Anda di halaman 1dari 20

Keperawatan Dewasa

ANATOMI DAN
FISIOLOGI SISTEM
INTEGUMEN
Dosen Pengampu : Ns. Usman, M.Kep
Kelompok 1
Alfreed Richardson (SNR22226060)
Kurniawan (SNR22226061)
Renita (SNR22226068)
Thedora (SNR22226059)
Yulius (SNR22226073)

Prodi Ners Reg B Kelas Bengkayang


Institut Teknologi Dan Kesehatan Muhammadiyah
Kalimantan Barat
2023
LATAR BELAKANG
Sistem integumen merupakan lapisan pertama dari sistem
pertahanan tubuh yang melindungi tubuh dari bahaya
lingkungan seperti infeksi, cedera, dan kerusakan. Sistem ini
terdiri dari kulit, rambut, kuku, dan kelenjar sebasea.
Anatomi sistem integumen meliputi pemahaman tentang
struktur dasar kulit dan jaringan subkutan, termasuk jaringan
lemak, pembuluh darah, dan saraf.
Sedangkan fisiologi sistem integumen meliputi proses-proses
yang berlangsung dalam kulit dan jaringan subkutan, seperti
produksi sebum, pertumbuhan rambut dan kuku, dan proses
penyembuhan luka
Rumusan Masalah
Bagaimanakah anatomi dan fisiologi sistem integumen pada
tubuh manusia?

Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memahami anatomi dan fisiologi sistem integumen pada tubuh manusia.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan bagian-bagian dan jaringan-jaringan yang terdapat dalam sistem
integumen.
b. Menjelaskan fungsi-fungsi dari sel-sel kulit dan jaringan subkutan.
c. Menjelaskan proses-proses yang berlangsung dalam sistem integumen, seperti,
pertumbuhan rambut dan kuku, dan proses penyembuhan luka.
Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini akan membantu memperluas
pengetahuan tentang sistem integumen, termasuk struktur
dan fungsi serta proses-proses yang berlangsung dalam sistem
ini.

Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi sistem integumen


akan sangat berguna bagi perawat dalam bekerja sebagai
perawat profesional.

Sebagai referensi untuk penulisan makalah selanjutnya dalam


membahas anatomi dan fisiologi sistem integumen.
Komponen Sistem Integumen
1. Kulit, merupakan organ terbesar tubuh.
Pada laki-laki dengan berat badan 75 kg,
kulit dapat memiliki berat lebih kurang 4,5
kg yang menutupi area seluas 1,67 m2.
2. Kuku jari
3. Rambut
4. Kelenjar kulit, meliputi kelenjar minyak,
kelenjar keringat, dan kelenjar susu
Fungsi Sistem Integumen
1. Melindungi, kulit melindungi tubuh dari ancaman mikroorganisme, kehilangan
cairan, dan dari zat-zat kimia penyebab iritasi maupun mekanik. Kulit juga
mengandung pigmen melanin yang mampu melindungi dari radiasi sinar ultraviolet.
2. Mengatur suhu tubuh, pembuluh darah serta kelenjar keringat pada kulit berfungsi
untuk mempertahankan serta mengatur suhu tubuh.
3. Pengekskresi zat berlemak, air, serta ion-ion Na+.
4. Metabolisme, proses sintesis vitamin D yang penting untuk tulang dilakukan di kulit
dengan bantuan sinar matahari.
5. Komunikasi, kulit menerima stimulus dari lingkungan dengan reseptor khusus yang
dapat mendeteksi suhu, sentuhan, tekanan, dan nyeri. Kulit juga merupakan media
ekspresi wajah dan refleks vaskuler yang penting dalam komunikasi.
6. Sistem integumen memiliki peran penting dalam proses penyembuhan luka.
Struktur Kulit
1. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan yang mengandung
sel pigmen berfungsi memberi warna pada kulit.
Epidermis berfungsi melindungi kulit dari
kerusakan oleh sinar matahari. Epidermis tersusun
atas 5 lapisan utama yaitu:
1. Stratum Germinativum
2. Stratum Spinosum
3. Stratum Granulosum
4. Stratum Lusidum
5. Stratum Korneum
Struktur Kulit
2. Dermis
Dermis merupakan lapisan kulit yang lebih sensitif.
Mengandung pembuluh darah, limfa, saraf, kelenjar, dan
folikel rambut yang muncul ke permukaan dalam bentuk
papillae. Lapisan ini dipisahkan dari epidermis dengan
adanya membran dasar atau lamina. Membran ini terdiri
dari dua jaringan ikat.
a.Lapisan papilar
Lapisan dermal ini terletak paling atas yang terlihat
bergelombang.

