ANATOMI DAN
FISIOLOGI SISTEM
INTEGUMEN
Dosen Pengampu : Ns. Usman, M.Kep
Kelompok 1
Alfreed Richardson (SNR22226060)
Kurniawan (SNR22226061)
Renita (SNR22226068)
Thedora (SNR22226059)
Yulius (SNR22226073)
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memahami anatomi dan fisiologi sistem integumen pada tubuh manusia.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan bagian-bagian dan jaringan-jaringan yang terdapat dalam sistem
integumen.
b. Menjelaskan fungsi-fungsi dari sel-sel kulit dan jaringan subkutan.
c. Menjelaskan proses-proses yang berlangsung dalam sistem integumen, seperti,
pertumbuhan rambut dan kuku, dan proses penyembuhan luka.
Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini akan membantu memperluas
pengetahuan tentang sistem integumen, termasuk struktur
dan fungsi serta proses-proses yang berlangsung dalam sistem
ini.
b. Lapisan retikular
Adalah lapisan kulit paling dalam yang mengandung
banyak arteri, vena, kelenjar keringat, kelenjar minyak,
serta reseptor tekanan. Lapisan papilar dan retikular
mengandung banyak serat kolagen dan elastis yang
menyebabkan kulit lebih elastis
Struktur Kulit
3. Derivat-Derivat Kulit
Kulit memiliki beberapa derivatif, yaitu:
a. Rambut
Rambut berada hampir di seluruh tubuh. Sebagian
berupa rambut vellus, yang kecil dan tak berwarna.
Rambut terdiri akar yakni bagian yang tertanam
dalam folikel, batang rambut yang berada di atas
permukaan kulit. Akar dan batang rambut disusun
atas:
1) Kutikula, lapisan terluar yang tersusun sel mati
yang bersisik.
2) Korteks, merupakan lapisan yang terkeratinisasi,
membentuk bagian utama batang rambut. Pada
bagian ini terdapat pigmen yang menetukan
warna rambut.
3) Sebuah medula, terdiri dari dua sampai tiga lapis
sel
Struktur Kulit
b. Kuku
Kuku adalah lempeng pelindung yang berasal dari
perpanjangan epidermis ke dermis. Kuku mengandung
keratin keras yang berlekuk yang terletak di atas kuku.
Kuku mendapat nutrisi dari pembuluh darah. Kuku
dapat tumbuh 0,5 mm perminggu dan lebih cepat di
musim panas. Bagian-bagian kuku antara lain: akar
kuku, badan kuku, kutikel, hiponikium, dan lunula.
Badan kuku tumbuh dari akar kuku yang tertanam
di dalam kulit. Kutikel adalah lipatan epidermis
berlekuk yang menutup akar kuku. Hiponikium adalah
stratum korneum tebal di bawah ujung lepas kuku.
Sedangkan lunula adalah area berwarna putih
berbentuk melengkung dekat kutikel.
Struktur Kulit
c. Kelenjar Kulit
1. Kelenjar Keringat (Sudorifera)
Terbagi atas dua jenis berdasarkan strukturnya:
a) Kelenjar keringat ekrin,
b) Kelenjar keringat apokrin
2. Kelenjar Minyak (Sebasea)
Kelenjar ini mengeluarkan sebum yang dialirkan ke
folikel rambut.
a) Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin
b) Sebum adalah campuran lemak, zat lilin,
minyak dan pecahan-pecahan sel.
c) Jerawat adalah gangguan pada kelenjar
sebasea dimana kulit menjadi terinfeksi karena
reaksi kelenjar minyak dengan bakteri
menyebabkan kulit menjadi meradang dan
bernanah.
Kulit sebagai Pengatur Suhu Tubuh
Proses termoregulasi tubuh bekerja
untuk mempertahankan suhu tubuh pada
tingkat yang normal. Bila suhu lingkungan
atau suhu dalam tubuh meningkat,
hipotalamus akan memerintahkan
peningkatan aliran darah ke kulit dan
ekskresi keringat untuk menguapkan
keringat dan menurunkan suhu.
Sebaliknya, bila suhu lingkungan menurun,
hipotalamus akan memerintahkan
penurunan aliran darah dan menghentikan
ekskresi keringat untuk mengurangi
kehilangan panas dan meningkatkan
produksi panas
Pigmentasi Kulit
Stratum germinativum epidermis memiliki pigmen melanin yang dibentuk oleh
enzim tirosinase dalam melanosit. Pigmentasi melanin dikendalikan oleh MSH yang
diproduksi oleh pituitari anterior. Dermis juga mengandung pembuluh limfe dan saraf
yang berujung sebagai reseptor terhadap perubahan lingkungan.
Terdapat 5 jenis ujung saraf yaitu :
1. Ruffini (peka terhadap panas),
2. Pacinian (peka terhadap tekanan),
3. Krause (peka terhadap dingin),
4. Meissner (peka terhadap sentuhan berat) dan
5. Merkel (peka terhadap sentuhan ringan).
Produksi melanin meningkat dengan paparan sinar matahari dan jumlah melanosit
bervariasi antar ras. Orang berkulit putih memiliki pembuluh darah yang terlihat lebih
merah muda dan hanya mengandung pigmen kuning (karoten) di stratum korneum.
Peran Sistem Integumen Dalam Proses Penyembuhan Luka
a. Proteksi: Sistem integumen melindungi tubuh dari infeksi dan bahan berbahaya melalui barier kulit. Ini membantu
mencegah agar bakteri dan partikel asing tidak masuk ke dalam tubuh dan mempercepat proses penyembuhan.
b. Penyembuhan Luka: Sistem integumen membantu dalam proses penyembuhan luka dengan memicu produksi
kolagen dan memfasilitasi regenerasi jaringan. Ini membantu memperkuat dan menutup luka, membantu dalam proses
penyembuhan.
c. Regulasi Suhu: Sistem integumen membantu dalam menjaga suhu tubuh dengan mempertahankan panas dan
membantu dalam membuang panas berlebihan. Ini membantu memastikan bahwa luka dalam kondisi yang baik untuk
penyembuhan.
d. Sensasi dan Pengetahuan: Sistem integumen membantu dalam memberikan sensasi dan membantu memantau luka
dengan mengirimkan sinyal ke otak. Ini membantu dalam memantau tingkat luka dan memastikan bahwa proses
penyembuhan berlangsung dengan baik.
e. Inflamasi dan Imun Respons: Sistem integumen membantu dalam memicu respon inflamasi dan imun untuk
membantu mengatasi infeksi dan membantu dalam proses penyembuhan luka
Tumor Pada Kulit
a. Benign
1. Papilloma : Tumor epitelial, pada kulit mulut, kantong urin.
2. Adenoma : Tumor epitelial, menyerang kelenjar, ditemukan dekat payudara, dan kelenjar tiroid.
3. Fibrosa : Tumor jaringan fibrosa, dimana saja, kebanyakan langsung dibawah kulit.
4. Lipoma : Tumor lemak, pada leher, bahu hingga bokong, dimana terdapat deposit lemak
5. Chondroma : Tumor perusak kartilago, terutama pada ujung tulang dimana ada kartilago
b. Malignan
1. Karsinoma
2. Sarkoma
b. Herpes zoster
c. Veruca vulgaris
KESIMPULAN