
famciclovir
• Menghambat DNA polimerase virus
• Terapi herpes virus family
• Efek samping : pruritus,terbakar
DIET PADA PENYAKIT GANGGUAN SISTEM
INTEGUMEN