b. Lapisan retikular
Adalah lapisan kulit paling dalam yang mengandung
banyak arteri, vena, kelenjar keringat, kelenjar minyak,
serta reseptor tekanan. Lapisan papilar dan retikular
mengandung banyak serat kolagen dan elastis yang
menyebabkan kulit lebih elastis
Struktur Kulit
3. Derivat-Derivat Kulit
Kulit memiliki beberapa derivatif, yaitu:
a. Rambut
Rambut berada hampir di seluruh tubuh. Sebagian
berupa rambut vellus, yang kecil dan tak berwarna.
Rambut terdiri akar yakni bagian yang tertanam
dalam folikel, batang rambut yang berada di atas
permukaan kulit. Akar dan batang rambut disusun
atas:
1) Kutikula, lapisan terluar yang tersusun sel mati
yang bersisik.
2) Korteks, merupakan lapisan yang terkeratinisasi,
membentuk bagian utama batang rambut. Pada
bagian ini terdapat pigmen yang menetukan
warna rambut.
3) Sebuah medula, terdiri dari dua sampai tiga lapis
sel
Struktur Kulit
b. Kuku
Kuku adalah lempeng pelindung yang berasal dari
perpanjangan epidermis ke dermis. Kuku mengandung
keratin keras yang berlekuk yang terletak di atas kuku.
Kuku mendapat nutrisi dari pembuluh darah. Kuku
dapat tumbuh 0,5 mm perminggu dan lebih cepat di
musim panas. Bagian-bagian kuku antara lain: akar
kuku, badan kuku, kutikel, hiponikium, dan lunula.
Badan kuku tumbuh dari akar kuku yang tertanam
di dalam kulit. Kutikel adalah lipatan epidermis
berlekuk yang menutup akar kuku. Hiponikium adalah
stratum korneum tebal di bawah ujung lepas kuku.
Sedangkan lunula adalah area berwarna putih
berbentuk melengkung dekat kutikel.
Struktur Kulit
c. Kelenjar Kulit
1. Kelenjar Keringat (Sudorifera)
Terbagi atas dua jenis berdasarkan strukturnya:
a) Kelenjar keringat ekrin,
b) Kelenjar keringat apokrin
2. Kelenjar Minyak (Sebasea)
Kelenjar ini mengeluarkan sebum yang dialirkan ke
folikel rambut.
a) Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin
b) Sebum adalah campuran lemak, zat lilin,
minyak dan pecahan-pecahan sel.
c) Jerawat adalah gangguan pada kelenjar
sebasea dimana kulit menjadi terinfeksi karena
reaksi kelenjar minyak dengan bakteri
menyebabkan kulit menjadi meradang dan
bernanah.
Kulit sebagai Pengatur Suhu Tubuh
Proses termoregulasi tubuh bekerja
untuk mempertahankan suhu tubuh pada
tingkat yang normal. Bila suhu lingkungan
atau suhu dalam tubuh meningkat,
hipotalamus akan memerintahkan
peningkatan aliran darah ke kulit dan
ekskresi keringat untuk menguapkan
keringat dan menurunkan suhu.
Sebaliknya, bila suhu lingkungan menurun,
hipotalamus akan memerintahkan
penurunan aliran darah dan menghentikan
ekskresi keringat untuk mengurangi
kehilangan panas dan meningkatkan
produksi panas
Pigmentasi Kulit
Stratum germinativum epidermis memiliki pigmen melanin yang dibentuk oleh
enzim tirosinase dalam melanosit. Pigmentasi melanin dikendalikan oleh MSH yang
diproduksi oleh pituitari anterior. Dermis juga mengandung pembuluh limfe dan saraf
yang berujung sebagai reseptor terhadap perubahan lingkungan.
Terdapat 5 jenis ujung saraf yaitu :
1. Ruffini (peka terhadap panas),
2. Pacinian (peka terhadap tekanan),
3. Krause (peka terhadap dingin),
4. Meissner (peka terhadap sentuhan berat) dan
5. Merkel (peka terhadap sentuhan ringan).
Produksi melanin meningkat dengan paparan sinar matahari dan jumlah melanosit
bervariasi antar ras. Orang berkulit putih memiliki pembuluh darah yang terlihat lebih
merah muda dan hanya mengandung pigmen kuning (karoten) di stratum korneum.
Peran Sistem Integumen Dalam Proses Penyembuhan Luka
a. Proteksi: Sistem integumen melindungi tubuh dari infeksi dan bahan berbahaya melalui barier kulit. Ini membantu
mencegah agar bakteri dan partikel asing tidak masuk ke dalam tubuh dan mempercepat proses penyembuhan.
b. Penyembuhan Luka: Sistem integumen membantu dalam proses penyembuhan luka dengan memicu produksi
kolagen dan memfasilitasi regenerasi jaringan. Ini membantu memperkuat dan menutup luka, membantu dalam proses
penyembuhan.
c. Regulasi Suhu: Sistem integumen membantu dalam menjaga suhu tubuh dengan mempertahankan panas dan
membantu dalam membuang panas berlebihan. Ini membantu memastikan bahwa luka dalam kondisi yang baik untuk
penyembuhan.
d. Sensasi dan Pengetahuan: Sistem integumen membantu dalam memberikan sensasi dan membantu memantau luka
dengan mengirimkan sinyal ke otak. Ini membantu dalam memantau tingkat luka dan memastikan bahwa proses
penyembuhan berlangsung dengan baik.
e. Inflamasi dan Imun Respons: Sistem integumen membantu dalam memicu respon inflamasi dan imun untuk
membantu mengatasi infeksi dan membantu dalam proses penyembuhan luka
Tumor Pada Kulit
a. Benign
1. Papilloma : Tumor epitelial, pada kulit mulut, kantong urin.
2. Adenoma : Tumor epitelial, menyerang kelenjar, ditemukan dekat payudara, dan kelenjar tiroid.
3. Fibrosa : Tumor jaringan fibrosa, dimana saja, kebanyakan langsung dibawah kulit.
4. Lipoma : Tumor lemak, pada leher, bahu hingga bokong, dimana terdapat deposit lemak
5. Chondroma : Tumor perusak kartilago, terutama pada ujung tulang dimana ada kartilago

b. Malignan
1. Karsinoma
2. Sarkoma

Papilloma Adenoma Fibrosa Lipoma Chondroma


Penyakit Pada Kulit
1. Ecezema
Merupakan inflamasi superficial, tidak menular, kronis, ditandai erytema, melepuh, kerak, rasa gatal.
Merupakan jenis eksem berupa peradangan kulit di sekitar lekukan kulit, menyebabkan rasa gatal
yang disebabkan alergi.
2. Urticaria
Merupakan inflamasi akibat reaksi kulit terhadap suatu allergen, yang disebabkan makanan, obat,
logam dan vaksin. Reaksi yang ditimbulkan meningkatkan permeabilitas sel, menimbuklkan edema,
gatal, dan iritasi.
3. Jerawat
Merupakan inflamatoris pada kelenjar minyak yang aktif. Kelenjar sebasea meningkatkan produksi
sebum, yang bereaksi dengan mikroorganisme mengahsilkan jerawat.
4. Dermatitis
Peradangan kulit kepala, wajah, atau bagian lain yang disebabkan level hormon, nutrisi, infeksi, dan
stres.
Penyakit Pada Kulit

5. Psoriasis : Inflamatori kronik yang memiliki ciri-ciri penebalan dan kemerahan.


6. Onikomikosis : Peradangan kuku yang disebabkan infeksi jamur.
7. Impertigo : Infeksi permukaan kulit oleh streptococci atau staphylococcihemolytic.
8. Folliculitis : Infeksi folikel rambut oleh staphylococci

Penyakit kulit yang disebabkan virus, antara lain:


a. Herpes simplex

b. Herpes zoster

c. Veruca vulgaris
KESIMPULAN

Sistem integumen merupakan salah satu sistem tubuh


yang sangat penting dan memiliki peran yang besar
dalam mempertahankan kesehatan dan integritas tubuh.
Sistem integumen terdiri dari kulit, rambut, kuku, dan
jaringan subkutan. Setiap bagian memiliki struktur dan
fungsi yang unik dan bekerja sama untuk
mempertahankan homeostasis dan membantu dalam
proses penyembuhan luka.
SARAN
1. Untuk memahami sistem integumen secara lebih dalam, perawat harus
mempelajari dan mengerti tentang anatomi dan fisiologi sistem ini.
2. Perawat harus memahami bagaimana membantu pasien memelihara
kesehatan sistem integumen dan membantu mengatasi masalah kulit
yang mungkin dihadapi.
3. Perawat harus memahami bagaimana membuat diagnosis dan memilih
intervensi yang tepat untuk membantu pasien mengatasi masalah kulit.
4. Perawat harus mempelajari dan memahami bagaimana sistem
integumen bekerja sama dengan sistem lain dalam tubuh untuk
mempertahankan homeostasis.
5. Perawat harus terus memperbaharui pengetahuan mereka tentang sistem
integumen melalui studi dan pelatihan tambahan.
Thank
KELOMPOK 1

Anda mungkin juga menyukai